Home / Romansa / Obsessed with You / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Obsessed with You: Chapter 51 - Chapter 60

81 Chapters

Bab 51. Dia Tak Suka yang Normal

Bukannya Daniel sudah memberi kebebasan pada Ivy, semua hanya kedok karena Amy Forrester datang ke rumah. Pria itu ingin menutupi permasalahan rumah tangganya dari orang tuanya.Jenna mengekori langkah Ivy sampai ke dalam kamar. Kedua tangannya bertaut cemas. Ivy tahu, di luar pintu kamarnya pasti sudah dijaga para bodyguard Daniel. Mereka membiarkan bebas berkeliaran di mansion ini, tapi diam-diam membuntuti langkahnya.Sama saja Ivy hidup dalam sangkar raksasa penuh kemewahan. Dia tak bisa bebas, terikat pernikahan yang membuatnya terluka."Mana Christ?" tanya Ivy.Jenna tampak terkejut mendengar pertanyaan Ivy. "Sekretaris Tuan Daniel?""Ya, dia tak datang hari ini?""Tidak Nyonya." Ivy tahu Jenna juga mata-mata Daniel, tapi belakangan, sikap wanita ini terhadapnya melembut."Nyonya sudah waktunya minum vitamin.""Bawakan kemari." Ivy berjalan ke balkon, dia butuh udara segar sekarang. Berusaha tak memikirkan apa yang mungkin Daniel dan Amy lakukan di kala mereka ditinggal berdua
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 52. Godaan

Amy berjalan menghampiri Daniel, mengalungkan tangannya di leher pria tampan itu. Mata mereka bertemu. "Aku tahu, pada akhirnya ... kau akan kembali padaku, Daniel."Daniel menatap ke bawah, pemandangan bukit kembar milik wanita cantik itu begitu menggoda. Dengan berani Amy hanya memakai lingerie tipis yang menampakkan siluet tubuhnya.Daniel terdiam, perasaannya bercampur aduk. Amy semakin mendekat dan meskipun dia tahu apa yang sedang dilakukan ibunya, dia tak bisa mengabaikan godaan itu."Aku tak mengerti maksudmu," jawab Daniel dengan suara serak, berusaha untuk mundur sedikit. Akan tetapi, Amy dengan liciknya meraih lengannya, menariknya lebih dekat. "Daniel, lihat aku," bisiknya sambil mengangkat dagu Daniel agar matanya bertemu pandang dengan iris hijau pria itu. Amy perlahan mendongakkan wajahnya, begitu dekat dengan wajah Daniel. "Ivy tak akan tahu. Tidak ada yang akan tahu."Daniel merasa terjebak. Dia tahu harus menahan diri, tapi hatinya bergejolak, ada dorongan untuk mer
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 53. Kebohongan

"Kau yakin? Bukan hanya karena kemarahan sejenak saja?" Christian tak ingin Ivy menyesal setelah memilih pergi bersamanya.Ivy menahan air mata. Ia benci harus menangis karena pria berengsek itu. Daniel nyatanya tak pernah berubah dan dia ... lagi lagi terjebak dalam kalimat manis suaminya."Ya. Aku tak menyesal, aku tak akan menyesal. Kupastikan akan membalas semua bantuanmu, Christ. Aku ... tak ingin berutang kepada siapa pun." Juga, tak ingin jatuh cinta pada siapa pun lagi.Christian terdiam cukup lama."Apa pun, akan kuberikan asalkan kau membawaku pergi.""Ivy, aku ingin hatimu ... bisa kau berikan itu?"Setetes air mata jatuh, Ivy membekap mulutnya. Di saat dia berbicara dengan Christian, kenapa wajah Daniel hadir dalam benaknya. pria itu mencium Amy. "Sorry ...."Christian menghela napas."Yang kupunya hanya tubuhku.""Jangan menangis." Ucapan Christian semakin membuat Ivy menangis keras. "Iv, aku tak sama seperti Daniel. Aku tak akan membuatmu menangis."Sayangnya, Ivy tak
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 54. Tak Ada yang Mau Mengalah

Daniel menatap Ivy dengan mata menyipit tajam, tampak berpikir lama."Kau ingin aku stres di sini? Kau tak kasihan dengan bayimu?" Ia sengaja memegang perutnya.Daniel yang membuatnya seperti ini, ya! Dialah yang mengajari Ivy bagaimana caranya berbohong dan memanipulasi orang dengan rasa cinta."Ok! Kau boleh pergi dengannya. Beli apa pun yang kau mau selagi keluar."Kemewahan bukanlah sesuatu yang menarik bagi Ivy, tidak lagi sejak dia tahu orang seperti apa suaminya."Tentu, sebagai nyonya Forrester aku harus berpenampilan menarik bukan? Jangan sampai aku kalah dengan ibu tirimu." Ivy melangkah menjauh. "Mandilah, aku mual mencium bau parfumnya di tubuhmu."Daniel menghidu pakaiannya diam-diam. Ia mendesah kesal dan beranjak ke kamar mandi.Bahkan setelah kejadian tak mengenakkan di kamar basement, Amy tak jua pergi. Wanita bermuka tebal itu bertindak layaknya nyonya rumah. Ketika Ivy turun ke lantai satu keesokan harinya, makanan sudah tersedia. Ivy tahu Amy sengaja membuatnya kes
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 55. Kencan

Suasana di kedai es krim itu terasa sangat hangat dan mengundang. Lampu-lampu gantung kecil dengan cahaya lembut menyinari interior kedai yang penuh warna cerah. Dinding-dindingnya dihiasi dengan gambar-gambar retro es krim dan poster-poster vintage, membawa nuansa nostalgia yang menyenangkan.Bau manis dari es krim yang baru dibuat tercampur dengan aroma waffle yang sedang dipanggang di bagian belakang kedai, membuat siapa saja yang masuk tak bisa menahan diri untuk mencicipi.Lantai kayu yang halus berderit lembut di setiap langkah, menambah kesan homy. Rak-rak es krim berisi berbagai pilihan rasa, mulai dari cokelat klasik yang pekat hingga rasa buah segar yang ceria, masing-masing tertata rapi dalam wadah-wadah kaca berkilau. Di balik konter, pelayan muda dengan senyum ramah sibuk melayani pelanggan, menggali es krim dari tabung besar dan menyiapkannya dalam cangkir atau cone dengan topping yang berlimpah. Meja-meja kayu kecil dengan kursi nyaman yang tersebar di seluruh kedai,
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 56. Cemburu

Film yang dipilih Ivy membuat Christian melongo tak percaya, dia kira wanita lembut ini akan memilih genre romansa, siapa yang menyangka Ivy justru memilih film horor.Christian mencengkeram sandaran kursi, menatap layar bioskop besar yang memancarkan cahaya terang ke dalam ruang gelap, menciptakan suasana mencekam yang semakin tegang seiring dengan dimulainya film horor. Suara dentuman musik keras dan cepat mengisi udara, membuat jantung setiap penonton semakin berdebar, termasuk pria tampan itu.Para penonton terkumpul dalam keheningan penuh antisipasi, mata tertuju ke layar. Bau popcorn dan permen manis menguar di udara, tapi tidak cukup untuk menghilangkan ketegangan yang terasa mencekam. Setiap kali adegan menegangkan muncul, suara teriakan pelan terdengar dari penonton, bercampur dengan desahan cemas. Beberapa penonton menutup mata atau memeluk teman mereka dengan erat, mencoba melindungi diri dari bahaya yang tidak bisa mereka hindari. Tawa canggung juga terkadang terdengar,
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Bab 57. Penolakan

"Daniel!" Ivy hampir menangis diperlakukan seperti ini, Daniel mengecup sisi lehernya tanpa ampun, meninggalkan jejak merah merona di sana.Tak sampai di sana, tangan pria itu mulai merambah area pribadinya, memaksa masuk tanpa diundang. Rasanya perih, tentu saja, karena Ivy belum siap. "Aku suamimu, bukan dia! Kenapa kau bisa tertawa bersamanya, tapi tidak denganku?" Daniel menarik napas dalam, membaui tubuh Ivy. Ia ingin menguasai tubuh wanita ini, ingin melahapnya sampai tak bersisa sehingga siapa pun tak bisa memilikinya. Ya! Ivy adalah miliknya, hanya miliknya seorang."Lepaskan kubilang!" Ivy menggertakkan gigi, jantungnya bertalu kuat melihat kegilaan di mata hijau indah milik suaminya.Daniel melepaskan pakaiannya sambil menahan tubuh Ivy."Daniel, jangan melakukan sesuatu yang membuatmu menyesalinya." Ivy memberi peringatan, meskipun dia mulai merasa takut.Mata Daniel berkilat oleh nafsu, ia tak peduli lagi dengan kondisi istrinya yang sedang hamil muda. Daniel menindih Ivy
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Bab 58. Siasat

Amy Forrester bukanlah wanita biasa yang akan membiarkan apa yang sudah berada di tangannya direbut oleh orang lain. Dia tahu, dalam kondisi saat ini tak akan mungkin membongkar hubungannya dengan Daniel pada suaminya. Pria itu tak akan memaafkannya, tidak saat dia telah memiliki wanita lain.Amy menggigit kukunya, menatap layar ponsel dengan cemas. Angkat teleponmu sekarang juga! Ketiknya cepat.Tak lama kemudian ponselnya mulai berdering. "Hallo, kenapa lama sekali?" hardik Amy marah."Sudah kubilang jangan menghubungiku jika tak penting.""Aku juga tak akan menghubungimu jika tak perlu, rencana kita gagal. Daniel tak takut dengan ancamanku."Terdengar tawa kecil di seberang sana. "Tentu saja dia tak takut, sekarang dia sudah melebarkan sayapnya di bisnis senjata. Bahkan Mr. Forrester sekarang tak akan bisa menganggunya.""Apa?!" Amy menggigit bibir. "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Terdengar tarikan napas keras. "Aku tak menyangka bekerja sama denganmu ternyata sia-sia. Kau t
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 59. Sebuah Ciuman

Amy menyadari, walaupun Daniel tidak langsung menanggapi godaannya, ada sesuatu yang tersirat di matanya—sebuah ketertarikan yang tak bisa ia pungkiri. Saat dia menyentuh lengan Daniel, ada keheningan sejenak sebelum akhirnya Daniel menarik napas panjang dan menggeser gelasnya menjauh dengan kasar."Amy," ujarnya dengan suara lebih berat, penuh peringatan, "Kita tidak perlu bermain-main seperti ini."Amy hanya tertawa pelan, menarik kembali tangannya, lalu mundur beberapa langkah dengan senyum penuh arti. "Baiklah, Daniel. Aku kalah. Dia memang luarbiasa sampai bisa membuatmu seperti ini."Amy tersenyum penuh arti, langkahnya tenang, tapi penuh keyakinan saat dia mundur sedikit, berbalik hendak meninggalkan Daniel. Namun, sebelum dia bisa pergi lebih jauh, sesuatu dalam diri Daniel seolah pecah. Rasanya seperti ada dorongan yang tak bisa dihentikan—sesuatu yang mendalam dan mengganggu—dan tanpa sadar, dia bangkit dari kursinya dan meraih tangan Amy, menariknya kembali.Amy tampak terk
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Bab 60. Lost Control

Plak!Ivy terhuyung ke belakang, hampir jatuh menghantam lantai, beruntung dia berhasil memegang kursi sehingga bisa menyeimbangkan tubuh.Amy baru saja menamparnya sekuat tenaga, dia berhasil lolos dari penjagaan Daniel. Ivy yang kepalang tanggung dikuasai emosi, tak memedulikan kondisinya yang sedang hamil. Dia menerjang ke arah Amy, memukul wanita itu."Cukup!" Daniel menahan lengan Ivy, menariknya menjauhi Amy."Oh, jadi kau membelanya!" teriak Ivy gusar. Daniel tak menjawab, ia membopong istrinya ala bridal. Ivy memberontak dan memukul, tapi suaminya tak melepaskannya.Amy tertawa keras di belakang mereka, membuat darah Ivy semakin mendidih. "Sialan! Lepaskan aku! Akan kuhajar wajah sialannya itu! Lepaskan!" Ivy tak ingin begini, mungkin karena hormon hamilnya membuat menjadi begitu mudah tertawa emosi. Dia tak bisa mengendalikan amarahnya.Daniel menggertakkan gigi saat rambutnya dijambak, pipinya dipukul, Ivy bahkan sampai menggigit pundak pria itu agar melepaskannya."Ivy! C
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status