Napas Ivy terengah-engah, wajahnya basah oleh peluh. Setiap kali kontraksi datang, tubuhnya melengkung menahan sakit yang menghantam dari dalam. “Satu ... dua ... tahan napasnya, Mrs. Ivy ... dorong sekarang!” Instruksi dokter terdengar tegas, bersamaan dengan suara alat-alat medis dan langkah kaki para perawat yang sibuk mondar-mandir.Ivy menggertakkan gigi, menggenggam erat seprai ranjang. Rasa sakitnya begitu nyata, menembus batas tubuh dan jiwa, tapi ia tak akan menyerah. Ivy menahan tangis, mengumpulkan kekuatan dari dalam yang tak pernah ia tahu akan sanggup menopangnya.“Bagus, sekali lagi, dorong. Sekarang!” seru sang dokter.Ivy berteriak, mendorong dengan seluruh kekuatannya. Tubuhnya bergetar, dunia di sekitarnya mengabur oleh rasa sakit yang begitu dahsyat. Namun kemudian, sebuah tangisan kecil memecah keheningan ruangan—nyaring, kuat, hidup.Tangis bayi.Seketika itu juga, semua rasa sakit menghilang, tergantikan oleh perasaan yang tak bisa dijelaskan. Ivy terisak, mata
Last Updated : 2025-04-12 Read more