All Chapters of Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa: Chapter 81 - Chapter 90

154 Chapters

81. Bayi yang Sulit

“Suapan terakhir!” tukas Morgan sambil menyuapi Jade yang kini membuka mulutnya dengan mudah. Untuk membuat bayi laki-lakinya makan lahap, Morgan harus bersedia menyerahkan wajahnya untuk dimainkan oleh Jade. Sehingga saat mangkuk makanan Jade bersih, Morgan tidak bisa menyembunyikan senyum bangganya. “Ini pekerjaan tersulit yang pernah aku lakukan,” tambah Morgan menyodorkan mangkuk kosong itu pada Sydney. Setelah mengusap pelan rambut cokelat Jade dan Jane yang mulai lebat, Morgan beralih pada Sydney. “Selamat, kau berhasil,” ucap Sydney menggerakan tangannya. Morgan menaikkan salah satu sudut bibirnya, tidak percaya bahwa dia merasa senang hanya karena berhasil menyuapi seorang bayi. “Tampaknya, kau sengaja memilihkan bayi yang sulit untukku,” ujar Morgan sambil melirik Jane. “Jane tampak lebih ramah denganku.” “Jika kau kesulitan mendekati bayimu, berarti kau kurang meluangkan waktu untuk bermain dengan mereka,” sahut Sydney menatap Morgan dengan lekat. Perasaan h
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

82. Koleksi Majalah Morgan

Sydney mengerjap perlahan saat merasa tubuhnya bergoyang dan melayang di udara. Beberapa waktu lalu, seingatnya dia tertidur di sofa kamar si kembar setelah menyusui. ‘Apa ada gempa?!’ batin Sydney spontan membuka matanya dengan cepat. Bukannya melihat kamar si kembar, tatapan Sydney justru langsung bertemu dengan wajah Morgan yang tengah menatap lurus ke depan. Pria itu sedang menggendong dan membawanya melintasi koridor mansion yang gelap. Morgan sedikit menunduk sebelum melihat ke depan lagi. “Kau bangun?” tanya pria itu. “Lanjutkanlah tidurmu, aku hanya memindahkanmu ke kamarku.” Sydney mengeratkan pegangannya pada leher Morgan dan menyembunyikan wajahnya di sana. Wangi tubuh Morgan terhirup oleh Sydney dan menghantarkan aliran listrik yang membuat jantungnya berdebar. Napas Morgan menjadi berat. Sydney juga merasakan dada pria itu berdetak cepat. Setelah sampai di kamar Morgan, pria itu membaringkan Sydney di ranjangnya. Sydney menatap Morgan yang masih berdiri di sisi ran
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

83. Mengangkat Kepala

“Waa … waa …!” Tangisan Jade dan Jane dari monitor yang ada di kamar Morgan membangunkan Sydney. Saat Sydney ingin bangun dari posisi berbaringnya, dia merasa sesuatu yang berat menindih pinggangnya. Itu adalah tangan Morgan yang tengah memeluk Sydney dari belakang. ‘Oh!’ Sydney berseru dalam hati saat mengingat dia tidur bersama pria itu semalaman. Benar-benar hanya tidur, sesuai perkataan Morgan. Untuk penampilan fisik yang seakan bisa meniduri wanita manapun yang dia temui, Sydney sempat tidak percaya Morgan mampu menahan diri sekuat itu. ‘Apakah aku tidak menarik di matanya?’ tanya Sydney meragukan dirinya sendiri. ‘Atau seleranya adalah … model seperti Veronica?’ Sydney menggigit bibirnya. Dengkuran Morgan yang halus dari arah belakang menyadarkan lamunan Sydney. Dia segera bangkit dengan hati-hati supaya Morgan tidak terbangun. Namun, Morgan ahli dalam merasakan perubahan gerakan yang sangat kecil. Dia menyadari Sydney bergerak menjauh dan pria itu segera mengeratkan pel
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

84. Biaya Tidur Bersama

“Aku ingin mengundang mereka ke rumah mendiang orang tuaku,” tukas Sydney kemudian. “Untuk apa?” tanya Morgan sambil menaikkan kedua alis. Sydney menghela napas dan menjawab, “Mengejutkan mereka?” “Sepertinya menarik,” sahut Morgan sambil menyeringai. “Kali ini hanya aku, Morgan. Aku tidak ingin mereka tahu kita dekat,” elak Sydney dengan cepat. “Aku tidak mungkin membiarkan Tante Ghina dan Om Fred tahu tentang … kita. Mereka tidak bisa dipercaya.” Pria itu menggeleng dan membuang muka, mengalihkan perhatiannya pada si kembar yang sedang memainkan air liur mereka. Morgan mengelapnya dengan tisu. Sydney menyentuh lengan Morgan, supaya pria itu kembali menoleh padanya. “Jika tidak denganku, maka kau tidak akan mendapat izin keluar,” tukas Morgan dengan tegas tanpa menoleh. Sydney menangkup rahang Morgan dengan kedua tangannya. Lalu membuat pria itu melihat matanya. Dia menatap Morgan dengan tatapan penuh permohonan yang lembut. “Beri aku syarat apa pun, aku akan menerimanya as
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

85. Keponakan Durhaka, Katanya

Ting tong! Sydney sedang memperbaiki dekorasi bunga saat mendengar pintu bel rumah mendiang orang tuanya berbunyi tepat pada pukul tujuh malam. Rumah itu sudah Sydney dekorasi dengan indah. Taplak meja berwarna putih, bunga mawar berwarna senada, dan piring mahal koleksi mendiang ibunya berhasi mempercantik ruang makan. Untuk hidangan makan malamnya, Sydney memasaknya bersama Layla, Celia dan Miran. Morgan mewajibkan Sydney untuk memboyong ketiga pelayan ini dari mansionnya untuk tinggal sementara di sini. Sydney membuka pintu. Seperti dugaannya, dia langsung melihat wajah Ghina dan Fred. Wanita muda itu tersenyum dan mempersilakan tamunya masuk dengan mengulurkan salah satu tangan ke arah dalam. Ghina sempat mengira Sydney hanya akan berpenampilan biasa, mengingat wanita itu sudah bangkrut. Namun ternyata gaun yang Sydney kenakan adalah salah satu keluaran terbaru yang terbatas dari brand ternama. “Lihat Tante, Sydney!” Ghina langsung bersuara sambil memegang lengan Sydney, me
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

86. Memperpanjang Bulan Madu

Sydney membeku di tempat dan membelalak. Cara Vienna mendorong Layla, mengingatkan Sydney sesuatu. Saat wanita itu mendorongnya hingga Sydney berakhir di rumah sakit dan kehilangan segalanya. Tubuh Sydney melemas, tetapi dia segera meremas tangannya untuk menguatkan diri. “Bibi!” seru Celia yang ada di dekat Layla, menyadarkan Sydney dari bayang-bayang traumanya. Celia memegang kedua bahu Layla dan membantunya berdiri. Kemudian pelayan muda itu menatap tajam Vienna dengan berani. “Beraninya Nyonya menampar Bibi Layla?! Bahkan mulutku tidak sudi memanggil wanita tanpa adab sepertimu dengan panggilan Nyonya!” protes Celia, wajahnya memerah. “Sydney, kau sangat tidak becus melatih pelayan-pelayanmu!” Vienna bangkit kembali dari duduknya. “Biar aku yang urus!” Vienna mengangkat tangannya lagi, hampir menampar Celia. Namun Sydney yang tiba-tiba sudah ada di dekatnya, segera menahan tangan Vienna dengan tatapan membunuh yang dia pelajari dari Morgan. Sydney sebenarnya tidak menduga
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

87. Hadiah dari Vienna

“Tolong bicara yang baik di depan istriku, Ma, Pa. Setidaknya minta maaflah padanya karena Mama dan Papa tidak datang ke pernikahan kami.” Lucas buka suara, berusaha menengahi keluarganya dengan keluarga sang istri. Sydney menelan ludah, mengingat dulu Lucas juga selalu membelanya saat harus bersinggungan dengan Gloria dan Terry. Namun sekarang pria itu membela wanita lain di depannya. Dia mengambil segelas air dan meminumnya perlahan, tenggorokannya terasa kering. “Sayang, jangan seperti itu pada Mama dan Papa. Aku tidak apa-apa, setidaknya kita bisa bertemu di sini,” bujuk Vienna sambil mengelus pelan paha Lucas. Lucas menatap istrinya sambil menghela napas. Dari tatapan Lucas, Sydney bisa langsung tahu bahwa sepertinya pria itu belum menceritakan bagaimana hubungannya dengan kedua orang tuanya pada Vienna. “Mengapa kami harus meminta maaf pada wanita yang berhasil menikahimu dengan cara mengambilmu dari Sydney?” Gloria menanggapi Lucas. Sebelum Lucas membalas, Gloria bicara l
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

88. Dua Kubu

“Kau yang penyakitan!” hardik Vienna dengan wajah yang pucat pasi. Sydney menunduk, menahan tawa. Lalu dia kembali menyandarkan punggungnya pada kursi. “Kita berasal dari darah yang sama, Vienna,” jawab Sydney dengan tenang. “Ayah dari anakmu dan anakku juga sama. Jadi seharusnya kau lebih berhati-hati.” Vienna membelalak. Marah, panik, dan takut tergambar jelas di matanya. “A-apa penyakit Isaac berasal dari genetiknya? Atau DNA-nya? Ah, apa pun itu!” tanya Ghina merasa frustasi karena ditelan oleh rasa paniknya sendiri. Dia menatap Sydney penuh harap. Tatapannya yang tadi merendahkan Sydney dan merasa sudah di atas angin itu sirna. Fred memegang tangan istrinya, berusaha memberi kekuatan. “Tanyakan saja pada dokter. Jangan bertanya padaku,” sahut Sydney menoleh pada Ghina. “Setidaknya kau punya sedikit informasi, Sydney!” timpal Lucas dengan nada tinggi. Gloria sempat terkejut melihat Lucas semarah itu pada Sydney. Dia masih ingat dengan jelas ketika Lucas rela berlutut di k
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

89. Anak Haram

“Ah, ada Vienna dan Lucas juga?” Senyum di wajah Nirina perlahan redup. Namun, dia dengan cepat mengalihkan perhatiannya pada Sydney dan tersenyum lagi. Dia duduk di sebelah Sydney. Gloria dan Terry juga menyambut Nirina dengan baik. Vienna sungguh ingin menyela keakraban mereka, tetapi niat itu urung dia lakukan karena tidak ingin menjadi lebih malu lagi di depan mertuanya. Makan malam berlangsung selama satu jam setelah Nirina datang. Nirina yang terkenal dingin, terlihat sangat ceria di depan Sydney, Gloria, dan Terry. Hal itu membuat Vienna sulit menikmati makan malamnya. Padahal dia dan Lucas sengaja datang untuk mengintimidasi Sydney. Namun ternyata Sydney juga mengundang beberapa orang lagi, yang cukup mampu membuat Vienna kehilangan muka. Setelah makan malam selesai, mereka semua meninggalkan ruang makan. Ghina dan Fred bahkan pulang lebih dulu sebelum sempat menanyakan soal bayi kembar yang diasuh oleh Sydney. “Aku juga ingin pulang,” rengek Vienna pelan pada Lucas.
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

90. Pasangan Liar

Vienna menegang, tubuhnya kaku. Dia memastikan nalarnya tidak salah menangkap maksud ucapan Nirina. Sementara Sydney menatap Nirina tidak percaya. “Siapa yang Nona Nirina maksud?” tanya Lucas buka suara. “Siapa lagi?” Nirina balik bertanya dengan angkuh. “Tentu saja Sydney. Atau harus kubilang … mantan istrimu?” Vienna menelan ludah. “N-nona, sepertinya Nona salah paham,” ucap Vienna terbata-bata, masih berusaha membela diri. Debaran jantungnya sudah berdetak tidak menentu, seperti orang yang baru saja ketahuan melakukan sesuatu yang buruk. “Sydney memang tidak pernah bercerita, dan mungkin kamu mengira dia akan terus menutup mulutnya. Namun perlu kuberitahu padamu bahwa sekalipun Sydney teman lamaku, kami sudah lama tidak berhubungan. Jadi ketika aku ingin menjadikannya teman lagi, aku harus melakukan pemeriksaan latar belakang selama kami tidak berkomunikasi.” Ucapan Nirina menjawab pertanyaan yang sempat berkelebat di kepala Vienna. Wanita itu mengepalkan tangan di s
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status