All Chapters of Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa: Chapter 61 - Chapter 65

65 Chapters

61. Susuku Sudah Habis

"Susuku sudah habis." Sydney buru-buru memutar tubuh untuk menghindari tatapan Morgan yang terlalu intens. Jawaban itu meluncur begitu saja dari gerakan tangan Sydney tanpa sempat dipikirkan lebih dulu. Wanita itu membatu. Mata Sydney melebar saat menyadari betapa bodohnya alasan yang baru saja dia rangkai. Namun, setelah mimpi buruk semalam, Sydney belum siap melakukan sesuatu lebih jauh dengan Morgan. Setidaknya dengan alasan bodoh itu, Morgan akan mengurungkan niatnya. ‘Semoga saja,’ batin Sydney berharap. Sekejap ruangan menjadi hening. Morgan yang masih berdiri di belakang Sydney, berkedip sekali, lalu kedua sudut bibirnya tertarik ke atas. Pria itu menatap punggung Sydney dalam diam, sebelum akhirnya tertawa pelan. Sydney tidak perlu menoleh untuk tahu bahwa pria itu pasti sedang menyeringai. "Sydney," panggil Morgan, nada suaranya masih dipenuhi tawa tertahan. "Kau sadar betapa lucunya alasanmu barusan?" Morgan mencoba melihat wajah Sydney, tetapi wanita itu segera mem
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

62. Disayang Tuan Morgan

“Jaga dirimu, Morgan.” Sydney menggerakkan tangan dengan perlahan, menatap pria yang sudah duduk di dalam mobil. Morgan menatap balik Sydney sejenak sebelum akhirnya mengangguk kecil. “Aku selalu melakukannya.” Suara mesin mobil menyala dan dalam hitungan detik, kendaraan mewah itu meluncur pergi meninggalkan halaman mansion. Sydney tetap berdiri di tempatnya, memperhatikan mobil hitam itu hingga menghilang di tikungan. Beberapa pekerja yang ikut mengantar kepergian Morgan perlahan kembali ke dalam rumah, meninggalkan Sydney yang masih diam. Udara pagi terasa sedikit lebih dingin tanpa keberadaan pria itu. Entah kenapa, kali ini kepergian Morgan terasa lebih berat dibanding biasanya untuk Sydney. Sydney menghela napas pelan. Dia hendak berbalik menuju mansion ketika dua pelayan muda tiba-tiba mendekatinya dengan raut penasaran. “Sydney,” panggil salah satu dari mereka—seorang wanita muda dengan rambut dikucir kuda. “Tuan Morgan tadi di kamar si kembar bersamamu?” Sydney meng
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

63. Menjelma Wanita Karier

Denting sepatu hak tinggi menggema di lantai marmer berkilau gedung Monarch Legal Group. Setiap langkah Sydney mengundang perhatian, bukan hanya karena kehadirannya yang jarang terlihat di tempat ini, tetapi juga karena pesona dingin yang terpancar dari sorot mata wanita itu. Di belakang Sydney, Ronald berjalan mengikuti seperti bayangan yang selalu siap melindungi. Beberapa karyawan yang melintas otomatis memperlambat langkah mereka. Para karyawan wanita yang sedang berbincang di dekat mesin kopi saling berbisik, melirik ke arah wanita muda yang melangkah penuh percaya diri itu. “Siapa dia?” bisik salah satu dari mereka. “Entahlah. Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Tapi … dia cantik sekali,” timpal yang lain dengan nada terkagum-kagum. Sydney tidak menghiraukan tatapan-tatapan itu. Dia terus berjalan menuju meja resepsionis dengan wajah datar. Seorang wanita muda di balik meja menyambut Sydney dengan senyum. “Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?” Tanpa banyak basa-bas
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

64. Nyonya Besar Ryder

“Jika Nyonya Besar Ryder akan hadir, maka keterlambatan ini bisa dimaklumi.” Pernyataan itu datang dari seorang pria dengan jas abu-abu yang duduk tidak jauh dari Sydney. Beberapa menit lalu, dia yang paling keras memprotes waktu yang terbuang, tetapi sekarang pendapatnya berubah begitu saja setelah mendengar nama itu disebut. “Aku justru berpikir ini menguntungkan,” sahut yang lain. “Bagaimanapun juga, kita semua tahu—maaf, Nona—komunikasi dengan seseorang yang … bisu tidak akan mudah.” Bisikan setuju bermunculan di antara para pemegang saham. Beberapa bahkan melirik Sydney seolah keberadaannya adalah sebuah gangguan, bukan seseorang yang bisa mewakili mereka untuk mengambil keputusan. Sydney mengabaikan mereka. Tatapan wanita itu kosong karena pikirannya terseret ke masa lalu. Tiga tahun lalu. Sydney duduk tegak di sofa dengan tangan saling menggenggam di pangkuan. Selain karena cuaca di Sevhastone, jari-jari Sydney terasa dingin karena tatapan tajam kedua pasangan paruh baya
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

65. Satu Kapal

“Aku tidak tahu sekarang kau memiliki seorang pengawal yang menyeramkan. Dia seperti siap menerjang siapa pun yang menyentuhmu.” Gloria meletakkan nampan berisi segelas es kopi di atas meja, lalu menarik kursi di hadapan Sydney. Tatapan wanita itu melirik sekilas ke arah Ronald, yang duduk beberapa meja dari mereka, tetap waspada seperti seekor serigala yang menjaga kawanan. Sydney tidak langsung merespons. Dia mengambil ponselnya, mengetik sesuatu, lalu membalikkan layar pada Gloria. “Tante ingin bicara apa? Aku tidak bisa lama-lama.” Gloria membaca kalimat itu pelan. Matanya menatap Sydney sejenak sebelum menghela napas, seolah tengah mempertimbangkan sesuatu. Sydney tidak berbohong. Dia memang harus kembali ke mansion Ravenfell untuk mengurus Jade dan Jane. Waktu yang dihabiskan di sini seharusnya cukup untuk satu atau dua teguk kopi, bukan obrolan panjang dengan mantan ibu mertuanya. Tatapan Gloria berubah nanar. Perlahan, matanya berkaca-kaca. “Aku tidak tahu apa yang suda
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status