บททั้งหมดของ Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa: บทที่ 151 - บทที่ 154

154

151. Aku Anakmu

“Astaga, telingaku panas,” gerutu Vienna sambil mengusap telinganya pelan. Wanita itu tengah duduk bersandar di kursi tunggu rumah sakit yang didominasi warna putih dan abu-abu. Aroma antiseptik khas rumah sakit menusuk hidung dan membuatnya sedikit mual. Vienna menoleh ke kiri dan kanan sejenak sebelum berbisik, “Sepertinya ada yang sedang membicarakanku.” Tidak lama kemudian, Vienna mengedikkan bahu kecilnya dan memutuskan untuk tidak ambil pusing. Dia terlalu lelah hari ini, apalagi dengan drama si Ratu Masalah, Veronica Bella Pillpel. Ponselnya berdenting, membuat Vienna spontan menoleh dan meraih benda mungil itu dari pangkuannya. “Apakah ini balasan dari si drama queen?” tebak Vienna pelan sambil mengetuk layar. Namun alisnya naik ketika melihat nama pengirimnya. “Oh, Lucas.” Vienna menjawab sendiri tebakannya, lalu membaca pesan dari sang suami. [Poli kandun
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-20
อ่านเพิ่มเติม

152. Keponakan Baru

‘Aku tidak tahu bagian mana yang lebih mengejutkan. Gaun ini yang terlalu ketat atau tatapan Morgan yang seakan siap menelanku,’ ucap Sydney dalam hati sambil menahan napas karena korset gaun. “Sedikit lagi, Nona,” ucap Celia dengan gugup sambil menarik resleting belakang gaun berwarna biru gelap yang membalut tubuh ramping Sydney. Miran yang berdiri di sisi lain sibuk menyempurnakan lipatan gaun di bagian dada. Dia tampak lebih kaku dari biasanya. Baik Celia maupun Miran, keduanya sesekali melirik ke arah ranjang Sydney di mana Morgan duduk dengan tatapan tajam. “Kau yakin Tuan Morgan tidak akan menyuruh kita mengganti gaun ini lima menit lagi?” bisik Miran pelan ke Celia. “Sssst … Tuan bisa mendengar segalanya,” balas Celia setengah berbisik. Pelayan itu tampak berani seperti biasanya, tetapi sejak tadi bulu tipis di tubuhnya sudah meremang. “Celia, Miran,” panggil Morgan berhasil membuat kedua pelayan itu menegang. “Lebih baik kalian menyiapkan si kembar. Aku akan mengajak
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-21
อ่านเพิ่มเติม

153. Aku Tidak Mengundangmu

"Jadi kau berhasil wisuda, Tim? Kupikir kau tidak ada kabar karena sudah mengakhiri hidup," sindir Vienna sambil melipat tangan di depan dada. Morgan dan Sydney langsung menoleh ke belakang seraya memutar tubuh. Tadinya Vienna ingin menghina Timothy lebih jauh, tetapi wanita itu justru dibuat terkejut saat melihat Sydney dan Morgan bersama bayi kembar. Kedua mata Vienna membola sempurna. Mendadak, kepalanya bekerja keras karena mengingat sesuatu. Ghina pernah menyebut tentang anak kembar yang diasuh oleh Sydney. Dia bahkan sampai mencari tahu siapa orang tua bayi kembar ini. Siapa sangka ternyata mereka adalah anak Morgan. Dan itu berarti hubungan Sydney dan Morgan sudah terjalin lama. "Aku tidak mengundangmu," sahut Timothy berubah dingin. Vienna mendengkus kecil dan membuang wajah. Sydney mengernyitkan dahi, lalu dengan cepat mengetik di ponsel dan menunjukkan la
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-21
อ่านเพิ่มเติม

154. Pengaruh Buruk

“Maaf, Tuan Morgan. Saya harap Anda tidak melewati batas kerja sama profesional yang sedang kita jalani,” ucap Vienna sambil memaksakan senyum. Ucapan Morgan adalah sebuah penghinaan. Wanita itu diam-diam menyembunyikan amarahnya. Morgan mengangkat salah satu alis, lalu melangkah mendekat dengan tatapan dingin yang menyapu dari ujung kepala hingga kaki Vienna. “Aku hanya mengikuti cara bermainmu yang sering melewati batas. Beberapa waktu lalu, kau merayuku,” sahut Morgan menatap tajam wanita di hadapannya. Wajah Vienna mendadak memucat. Dia kehilangan kendali atas ekspresinya. Sorot mata Vienna yang terkejut gagal disembunyikan, begitu pula dengan napas yang memburu secara halus. Sydney yang berdiri di sisi Morgan, langsung menoleh dan menatap pria itu dengan alis bertaut. “Dia merayumu? Kau tidak pernah bercerita padaku sebelumnya.” Sydn
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-21
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
111213141516
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status