Semua Bab Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa: Bab 131 - Bab 140

154 Bab

131. Ada Mayat!

Beberapa saat kemudian, pria yang hampir memperkosa Sydney sudah tergeletak tidak sadarkan diri. Dengan amarah yang masih di puncak, Morgan mendekati Sydney yang ternyata juga tidak sadarkan diri sejak tadi. Gaun Sydney tersingkap ke atas, tetapi pakaian dalamnya masih lengkap. Meskipun begitu, Morgan masih merasa sangat geram. “Sydney, bangun,” ucap Morgan sambil menepuk pelan pipi Sydney setelah merapikan gaun wanita itu. Wanita itu bergeming. Hati Morgan teriris. Hanya beberapa menit Sydney hilang dari pandangannya, hal buruk kembali menimpa wanita itu. Mata pria itu pun masih menyorot marah saat Morgan akhirnya membawa tubuh Sydney ke dalam mobil. Morgan menyandarkan kepala Sydney pada pahanya. Lalu dia memeriksa bola mata Sydney, memeriksa kesadaran wanita itu dan juga deru napasnya. “Dia dibius.” Morgan berucap pelan tepat setelah Ronald masuk.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

132. Kekejaman Seorang Sahabat

“Apa kau pikir aku akan mengampuni pengkhianat yang mencoba mengusik wanitaku, Olive?” Suara Morgan menggema, menusuk jantung Olive yang kini bergetar hebat di hadapannya. Wajah wanita itu memucat. Sisa make-up di pipinya sudah bercampur peluh dan air mata. Dia mendongak dan menatap Morgan dengan sorot mata penuh kecemasan. “Aku ... aku bisa menjelaskan semuanya, Morgan. Sungguh!” ucap Olive lirih, napasnya memburu. Morgan bangkit perlahan, seperti singa yang baru saja mencabik musuhnya dan bersiap melahap mangsa berikutnya. Pria itu menyentakkan jarinya ke udara “Bakar tempat ini sampai habis!” perintah Morgan tajam dan tidak terbantahkan. Seketika, suasana klub malam berubah. Para pengunjung yang masih menikmati musik dan lampu gemerlap mendadak terdiam. Mereka saling menatap bingung, tidak yakin apakah yang mereka dengar barusan adalah lelucon atau kenyataan. Namun ketika pintu utama terbuka lebar dan beberapa pria bertubuh besar masuk sambil membawa galon berisi bensin dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

133. Cuci Tangan

“Jalang sialan! Kau cuci tangan, hah?!” teriak Olive histeris dan melengking hingga memantul di antara dinding beton klub yang mulai sepi. Bibir wanita itu bergetar dan matanya membelalak tidak percaya. Urat-urat di leher Olive menegang hingga napasnya tercekat. Olive mencengkeram ponsel sekuat tenaga dengan tangannya yang terluka. Air mata membasahi pipi Olive, bercampur dengan sisa maskara yang mengalir seperti tinta bocor. Namun, suara Bella di ujung telepon tetap tenang seolah tidak terjadi apa pun. “Maaf, Olive. Aku sedang tidak ada waktu untuk meladenimu,” tukas Bella sedikit sinis. “Pergilah ke psikiater, mungkin mereka bisa membantumu berhenti. Aku akan mengunjungimu kapan-kapan. Dah!” Sambungan terputus. Olive membeku. Seharusnya Olive sadar bahwa Bella adalah seorang artis. Selain pandai berpose, wanita itu juga pandai bermain peran. Sejenak dunia Olive terasa hampa. Jeritan orang-orang yang panik, aroma bensin, bahkan suara langkah anak buah Morgan yang bersiap meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

134. Baik, Nona

Keesokan paginya, Sydney sedang mengatur perapian di kamar si kembar ditemani oleh Celia saat Miran masuk. “Kenapa kau ke sini?” tanya Celia dengan dahi berkerut sambil menyusun baju si kembar ke dalam laci. “Bukankah kau akan pergi ke supermarket bersama Bibi Layla?” Langkah Miran terhenti di ambang pintu kamar si kembar. Dia menurunkan keranjang kain bersih dari lengannya, lalu mengerucutkan bibir kesal. “Tidak jadi. Tiba-tiba Esther yang ingin mengantar dan agak memaksa Bibi Layla,” jawab Miran sambil menjatuhkan diri duduk di sebelah Sydney. Miran segera membantu Sydney memilih kayu bakar yang masih bagus. Sydney menoleh pelan. Dia memperhatikan interaksi Celia dan Miran, sedikit penasaran. Mata wanita itu sedikit menyipit mendengar nama Esther. Sydney tidak begitu hafal semua nama pelayan di mansion ini, tetapi dia ingin mencoba menghafalnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

135. Pelayan Setia

Resepsionis langsung pergi setelah mengantar dan membantu Esther menghubungi pemilik unit melalui interkom video. “Kenapa lama sekali? Sudah kubilang jangan membuat aku menunggu!” gerutu seorang wanita dari interkom tersebut. Esther terlonjak pelan ketika suara di balik pintu akhirnya terdengar. Suara itu datar, tetapi cukup tajam untuk membuat jantung Esther berdegup lebih cepat. Pintu apartemen terbuka perlahan dan menampakkan sosok wanita bertubuh ramping dengan rambut hitam legam yang digelung rapi. Wajahnya masih secantik sejak terakhir mereka bertemu beberapa tahun lalu. “Tidak ada yang mengikutimu, bukan?” tanya Bella sambil memperhatikan sekeliling Esther, memastikan tidak ada sesuatu yang mencurigakan. “Tidak, Nona. Saya yakin itu.” Esther mengangguk cepat dengan mata berbinar. Bella menatap Esther beberapa detik, lalu berbalik tanpa bicara lagi. Gaunnya yang elegan menyapu lantai marmer saat dia melangkah masuk lebih dulu. Esther buru-buru mengikuti setelah men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

136. Terlalu Reaktif

“S-saya tidak bekerja untuk Tuan Morgan, Nyonya,” sahut Esther terbata-bata. Wanita itu kelewatan meninggikan nada bicaranya karena gugup. Hal itu langsung memicu atmosfer kaku yang menyebar ke seluruh ruangan. Bella sontak membuang wajah ke arah lain sambil mendengkus. Dia tidak bisa menyembunyikan kejengkelannya karena Esther terlalu reaktif. Jawaban seperti itu sudah pasti akan memancing pertanyaan menusuk lainnya. Seharusnya Esther cukup dengan berpura-pura tidak mengenal Morgan. Vienna menyunggingkan senyum sinis. Dia bangkit dan melangkah santai mendekati Esther yang masih berdiri canggung di tengah ruangan dengan kedua tangan mengepal gugup di depan tubuhnya. “Bukankah Tuan Morgan adalah orang yang sangat … tegas?” tanya Vienna seraya menekankan setiap kata yang diucapkan. “Terutama terhadap pengkhianat. Berani sekali kau mengaku tidak bekerja dengannya saat masih memakai seragam pelayan dari mansion p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

137. Jalang Murahan Tidak Tahu Diri

“Tentu saja Nona Be—maksud saya, Nona Veronica lebih cantik!” Esther menjawab tanpa banyak berpikir, seakan kata-kata itu sudah lama tertahan di ujung lidahnya. Bella tersenyum puas. Dia mengangkat kedua tangan dan menyibak rambut panjangnya ke belakang telinga seperti sedang bersiap difoto. Mata wanita itu menyipit lembut, padahal beberapa saat lalu dia menatap pelayan setianya seperti harimau lapar hanya karena mendengar panggilan Nona yang disematkan pada Sydney. “Lanjutkan,” perintah Bella datar. Esther mengangguk cepat. “Saya tidak tahu di mana Tuan Morgan menemukan Sydney, Nona. Tapi sebenarnya … wanita itu awalnya bekerja di mansion,” lanjut Esther penuh keyakinan. Saat-saat seperti ini adalah saat yang sudah ditunggu oleh Esther. Setelah Bella menempatkannya di mansion Morgan dan menjadikan wanita muda itu mata-mata. Pada dasarnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

138. Gelar Istimewa

“Ibu kandung?” Bella mengulang kalimat itu sambil terkekeh lirih. “Ternyata gelar itu berguna juga.” Gelar yang Bella buang begitu saja setelah melahirkan si kembar. Gelar yang membuat hidupnya sebagai Veronica Pillpel selesai, merusak tubuhnya, dan mengambil segala waktunya yang berharga. Esther mengangkat wajah. Tatapan penuh harapnya bersambut. Dia tersenyum senang, seperti seorang murid yang akhirnya mendapat pujian dari guru yang paling ditakutinya. Bella bangkit dari duduknya, lalu melangkah pelan ke arah cermin besar di tengah ruang tamunya. Dia mengetuk pelan bingkai kaca dua kali, lalu wanita itu berbalik. “Aku ingin tahu jadwal mereka dan siapa saja yang ikut mengawasi,” tukas Bella tegas. “Ronald masih bekerja di sana, bukan? Kau bisa bekerja sama dengannya untuk membuka jalan masuk untukku ke mansion.” Nama pria itu membuat senyum licik mengembang di wajah Bella. Dia menunduk sedikit sambil memainkan cincin di jari manisnya. Ronald adalah salah satu kerabat jauhnya y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

139. Seperti/Memang Pencundang

“Bisakah Bibi pergi lebih dulu? Aku ingin bicara dengan Esther.” Layla mengernyit ketika membaca pesan di layar ponsel Sydney. Sekilas, Layla menatap wanita muda yang tengah menyusui bayi susu laki-lakinya dengan tenang itu. Sementara Jane tengah berbaring di sisi sofa Sydney, mengantre. Tubuh kedua bayi itu semakin besar. Sydney kesulitan jika harus menyusui mereka bersamaan. “Perlu aku panggilkan Celia dan Miran, Nona?” tanya Layla sambil menaikkan kedua alisnya. Sydney hanya menggeleng dan kembali mengetik. “Mereka sedang sibuk menata koleksi parfumku yang baru datang. Bibi istirahat saja dulu.” Esther yang berdiri di belakang Layla terlihat menegang. Dia meremas kedua jarinya tanpa sadar. Detak jantung Esther berdetak dua kali lebih cepat. Tubuhnya juga mulai terasa panas meski pendingin udara di kamar si kembar menyala. Kenapa Sydney mendadak in
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

140. Menjaga Musuh

“Ayo, kita keluar. Mereka sudah tertidur,” ketik Sydney di ponsel dan menunjukkannya pada Esther. Esther melirik dua bayi mungil yang sudah tertidur pulas di boks. Dada Jade dan Jane naik turun perlahan dan terlihat sangat damai. Pelayan itu mengangguk kaku, lalu berjalan mengikuti langkah ringan Sydney ke luar kamar si kembar. Di depan pintu, Sydney kembali mengetik sesuatu di layar ponselnya. Dia menyodorkannya sebelum berpisah. “Aku titip salam untuk adikmu. Jika kau ingin bertemu lagi dengannya, beri tahu aku.” Esther mengatup bibirnya erat. Dada kirinya mendadak terasa sesak. “Baik, Nona,” jawab Esther seraya menunduk sopan. Tanpa berkata apa-apa lagi, Esther membungkuk dan buru-buru pergi. Dia melangkah tergesa-gesa seolah takut tubuhnya akan runtuh jika terlalu lama berdiri di sana. Sydney diam di depan pintu sambil terus memandang punggung Esther yang semakin menjauh. Senyum wanita itu memudar dan berubah datar penuh waspada. Sesaat Sydney menoleh pada pintu k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status