Semua Bab Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa: Bab 111 - Bab 120

154 Bab

111. Tidak Pernah Gagal

“Aku tidak pernah mencampuradukkan urusan bisnis dengan pribadi.” Morgan menatap tajam Vienna dan menjawabnya dengan dingin. Vienna memaksakan senyum, walaupun dalam hati dia ketakutan setengah mati. “Ehem!” Lucas berdeham, membuat Vienna menoleh padanya. Pria itu menggeleng pelan, memberi isyarat supaya sang istri tidak melanjutkan ucapannya. Sementara Vienna menatap Lucas tidak suka. Namun Vienna tetap menuruti sang suami. “Kalau begitu apa yang akan perusahaan saya dapatkan dari proyek ini, Tuan Morgan?” tanya Vienna berusaha memberanikan diri sekaligus mengalihkan topik. Morgan semakin memberi Vienna tatapan yang mengintimidasi. Pria itu tidak suka harus menjelaskan sesuatu yang sudah jelas di dalam proposal itu. Pertanyaan Vienna hanya salah satu bukti bahwa wanita itu tidak membaca dan mencerna dengan baik setiap kalimat yang ada dalam proposal. Lucas berusaha menahan desahan napasnya yang merasa kesal dengan pertanyaan sang istri. “Izinkan saya yang menjelaskan, Tuan.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

112. Menarik Perhatian Morgan

“Mmh … Mmh ….” Morgan keluar dari ruangan Vienna sambil bersenandung samar. Suaranya hampir tidak terdengar, tetapi Ronald yang memiliki indra pendengaran tajam mampu mendengarnya. “Apa berhasil, Tuan?” tanya Ronald dengan tetap menjaga sopan santun. “Bagaimana kelihatannya?” Morgan balik bertanya seraya mengangkat salah satu alis dan mengamati wajah anak buah kepercayaannya itu. Ronald tersenyum samar. Dilihat dari mana pun, raut wajah dan senandung Morgan yang jarang terdengar itu sudah menjawab semuanya. “Saya akan segera menghubungi tim untuk mengawasi jalannya proyek ini,” ujar Ronald berinisiatif. Pria itu segera mengeluarkan ponsel dari saku celananya. “Kau harus. Kita memilih jalan yang sangat berisiko, tapi ganjarannya akan sangat menyenangkan. Mereka juga sudah menandatangani kontrak kerja sama,” perintah Morgan sedikit berbisik. Kemudian Morgan melangkah menjauh, berjalan di depan Ronald. “Aku akan ke toilet. Kau pergilah lebih dulu,” perintah Morgan lagi tanpa men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

113. Terlalu Menyukainya

Morgan mengepalkan tangan. Kenangan buruk tentang wanita itu langsung berkelebat dalam kepalanya. “Bagaimana bisa kau muncul di hadapanku dengan percaya diri, Bella?!” geram Morgan. Morgan tidak mengindahkan peringatan wanita itu dan tetap memanggilnya Bella. Entah Veronica atau Bella, wanita di depannya adalah orang yang sama. Nama lengkapnya, Veronica Bella Pillpel. Dia adalah wanita yang memiliki banyak masa lalu dan rahasia dengan Morgan. Dulu Morgan lebih suka memanggilnya Bella. Tidak banyak yang tahu nama tengah model terkenal itu, hanya segelintir orang terdekat, termasuk Morgan. Terlalu menyukainya, Morgan bahkan sampai mengukir tato berinisial BP–yang berarti Bella Pillpel di dada pria itu. Tato yang sempat dipertanyakan oleh Sydney, tetapi kini sudah Morgan hapus. Menghapus nama itu seutuhnya dari tubuh dan hati Morgan. Sementara nama panggungnya adalah Veronica Pillpel. Model terkenal yang vakum selama dua tahun terakhir dengan alasan yang tidak pernah diketahui den
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya

114. Merepotkan dan Berisik

“Apa?!” pekik Ghina.Wanita itu membelalak dan mulutnya terbuka. Dia segera menutupnya dengan tangan beberapa saat kemudian.Sementara Morgan tetap memasang raut wajah datar, walaupun dia sama terkejutnya dengan Ghina. Pria itu tidak menyangka Bella akan begitu blak-blakan.“Bella!” geram Morgan pelan sambil mengepalkan tangan.Bella hanya mengangkat kedua alis.“Aku hanya bicara apa adanya,” sahut Bella tidak merasa bersalah.Wanita itu mengibaskan rambut ke belakang dengan angkuh. Persetan dengan alasan kejujuran, Bella hanya ingin pamer.Morgan adalah pria paling berkuasa di Highvale. Semua orang harus tahu bahwa Morgan pernah bertekuk lutut di kaki Bella untuk mendapatkan dirinya.“Mantan suami?” pekik Ghina lagi.Bella menoleh pada Ghina sambil tersenyum lebar.“Apa … apa mungkin kalian memiliki anak?” Ghina melanjutkan dengan agak gugup, tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.Perusahaan sudah mengeluarkan uang cukup besar untuk menarik Bella ke perusahaan ini. Ghina tidak bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya

115. Kucing dan Tikus

Lemari koleksi parfum yang Sydney minta dari Morgan baru saja tiba. Barang penyimpanan yang terbuat dari kayu kualitas terbaik itu diletakkan di salah satu sudut kamar Sydney. Saat melihat ke ujung kanan lemari, Sydney dapat melihat ukiran namanya di sana. Wanita itu mengangkat tangan dan mencoba merabanya. “Lemarinya bagus sekali!” puji Celia yang berdiri di belakang Sydney. “Melihat Nona sekarang bersama Tuan, aku jadi termotivasi untuk mencari pasangan yang seperti Tuan Morgan.” Sydney tersenyum tanpa menoleh. Dia masih asyik menatap lekat setiap inchi lemari. Wanita itu sudah bisa membayangkan berapa banyak parfum yang bisa dia koleksi dengan lemari sebesar ini. Ada beberapa merek parfum mewah yang sudah masuk ke dalam daftarnya untuk dibeli, tetapi sepertinya itu semua tidak bisa membuat lemari ini penuh. Miran yang bagaikan satu paket dengan Celia ikut bicara, “Jika ingin pasangan seperti Tuan Morgan, kau harus menjadi Nona Sydney yang cantik, pintar, tenang, pandai mengur
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

116. Sedikit Nakal

Morgan pulang saat hari sudah malam. Dia cukup terkejut karena Sydney menyiapkan banyak makanan. Selain itu, tidak biasanya Sydney mengenakan baju rajut model turtleneck yang menutupi hampir seluruh kulitnya. Beberapa saat kemudian, barulah Morgan sadar bahwa itu akibat ulahnya. Sydney sedang menyembunyikan bekas-bekas kemerahan yang pria itu tinggalkan di tubuhnya. “Kau sudah lebih baik?” Morgan bertanya saat Sydney membawakan semangkuk besar sup ayam dari arah dapur. Sydney menaruh sup ayam tersebut di atas meja makan lebih dulu. Setelah itu dia baru menoleh ke arah Morgan dan mengangguk. “Hanya tersisa kemerahan samar di sekujur tubuhku!” jawab Sydney dengan bahasa isyarat. Wanita itu melipat tangan di depan dada dan mengerucutkan bibir. Morgan tahu sang kekasih kesal, tetapi dia justru tidak bisa menahan tawa melihat sisi Sydney yang kekanak-kanakan seperti ini. Pria itu menepuk pelan pahanya, meminta Sydney duduk di sana. Tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut, Sydney segera
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

117. Bukan Mami Mereka

Keesokan pagi tepat pada pukul sembilan, Sydney menyuapi Jade dan Jane di teras belakang mansion. Sinar matahari bersinar terang menerpa mereka, Sydney memanfaatkan itu supaya si kembar sedikit hangat saat musim dingin datang. Si kembar yang duduk di kursi bayi khusus makan terus tertawa riang dan saling meraba wajah masing-masing. ‘Oh, lucu sekali!’ puji Sydney dalam hati sambil menyuap sesendok kecil makanan ke mulut Jane. Walaupun malam panasnya bersama Morgan sudah berlalu beberapa hari dan semalam pria itu benar-benar menepati janjinya untuk tidak meninggalkan bekas, Sydney masih belum bisa mengenakan pakaian jenis lain selain yang menutup hampir seluruh kulitnya. Bahkan jika stok baju panjangnya habis, Sydney akan meminta dicarikan yang baru. Beberapa pelayan terlihat sedang berjalan menuju paviliun belakang. Fokus Sydney teralihkan ke sana. Sampai tiba-tiba, Sydney mendengar suara bayi kecil yang berbicara. “Ma … mi!” Sydney menoleh tajam dan menajamkan indra pendengar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

118. Mengibarkan Bendera Perang

“Mami. Mereka memanggilku Mami,” jawab Sydney sambil menggerakkan tangan dengan penuh penekanan. Napasnya sedikit terengah-engah karena baru saja mengejar Morgan dan hampir dikuasai emosi. Morgan melebarkan kedua bola matanya selama beberapa detik, lalu kembali memasang wajah datar. Sydney masih diam. Dia dengan sabar menunggu respons Morgan. Keterkejutan Morgan–walaupun hanya beberapa saat, mampu sedikit meredam emosi Sydney. ‘Bagaimana bisa seorang ayah bersikap cuek pada anaknya seperti ini?’ batin Sydney. Sydney mengamati Morgan dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Itu bagus,” sahut Morgan singkat, senyum tipis terukir di bibirnya. Jade dan Jane mulai bicara memang bagus, tetapi sepertinya masih ada yang tidak Morgan sadari. Sydney sampai tidak tahan untuk tidak memutar bola matanya di hadapan pria itu. “Bukankah seharusnya kau memperbaiki cara mereka memanggilku?” tanya Sydney, kali ini gerakan tangannya lebih pelan. “Mereka tidak seharusnya memanggilku seperti itu. Bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-07
Baca selengkapnya

119. Tertimpa Sial

“Biar aku yang dorong, Nona.” Celia dengan semangat menarik salah satu troli belanja yang ada di supermarket, lalu mendorongnya. Sydney mengangguk dengan anggun. Sementara Miran yang berdiri di sebelahnya melirik tajam. Celia menjulurkan lidah untuk mengejek Miran yang kalah cepat darinya. Hari ini Sydney pergi ke supermarket, ditemani oleh Celia dan Miran. Tentu sudah atas izin Morgan. Kali ini syarat pria itu tidak terlalu banyak, seperti waktu lalu saat acara makan malam di rumah keluarga Sydney. Oleh sebab itu, si kembar tetap berada di rumah dalam pengawasan Layla. Setelah Sydney menyediakan beberapa kantung ASI untuk mereka. “Nona ingin membeli apa?” tanya Miran sambil menyamai langkah Sydney, membiarkan Celia sendirian di belakang. “Aku hafal letak barang-barang di supermarket ini.” Sydney mengetik sesuatu di ponsel, lalu menunjukkannya pada sang pelayan. “Kebutuhan pribadiku, lalu ada beberapa untuk si kembar. Kalian ada yang ingin dibeli? Katakan saja. Aku juga akan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

120. Pemuas Nafsu Sesaat

‘Dari mana mereka tahu? Apa sejelas itu perubahan pakaian yang aku kenakan?’ batin Sydney dengan pipi memerah. Sebelum Morgan menyentuhnya, Sydney memang lebih sering memakai gaun yang memperlihatkan leher jenjang dan tulang selangkanya yang cantik. Namun, akhir-akhir ini dia hanya memakai kaus-kaus berlengan panjang yang menutup leher. Sydney spontan menaikkan kain yang menutup lehernya ke atas, memastikan tidak ada bekas merah yang nampak dari sana. Ghina mengernyit dan menaikkan salah satu sudut bibirnya, terlihat jijik dengan kedua pelayan Sydney yang dia anggap tidak beradab. Kedua pelayan yang menjadi benteng terluar Sydney. Namun walaupun memiliki hal seperti itu, Sydney masih terngiang dengan ucapan Ghina. ‘Morgan bertemu dan bermesraan dengan mantan istrinya?’ batin Sydney menahan gumpalan emosi yang mulai mengetuk hatinya. “Pemuas nafsu sesaat tidak sama dengan wanita yang pernah dicintai sepenuh hati hingga berakhir menikah,” tukas Ghina akhirnya seraya menekan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status