Semua Bab Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa: Bab 121 - Bab 130

154 Bab

121. Agnado

Beberapa saat kemudian, Morgan sudah duduk di ranjang rumah sakit seorang diri dengan telapak tangan sebelah kanan dibalut perban. Sementara tangan kirinya digunakan untuk mengangkat ponsel ke telinga. Pria itu sedang menelepon seseorang. “Kau bisa mengurus secepatnya?” tanya Morgan dengan tegas. “Bisa, Tuan. Tuan ingin saya mengirimnya ke mana?” tanya pria di seberang telepon yang adalah anak buahnya. “Kirim saja ke Agnado dan minta yang ada di sana mengurusnya,” jawab Morgan tanpa banyak berpikir. “Baik, Tuan. Dalam waktu kurang dari 24 jam, saya akan membereskan semuanya,” jawab anak buah Morgan dengan percaya diri. Morgan tersenyum miring. Pelatihan dan pengalaman yang sudah ditempuh oleh para anak buahnya telah menghasilkan mental percaya diri. “Akan aku berikan bonus jika kau berhasil melakukannya,” desak Morgan dengan cara yang tidak bisa ditolak. Panggilan telepon itu berakhir bertepatan dengan Sydney yang masuk ke ruangan dengan raut wajah khawatir. Dahinya berkerut d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

122. Cinta Mati Papa

“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Lucas, setengah tertarik dan setengah tidak. Namun demi kedamaian hidupnya, pria itu tetap menjaga nada suaranya. Naik satu oktaf saja, Vienna akan protes. “Berita baik,” jawab Vienna. Wanita itu menegakkan punggung dan bertemu tatap dengan Lucas. “Kau tahu Veronica Pillpel yang bekerja sama dengan kita?” tanya Vienna dengan antusias. Jauh sebelum bekerja sama dengan Zahlee Entertainment, Veronica Pillpel sudah sangat terkenal. Wajahnya menghiasi segala media pemasaran. Brand-brand berlomba untuk menjadikan Veronica model eksklusif merek mereka. Namun tidak ada yang pernah berhasil mencapai kesepakatan dengan model itu. “Ya, yang sebentar lagi akan kita publikasikan comeback-nya ke publik,” jawab Lucas mengernyitkan dahi semakin dalam. “Ada apa dengannya?” Jarang sekali Vienna sesenang ini saat membicarakan wanita lain. Dia bahkan tampak malas setiap kali Lucas mengungkit soal Nirina. Vienna mengangguk cepat dan senyum terukir lebar di bibir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

123. Fantasi Sydney

Sydney baru saja menaruh ikan salmon di atas wajan saat tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Tanpa menoleh, Sydney sangat mengenali aroma yang hanya dimiliki oleh Morgan ada di belakangnya. Pria itu menarik kerah pakaian Sydney ke bawah dan mengecup tengkuknya yang indah. Sydney meremang, tetapi dia tetap memilih untuk fokus pada masakannya. “Mengapa semalam tidak datang ke kamarku? Bukankah aku sudah memberitahu kalau semalam jadwalnya di kamarku?” bisik Morgan dengan suara khas bangun tidur. Sydney menghela napas dan akhirnya memutar tubuh menghadap Morgan. Pria itu sama sekali tidak melonggarkan pelukannya dan Sydney agak terkejut ketika mendapati Morgan bertelanjang dada, padahal musim dingin sudah datang. “Aku sedang halangan,” jawab Sydney dengan bahasa isyarat dan wajah yang datar. Morgan menaikkan salah satu alis, mencoba membaca raut wajah Sydney yang tidak biasa itu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

124. Bau Menyengat

Sydney spontan membelalak dan segera turun dari meja. Hidung wanita itu kembang kempis ketika menyadari ada bau gosong yang menguar di sekitar mereka. ‘Ikan salmonnya!’ Sydney memekik dalam hati. Tangan Sydney dengan cekatan mematikan api pada kompor. Dan seperti yang Sydney duga, ikan salmon itu sudah hangus menghitam. Sydney mendengkus, membayangkan dia harus mengulang langkah masak dari awal lagi. Sementara pelaku utama yang membuatnya melupakan ikan salmon itu justru tidak menunjukkan rasa bersalah sama sekali. Morgan menarik dan mengangkat salah satu tangan Sydney. Dia mencium punggung tangannya penuh cinta, seolah dunia pria itu ada di sana. “Sekarang, mari kita urus yang basah di sini,” tukas Morgan sambil mengusap sisa air mata di pipi Sydney. Sydney membeku. Daripada berhubungan seks, tindakan-tindakan manis seperti ini cenderung meluluhkan hati wanita lebih cepat. “Apa karena itu kau menghindariku semalam?” tanya Morgan menatap lekat Sydney. Sydney menghela napas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

125. Double V

Bella tengah menikmati pijatan di bahu selagi kuku-kukunya dirapikan oleh nail artist di sebuah salon ternama Highvale. Salah satu fasilitas yang dia dapatkan setelah bergabung dengan Zahlee Entertainment. Sementara Vienna duduk di sebelahnya dengan wajah masam. Wanita itu ditemani oleh sekretarisnya yang siap sedia mencatat segala permintaan Bella untuk persiapan pengumuman comeback pada tablet. Sudah satu jam berlalu, dan Vienna sangat jenuh. Ini bukan jenis pekerjaan yang dia sukai, jadi biasanya Ghina atau Fred yang melakukan ini. Namun, kedua orang tuanya itu sedang tidak bisa diandalkan. “Itu beberapa media yang wajib hadir. Reporter mereka bisa diajak kerjasama dan sangat pro padaku,” tukas Bella sambil memejamkan mata, menikmati pelayanan eksklusif yang hanya didapatkan oleh artis kelas A. Vienna melirik sang sekretaris, memastikan dia sudah mencatat beberapa nama media yang sudah disebutkan oleh Bell
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

126. Balasan Paling Ringan

“Timothy Zahlee? Itu nama mahasiswa yang tinggal di sini sebelum aku. Sekarang aku yang menempati kamar ini, Kak,” ucap seorang pria muda berkacamata yang Vienna temui setelah mengetuk sebuah pintu kamar asrama mahasiswa Universitas Highvale. Vienna mengernyitkan dahi. Dia ingat betul, hampir empat tahun lalu ikut mengantar Timothy ke tempat ini. Wanita itu pergi dengan langkah lebar dan menahan perasaan malu. Lalu Vienna juga mengirim pesan pada Timothy, “Kau tinggal di mana sekarang, Bajingan Kecil?!” Tidak lama kemudian, pesan yang sangat panjang dari Timothy masuk ke ponsel Vienna. Wanita itu sampai harus menghentikan langkah demi membaca satu paragraf penuh dari sang adik. [Kakak mengerti sekarang, kenapa aku lebih menyukai Kak Sydney daripada keluargaku sendiri? Baik Kak Vienna, Mama, dan Papa tidak pernah peduli aku tinggal di mana dan bagaimana kehidupanku. Kalian bahkan tidak tahu kalau aku sudah pindah ke tempat l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

127. Bukan Hanya Milikmu

Sydney mendekat. Morgan segera memalingkan wajah supaya wanita itu tidak bisa membaca gerakan bibir atau mendengar suaranya. “Jaga dia, sampai aku memberi perintah lebih lanjut. Jika tidak ada perintah datang, berarti biarkan saja dia mati menua di sana,” jawab Morgan berbisik. Sekali lagi dia melirik sudah sedekat apa Sydney. “Singkirkan benda apa pun yang bisa dia pakai untuk bunuh diri. Orang seperti dia tidak boleh cepat mati,” lanjut Morgan masih dengan berbisik. Saat Sydney sudah tiba di hadapannya, Morgan buru-buru mematikan telepon. Lalu dia menatap wanita itu, siap membaca bahasa isyarat Sydney. “Timothy bilang Tante Ghina menikah lagi. Sekarang keluarganya agak … berantakan,” ujar Sydney seraya menghela napas pelan. Kedua alis Morgan terangkat. “Lalu?” tanya pria itu. “Aku pikir … ini agak aneh. Kita baru saja bertemu dengan Tante Ghina dan pertemuan itu sangat buruk. Apa mungkin kau–” Morgan menangkap kedua tangan Sydney dan meletakannya di belakang tubuh wanita i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

128. Membawa Pulang Wanita Malam

“Apa?!” tanya Bella mengernyitkan dahi. Wanita itu segera melepaskan diri dari dua pria sewaannya. “Menarilah. Tapi jangan menyentuhku dulu,” perintah Bella dingin pada pria-pria itu. Setelah melepaskan ciuman di kedua pipi Bella, mereka berdiri di depan meja dan mulai melakukan gerakan seksi diiringi dengan musik yang sensual. Bella beralih pada Olive yang sibuk menuangkan bir ke gelasnya yang kosong. “Kau tadi bilang apa?! Morgan punya wanita di rumahnya? Dia … membawa pulang wanita malam?” tebak Bella, kernyitan di dahinya semakin dalam. Wanita itu tampak sangat antusias membicarakan topik ini. Olive tertawa sumbang. “Sudah pasti, iya. Paling tidak, dia adalah wanita muda yang biasanya menjajakan diri menjadi simpanan para pria kaya,” jawab Olive dengan yakin. Wanita itu menuangkan bir ke gelas lain dan menggesernya ke dekat Bella.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

129. Strata Sesama Ibu

“Dia sangat cantik dan seksi, bukan?” tanya Sydney dengan bahasa isyarat. Pertanyaan memancing yang Sydney sengaja lontarkan untuk menggali siapa sebenarnya model terkenal itu dalam kehidupan Morgan. Morgan mengernyitkan dahi, tampak sekali tidak menyukai pendapat Sydney. “Kamu? Jelas!” Pria itu mengalihkan topik seraya memuji Sydney. “Maksudku, Veronica Pillpel. Kau mengoleksi majalah dengan covernya.” desak Sydney sambil menggerakan tangan lagi. Morgan mendengkus kesal dan tiba-tiba membuang es krimnya ke tempat sampah terdekat. Sydney melebarkan mata, tidak menyangka dengan reaksi pria itu. “Es krimku jadi tidak enak setelah melihatnya. Lagipula kau seharusnya memeriksa rak bukuku lagi, majalah-majalah itu sudah tidak ada di sana,” sahut Morgan sambil melipat tangan di depan dada dan bersandar pada kursi. Tepat setelah bertemu Bella di kantor Zahlee Entertainment, Morgan sudah meminta para pelayan untuk membakar majalah itu. Bahkan Morgan melarang para pelayan menyimpannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

130. Orang-Orang Posesif

Wajah Sydney berkerut dan tatapannya kosong. Morgan segera memegang tangan wanita itu untuk mendapatkan kembali kekasihnya. “Wanita itu tidak benar-benar mencintaiku, apalagi menginginkan si kembar. Jika saja kehamilannya tidak lemah, mungkin dia akan pergi diam-diam menggugurkan mereka,” jelas Morgan. Pria itu berusaha membuat Sydney sedikit lebih tenang, walaupun harus membuka luka lamanya. Sydney melebarkan mata dan kehilangan kata-kata. Menggugurkan bayi yang masih ada di dalam kandungan tidak pernah ada di kamusnya. Lebih dari itu, dada Sydney menjadi semakin sesak. Ternyata si kembar adalah bayi-bayi lucu yang tidak diinginkan oleh sang ibu. Saat banyak wanita di luar sana melakukan segala cara untuk mendapatkan anak, seseorang yang dipilih semesta untuk mengandung dengan mudah justru tidak menginginkannya. Sydney tidak habis pikir. “Jika aku bilang dia seperti sampah jalanan, begitulah dia, Darling. Berlian sepertimu tidak pantas merasa rendah diri hanya karena sampa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status