Semua Bab Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa: Bab 91 - Bab 100

154 Bab

91. Syarat Terakhir

Selain kehadiran ketiga pelayan dan satu pengawal, syarat terakhir yang Morgan berikan agar Sydney dapat melaksanakan acara malam ini yaitu, membawanya dan juga si kembar. Sydney sempat tidak setuju. Dia mengkhawatirkan keselamatan si kembar. Namun Morgan tetap teguh pada pendapatnya. Dengan alasan, si kembar sudah makan MPASI dan hanya Sydney yang bisa memasak itu. Pada akhirnya hasil negosiasi mereka adalah Morgan dan si kembar akan tetap berada di kamar sampai semua tamu pulang. Jadi di sinilah Morgan sekarang, di kamar bersama si kembar yang tertidur pulas. Mungkin sebentar lagi akan bangun karena tidak kunjung mencium bau ibu susu mereka. Jam sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam dan Sydney masih tidak membalas pesan Morgan yang dikirim sejak satu jam lalu. “Jangan lewat dari jam 11 malam atau aku harus menjemputmu ke sana, Cinderella.” Begitu isi pesan Morgan yang belum mendapat balasan dari Sydney. Untuk menghilangkan perasaan cemas yang menggerogoti hati, Morgan akhi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

92. Morgan Murka!

Dada Morgan naik turun, betapa besar amarah yang ada di dalam sana. Biasanya Morgan dapat mengendalikan diri dengan mudah, tetapi jika menyangkut keselamatan Sydney, pria itu merasa sulit. “Pergi kalian!” bentak Morgan mengusir. Lebih baik, Vienna dan Lucas segera enyah dari hadapannya. “Jika kalian ada di depan mataku lagi, mungkin aku akan langsung membunuh kalian!” lanjut Morgan dingin. Morgan segera beralih pada Sydney dan menggendong wanita yang bersandar pada dinding itu. Sydney berpegangan pada leher pria itu. Nirina perlahan bangkit dan menyerahkan ponsel Sydney pada Morgan. Awalnya dia ragu Morgan bisa menerima itu karena kedua tangan pria itu sedang sibuk. Namun dengan mudah Morgan melepas satu tangannya untuk mengambil ponsel, dan menggendong Sydney hanya dengan satu tangan yang lain. “Terima kasih sudah menerima panggilanku. Anda ingin tinggal atau pulang? Aku bisa meminta anak buahku mengantar Anda,” ucap Morgan lebih lembut daripada saat berbicara dengan Vienna da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

93. Tidak Semua Orang Jahat

Sydney menyadari ada pesan masuk dari Timothy saat dia baru saja selesai mengeringkan rambut. Pagi sudah menyapa, tetapi pesan Timothy sejak semalam belum Sydney buka. Wanita itu menggeleng pelan sambil membaca pesan Timothy. [Aku tidak bisa datang malam ini karena sedang mengikuti olimpiade di luar negeri, padahal aku sangat ingin bertemu denganmu, Kak.] Sydney tersenyum tipis dan membalas pesan itu:, “Semoga berhasil, Tim. Dan semoga kita bisa segera bertemu.” Mengingat kejadian semalam, Sydney justru bersyukur Timothy tidak hadir. Kuliah dan olimpiadenya bisa terganggu jika dia menyaksikan drama keluarga mereka. Setelah itu, Sydney melangkah ke ruang makan. Di sana sudah ada Morgan, Gloria, Terry, serta si kembar. Gloria dan Terry terlihat sangat bahagia saat bermain dengan si kembar. Sementara Morgan menatap mantan mertua Sydney penuh waspada. Memperkenalkan si kembar pada Gloria dan Terry adalah ide Sydney. Dan Morgan, tentu saja tidak langsung menyetujui ide itu. “Mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

94. Anjing Penjaga

Mereka berkumpul di ruang tamu setelah selesai sarapan. Kecuali si kembar, yang sudah kembali ke kamar karena akan dimandikan oleh Layla. Di sana, ada figura besar kedua orang tua Sydney yang sedang saling menggenggam tangan dan tersenyum penuh cinta. Seolah sedang menyambut tamu yang datang ke kediaman mereka. “Ini pertama kali kami datang ke rumah orang tuamu dan melihat wajah mereka. Kau sangat mirip dengan ibumu, Sydney,” ucap Gloria menatap figura itu dengan kagum. Sydney mengetik sesuatu di ponsel dan menunjukkannya pada Gloria. “Aku pikir, Mama jauh lebih cantik dan beruntung. Mama memiliki keluarga sempurna dan suami yang setia mencintainya,” sahut Sydney memaksakan senyumnya. Semua orang mengatakan hal yang sama dengan Gloria. Namun dengan wajah yang nyaris serupa, nasib Sydney dan ibunya sangat berbeda. Mark sering memberikan hadiah kejutan untuk Susan, tidak peduli bahwa hari itu sedang tidak ada perayaan apa pun. Bagi Mark, hari-harinya bersama Susan selalu istimewa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

95. Menantu Berbakti

Vienna mengangguk tanpa ragu. “Aku ingin menjalin hubungan baik dengan mertuaku dan memberi salam dengan lebih baik. Aku bisa menjadi menantu yang berbakti,” ucap Vienna kemudian. Gloria menampilkan wajah dengan jelas bahwa dia tidak suka diikuti oleh Vienna. Perilaku menguntit seperti itu sangat menakutkan di mata Gloria. Sementara Terry tampak tertarik dengan ucapan Vienna. “Berbakti seperti apa?” tanya Terry sambil mengambil segelas air mineral kemasan yang sudah siap sedia di dekat meja tamu dan menyuguhkannya pada Vienna. Vienna tersenyum, setidaknya satu dari mereka bersedia mendengarkannya dan bersikap lebih ramah. Dia menyelipkan rambut ke belakang telinga dan menegakkan punggung. “Jika Mama dan Papa butuh sesuatu, aku bisa memberikannya. Kalian tahu … orang tuaku juga punya perusahaan besar,” jawab Vienna percaya diri. Terry yang tadinya tampak tertarik, kini menarik diri dengan bersandar pada sofa. Dia sudah tahu bagaimana latar belakang kedua orang tua Vienna mendap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

96. Tiba-Tiba Pulang

Sydney mendaratkan tubuhnya di kursi belakang mobil, diikuti oleh Morgan yang duduk di sebelahnya. Sementara si kembar ada di mobil yang lain. Kedua mobil berjalan beriringan menuju mansion Ravenfell, dengan mobil yang ditumpangi Morgan berada paling depan. Dalam perjalanan, Sydney mengirim pesan untuk Gloria, “Tante, aku tidak bisa mengantar Tante dan Om ke bandara besok. Morgan ada urusan, jadi kami harus pulang lebih cepat ke Ravenfell. Hati-hati di jalan, Tante.” Morgan sedikit memiringkan tubuhnya ke arah Sydney dan menyipitkan mata saat ikut membaca pesan tersebut. Setelah Sydney menurunkan tangannya yang memegang ponsel, Morgan segera menyandarkan kepala wanita itu ke bahunya. Sydney tidak protes, bahu Morgan adalah tempat favoritnya yang baru. Namun belum lama Sydney bersandar, wanita itu kembali menegakkan punggung karena ada pesan balasan dari Gloria. [Tidak apa-apa, Sydney. Senang bertemu denganmu. Kami sedang dalam perjalanan menuju kantor Monarch Legal Group untuk r
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

97. Saya Keluarganya!

“Ulangi, lebih jelas!” perintah Morgan pada seseorang di telepon, rahangnya mengeras. Sementara itu, telepon dari Vienna diakhiri. Sydney masih membeku dan bergetar. Wanita itu menoleh perlahan pada Morgan dan menarik pelan lengan kemeja pria itu. Morgan menoleh dan mematikan panggilan. “Rumah sakit! Kumohon!” ucap Sydney, tangannya bergerak tidak beraturan, tetapi Morgan mengerti apa maksud wanita itu. Tanpa bertanya apa pun, Morgan mengangguk. Seakan kabar buruk yang baru Sydney ketahui juga sampai ke telinga Morgan. “Antar aku dan Sydney ke rumah sakit.” Morgan berkata pada sopir. Ronald yang duduk di sebelah sopir menoleh ke belakang. “Bagaimana dengan Tuan Jade dan Nona Jane?” tanya pengawal itu. Morgan mendesah dan memijat pelan pelipisnya. Dia tidak tahu apakah stok ASI di mansion akan cukup untuk anak-anaknya, tetapi si kembar tidak mungkin mengikuti ibu susu mereka ke rumah sakit dan terlihat oleh publik. Dan Morgan juga tidak mungkin melarang Sydney kali ini. “Biar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

98. Highvale atau Sevashtone

Morgan akhirnya memanggil dokter dan memintanya memeriksa Sydney. “Nona Sydney syok, Tuan. Kejadian kecelakaan mantan mertuanya pasti sangat mengguncang psikisnya,” jelas dokter sambil melepas stetoskopnya. “Apa hubungan mereka sangat baik?” Dokter yang kali ini adalah dokter senior. Jadi dia tahu bahwa perlakuan terhadap Morgan harus dispesialkan dan semua pertanyaan pria itu tidak boleh dijawab seadanya. Morgan mengernyitkan dahi, tetapi kemudian dia mengangguk. “Belakangan ini, Sydney sangat menyukai mantan mertuanya. Bahkan Sydney sampai memberitahu mereka tentang rahasia kami,” jawab Morgan, tatapannya tidak lepas dari Sydney walaupun dia sedang bicara dengan sang dokter. Yang Morgan maksud adalah si kembar, tetapi dokter tersebut menangkapnya lain. Dokter itu berpikir bahwa yang Morgan bicarakan adalah hubungan rahasia semacam skandal perselingkuhan atau one night stand. “Dia juga bicara dalam tidurnya. Apa itu mungkin?” tanya Morgan beberapa saat kemudian. “Karena Nona S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

99. Mantan Kakak Ipar

Morgan pergi ke luar rumah sakit dan bersandar pada dinding yang menghadap jalan raya. Dia mengeluarkan sebatang rokok dari saku jas, kemudian menyalakannya. Saat kepalanya masih berputar memikirkan Sydney, Ronald datang. “Tuan memanggil saya. Ada apa, Tuan?” tanya Ronald setelah membungkukkaan badan. “Ada rekaman suara telepon dari Vienna di ponsel ini. Salin dan simpan di tempat yang lebih aman, kirimkan juga ke surelku,” jawab Morgan sambil menyerahkan ponsel Sydney. Morgan yakin suatu saat rekaman itu akan berguna. Dia tidak ingin Sydney langsung melaporkan hal ini pada pihak berwajib. Vienna juga akan bisa bebas dengan cepat jika persiapan mereka kurang matang seperti kasus Ghina. Lebih baik terus mengumpulkan kartu AS lawan sambil menunggu waktu yang tepat untuk memainkan itu. Tanpa banyak bertanya, Ronald menerima ponsel itu. “Baik, Tuan.” “Dapatkan juga identifikasi kerusakan mobil yang ditumpangi Gloria dan Terry saat kecelakaan. Kita bisa melacak apakah itu kecelakaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

100. Hamil Muda

Morgan baru saja tiba di dalam pesawat. Dia dan Sydney berangkat terpisah pagi ini. Pria itu menatap tajam Chester dan Sydney bergantian. Dia juga mengecek nomor tempat duduk mereka dan mencocokkannya dengan tiket yang pria itu pegang. Sementara Chester menatap pria asing di depannya dengan heran. Ronald yang juga ikut dalam penerbangan dan ada di belakang Morgan segera menunjuk kursi di seberang Sydney sebelah kiri. “Kursi Tuan di sebelah sini,” ujar Ronald tidak berani menatap Morgan. Morgan mengernyitkan dahi dan menyipitkan mata pada Ronald. “Mengapa kursiku di sini?!” tanya Morgan dingin. “Tiket dibeli secara mendadak, dan dua tempat duduk yang kosong seperti ini, Tuan. Saya akan duduk di kelas ekonomi,” jawab Ronald, akhirnya memberanikan diri menatap Morgan. Morgan mendesah frustasi lalu kembali menghadap Sydney dan Chester dengan tatapan tidak terima. “Ada apa?” Chester akhirnya bertanya, tidak tahan dengan sikap aneh pria itu. Alih-alih menjawab Chester, Mo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status