All Chapters of Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris: Chapter 111 - Chapter 120

189 Chapters

110. Status(2)

“Pak, mengenai video itu, apa perlu diviralkan saat ini?” Yas meminta pertimbangan Devran sebelum melangkah untuk memberi pelajaran para pelaku pembulian sang nyonya.Pria itu bukan lagi pegawai di kantornya, jadi tidak bisa datang ke kantor, takut akan membuat spekulasi dari mata-mata sang nyonya besar. Dia menunggu Devran di sebuah kafe utuk membahas urusan ini.“Aku lupa kalau Nayra masih harus kuliah. Jadi dia menolak balik ke kotanya. Menurutmu kalau video itu viral, apa tidak ada kemungkinan mama akan kembali mengincarnya?”Devran meminta pertimbangan Yas mengenai Nayra yang masih ada di Jakarta. takut saja sang mama akan meminta orang mengubek-ubeknya lagi jika video itu viral.“Nanti kita samarkan wajah nyonya agar tidak mengganggu privasinya. Ini juga akan memancing reaksi mereka untuk membuat sebuah pernyataan. Barulah kita akan bergerak memakai pihak ketiga untuk melaporkan mereka.”Yas sudah merancangnya. Dia belum mengeksekusi hal ini karena menunggu Devran balik dari Ba
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

111. Belum Rela

“Nayra?!” bentak seniornya kala melihat Nayra kurang fokus.“Kalau tidak niat kerja jangan kerja! Lihat kan kita dikomplen gara-gara mereka pesan sup aparagus yang kau centang malah sup seafood. Mana ibu tadi alergi seafood lagi!”“Maaf, Kak,” ujar Nayra merasa bersalah. Dia juga lupa apakah dia yang salah centang atau pelanggannya yang lupa pesanannya. Yang pasti kali ini Nayra benar-benar kacau.Sejak berangkat tadi, suasana hatinya sudah buruk. Entahlah, untuk apa juga hatinya masih semerana ini melihat pria itu tampak bersama Damayanti.“Permisi, Kak!” Nayra izin melanjutkan pekerjaan. Sedangkan seniornya masih ngedumel karena gadis itu sudah berani membuat kesalahan di minggu-minggu pertama dia bekerja.“Jangan keras-keras pada anak baru.” Rekan yang lain mengingatkan.“Kalau enggak dikerasin mereka seenaknya sendiri. Kita terus yang repot kalau begini!”Kata-kata itu sengaja dikeraskan agar Nayra yang kini mengelap meja makan mendengarnya.Nayra menghela napasnya dalam-dalam. Men
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

112. Belum Rela(2)

“Nay?” Devran menghampiri gadis itu dan baru tersadar bahwa itu hanyalah bayangan yang tiba-tiba melenyap di udara ketika disentuhnya.Dia tidak memungkiri, sedang merindukan gadis itu. Merindukan malam-malam dingin dan hari yang lelah seharian bekerja yang tidak akan terasa lagi karena bersama dengannya.“Sial!” Devran lagi-lagi mengumpati dirinya yang malah mengingat gadis itu.Saat diletakkannya jam tangan di meja rias, Devran baru tahu ponsel Nayra tergeletak di sana dalam keadaan non aktif. Cincin yang diberikannya malam itu pun ada di samping benda pipih itu.“Nayra tidak membawa ponselnya?” Devran terkejut mengambil ponsel itu.Dia memang tidak berusaha menghubugi Nayra, jadi tidak tahu kalau ponselnya ditinggal dan tidak aktif.“Astaga!” lenguhnya lalu bergegas menuju ruang kerjanya.Tadinya mau menghubungi Kiki agar datang dan mengantar benda ini ke Nayra.Dia pasti butuh ponsel ini untuk banyak hal. Akses keuangan, komunikasi dan lainnya tentu dari benda pipih ini. Bagaima
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

113. Belum Rela(3)

“Bagaimana, Ki?” Devran menghubungi Kiki yang belum memberikan kabar.“Saya sudah menunggu nyonya di kampus sejak tadi pagi, Pak. Tapi sekarang ini sepertinya nyonya masih bersama orang lain. Jadi saya menunggunya selesai urusan.”“Orang lain siapa?” Devran penasaran. Siapa orang lain itu hingga Kiki harus menuggunya dulu?“Saya kurang tahu, Pak. Pria itu mengajak nyonya masuk ke mobilnya. Sejak tadi saya menuggu nyonya keluar dari mobil itu.” Kiki memang tidak kenal Ananda, jadi dia tidak tahu siapa yang bersama Nayra.“Mobil? Mereka di mobil? Ngapain?”Devran yang menelpon sembari menandatangani dokumen sampai harus menghentikan pekerjaannya itu hanya karena mendengar Nayra diajak ke mobil seorang pria dan tidak tahu sedang apa di dalam sana hingga Kiki lama menunggunya.Apa gadis itu sudah mulai berani sekarang? Devran jadi resah sendiri dengan pemikirannya. Belum sebulan gadis itu keluar dari apartemennya sudah mau macam-macam saja. “Maaf, saya kurang tahu, Pak.” Kiki menjawab.
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

114. Terpaksa

“Antarkan ke rumah nenek. Aku akan istirahat di rumah keluarga saja,” ujar Devran yang kali ini meminta sopir kantor mengantarnya. Dia tidak punya sopir pribadi karena kemana-mana masih kuat menyetir sendiri.Melihat sang tuan yang terkantuk-kantuk di bangku penumpang, sopir itu sedikit mempercepat mobilnya. Pasti kelelahan karena banyaknya agenda pekerjaan. Ternyata orang kaya juga masih sekeras itu bekerjanya. Batin sopir itu memperhatikan sang bos dari spion dalam. Sesampai di rumah keluarga, sopir itu membangunkan Devran.“Pak, sudah sampai rumah keluarga.”Devran tergagap membuka matanya lalu segera keluar.“Baik, kau boleh kembali ke kantor!” tukas Devran yang lansung berjalan menaiki tangga menuju pintu utama rumah besar itu.Namun, langkahnya terhenti setelah mobil itu berlalu dari halaman rumah. Devran yang tadi nampak sayu dan mengantuk langsung memasang mode awas melihat sekitar dan bergegas melompat ke arah garasi untuk mengambil mobilnya yang lain.Setidaknya sopir i
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

115. Terpaksa(2)

“Mau apa, Mas?”“Duduklah dulu! Aku mau bicara.” Devran mengarahkan dagunya ke tempat duduk di depannya agar Nayra duduk.Tapi gadis itu seolah tidak mau mengindahkan perintah Devran. Hanya berdiri dengan napas sedikit berpacu yang Devran tidak tahu, apa itu karena habis berjalan jauh atau sedang menahan kesal padanya. “Nay? Duduk!” Devran mengulang kata-katanya.Dia memang sengaja memesan makanan ini dari restoran itu dan berjanji memberikan tips yang besar kalau Nayra yang akan mengantarnya. Dia butuh bicara pada gadis yang bandel ini.Nayra baru duduk tapi wajahnya masih tampak resah dan tidak terima.“Untuk apa bekerja begini? Bagaimana kuliahmu?”Devran mencoba memulai pembicaraan dengan tema perkuliahan. Gadis ini biasanya masih antusias kalau membicarakan tentang kuliahnya.“Tidak ada masalah, kuliahku pagi,” jawab Nayra dengan nada enggan. Dia juga seolah menghindari berkontak mata dengan Devran. “Percuma juga kuliah malamnya malah klayapan sampai tengah malam?”“Aku tid
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

116. Terpaksa(3)

“Kasihan teman-teman yang lain, Nay. Kalau di suruh pindah tiba-tiba, pindah ke mana coba?” Aulia yang sedang menata barangnya tampak memikirkan temannya yang lain.Nayra masih tidak bisa berpikir dengan baik. Kenapa tempat kosnya tiba-tiba harus disita? Bukannya proses penyitaan juga ada prosedurnya?Lalu teringat Devran yang tadi mengancamnya akan menghancurkan tempat kerjanya kalau Nayra masih balik kerja, bisa juga kan Devran yang melakukan hal ini?“Nyonya, kalau tidak ada yang dibutuhkan lagi, saya izin keluar.” Kiki menghampiri mereka untuk pamit pergi.“Oh, terima kasih, Ki.” Nayra tidak menahan wanita itu.Aulia menyenggol lengannya sesaat Kiki berlalu.“Ada apa, Ul?”“Mau heran, tapi saat ini aku tidak mau banyak bertanya dulu.” Kiki tadi menemui Aulia karena mengatakan diminta bosnya untuk mengambil barang-barang Nayra.Kebetulan sekali saat itu pihak kepolisian mengumumkan rumah kos harus segera dikosongkan. Kiki sekalian mengajak Aulia ke tempat Nayra.Dia heran, ternya
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

117. Mengurus Perceraian

 “Maaf ya, Mbak. Maaf semuanya, Anak saya menggadaikan sertifikat  kos-kosan ini untuk pinjam  uang di bank, Ternyata sudah lama tidak di bayar tanpa sepengetahuan kami.” Ibu kos meminta maaf secara pribadi di depan penghuni kos-kosannya. Saat itu Nayra dan Aulia yang baru selesai kuliah mampir untuk melihat situasi. Nayra mendengar pernyataan maaf itu dari sang ibu kos. Hal itu membuatnya bingung. “J-jadi, Kos-kosan ini disita karena memang Ibu punya hutang?” Nayra memperjelas apa yang terjadi. “Iya, Mbak. Ternyata surat peringatannya sudah sejak tiga bulan yang lalu. Tapi disembunyikan oleh anak saya," ujar wanita itu.  Oh. Nayra pikir Devran yang sudah berbuat ulah.  "Maaf ya, Mbak. Mbak baru ngekos belum  sebulan, sudah melunasi biaya setahun malah ikut terkena imbasnya.” Wanita itu merasa bersalah pada
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

118. Mengurus Perceraian

Apa Aulia mengenalinya? Nayra tegang. Lalu buru-buru menutup aplikasi itu. Beruntung panggilan dari Ananda mengalihkan. “Iya, dok?” Nayra menjawab panggilan. “Aku tunggu di depan kos-kosanmu, Nay. Cepat keluar ya!” Nayra mengiyakan dan segera menarik lengan Aulia untuk ikut bersamanya. “Kenapa harus sama aku?” Aulia menolak. “Ayolah, Ul. Please bantu aku. Temani biar nanti kalau ada sesuatu kau juga bisa bantu. Setidaknya kasih saran atau apalah itu.” Aulia terpaksa mengikuti temannya itu. Ananda yang tahu Nayra mengajak temannya juga tidak keberatan. “Lusa aku kan balik ke Oxford. Aulia tolong bantu Nayra, ya?” ujar Ananda pada mahasiswanya itu. “B-baik, dok. Dengan senang hati,” tukas gadis itu sedikit tersipu ditatap sang d
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

119. Video Viral

 “Kiki?” Nayra terkejut saat Kiki mendekat dan membuat sesion berpelukan antara dirinya dengan Ananda harus diakhiri.  “Maaf, nyonya. Bisa kita balik sekarang?” Kiki dipesan Devran untuk lebih protektif pada Nayra terkait video yang sudah viral itu. Takut  saja anak buah Tamara langsung menyerang Nayra karena mengira gadis itu terlibat dalam memviralkannya. “Nay,  kau tinggal bersama Devran lagi?” Ananda menatap Nayra heran. Nayra tidak bisa menjelaskan di  depan Kiki, jadi meminta wanita itu keluar sebentar. “Aku akan ikut denganmu, tapi tunggu sebentar,” ujar Nayra pada Kiki. Kiki mengangguk dan meninggalkan keduanya.    Kiki pasti mengiranya ada hubungan dengan Ananda, dan  setelah ini dia akan mengadu pada Devran dan pr
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
19
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status