All Chapters of Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan: Chapter 11 - Chapter 20

103 Chapters

Ada Tamu Penting

Setibanya di Perusahaan Joy Deluxe, Neuro melangkah masuk seperti seorang penakluk yang baru saja tiba di tanah musuh.Nama belakangnya, Edenvile, adalah kunci emas yang membuka pintu-pintu yang biasanya terkunci rapat.Semua mata memandangnya, beberapa dengan rasa ingin tahu, yang lain dengan rasa kagum.Tanpa ragu, Neuro langsung menuju ruangan Rean. Ia hampir tidak memberi waktu bagi resepsionis untuk memperkenalkan kedatangannya.Langkahnya tegas, tiap hentakan sepatu di lantai marmer terdengar seperti ketukan palu penghakiman.Pintu ruangan Rean terbuka, dan pria itu mendongak dari meja kerjanya dengan ekspresi kaget yang tidak bisa ia sembunyikan.Alisnya berkerut samar, menunjukkan kebingungan yang perlahan berubah menjadi kewaspadaan."Anda?" tanya Rean, suaranya terdengar datar namun penuh pertanyaan.Neuro hanya tersenyum tipis, senyum yang tidak menjawab namun malah mengundang lebih banyak pertanyaan."Neuro Edenvile, jika Anda lupa," ujarnya, nada suaranya seperti angin se
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Jangan Mengelak Lagi!

Alisha mendengus, suara kecil itu terdengar seperti geraman hewan buas yang sedang terkunci di kandang. Tatapannya tajam, seolah mampu menembus tembok tebal yang memisahkannya dari Rean dan Neuro."Mona," katanya pelan namun penuh ancaman. "Apa kamu ingin ini menjadi masalah? Apa kamu ingin aku bilang pada Rean bahwa kamu baru saja mengusir istri bosnya?"Mona terdiam. Wajahnya memucat, dan ia menunduk dengan gemetar. "Tidak, Bu," jawabnya lemah."Kalau begitu, minggir!"Tanpa menunggu, Alisha mendorong tubuh Mona ke samping dan membuka pintu ruangan Rean dengan keras, hampir seperti pintu itu adalah musuh yang harus ia kalahkan."Sayang?" Rean yang sedang berbicara dengan Neuro mendongak dengan kaget. Wajahnya penuh dengan pertanyaan, sementara tatapan dingin Alisha hanya fokus pada Neuro."Wah, diskusi kita jadi lebih menyenangkan karena Nona Alisha sudah ada di sini," ucap Neuro dengan nada santai, seolah keberadaan Alisha hanyalah tambahan yang menyegarkan suasana.Alisha menatap
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Aku akan Membantumu

Tubuh Alisha melemas mendengar ucapan Rean. Apa ini? pikirnya, dadanya terasa seperti diremas oleh tangan tak terlihat.Bukankah tadi Rean baik-baik saja? Kenapa nada suaranya kini terdengar seperti melodi pahit yang mengingatkan pada malam kelam itu?Ia meremas tangannya dengan kuat, jari-jarinya hampir menusuk telapak tangan yang basah oleh keringat dingin. Sudahlah, sandiwara ini memang harus berakhir. Pikirannya terus memutar kemungkinan terburuk.Pernikahan yang selama ini ia pertahankan bagai istana pasir kini terasa runtuh, tak mampu melawan gelombang.Alisha hanya bisa menyayangkan satu hal: pembalasan dendam yang telah ia susun rapi harus berakhir sekarang juga.Bayangan masa depan buruk menyergapnya, seperti angin dingin yang merayap di kulit. Jika mereka bercerai, ia bisa melihat dengan jelas Rean dan Gea berdiri bersama, tersenyum penuh kemenangan, mengolok-oloknya tanpa belas kasihan."Sial," gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri.Alisha menghela napas panjang, men
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Keputusan Gila

Neuro tertawa kecil, sebuah suara rendah yang menggema seperti gema di lorong gelap. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, lalu menatap Alisha dengan tatapan yang sulit dibaca.“Bagaimana jika kubilang bahwa kau membuatku tertarik?”Alisha mendengus keras, matanya melotot tajam. “Apa begini caramu menggoda para wanita bodoh itu untuk tidur denganmu?” tanyanya sinis, suaranya menggigit seperti belati yang menyayat daging.Neuro masih mempertahankan senyumnya, senyum itu seperti jaring laba-laba yang penuh dengan kelicikan, siap menangkap mangsanya kapan saja."Tapi dalam kasus ini, kau yang menarikku ke tempat tidur, Nona. Apa ingatanmu masih bermasalah?" ucapnya dengan nada menggoda, seperti racun yang dibalut madu.Alisha merutuk dalam hati, mengumpati betapa lincahnya lidah Neuro Edenvile dalam memutarbalikkan fakta.Ia benci setiap kata yang keluar dari mulut pria itu, benci setiap detik yang ia habiskan untuk mendengarkan kebohongan dan ejekan Neuro.'Kenapa aku harus berurusan denga
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Kemarahan Alisha

Alisha menekuk wajahnya, semburat lelah tampak di matanya yang redup. Ia baru saja selesai bertemu dengan Neuro, pria dengan senyum penuh teka-teki dan sikap yang tak pernah berhenti memprovokasi.Entah bagaimana kelanjutan kesepakatan ini nanti, pikirnya, kepalanya serasa dihantam oleh gelombang pasang pikiran yang berputar tanpa henti. Aku sudah cukup lelah menghadapi pria gila itu hari ini, desahnya dalam hati.Dengan gerakan lesu, bahunya merosot ke sandaran kursi ruang kerjanya. Pikirannya berkelana, mengulang semua kekacauan yang terjadi akhir-akhir ini.Perselingkuhan Rean adalah pukulan pertama, dan kini Neuro Edenvile hadir sebagai badai berikutnya, menghancurkan apa pun yang tersisa dari kewarasanku.Sebuah denyut tajam menjalari kepalanya, seolah-olah otaknya ingin memberontak terhadap semua ini."Kau harus lihat pekerjaan selingkuhanmu itu!"Alisha mendongak, matanya yang lelah bertemu dengan sosok Jeselyn yang berdiri di ambang pintu dengan ekspresi tak sabar.Beberapa pr
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Mengadukan pada Rean

"Aku tidak mengerti, Kak. Sungguh, Kak Jeselyn tidak berkata apa-apa padaku tadi, Kak. Sepertinya Kakak salah paham. Dari awal Kak Jeselyn memang terlihat tidak suka sejak aku pindah ke sini. Hiks!" ucapnya, suara tangisnya terdengar seperti nada-nada patah yang dipaksakan, menggantung di udara dengan kejanggalan yang mencolok.Alisha memijit pelipisnya, rasa sakit yang menekan di kepalanya kini terasa seperti badai kecil yang bergemuruh.Di luar dugaan, Gea malah menyalahkan Jeselyn atas kesalahan yang jelas-jelas ia buat sendiri. Apakah ini cara Gea bertahan di dunia ini?Dengan menampilkan kepolosan yang dibuat-buat, meneteskan air mata palsu untuk memanipulasi orang-orang di sekitarnya?Tentu saja, Alisha tidak termakan oleh sandiwara itu. Ia mengenal Jeselyn hampir seumur hidupnya.Jeselyn bukan tipe orang yang akan bertindak sepicik itu hanya karena ketidaksukaan. Sedangkan Gea... Gea adalah cerita lain.Gadis ini telah menunjukkan wajahnya yang sebenarnya, berlapis-lapis sepert
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Playing Victim

Rean mengangkat alisnya saat layar ponselnya menampilkan nama Gea. Sebuah panggilan di tengah jam kerja.Ia mendecak keras, perasaan kesal menguap seketika. Apa sebenarnya yang dipikirkan Gea? Panggilan seperti ini terlalu berisiko.Apakah gadis itu tidak khawatir perselingkuhan mereka terbongkar begitu saja di depan Alisha?Rean menekan tanda hijau dengan gerakan cepat, nyaris kasar. Sebelum amarahnya tumpah, ia ingin tahu alasan Gea mengganggunya di saat yang tidak tepat seperti ini."Apa kamu sudah gila? Kenapa menelepon di jam seperti ini? Alisha pasti..."Kalimatnya terputus tiba-tiba. Di seberang sana, suara isak tangis pecah, menyeruak melalui ponsel seperti belati yang menusuk langsung ke dadanya.Napas Rean tercekat; suara itu, tangisan itu—lemah dan penuh luka—menghantam benteng emosinya. Rasa bersalah dan simpati mengalir deras, melunturkan kemarahannya."Ada apa, Gea? Kenapa kamu menangis?" tanyanya, nadanya berangsur menjadi lembut, hampir seperti belaian.Gea terisak di
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Telah Bermain Api

Rean mendesah kasar, tangannya secara refleks mengusap wajahnya dengan gerakan lelah. Baru saja ia merasa sedikit tenang setelah bertemu Gea, kini Alisha kembali memperkeruh suasana hatinya."Suami baru tiba, kenapa sudah mengajak untuk berdebat? Bukankah seorang istri yang baik seharusnya mempersiapkan keperluan suaminya saat ini?" balasnya dengan nada dingin, matanya menatap lurus ke arah Alisha.Alisha bersedekap di depan dada, sorot matanya tajam seperti duri mawar yang menyakitkan."Aku sudah melakukan semuanya. Kamu bisa mengeceknya jika penasaran. Makanan, pakaian, juga air hangat sudah tersedia.“Tapi karena kamu lagi-lagi pulang terlambat, makanan dan air hangat itu sudah dingin. Sebenarnya kamu ke mana?" tanyanya dengan nada curiga yang mencuat seperti panah yang mengarah langsung ke hati Rean.Biasanya, tatapan penuh intimidasi dari Alisha akan membuat Rean terdiam. Tapi tidak kali ini. Ia menghela napas panjang, tatapannya mencerminkan rasa lelah bercampur kejengkelan yang
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Aku Memang Melakukannya

Sementara itu, Gea melangkah masuk ke kantor dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya, senyum yang menyiratkan kemenangan kecilnya.Hari ini begitu indah. pikirnya. Rean telah mengabari bahwa ia menasihati Alisha atas sikap kasarnya kemarin. Bahkan, Rean berkata akan selalu menjadi benteng pelindungku.Hatinya terasa melayang, seperti kupu-kupu yang bebas menari di tengah taman bunga. Aku selangkah lebih maju menuju tujuanku, pikirnya sambil melirik ke arah ruangan Alisha.Ruang kaca itu memperlihatkan sosok Alisha yang tenggelam di balik tumpukan file di mejanya.Gea tersenyum kecil. Lihatlah, wanita itu berusaha terlihat baik-baik saja, padahal badai sedang melanda rumah tangganya.Namun, senyumnya menghilang saat Vania dan Jesselyn menghampiri mejanya dengan langkah cepat."Saya harus mengambil semua berkasnya, Bu?" tanya Vania, matanya menunjuk ke arah meja Gea.Gea mengerutkan kening, kebingungan. Ada apa ini sebenarnya?Jesselyn, dengan nada datar namun tegas, mengangguk. "Ya
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Pengecut!

Alisha menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan gerakan perlahan, menatap Gea dengan mata yang tajam namun datar, seperti raja yang sedang mengadili rakyatnya."Bukankah sudah jelas bahwa kau tidak ingin dikritik, Gea? Kau bahkan mengadu pada Rean karena aku memarahimu," ucapnya, nada bicaranya datar namun membawa bobot yang membuat udara di ruangan itu terasa lebih berat.Gea menggeleng cepat, ekspresi wajahnya berubah menjadi cerminan kesedihan yang dibuat-buat."Kakak salah paham! Aku tidak mengadu. Kebetulan saja Kak Rean menelepon untuk menanyakan kabarku di kantor ini. Tapi karena terlalu sedih Kak Lisha marah padaku, aku menangis di telepon.“Jadi mau tidak mau aku menceritakannya pada Kak Rean. Maafkan aku, Kak!" katanya, suaranya lirih namun penuh dengan nada memohon yang terlatih sempurna.Ia menatap Alisha dengan mata yang mulai berkilauan, seolah-olah air mata sudah di ambang jatuh.Namun, Alisha tetap bergeming, tak ada secercah simpati di wajahnya. Gea merasa darahnya mendi
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
PREV
123456
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status