Share

Playing Victim

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-23 10:58:32

Rean mengangkat alisnya saat layar ponselnya menampilkan nama Gea. Sebuah panggilan di tengah jam kerja.

Ia mendecak keras, perasaan kesal menguap seketika. Apa sebenarnya yang dipikirkan Gea? Panggilan seperti ini terlalu berisiko.

Apakah gadis itu tidak khawatir perselingkuhan mereka terbongkar begitu saja di depan Alisha?

Rean menekan tanda hijau dengan gerakan cepat, nyaris kasar. Sebelum amarahnya tumpah, ia ingin tahu alasan Gea mengganggunya di saat yang tidak tepat seperti ini.

"Apa kamu sudah gila? Kenapa menelepon di jam seperti ini? Alisha pasti..."

Kalimatnya terputus tiba-tiba. Di seberang sana, suara isak tangis pecah, menyeruak melalui ponsel seperti belati yang menusuk langsung ke dadanya.

Napas Rean tercekat; suara itu, tangisan itu—lemah dan penuh luka—menghantam benteng emosinya. Rasa bersalah dan simpati mengalir deras, melunturkan kemarahannya.

"Ada apa, Gea? Kenapa kamu menangis?" tanyanya, nadanya berangsur menjadi lembut, hampir seperti belaian.

Gea terisak di
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Telah Bermain Api

    Rean mendesah kasar, tangannya secara refleks mengusap wajahnya dengan gerakan lelah. Baru saja ia merasa sedikit tenang setelah bertemu Gea, kini Alisha kembali memperkeruh suasana hatinya."Suami baru tiba, kenapa sudah mengajak untuk berdebat? Bukankah seorang istri yang baik seharusnya mempersiapkan keperluan suaminya saat ini?" balasnya dengan nada dingin, matanya menatap lurus ke arah Alisha.Alisha bersedekap di depan dada, sorot matanya tajam seperti duri mawar yang menyakitkan."Aku sudah melakukan semuanya. Kamu bisa mengeceknya jika penasaran. Makanan, pakaian, juga air hangat sudah tersedia.“Tapi karena kamu lagi-lagi pulang terlambat, makanan dan air hangat itu sudah dingin. Sebenarnya kamu ke mana?" tanyanya dengan nada curiga yang mencuat seperti panah yang mengarah langsung ke hati Rean.Biasanya, tatapan penuh intimidasi dari Alisha akan membuat Rean terdiam. Tapi tidak kali ini. Ia menghela napas panjang, tatapannya mencerminkan rasa lelah bercampur kejengkelan yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Aku Memang Melakukannya

    Sementara itu, Gea melangkah masuk ke kantor dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya, senyum yang menyiratkan kemenangan kecilnya.Hari ini begitu indah. pikirnya. Rean telah mengabari bahwa ia menasihati Alisha atas sikap kasarnya kemarin. Bahkan, Rean berkata akan selalu menjadi benteng pelindungku.Hatinya terasa melayang, seperti kupu-kupu yang bebas menari di tengah taman bunga. Aku selangkah lebih maju menuju tujuanku, pikirnya sambil melirik ke arah ruangan Alisha.Ruang kaca itu memperlihatkan sosok Alisha yang tenggelam di balik tumpukan file di mejanya.Gea tersenyum kecil. Lihatlah, wanita itu berusaha terlihat baik-baik saja, padahal badai sedang melanda rumah tangganya.Namun, senyumnya menghilang saat Vania dan Jesselyn menghampiri mejanya dengan langkah cepat."Saya harus mengambil semua berkasnya, Bu?" tanya Vania, matanya menunjuk ke arah meja Gea.Gea mengerutkan kening, kebingungan. Ada apa ini sebenarnya?Jesselyn, dengan nada datar namun tegas, mengangguk. "Ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Pengecut!

    Alisha menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan gerakan perlahan, menatap Gea dengan mata yang tajam namun datar, seperti raja yang sedang mengadili rakyatnya."Bukankah sudah jelas bahwa kau tidak ingin dikritik, Gea? Kau bahkan mengadu pada Rean karena aku memarahimu," ucapnya, nada bicaranya datar namun membawa bobot yang membuat udara di ruangan itu terasa lebih berat.Gea menggeleng cepat, ekspresi wajahnya berubah menjadi cerminan kesedihan yang dibuat-buat."Kakak salah paham! Aku tidak mengadu. Kebetulan saja Kak Rean menelepon untuk menanyakan kabarku di kantor ini. Tapi karena terlalu sedih Kak Lisha marah padaku, aku menangis di telepon.“Jadi mau tidak mau aku menceritakannya pada Kak Rean. Maafkan aku, Kak!" katanya, suaranya lirih namun penuh dengan nada memohon yang terlatih sempurna.Ia menatap Alisha dengan mata yang mulai berkilauan, seolah-olah air mata sudah di ambang jatuh.Namun, Alisha tetap bergeming, tak ada secercah simpati di wajahnya. Gea merasa darahnya mendi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Membuatnya Geram Setengah Mati

    Ketiga perempuan itu pergi, meninggalkan Gea sendiri di toilet. Namun, bukannya lega, Gea justru merasa dadanya semakin sesak.Ia mengepalkan tangannya, menyalahkan situasi ini pada Alisha. Sial, ini semua gara-gara Alisha! pikirnya, geram.Ia berjalan ke wastafel, membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap bisa meredakan amarah yang membakar dirinya.Namun, saat ia kembali ke mejanya, sesuatu menarik perhatiannya. Kursinya telah dikucuri noda berwarna merah, seperti darah.Saat ia berdiri untuk mengambil kopi, suara bisik-bisik mulai terdengar dari rekan kerjanya yang lain. Gea menyipitkan mata, mencoba menangkap percakapan mereka."Ih, jorok sekali!""Hei, bukannya dia tadi baru pulang dari toilet? Kenapa tidak ganti saja tadi?"Bisikan-bisikan itu semakin ramai, seperti sekumpulan lebah yang berdengung tanpa henti. Setiap kata yang terucap membawa nada jijik, membuat atmosfer ruangan terasa menyesakkan."Lihat, darahnya b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Harusnya Membelaku!

    Gea terpaku, bagai terpaku oleh waktu yang tiba-tiba berhenti. Kata-kata Alisha tadi masih bergema di pikirannya.Bukti? Sial, apakah penderitaannya tidak cukup jelas untuk dilihat? Apakah noda darah dan tikus mati di dalam tasnya tidak cukup menjadi bukti nyata?Mengapa Alisha malah mempertanyakan hal itu seolah-olah Gea adalah terdakwa, bukan korban?"Gea, jangan bilang kamu tidak memiliki buktinya," suara Alisha terdengar lebih dingin dari angin musim dingin yang menggigit tulang.Gea menelan ludah, merasakan rasa getir menyusuri tenggorokannya. Puluhan pasang mata kini tertuju padanya, penuh sorot tajam yang memaksa pengakuan.Tekanan itu bagaikan ribuan jarum yang menusuk kulitnya, menyakitkan dan tak terhindarkan. Tatapan intimidasi dari Alisha membuat tubuhnya seolah menyusut, kehilangan kekuatan untuk melawan.Bukti? Tentu saja ia tidak memilikinya. Gea mengutuk dirinya dalam hati, menyadari bahwa tadi ia telah menuduh Lolita hanya bermodalkan emosi.Namun tiba-tiba, sebuah id

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Terus Menguji Kesabaranku

    Wajah Alisha mengeras, seperti topeng marmer yang dingin tanpa belas kasihan. "Aku melakukannya agar kau introspeksi diri, Gea. Kantor ini bukan tempat bermain-main. Ini kantorku, kamu seharusnya menuruti perintahku di sini! Jika kamu tidak menurutiku, kamu bisa keluar dan kembali ke desamu!"Kata-kata itu menghantam Gea seperti palu godam, memecahkan sisa harga dirinya. Ia terhenyak, berdiri membeku di tempat, rahangnya terkunci rapat menahan kata-kata yang ingin meluap dari bibirnya.Namun, di dalam hatinya, gelombang amarah tak terkatakan bergemuruh. Berani sekali Alisha berbicara seperti itu padanya. Padahal menjaga suaminya saja wanita itu tidak mampu!Tapi ia tidak bisa mengatakan apa-apa, tidak sekarang. Ia tahu, jika ia membuka rahasia ini, Rean tidak akan memihaknya. Ia tidak memiliki apa pun untuk menahan Rean tetap di sisinya.Alisha menghela napas panjang, jemarinya memijat pelipisnya dengan gerakan lambat namun penuh tekanan."Sudahlah, lebih baik bersihkan pakaianmu. Jes

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Mengadu lagi

    Alisha menggeleng, kali ini dengan keyakinan yang lebih kuat. "Tidak, Jess. Aku akan melihat seberapa brengseknya Rean terlebih dulu. Apa dia masih mempercayai aku sebagai istrinya, atau dia lebih mempercayai perkataan jalang murahan itu? Aku tidak akan membuang waktu hanya untuk merendahkan martabatku dengan mengamuk di sana."Jesselyn terdiam, tetapi wajahnya menunjukkan keterkejutan yang mendalam. "Tapi bagaimana jika Rean lebih memihak pada Gea? Kau akan diam saja melihatnya memonopoli Rean?" tanyanya, suaranya penuh kecemasan.Alisha menatap Jesselyn dengan sorot mata yang tajam bak pisau yang baru diasah. Wajahnya tetap datar, tetapi getarannya seperti badai yang bergulung di bawah permukaan laut.Jemarinya perlahan mengepal di atas meja, menciptakan bayangan gelap di bawah sinar lampu kantor.Dalam keheningan yang mencekam itu, ia menarik napas panjang, menghimpun kekuatan dari kedalaman hatinya yang penuh luka dan dendam."Maka Rean dan Gea harus hancur lebih dari yang seharus

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Siapa yang Salah Siapa yang Disalahkan

    Mendengar respons Rean yang jauh dari harapan, Gea mendengus keras. Bibirnya mencebik, ekspresi wajahnya penuh kekesalan."Tidak, itu bukan darah! Aku bahkan tidak tahu itu apa. Ada yang sengaja menuangkan cairan merah di kursiku. Menyebalkan sekali! Pasti Alisha menghasut karyawannya untuk melakukan itu, Kak Rean!"Kata-kata itu meluncur cepat, seperti anak panah yang dilontarkan tanpa ragu. Hati Rean terasa berat mendengarnya.Ia menarik napas panjang, berusaha keras menenangkan pikirannya yang terasa berputar-putar di antara tuduhan Gea dan bayangan Alisha yang dingin.Tangannya terangkat, memijat keningnya yang tiba-tiba terasa berdenyut. "Baiklah, nanti akan kutanyakan padanya, bagaimana?"Gea mengerutkan dahi, ekspresinya jelas menunjukkan rasa tidak puas. "Kakak harus memarahi Kak Lisha dan mencari tahu siapa pelakunya," pintanya dengan suara manja yang tak bisa disembunyikan meski sedang marah.Rean kembali menghela napas, panjang dan penuh rasa lelah yang tertahan. Ia menatap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25

Bab terbaru

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Salah Memilih Lawan

    Kelly hanya bisa meremas foto-foto itu dengan kesal. Mustahil, bagaimana bisa Alisha menemukan jejak dirinya saat menjadi wanita penghibur beberapa tahun yang lalu.Hanya sebentar ia berada disana untuk bekerja, bagaimana mungkin Alisha bisa menemukan jejaknya?Apa Alisha memiliki orang handal yang pintar mencari informasi? Tidak mungkin. Perusahaan Alisha bukanlah perusahaan besar yang memiliki sumber daya manusia yang luar biasa."Bagaimana Kelly? Kau ingin aku mengirimnya pada Andrew?" ujar Alisha dengan senyuman miring."Atau bagaimana jika aku membeberkan hal ini ke media? Beritamu pasti akan besar seperti halnya beritaku. Bahkan aku bisa membuatnya lebih besar lagi," sambung Alisha kembali.Kelly mulai terlihat pucat pasi mendengar ucapan Alisha. Rahangnya bergemretak menahan amarah melihat Alisha yang tersenyum penuh arti. "Apa maumu?""Ha, tidak seru! Kenapa kau masih saja searogan itu saat kartu matimu ada di tanganku. Memohonlah padaku, Kelly Anderson! Baru aku akan memperca

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Ancaman Untuk Kelly

    Awalnya Alisha pikir Gea akan terbawa amarah saat ia lagi-lagi kalah darinya. Namun kali ini berbeda, Alisha terperangah saat melihat Gea malah mengangkat bibirnya membentuk sebuah senyuman. Senyuman licik nan berbahaya. Kedua tangannya ia lipat di depan lalu berkata, "Tidak apa-apa, Kelly. Aku memang sengaja kalah dari Kak Lisha,"Alisha mengangkat alis mendengar ucapan ambigu yang dilontarkan oleh Gea. Apa yang jalang ini maksud sebenarnya?"Sengaja kalah? Kenapa memangnya, Gea?" Kelly terlihat mulai memancing.Semua orang terlihat mencondongkan tubuh mereka, sama-sama ingin tahu jawaban yang akan Gea utarakan."Aku sudah mengambil semuanya dari Kak Lisha, hal ini tidak seberapa dengan pengorbanannya untukku. Dia sungguh berhati mulia mau memberikan suami tercintanya.”"Astaga, malangnya.""Kasihan sekali.""Dia tidak pandai menjaga suaminya."Alisha hanya bisa ternganga mendengar jawaban Gea. Semua orang kembali terkikik geli. Sialan, mereka sengaja menjadikan aib rumah tanggany

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Kalah

    Alisha mengangkat wajahnya melihat ke arah depan. Matanya melebar sempurna melihat bayangan wanita itu. Raut wajah Alisha seketika mengeras melihat Gea berdiri disana dengan senyuman lebar. Gea melangkahkan kakinya ke arah meja mereka dengan langkah mengayun. Alisha hanya bisa mengatupkan rahangnya kuat melihat penampilan Gea yang mewah malam ini. Sedang apa wanita jalang ini di sini?"Selamat malam, Kak Lisha. Akhirnya kita bertemu lagi hari ini."Melihat Gea berdiri disana dengan senyuman lebar membuat amarah Alisha seketika bangkit. la refleks berdiri, menatap tajam ke arah Gea yang masih memasang senyum lebarnya."Apa-apaan ini, Kelly? Kenapa jalang ini ada di sini?" ujar Alisha sinis.Kelly terlihat mengangkat bahu. "Maafkan aku Alisha Sayang, tapi aku menerima semua orang yang menurutku memiliki derajat tinggi. Sekarang Gea adalah istri Rean Hadiyatma, salah satu perusahaan besar di kota ini,""Apa kalian tahu siapa dia?" Tanya Alisha sambil menunjuk Gea dengan telunjuknya."T

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Tamu Spesial

    Dalam hati Gea bersorak mendengar ucapan Riana. Rencananya lebih lancar dari yang seharusnya berjalan. Kematian Hendriawan benar-benar menguntungkan baginya. Lihat orang-orang bodoh ini, mereka tidak tahu jika ia telah menyuntikan racun ke dalam infusan Hendriawan. Sebenarnya langkahnya untuk melenyapkan bukan bagian dari rencana, hanya saja mengingat pria tua itu bisa menjadi batu sandungan untuknya, Gea terpaksa melakukannya.Racun yang ia suntikan memang tidak dapat terdeteksi sebagai penyebab kematian, siapa yang menyangka jika pekerjaan ayahnya sebagai anggota preman cukup membantunya mengetahui informasi ini. Gea mengulas senyuman tipis. Kebencian Riana terhadap Alisha semakin membesar karena satu dua kebohongan yang ia lontarkan. la akan menjadikan Riana sebagai alat untuk menghancurkan Alisha. Tidak ada senjata yang lebih baik dibanding dari mereka yang dipenuhi dendam dan juga amarah.Dengan penuh yakin Gea mengangguk, menuruti apapun arahan Riana selanjutnya."Baik Ma, G

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Menyalahkan Alisha

    Suasana duka menyelimuti kediaman rumah Keluarga Hadiyatma ketika Alisha menginjakkan kakinya di sini.Semua orang berpakaian penuh hitam ikut menggambarkan betapa kelamnya hari panjang ini bagi mereka.Alisha hanya bisa menatap rumah duka itu dengan tatapan nanar. Suasana hatinya tak jua berbeda dengan suasana hati yang ditujukkan Rean dan Riana hari ini. Sedih dan putus asa.Riana terlihat masih menjerit histeris menggoncang tubuh suaminya yang terbujur kaku sementara Rean terlihat menahan lengan sang ibu untuk menguatkan hatinya yang ditinggal belahan jiwanya.Pemandangan ini sungguh memilukan membuat beberapa pelayat ikut menutup wajah, menyembunyikan tangisnya.Kedatangan Alisha dan raut wajah sedihnya nyatanya tak dapat menyentuh hati Riana sedikit pun.Melihat kedatangan Alisha yang tidak diharapkan membuat pandangan Riana berubah waspada.Wajah putus asanya seketika mengeras melihat Alisha menghampiri jasad Hendriawan. Berani sekali! Berani sekali orang yang menyebabkan kemala

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Berita Kematian

    Telinga Riana seolah berdenging mendengar ucapan dokter di depannya."Apa maksudnya dokter? Jangan main-main. Saya mau menemui suami saya, tadi dia masih baik-baik saja. Mana mungkin suami saya meninggal," ujar Riana menolak fakta yang baru saja dikatakan dokter di depannya."Maafkan kami Bu, kami sudah berusaha namun Tuhan berkehendak lain. Nyawa suami Ibu tidak dapat kami selamatkan.”Tubuh Riana seketika melemas mendengar perkataan dokter di depannya. Tidak mungkin, tidak mungkin suaminya meninggalkannya sekarang.Dengan daya yang tersisa tinggal sedikit, Riana menghampiri ruangan Hendriawan.Tatapannya berubah nanar saat melihat tubuh kaku Hendriawan dengan wajahnya yang sudah memucat."Papa baik-baik saja kan, Pa? Papa pasti bohong kan sama Mama? Papa tidak mungkin meninggalkan Mama sendirian, bukan?"Meski Riana sudah mengguncang tubuh Hendriawan berkali-kali dengan daya yang cukup keras, Hendriawan tetap tidak merespon apapun yang sudah ia lakukan."Papa jangan bercanda begini

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Tidak Bisa Diselamatkan

    Gea menarik nafasnya yang seketika menjadi berat lalu kembali memfokuskan pendengarannya saat Hendriawan kembali membuka suara.Hendriawan terlihat menarik tangan Alisha lembut. Melihat tatapan penuh makna yang diberikan mertuanya pada Alisha, Gea merasa ada sesuatu yang penting hendak dibicarakan oleh Hendriawan."Papa punya permintaan untuk kamu, Alisha.”"Apa itu, Pa?”"Sayang, Papa ingin kamu membatalkan gugatan kamu pada Rean, Papa mohon Sayang, tetaplah jadi menantu Papa. Kamu mau kan?"Seketika jantung Gea berhenti mendengar permohonan Hendriawan pada Alisha. Apa ia tidak salah dengar? Apa Hendriawan baru saja melarang Alisha untuk bercerai dengan Rean?Tanpa sadar Gea mengepalkan tangannya hingga kuku jari jemarinya memutih. Emosinya seketika bangkit mendengar permintaan Hendriawan yang tidak masuk akal.Tidak cukup dengan mengabaikan kehadirannya sebagai istri Rean, Hendriawan sepertinya ingin mengembalikan keadaan pernikahan Rean dan Alisha kembali seperti semula.Nafas Gea

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Terlihat Kembali Dekat

    Alisha mengerjap mendengar permintaan Hendriawan yang mendadak kepadanya. la terdiam, terlalu bingung untuk memberi jawaban kepada Hendriawan.Sebenarnya Alisha mau saja, tapi mengingat ia harus sering bertemu dengan Riana dan Gea membuat Alisha merasa enggan."Sayang? Papa mohon, kamu mau ya?"Permohonan yang sangat yang diucapkan oleh Hendriawan membuat Alisha menjadi tidak tega. la melirik ke arah Rean yang sepertinya ikut menunggu jawaban darinya.Alisha menghela nafasnya berat lalu mengangguk. Meski ia enggan, tidak mungkin ia menolak permintaan Hendriawan secara terang-terangan seperti ini."Aku akan berusaha, Pa," jawabnya tidak yakin.Hendriawan mengulas senyuman kembali saat mendengar jawaban Alisha. Netra Hendriawan yang terlihat semakin sayu membuat Alisha memintanya untuk kembali beristirahat."Sebaiknya Papa istirahat sekarang. Jangan memikirkan banyak hal yang tidak perlu."Hendriawan mengangguk lalu mulai memejamkan mata. Alisha segera menarik selimutnya lalu menaikkann

  • Belenggu Hasrat dan Obsesi CEO Tampan   Membutuhkan Alisha

    Alisha terlonjak mendengar ucapan Rean. "Papa sakit? Tunggu, apa penyakitnya kambuh lagi?""Begitulah. Jadi Alisha, bisa kau bantu aku dan segera datang kemari? Kita lupakan sejenak permasalahan yang tengah kita hadapi. Alisha, Papa membutuhkan dukungan kita sekarang. Kau bisa melakukannya?"Alisha menghela nafasnya panjang mendengar permintaan Rean. Bagaimana bisa ia menolak permintaan Rean saat Hendriawan membutuhkannya? la memijat keningnya sejenak lalu kemudian mengangguk kecil. Benar, untuk sementara lupakan dulu permasalahannya dengan para manusia brengsek ini. la harus membantu Hendriawan pulih dari sakitnya."Baiklah, dimana Papa dirawat?" Tanya Alisha cepat, tidak ingin berbasa basi hal yang tidak perlu dengan Rean."Ah, Rumah Sakit Kencana, dekat rumah kita.”"Rumahmu dengan Gea," ralat Alisha cepat."Ya ya, terserah. Jadi kau bisa kemari? Kau mau aku jemput?"Kening Alisha berkerut tidak senang mendengar ucapan Rean, "Menurutmu setelah apa yang kau lakukan tadi aku masih i

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status