Ketiga perempuan itu pergi, meninggalkan Gea sendiri di toilet. Namun, bukannya lega, Gea justru merasa dadanya semakin sesak.Ia mengepalkan tangannya, menyalahkan situasi ini pada Alisha. Sial, ini semua gara-gara Alisha! pikirnya, geram.Ia berjalan ke wastafel, membasuh wajahnya dengan air dingin, berharap bisa meredakan amarah yang membakar dirinya.Namun, saat ia kembali ke mejanya, sesuatu menarik perhatiannya. Kursinya telah dikucuri noda berwarna merah, seperti darah.Saat ia berdiri untuk mengambil kopi, suara bisik-bisik mulai terdengar dari rekan kerjanya yang lain. Gea menyipitkan mata, mencoba menangkap percakapan mereka."Ih, jorok sekali!""Hei, bukannya dia tadi baru pulang dari toilet? Kenapa tidak ganti saja tadi?"Bisikan-bisikan itu semakin ramai, seperti sekumpulan lebah yang berdengung tanpa henti. Setiap kata yang terucap membawa nada jijik, membuat atmosfer ruangan terasa menyesakkan."Lihat, darahnya b
Last Updated : 2025-01-24 Read more