All Chapters of Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya: Chapter 31 - Chapter 40

76 Chapters

Bab 31

"Jadi ... dia benar hamil?" tanyanya dengan suara yang sedikit bergetar.Dokter itu mengangguk. "Ya, sekitar 7-8 minggu. Untungnya, janin masih bisa diselamatkan. Tapi Nona Livia membutuhkan istirahat total setidaknya satu bulan ke depan, dan nutrisi yang jauh lebih baik."Gavin terdiam, mencerna informasi itu. Delapan minggu ... waktunya tepat sesuai dengan malam itu. Bayi itu ... kemungkinan besar adalah anaknya."Apa dia bisa pulang hari ini?" tanya Gavin akhirnya."Tidak, Tuan. Kami perlu memantau kondisinya setidaknya 24 jam ke depan untuk memastikan tidak ada komplikasi lebih lanjut. Jika semua stabil, besok sore ia baru bisa pulang."Gavin mengangguk pelan. "Terima kasih, Dokter. Bisakah saya menemuinya sekarang?""Tentu, tapi jangan terlalu lama. Dia butuh istirahat," jawab Dokter itu sebelum berlalu.Gavin mendorong pintu ruangan dengan hati-hati. Di dalam, Livia terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan selang infus terpasang di tangannya. Wajahnya yang pucat tampak kont
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 32

Gedung pencakar langit Lysandros Group masih dipenuhi kesibukan meski hari mulai beranjak sore. Beberapa karyawan yang belum pulang masih sibuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Lorong-lorong dan lift dipenuhi bisik-bisik tentang insiden Livia yang dibawa ke rumah sakit oleh sang direktur utama.Saat pintu lift terbuka di lantai dasar, sosok Gavin Lysandros melangkah masuk dengan wajah muram. Jas hitamnya sedikit kusut, rambut yang biasanya tertata rapi kini terlihat berantakan, dan dasi yang biasanya terpasang sempurna kini menghilang dari lehernya. Para karyawan yang kebetulan berada di lobby segera menghentikan percakapan mereka. Keheningan mendadak menyelimuti ruangan yang tadinya riuh dengan gosip."Selamat sore, Pak," ucap beberapa karyawan serempak sambil membungkuk hormat.Gavin hanya mengangguk singkat, tatapannya tajam dan dingin seperti biasa, namun siapapun yang mengenalnya dengan baik bisa melihat gurat kegelisahan di matanya. Langkahnya tegas menuju lift. Jari panjangnya m
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 33

Hampir tengah malam, dan Gavin Lysandros masih belum meninggalkan kantornya. Setelah berjam-jam duduk menyendiri di rooftop, memikirkan segala kemungkinan dan konsekuensi, ia kembali ke ruangannya di lantai 25. Gedung sudah hampir kosong, hanya beberapa petugas keamanan yang masih berjaga.Gavin melepas jasnya yang terasa berat, melemparkannya ke kursi kerjanya. Kemeja putihnya tampak kusut, dua kancing teratas terbuka memperlihatkan lehernya yang tegang. Ia berjalan menuju lemari khusus di sudut ruangan, menuangkan whisky ke dalam gelas kristal, dan menenggaknya dalam sekali teguk.Pikirannya kembali pada Livia dan bayi yang dikandungnya. Sebagai pria yang selalu merencanakan segala sesuatu dengan matang, situasi ini adalah mimpi buruk baginya. Atau setidaknya, seharusnya begitu. Tapi anehnya, selain kebingungan dan kekhawatiran, ada sedikit perasaan hangat yang muncul saat ia membayangkan akan memiliki seorang anak.Bella, ternyata kandungannya yang bermasalah untuk bisa memiliki an
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 34

Sementara itu, di sebuah apartemen di kawasan Kuningan, Bella Lysandros menggeliat manja dalam pelukan kekasih gelapnya, Daniel, mantan sopirnya yang 5 tahun lebih muda darinya. Sinar matahari pagi menerobos tirai tipis, menimpa tubuh mereka yang hanya terbalut selimut."Pagi, sayang," bisik Bella, mengecup pipi Daniel yang masih tertidur pulas.Daniel membuka matanya perlahan, tersenyum melihat wajah cantik Bella yang memandangnya dengan penuh kasih sayang. "Pagi, Nyonya Bella. Apa tidurmu nyenyak?""Menyebalkan sekali, sudah kubilang jangan panggil aku Nyonya, panggil Bella saja." Bella mengerucutkan bibir lalu menyeringai nakal, jari-jarinya menelusuri dada telanjang Daniel. "Setiap bersamamu, aku selalu tidur nyenyak, Sayang."Daniel tersenyum, menarik Bella lebih dekat ke dalam pelukannya. "Aku senang mendengarnya. Terutama setelah hadiah luar biasa yang kamu berikan semalam."Bella tertawa kecil, matanya berbinar mengingat ekspresi terkejut Daniel saat ia memberikan kunci mobil
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Bab 35

Setelah menikmati waktu bersama di kamar mandi, Bella mulai bersiap-siap pulang. Ia mengenakan pakaian mahal, merapikan rambut dan wajahnya dengan teliti di depan cermin. Daniel duduk di tepi tempat tidur, mengamati setiap gerakan Bella dengan tatapan kagum."Kamu selalu cantik, dalam keadaan apapun," puji Daniel.Bella tersenyum, menyemprotkan parfum mahal ke pergelangan tangannya. "Terima kasih, Sayang. Aku harus pulang sekarang. Gavin mungkin sudah berangkat ke kantor, tapi aku tetap harus hati-hati."Daniel mengangguk, meski ada kilatan kecewa di matanya. "Aku mengerti. Kapan kita bisa bertemu lagi?""Segera," Bella mendekat, mengecup bibir Daniel. "Mungkin besok atau lusa. Aku akan meneleponmu."Bella mengambil tas tangannya, memeriksa isinya sekali lagi. "Kamu punya cukup uang untuk keperluan sehari-hari?""Ya, masih ada dari yang kamu berikan minggu lalu," jawab Daniel, meski sebenarnya uang itu sudah hampir habis. Ia tidak ingin terlihat terlalu bergantung pada Bella."Baiklah
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Bab 36

Sore hari, Bella kembali ke apartemen Daniel. Kali ini tanpa penyamaran berlebihan, karena ia tahu kompleks apartemen sepi pada jam-jam kerja. Daniel menyambutnya dengan pelukan hangat dan ciuman lembut di bibir."Aku merindukanmu," bisik Daniel, menuntun Bella masuk ke apartemen."Kita baru berpisah beberapa jam," Bella tertawa kecil, namun terlihat senang dengan sambutan itu.Daniel tersenyum malu. "Tetap saja rasanya seperti berhari-hari."Bella meletakkan tasnya di sofa, lalu menatap Daniel dengan pandangan menggoda. "Jadi, bagaimana caramu akan membuatku senang sore ini?"Daniel menangkap maksud Bella, mendekat dan mulai menciumnya dengan lembut dan penuh gairah. Tangannya bergerak menelusuri lekuk tubuh Bella, membuat wanita itu mendesah pelan."Bagaimana kalau kita pindah ke kamar?" bisik Daniel di telinga Bella.Bella mengangguk tanpa kata, membiarkan Daniel menuntunnya ke kamar tidur. Di sana, mereka berbagi momen intim yang penuh gairah lagi. Daniel memastikan Bella mendapat
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Bab 37

Setelah para investor pergi, Gavin bergegas kembali ke ruangannya. Melepas jas dan melonggarkan dasi, ia menghempaskan tubuhnya ke kursi, memijat pelipis yang berdenyut. Bella, istrinya, bahkan tidak muncul dalam benaknya saat ini. Pernikahan mereka memang sudah lama kehilangan kehangatan, terutama setelah kegagalan berulang untuk memiliki anak dan terungkapnya perselingkuhan.Ia meraih ponsel, memeriksa jam. Pukul 3 sore. Gavin menekan tombol interkom."Pak Anto," panggil Gavin pada sopir pribadinya. "Anda bisa standby di kantor. Saya ada urusan pribadi dan akan menyetir sendiri.""Baik, Pak," jawab Anto dari seberang.Gavin menghela napas panjang, bangkit dan mengenakan kembali jasnya. Ia merapikan penampilannya di cermin, lalu mengambil kunci mobil dari laci.Mercedes hitam Gavin meluncur mulus membelah jalan Jakarta yang padat. Ia mengemudi dalam diam, radio sengaja tidak dinyalakan. Matanya menatap lurus ke depan, namun pikirannya berkelana."Apa yang sedang kulakukan?" gumamnya
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Bab 38

Livia menatap Gavin yang masih duduk di kursi sebelah ranjang. "Ma-maaf, boleh aku bertanya sesuatu?" kata Livia."Hem, apa?" "Mengapa Pak Gavin menginginkan bayi ini?"Gavin terdiam sejenak, pandangannya menerawang. "Aku selalu ingin punya anak," jawabnya jujur. "Aku dan istriku ... kami sudah mencoba selama bertahun-tahun, tapi tidak pernah berhasil. Dan kini ... kamu mengandung anakku.""Aku benar-benar tidak menyangka akan hamil," ujar Livia pelan. "Dan aku sangat terpukul ketika mengetahui aku hamil, padahal sebelumnya Bapak bilang man ... dul," "Mungkin ini takdir." ujar Gavin, mengangkat bahunya sekilas. "Hasil tes kesuburanku tertukar, dan belakangan baru diketahui kalau aku fertile.""Jadi, saat itu Pak Gavin tidak membohongiku dengan mengatakan mandul?""Tentu saja tidak. Akupun sama kagetnya denganmu. Ini benar-benar diluar dugaan."Livia menekan tombol control ranjang, menaikan sandaran. Ia duduk dengan santai."Berapa lama kamu harus di rumah sakit?" tanya Gavin."Dokt
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 39

Di Ballroom mewah Hotel Mulia, acara amal tahunan untuk penggalangan dana pendidikan anak kurang mampu sedang berlangsung meriah. Panggung besar di ujung ruangan dihiasi rangkaian bunga putih dan kristal yang berkilauan. Para tamu wanita berpakaian gaun malam elegan, sementara para pria mengenakan tuksedo atau jas formal terbaik mereka.Bella melangkah masuk dengan anggun, mengenakan gaun merah marun yang menjuntai hingga menyentuh lantai. Rambut hitamnya disanggul tinggi dengan beberapa helai dibiarkan jatuh membingkai wajahnya yang dirias sempurna. Kalung berlian di lehernya berkilau tertimpa cahaya lampu kristal, menarik perhatian beberapa pasang mata.Matanya menyapu ruangan, mencari wajah-wajah familiar. Beberapa orang tersenyum dan mengangguk padanya, yang dibalas Bella dengan senyuman sopan. Di dalam hati, ia merutuki Gavin. Harusnya mereka datang bersama sebagai pasangan, memamerkan pernikahan harmonis yang sebenarnya hanya fasad belaka."Bella, sayang!" Sebuah suara yang suda
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 40

Bella sedikit panik mendengar pertanyaan Bu Lina. Wajahnya menampilkan orang bersalah. Namun, ia langsung berusaha terlihat setenang mungkin. "Oh, hanya teman," jawab Bella cepat, memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. "Menanyakan tentang acara ini."Bu Lina menatapnya dengan tatapan penuh selidik, tapi tidak mengatakan apa-apa. Perhatiannya kembali ke panggung, di mana kini seorang pria dalam balutan jas hitam mengumumkan dimulainya sesi lelang amal."Item pertama malam ini adalah karya seni eksklusif dari maestro Affandi," pria itu mengumumkan dengan penuh semangat. "Lukisan langka ini memiliki nilai historis dan artistik yang sangat tinggi. Kita mulai dari harga lima puluh juta rupiah."Tangan-tangan mulai terangkat, menandakan tawaran yang semakin tinggi. Bella tidak terlalu memperhatikan, pikirannya melayang pada Daniel dan Gavin. Pada kehidupan rumah tangganya yang berantakan dan perselingkuhan yang kini menjadi pelampiasan. Ia bahkan tidak menyadari bahwa Bu Lina telah meng
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more
PREV
1234568
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status