Share

Bab 36

Author: Merisa storia
last update Last Updated: 2025-03-14 17:53:21

Sore hari, Bella kembali ke apartemen Daniel. Kali ini tanpa penyamaran berlebihan, karena ia tahu kompleks apartemen sepi pada jam-jam kerja. Daniel menyambutnya dengan pelukan hangat dan ciuman lembut di bibir.

"Aku merindukanmu," bisik Daniel, menuntun Bella masuk ke apartemen.

"Kita baru berpisah beberapa jam," Bella tertawa kecil, namun terlihat senang dengan sambutan itu.

Daniel tersenyum malu. "Tetap saja rasanya seperti berhari-hari."

Bella meletakkan tasnya di sofa, lalu menatap Daniel dengan pandangan menggoda. "Jadi, bagaimana caramu akan membuatku senang sore ini?"

Daniel menangkap maksud Bella, mendekat dan mulai menciumnya dengan lembut dan penuh gairah. Tangannya bergerak menelusuri lekuk tubuh Bella, membuat wanita itu mendesah pelan.

"Bagaimana kalau kita pindah ke kamar?" bisik Daniel di telinga Bella.

Bella mengangguk tanpa kata, membiarkan Daniel menuntunnya ke kamar tidur. Di sana, mereka berbagi momen intim yang penuh gairah lagi. Daniel memastikan Bella mendapat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 37

    Setelah para investor pergi, Gavin bergegas kembali ke ruangannya. Melepas jas dan melonggarkan dasi, ia menghempaskan tubuhnya ke kursi, memijat pelipis yang berdenyut. Bella, istrinya, bahkan tidak muncul dalam benaknya saat ini. Pernikahan mereka memang sudah lama kehilangan kehangatan, terutama setelah kegagalan berulang untuk memiliki anak dan terungkapnya perselingkuhan.Ia meraih ponsel, memeriksa jam. Pukul 3 sore. Gavin menekan tombol interkom."Pak Anto," panggil Gavin pada sopir pribadinya. "Anda bisa standby di kantor. Saya ada urusan pribadi dan akan menyetir sendiri.""Baik, Pak," jawab Anto dari seberang.Gavin menghela napas panjang, bangkit dan mengenakan kembali jasnya. Ia merapikan penampilannya di cermin, lalu mengambil kunci mobil dari laci.Mercedes hitam Gavin meluncur mulus membelah jalan Jakarta yang padat. Ia mengemudi dalam diam, radio sengaja tidak dinyalakan. Matanya menatap lurus ke depan, namun pikirannya berkelana."Apa yang sedang kulakukan?" gumamnya

    Last Updated : 2025-03-14
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 38

    Livia menatap Gavin yang masih duduk di kursi sebelah ranjang. "Ma-maaf, boleh aku bertanya sesuatu?" kata Livia."Hem, apa?" "Mengapa Pak Gavin menginginkan bayi ini?"Gavin terdiam sejenak, pandangannya menerawang. "Aku selalu ingin punya anak," jawabnya jujur. "Aku dan istriku ... kami sudah mencoba selama bertahun-tahun, tapi tidak pernah berhasil. Dan kini ... kamu mengandung anakku.""Aku benar-benar tidak menyangka akan hamil," ujar Livia pelan. "Dan aku sangat terpukul ketika mengetahui aku hamil, padahal sebelumnya Bapak bilang man ... dul," "Mungkin ini takdir." ujar Gavin, mengangkat bahunya sekilas. "Hasil tes kesuburanku tertukar, dan belakangan baru diketahui kalau aku fertile.""Jadi, saat itu Pak Gavin tidak membohongiku dengan mengatakan mandul?""Tentu saja tidak. Akupun sama kagetnya denganmu. Ini benar-benar diluar dugaan."Livia menekan tombol control ranjang, menaikan sandaran. Ia duduk dengan santai."Berapa lama kamu harus di rumah sakit?" tanya Gavin."Dokt

    Last Updated : 2025-03-15
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 39

    Di Ballroom mewah Hotel Mulia, acara amal tahunan untuk penggalangan dana pendidikan anak kurang mampu sedang berlangsung meriah. Panggung besar di ujung ruangan dihiasi rangkaian bunga putih dan kristal yang berkilauan. Para tamu wanita berpakaian gaun malam elegan, sementara para pria mengenakan tuksedo atau jas formal terbaik mereka.Bella melangkah masuk dengan anggun, mengenakan gaun merah marun yang menjuntai hingga menyentuh lantai. Rambut hitamnya disanggul tinggi dengan beberapa helai dibiarkan jatuh membingkai wajahnya yang dirias sempurna. Kalung berlian di lehernya berkilau tertimpa cahaya lampu kristal, menarik perhatian beberapa pasang mata.Matanya menyapu ruangan, mencari wajah-wajah familiar. Beberapa orang tersenyum dan mengangguk padanya, yang dibalas Bella dengan senyuman sopan. Di dalam hati, ia merutuki Gavin. Harusnya mereka datang bersama sebagai pasangan, memamerkan pernikahan harmonis yang sebenarnya hanya fasad belaka."Bella, sayang!" Sebuah suara yang suda

    Last Updated : 2025-03-15
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 40

    Bella sedikit panik mendengar pertanyaan Bu Lina. Wajahnya menampilkan orang bersalah. Namun, ia langsung berusaha terlihat setenang mungkin. "Oh, hanya teman," jawab Bella cepat, memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. "Menanyakan tentang acara ini."Bu Lina menatapnya dengan tatapan penuh selidik, tapi tidak mengatakan apa-apa. Perhatiannya kembali ke panggung, di mana kini seorang pria dalam balutan jas hitam mengumumkan dimulainya sesi lelang amal."Item pertama malam ini adalah karya seni eksklusif dari maestro Affandi," pria itu mengumumkan dengan penuh semangat. "Lukisan langka ini memiliki nilai historis dan artistik yang sangat tinggi. Kita mulai dari harga lima puluh juta rupiah."Tangan-tangan mulai terangkat, menandakan tawaran yang semakin tinggi. Bella tidak terlalu memperhatikan, pikirannya melayang pada Daniel dan Gavin. Pada kehidupan rumah tangganya yang berantakan dan perselingkuhan yang kini menjadi pelampiasan. Ia bahkan tidak menyadari bahwa Bu Lina telah meng

    Last Updated : 2025-03-16
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 41

    "Tidak, aku hanya ..." Gavin terdiam sejenak, menyadari betapa cerobohnya dirinya muncul di tengah malam begini. "Aku belum meminta nomor ponselmu. Kupikir aku perlu cara untuk menghubungimu, untuk ... memantau kondisimu dan bayi."Pipi Livia sedikit memerah. "Oh," gumamnya pelan, meraih ponselnya dari meja samping tempat tidur. "Berikan ponsel Bapak."Gavin menyerahkan ponselnya pada Livia, yang dengan cepat menyimpan nomornya. Ia mengembalikan ponsel itu pada Gavin, jari mereka bersentuhan sekilas, menimbulkan sensasi aneh di dada Gavin."Bagaimana perasaanmu? Sudah merasa lebih baik?" Gavin duduk di tepi tempat tidur, suaranya masih dalam bisikan.Livia mengangguk. "Aku sudah merasa lebih baik. Tadi, jam 07.00 malam, Dokter berkunjung dan memeriksa. Ia bilang besok aku sudah boleh pulang.""Aku senang kamu sudah lebih baik," bisik Gavin, suaranya lembut nyaris tak terdengar. "Besok setelah pulang, pastikan kamu beristirahat dengan cukup."Gavin mendekatkan tubuhnya sedikit, tatapan

    Last Updated : 2025-03-16
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 42

    Di tempat acara amal, Bu Lina mengajak Bella pulang bersama, tapi Bella menolak dengan sopan, mengatakan mobilnya sudah diparkir di halaman hotel. Bu Lina mengangguk maklum, lalu sebelum masuk ke mobilnya, dia menepuk bahu Bella dengan lembut."Ingat, Mama dan Papa sangat mengharapkan cucu," ucap Bu Lina dengan wajah penuh harap. "Jangan terlalu sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kalian harus lebih sering menghabiskan waktu bersama. Berliburlah ke luar negri."Bella tersenyum tipis, tetapi hatinya lama-kelamaan menjadi kesal. "Kami akan terus berusaha, Ma," jawabnya lirih. "Doakan saja."Sesampainya di dalam mobil, Bella langsung mencoba menghubungi Gavin. Nada sambung terdengar beberapa kali, namun tidak ada jawaban. Dia mencoba lagi, dan kali ini panggilan langsung dialihkan ke kotak suara. Gavin telah mematikan ponselnya."Sial!" Bella mengumpat pelan, melempar ponselnya ke kursi penumpang. Ada kemarahan yang mulai membakar dadanya. Berbagai prasangka muncul dalam pikirannya. Apa

    Last Updated : 2025-03-17
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 43

    Mobil mereka akhirnya tiba di sebuah bangunan apartemen sederhana. Elena segera memarkirkan mobilnya di basement."Pelan-pelan saja," Elena mengingatkan saat Livia turun dari mobil, tangannya siap menopang wanita hamil itu jika diperlukan. "Ingat, ada calon miliarder kecil di perutmu. Jangan sampai dia terguncang."Livia tertawa kecil. "Kamu ini, selalu saja bercanda. Tapi terima kasih, El. Aku tidak tahu harus bagaimana tanpamu."Mereka akhirnya tiba di depan pintu unit apartemen. Ruangan kecil yang menjadi tempat tinggal Livia dan Elena setelah ayah Livia meninggal. Meskipun sempit, Livia selalu menjaga apartemennya tetap bersih dan rapi."Nah, sudah sampai," Elena membuka pintu dan membantu Livia masuk. "Kamu istirahat saja. Aku akan menyiapkan makanan untukmu."Livia baru saja hendak merebahkan diri di sofa ketika ponselnya berdering. Nama "Pak Gavin" muncul di layar, membuat jantungnya berdegup lebih kencang."Ha-halo," Livia menjawab dengan suara sedikit gugup."Livia? Ini Gavin

    Last Updated : 2025-03-17
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 44

    Bella mondar-mandir di kamarnya, pikirannya kacau. Di satu sisi, dia marah pada Daniel yang dicurigainya berselingkuh. Di sisi lain, dia juga sadar betapa ironisnya situasi ini—dia, yang berselingkuh dari suaminya, kini cemburu pada kekasih gelapnya yang mungkin juga berselingkuh darinya."Apa salahku sebenarnya?" Bella berbisik pada dirinya sendiri, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "Mengapa aku tidak pernah bisa memiliki kebahagiaan yang utuh?"Bella duduk di tepi tempat tidur, menghapus air matanya dengan kasar. Hidupnya serasa berantakan. Pernikahannya dengan Gavin hanyalah formalitas, hubungannya dengan Daniel kini terancam, dan tekanan dari mertuanya untuk segera memiliki anak justru menambah beban pikirannya.Di tengah kekacauan hatinya, Bella teringat akan Gavin dan keberadaannya di rumah sakit semalam. Siapa yang dia jenguk? Mengapa dia berbohong? Apakah mungkin ... Gavin juga punya wanita lain?Bella menatap layar ponselnya dengan kening berkerut, jemarinya menge

    Last Updated : 2025-03-17

Latest chapter

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 99

    Gavin berjalan cepat melewati lobi gedung Lysandros Group Singapura. Beberapa karyawan mengangguk hormat padanya, tapi tatapan mereka jelas dipenuhi kekhawatiran dan bisik-bisik yang terhenti ketika ia mendekat. Gavin mengabaikan semua itu. Saat ini fokusnnya hanya satu, yaitu menyelamatkan perusahaan yang telah ia bangun dengan segenap jiwa dan raganya."Semua sudah menunggu di ruang rapat utama," kata Kevin, berusaha mengimbangi langkah cepat Gavin.Gavin mengecek arlojinya. "Baik. Aku akan langsung ke sana."Begitu sampai di ruang rapat, suasana tegang langsung terasa. Lima belas anggota direksi dan kepala departemen duduk mengelilingi meja oval besar, wajah-wajah mereka tegang dan cemas. Percakapan terhenti saat Gavin melangkah masuk."Selamat pagi," sapa Gavin, suaranya tegas dan terkendali meskipun ia tahu seluruh ruangan bisa merasakan kecemasannya. Ia meletakkan tas kerjanya di meja, lalu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. "Saya yakin kita semua sudah mengetahui situasi

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 98

    Malam semakin larut, tapi Gavin masih berada di kantornya. Gedung yang biasanya ramai kini sepi, hanya ada beberapa petugas keamanan dan staff yang lembur. Jas hitamnya sudah tersampir di sandaran kursi, dasinya dilonggarkan, dan dua kancing teratas kemejanya dibuka—sebuah pemandangan langka bagi siapapun yang mengenal Gavin sebagai pria yang selalu menjaga penampilan sempurna.Layar komputernya menunjukkan penurunan saham yang semakin dalam. Tidak hanya itu, email dari beberapa mitra bisnis yang membatalkan pertemuan atau perjanjian kerja sama juga terus bermunculan di inbox-nya.Ponselnya berdering lagi. Nama "Mama" muncul di layar. Gavin menghela napas, sebelum akhirnya mengangkat."Halo, Ma," sapanya, berusaha terdengar normal."Gavin," suara Bu Lina terdengar cemas. "Apa kamu baik-baik saja, Nak?""Baik, Ma," jawab Gavin, berbohong."Jangan bohong pada Mama," tegur Bu Lina. "Mama sudah melihat konferensi persmu. Apa yang kau pikirkan, mengakui semuanya begitu saja?"Gavin menghel

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 97

    Livia mengangguk cepat, membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan Bu Lina masuk ke ruang tengah yang tertata rapi."Silakan duduk, Bu. Mau dibuatkan teh atau kopi?" tawar Livia."Teh saja," jawab Bu Lina singkat, matanya mengamati sekitar—semua perabotan tampak modern dan minimalis. Livia bergegas ke dapur dan memerintahkan Amina untuk membuat minuman. Tak lama kemudian, Amina datang membawa dua cangkir teh hangat. "Silahkan diminum, Bu," kata Livia dengan sopan. Bu Lina menyeruput tehnya. "Kita perlu bicara."Livia duduk di hadapan Bu Lina, matanya tidak berani menatap langsung pada Bu Lina. Suasana canggung menyelimuti ruangan. "Berapa usia kandunganmu?" tanya Bu Lina, memecah keheningan."Delapan bulan, Bu," jawab Livia pelan.Bu Lina mengangguk. "Dan bagaimana dengan kesehatanmu? Apa kau rutin memeriksakan kandungan?"Livia mengangguk. "Gavin memastikan saya mendapat perawatan yang baik." Belum sempat Bu Lina melanjutkan pertanyaannya, suara presenter berita di televisi yan

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 96

    Gavin menatap wartawan itu dengan tatapan dingin, tapi tetap menjaga nada suaranya tetap terkontrol. "Saya tidak akan membahas detail privasinya, tapi ya, seorang wanita bernama Livia sedang mengandung anak saya." Gavin melihat wajah-wajah wartawan yang terkejut—mereka tidak menyangka akan mendapat pengakuan langsung."Tapi apakah ini terjadi saat Anda masih berstatus suami dari Bella Lysandros?" tanya wartawan lain.Gavin menggeleng tegas. "Tidak. Hubungan saya dengan Bella sebenarnya sudah lama berakhir, sebelum saya mengenal Livia.""Lalu bagaimana dengan pernyataan Bella yang mengatakan bahwa Anda telah berselingkuh selama bertahun-tahun?" Rahang Gavin mengeras, tapi ia tetap menjaga ekspresi wajahnya. "Saya di sini tidak untuk menjelekkan siapapun, termasuk mantan istri saya. Yang perlu diketahui adalah bahwa perceraian kami terjadi karena ketidakcocokan yang sudah berlangsung lama. Bukan karena saya berselingkuh.""Tapi foto-foto yang beredar menunjukkan Anda dan Livia bersama

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 95

    Di apartemen Daniel, Bella masih menikmati kemenangannya. Ia baru saja selesai melakukan wawancara eksklusif dengan salah satu stasiun televisi nasional, di mana ia berperan sebagai korban yang tersakiti. Air mata buaya mengalir sempurna di pipinya yang dipoles makeup natural, menciptakan simpati dari pemirsa yang tidak tahu kebenaran di balik perceraiannya."Bagaimana menurutmu penampilanku tadi?" tanya Bella pada Daniel yang duduk di sofa, wajahnya menunjukkan ketidaknyamanan."Sempurna," jawab Daniel datar. "Tapi aku masih berpikir kamu sudah sangat keterlaluan."Bella memutar bola matanya. "Oh, ayolah, Daniel. Ini baru permulaan. Tunggu saja sampai Lysandros Group benar-benar jatuh, dan Gavin akan merangkak memohon padaku." Ia tertawa kecil, suara tawanya terdengar dingin dan kejam.Daniel menatap Bella dengan tatapan yang sulit diartikan—campuran antara kasihan dan ngeri. Wanita cantik di hadapannya ini telah berubah menjadi sosok yang tidak ia kenal, dikuasai oleh dendam dan kes

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 94

    Ponsel Gavin di atas meja berdering nyaring, menampilkan nama Livia di layar. Dengan jari sedikit gemetar, ia menggeser layar untuk menjawab."Gavin?" suara Livia terdengar cemas di ujung telepon. "Apa kamu baik-baik saja?"Gavin tersenyum getir. Di tengah badai yang menghantam hidupnya, Livia masih sempat mengkhawatirkan keadaannya. "Tidak perlu mengkhawatirkanku," jawabnya, berusaha terdengar tegar meski suaranya sedikit parau. "Bagaimana keadaanmu dan bayi kita?""Kami baik," jawab Livia dengan nada lembut. "Tapi berita itu ... foto-foto itu ....""Aku akan menyelesaikan ini semua," potong Gavin dengan nada tegas, jarinya menggenggam ponsel dengan erat. "Aku bisa mengatasi semua ini. Yang penting kamu tetap di rumah, jangan pergi ke mana-mana dulu. Wartawan pasti sedang mencarimu.""Baiklah," sahut Livia, suaranya bergetar menahan tangis. "Aku hanya ingin memastikan kamu tidak apa-apa. Aku ... aku takut semua ini karena aku.""Ini bukan salahmu," tegas Gavin. "Ini strategi Bella. M

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 93

    Gavin menghela napas berat, rahangnya mengeras. Tangannya mengepal erat."Jangan menyangkal," perintah Gavin dengan suara tegas namun terdengar lelah. "Tapi juga jangan memberikan detail apapun. Katakan bahwa ini adalah masalah pribadi yang tidak akan mempengaruhi kinerja perusahaan.""Tapi, Tuan, mereka menuntut penjelasan lebih. Beberapa investor sudah mengisyaratkan akan menarik investasi mereka jika tidak ada klarifikasi resmi," jelas Kevin, suaranya terdengar frustrasi."Katakan pada mereka untuk tetap tenang," tegas Gavin. "Aku akan terbang ke Singapura besok pagi untuk berbicara langsung dengan mereka. Sekarang, pastikan semua staf kita menyiapkan strategi untuk menghadapi media."Gavin menutup telepon dan menatap langit-langit kantornya, pikirannya berkecamuk. Bagaimana mungkin rumor ini bisa menyebar begitu cepat dan luas? Ia yakin bahwa Bella adalah dalang di balik semua ini. Gavin menatap layar komputer dengan rahang mengeras. Grafik merah yang terus menukik tajam seakan m

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 92

    Jemari Livia gemetar saat ia menggeser layarnya, membaca artikel yang memuat namanya dengan jelas—Livia, seorang cleaning service yang bekerja di Lysandros Group, disebutkan sebagai penyebab perceraian Gavin Lysandros dengan Bella setelah mengandung anak sang CEO.Yang lebih mengejutkan lagi, beberapa foto dirinya tersebar—termasuk foto saat ia dan Gavin di rumah sakit dulu, ketika Gavin mengantarnya untuk check-up kehamilan. Foto yang sangat pribadi itu kini menjadi konsumsi publik.Air mata Livia mengalir tanpa bisa ditahan. Ia mematikan ponselnya, namun berita itu terus bermunculan di televisi yang kebetulan sedang dinyalakan di ruang tengah."Berita ini menjadi viral tidak hanya di Indonesia, tetapi juga mencapai negara-negara Asia lainnya," ucap presenter berita itu dengan nada sensasional. "Saham Lysandros Group dikabarkan langsung anjlok setelah berita ini tersebar."Livia terduduk lemas di sofa, tidak percaya dengan apa yang terjadi. Bagaimana mungkin berita pribadi mereka bi

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 91

    Gavin tidak langsung menjawab pertanyaan Livia. Matanya menatap lembut wanita yang tengah mengandung anaknya itu, sebelum akhirnya ia melepaskan pelukannya perlahan. Ketimbang melanjutkan pembicaraan serius itu, Gavin memilih mengalihkan topik."Aku ingin melihat kamar anak kita," ujarnya sambil beranjak dari sofa, mengulurkan tangannya pada Livia.Livia, masih dengan jantung berdebar, menerima uluran tangan Gavin dan bangkit dari sofa dengan sedikit susah payah. Saat Gavin dengan natural meletakkan tangannya di pinggang Livia untuk membantunya berdiri, wanita itu bisa merasakan kehangatan menjalar dari titik kontak mereka."Aku sudah memilih kamar yang paling dekat dengan kamarku."Mereka melangkah bersama, dengan langkah Gavin yang menyesuaikan kecepatan Livia. Setibanya di depan pintu kamar yang di tuju, Livia menghentikan langkahnya. "Ini kamarnya," ucapnya, lalu membuka pintu perlahan.Begitu pintu terbuka, Gavin disambut pemandangan yang membuat hatinya terenyuh. Kamar berukura

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status