Share

Bab 41

Author: Merisa storia
last update Last Updated: 2025-03-16 16:24:49

"Tidak, aku hanya ..." Gavin terdiam sejenak, menyadari betapa cerobohnya dirinya muncul di tengah malam begini. "Aku belum meminta nomor ponselmu. Kupikir aku perlu cara untuk menghubungimu, untuk ... memantau kondisimu dan bayi."

Pipi Livia sedikit memerah. "Oh," gumamnya pelan, meraih ponselnya dari meja samping tempat tidur. "Berikan ponsel Bapak."

Gavin menyerahkan ponselnya pada Livia, yang dengan cepat menyimpan nomornya. Ia mengembalikan ponsel itu pada Gavin, jari mereka bersentuhan sekilas, menimbulkan sensasi aneh di dada Gavin.

"Bagaimana perasaanmu? Sudah merasa lebih baik?" Gavin duduk di tepi tempat tidur, suaranya masih dalam bisikan.

Livia mengangguk. "Aku sudah merasa lebih baik. Tadi, jam 07.00 malam, Dokter berkunjung dan memeriksa. Ia bilang besok aku sudah boleh pulang."

"Aku senang kamu sudah lebih baik," bisik Gavin, suaranya lembut nyaris tak terdengar. "Besok setelah pulang, pastikan kamu beristirahat dengan cukup."

Gavin mendekatkan tubuhnya sedikit, tatapan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ky Store
gas buat pisah jangan lama2
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 42

    Di tempat acara amal, Bu Lina mengajak Bella pulang bersama, tapi Bella menolak dengan sopan, mengatakan mobilnya sudah diparkir di halaman hotel. Bu Lina mengangguk maklum, lalu sebelum masuk ke mobilnya, dia menepuk bahu Bella dengan lembut."Ingat, Mama dan Papa sangat mengharapkan cucu," ucap Bu Lina dengan wajah penuh harap. "Jangan terlalu sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kalian harus lebih sering menghabiskan waktu bersama. Berliburlah ke luar negri."Bella tersenyum tipis, tetapi hatinya lama-kelamaan menjadi kesal. "Kami akan terus berusaha, Ma," jawabnya lirih. "Doakan saja."Sesampainya di dalam mobil, Bella langsung mencoba menghubungi Gavin. Nada sambung terdengar beberapa kali, namun tidak ada jawaban. Dia mencoba lagi, dan kali ini panggilan langsung dialihkan ke kotak suara. Gavin telah mematikan ponselnya."Sial!" Bella mengumpat pelan, melempar ponselnya ke kursi penumpang. Ada kemarahan yang mulai membakar dadanya. Berbagai prasangka muncul dalam pikirannya. Apa

    Last Updated : 2025-03-17
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 43

    Mobil mereka akhirnya tiba di sebuah bangunan apartemen sederhana. Elena segera memarkirkan mobilnya di basement."Pelan-pelan saja," Elena mengingatkan saat Livia turun dari mobil, tangannya siap menopang wanita hamil itu jika diperlukan. "Ingat, ada calon miliarder kecil di perutmu. Jangan sampai dia terguncang."Livia tertawa kecil. "Kamu ini, selalu saja bercanda. Tapi terima kasih, El. Aku tidak tahu harus bagaimana tanpamu."Mereka akhirnya tiba di depan pintu unit apartemen. Ruangan kecil yang menjadi tempat tinggal Livia dan Elena setelah ayah Livia meninggal. Meskipun sempit, Livia selalu menjaga apartemennya tetap bersih dan rapi."Nah, sudah sampai," Elena membuka pintu dan membantu Livia masuk. "Kamu istirahat saja. Aku akan menyiapkan makanan untukmu."Livia baru saja hendak merebahkan diri di sofa ketika ponselnya berdering. Nama "Pak Gavin" muncul di layar, membuat jantungnya berdegup lebih kencang."Ha-halo," Livia menjawab dengan suara sedikit gugup."Livia? Ini Gavin

    Last Updated : 2025-03-17
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 44

    Bella mondar-mandir di kamarnya, pikirannya kacau. Di satu sisi, dia marah pada Daniel yang dicurigainya berselingkuh. Di sisi lain, dia juga sadar betapa ironisnya situasi ini—dia, yang berselingkuh dari suaminya, kini cemburu pada kekasih gelapnya yang mungkin juga berselingkuh darinya."Apa salahku sebenarnya?" Bella berbisik pada dirinya sendiri, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "Mengapa aku tidak pernah bisa memiliki kebahagiaan yang utuh?"Bella duduk di tepi tempat tidur, menghapus air matanya dengan kasar. Hidupnya serasa berantakan. Pernikahannya dengan Gavin hanyalah formalitas, hubungannya dengan Daniel kini terancam, dan tekanan dari mertuanya untuk segera memiliki anak justru menambah beban pikirannya.Di tengah kekacauan hatinya, Bella teringat akan Gavin dan keberadaannya di rumah sakit semalam. Siapa yang dia jenguk? Mengapa dia berbohong? Apakah mungkin ... Gavin juga punya wanita lain?Bella menatap layar ponselnya dengan kening berkerut, jemarinya menge

    Last Updated : 2025-03-17
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 45

    "Pertanyaan macam apa itu?" Gavin balik bertanya, matanya kini menatap Bella dengan dingin."Jawab saja.""Tidak, aku tidak sepertimu," jawab Gavin tajam, membuat wajah Bella memucat. "Ya, aku tahu hubunganmu dan sopir itu masih berlanjut. Tapi aku tidak peduli. Pernikahan kita sudah mati sejak lama, hanya saja kita berdua terlalu pengecut untuk mengakhirinya."Bella terdiam, terkejut dengan kejujuran Gavin yang tiba-tiba. "Kamu ... tahu?""Tentu saja. Kupikir kita berdua sama-sama tahu bahwa kita hidup dalam kebohongan," kata Gavin sambil bangkit dari kursinya. "Sekarang, bisakah kamu pergi? Aku harus menyelesaikan beberapa dokumen penting."Bella merasa seperti ditampar. Bukan karena Gavin tahu tentang perselingkuhannya, tapi karena sikap dingin dan ketidakpedulian suaminya. Dia mengharapkan kemarahan, pertengkaran, atau setidaknya emosi apa pun. Tapi yang dia dapatkan hanyalah kekosongan, seolah Gavin memang sudah tidak memiliki perasaan apa pun terhadapnya."Baiklah," kata Bella a

    Last Updated : 2025-03-18
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 46

    Gavin merasakan jantungnya berdegup kencang saat aroma parfum Livia memenuhi ruangan kecil itu. Kenangan malam di hotel menyeruak kembali dalam pikirannya, sentuhan lembut, desahan tertahan, dan kehangatan tubuh mereka yang menyatu. Dengan gerakan tiba-tiba, Gavin berdiri dari sofa, mengagetkan Livia yang sedang menunduk."Maaf, sepertinya aku harus pergi sekarang," ucapnya cepat, suaranya sedikit serak.Livia mendongak, matanya melebar karena terkejut. "Eh? Secepat ini? Bahkan Bapak belum menyentuh tehnya.""Ada ... ada meeting mendadak yang harus kuhadiri," Gavin berbohong, tidak ingin mengakui bahwa kedekatannya dengan Livia dalam ruangan kecil ini membangkitkan perasaan yang tidak seharusnya dia rasakan."Oh," Livia mengangguk pelan, kekecewaan tersirat dalam suaranya. "Baiklah, saya antar Bapak sampai pintu."Mereka berjalan dalam diam ke arah pintu. Livia membuka pintu perlahan, matanya tidak berani menatap Gavin secara langsung."Terima kasih sudah mau datang menjenguk," ucap L

    Last Updated : 2025-03-18
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 47

    Sebulan berlalu dengan cepat. Kandungan Livia kini memasuki bulan keempat. Perutnya mulai terlihat membuncit, meski masih bisa disembunyikan dengan pakaian yang sedikit longgar. Dokter sudah memperbolehkannya beraktivitas seperti biasa, dan hari ini adalah hari pertamanya kembali bekerja di Lysandros Group.Livia bangun pagi-pagi sekali, menyiapkan dirinya dengan hati-hati. Dia memilih seragam cleaning service yang sedikit lebih besar dari ukurannya untuk menyamarkan perutnya yang mulai membesar."Kamu yakin sudah siap kembali bekerja?" tanya Elena saat mereka sarapan bersama.Livia mengangguk. "Dokter bilang aku sudah boleh beraktivitas normal lagi. Lagipula, kita butuh uang, El. Biaya check-up dan vitamin tidak murah. Aku tidak mau terus-terusan digaji tapi tidak bekerja. Apa kata karyawan lain kalau sampai ketahuan?"Elena menghela napas. "Baiklah. Tapi kalau kamu merasa lelah, jangan dipaksakan. Langsung hubungi aku, mengerti?""Mengerti, Bu Perawat," Livia tersenyum, menghormat s

    Last Updated : 2025-03-18
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 48

    Sementara itu di ruangannya, Gavin sedang memeriksa beberapa dokumen penting ketika Nadia masuk setelah mengetuk pintu."Permisi, Pak. Saya sudah bicara dengan Bu Ratna tentang Livia," lapor Nadia.Gavin mengangkat wajahnya dari dokumen. "Bagaimana?""Bu Ratna akan memberikan tugas yang lebih ringan untuknya," jawab Nadia. "Tapi ...," Dia ragu-ragu melanjutkan."Tapi apa?" desak Gavin."Bu Ratna terlihat ... curiga, Pak. Saya rasa dia mulai bertanya-tanya mengapa Bapak begitu peduli pada kesejahteraan seorang cleaning service."Gavin menghela napas berat dan meletakkan pulpen yang dipegangnya. Jemarinya memijat pelipis, tanda kekhawatiran mulai menghinggapinya. "Selama dia melakukan apa yang kita minta, itu sudah cukup."Nadia mengangguk. "Baik, Pak.""Ada lagi yang perlu disampaikan?" tanya Gavin."Tidak ada, Pak.""Baiklah, kamu boleh keluar."Setelah Nadia keluar, Gavin berdiri dan berjalan menuju jendela besar di ruangannya. Dari sana, dia bisa melihat kesibukan kota di bawah. Pik

    Last Updated : 2025-03-19
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 49

    Livia berdiri gelisah di ruang arsip, menunggu lima belas menit berlalu seperti yang diminta Gavin. Jemarinya merapikan jaket yang menutupi seragam cleaning service-nya, sambil sesekali melirik jam dinding. Setelah memastikan waktunya tepat, dia menghembuskan napas panjang dan mengambil tasnya."Kamu bisa melakukan ini," bisiknya pada diri sendiri, menguatkan hati.Dengan langkah hati-hati, Livia keluar dari ruang arsip dan memilih menggunakan tangga darurat alih-alih lift untuk menghindari bertemu dengan karyawan lain. Tangannya sedikit gemetar saat membuka pintu menuju basement, matanya awas menyapu area parkir yang remang-remang.Mobil hitam mengkilap terparkir di sudut tergelap basement, persis seperti yang diberitahukan Gavin. Livia celingukan memastikan tidak ada orang sebelum bergegas menghampiri mobil itu. Ketika sampai di samping mobil, jendela samping turun secara perlahan."Masuk," suara bariton Gavin terdengar dari dalam.Livia membuka pintu dengan cepat dan menyelinap mas

    Last Updated : 2025-03-19

Latest chapter

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 99

    Gavin berjalan cepat melewati lobi gedung Lysandros Group Singapura. Beberapa karyawan mengangguk hormat padanya, tapi tatapan mereka jelas dipenuhi kekhawatiran dan bisik-bisik yang terhenti ketika ia mendekat. Gavin mengabaikan semua itu. Saat ini fokusnnya hanya satu, yaitu menyelamatkan perusahaan yang telah ia bangun dengan segenap jiwa dan raganya."Semua sudah menunggu di ruang rapat utama," kata Kevin, berusaha mengimbangi langkah cepat Gavin.Gavin mengecek arlojinya. "Baik. Aku akan langsung ke sana."Begitu sampai di ruang rapat, suasana tegang langsung terasa. Lima belas anggota direksi dan kepala departemen duduk mengelilingi meja oval besar, wajah-wajah mereka tegang dan cemas. Percakapan terhenti saat Gavin melangkah masuk."Selamat pagi," sapa Gavin, suaranya tegas dan terkendali meskipun ia tahu seluruh ruangan bisa merasakan kecemasannya. Ia meletakkan tas kerjanya di meja, lalu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. "Saya yakin kita semua sudah mengetahui situasi

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 98

    Malam semakin larut, tapi Gavin masih berada di kantornya. Gedung yang biasanya ramai kini sepi, hanya ada beberapa petugas keamanan dan staff yang lembur. Jas hitamnya sudah tersampir di sandaran kursi, dasinya dilonggarkan, dan dua kancing teratas kemejanya dibuka—sebuah pemandangan langka bagi siapapun yang mengenal Gavin sebagai pria yang selalu menjaga penampilan sempurna.Layar komputernya menunjukkan penurunan saham yang semakin dalam. Tidak hanya itu, email dari beberapa mitra bisnis yang membatalkan pertemuan atau perjanjian kerja sama juga terus bermunculan di inbox-nya.Ponselnya berdering lagi. Nama "Mama" muncul di layar. Gavin menghela napas, sebelum akhirnya mengangkat."Halo, Ma," sapanya, berusaha terdengar normal."Gavin," suara Bu Lina terdengar cemas. "Apa kamu baik-baik saja, Nak?""Baik, Ma," jawab Gavin, berbohong."Jangan bohong pada Mama," tegur Bu Lina. "Mama sudah melihat konferensi persmu. Apa yang kau pikirkan, mengakui semuanya begitu saja?"Gavin menghel

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 97

    Livia mengangguk cepat, membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan Bu Lina masuk ke ruang tengah yang tertata rapi."Silakan duduk, Bu. Mau dibuatkan teh atau kopi?" tawar Livia."Teh saja," jawab Bu Lina singkat, matanya mengamati sekitar—semua perabotan tampak modern dan minimalis. Livia bergegas ke dapur dan memerintahkan Amina untuk membuat minuman. Tak lama kemudian, Amina datang membawa dua cangkir teh hangat. "Silahkan diminum, Bu," kata Livia dengan sopan. Bu Lina menyeruput tehnya. "Kita perlu bicara."Livia duduk di hadapan Bu Lina, matanya tidak berani menatap langsung pada Bu Lina. Suasana canggung menyelimuti ruangan. "Berapa usia kandunganmu?" tanya Bu Lina, memecah keheningan."Delapan bulan, Bu," jawab Livia pelan.Bu Lina mengangguk. "Dan bagaimana dengan kesehatanmu? Apa kau rutin memeriksakan kandungan?"Livia mengangguk. "Gavin memastikan saya mendapat perawatan yang baik." Belum sempat Bu Lina melanjutkan pertanyaannya, suara presenter berita di televisi yan

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 96

    Gavin menatap wartawan itu dengan tatapan dingin, tapi tetap menjaga nada suaranya tetap terkontrol. "Saya tidak akan membahas detail privasinya, tapi ya, seorang wanita bernama Livia sedang mengandung anak saya." Gavin melihat wajah-wajah wartawan yang terkejut—mereka tidak menyangka akan mendapat pengakuan langsung."Tapi apakah ini terjadi saat Anda masih berstatus suami dari Bella Lysandros?" tanya wartawan lain.Gavin menggeleng tegas. "Tidak. Hubungan saya dengan Bella sebenarnya sudah lama berakhir, sebelum saya mengenal Livia.""Lalu bagaimana dengan pernyataan Bella yang mengatakan bahwa Anda telah berselingkuh selama bertahun-tahun?" Rahang Gavin mengeras, tapi ia tetap menjaga ekspresi wajahnya. "Saya di sini tidak untuk menjelekkan siapapun, termasuk mantan istri saya. Yang perlu diketahui adalah bahwa perceraian kami terjadi karena ketidakcocokan yang sudah berlangsung lama. Bukan karena saya berselingkuh.""Tapi foto-foto yang beredar menunjukkan Anda dan Livia bersama

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 95

    Di apartemen Daniel, Bella masih menikmati kemenangannya. Ia baru saja selesai melakukan wawancara eksklusif dengan salah satu stasiun televisi nasional, di mana ia berperan sebagai korban yang tersakiti. Air mata buaya mengalir sempurna di pipinya yang dipoles makeup natural, menciptakan simpati dari pemirsa yang tidak tahu kebenaran di balik perceraiannya."Bagaimana menurutmu penampilanku tadi?" tanya Bella pada Daniel yang duduk di sofa, wajahnya menunjukkan ketidaknyamanan."Sempurna," jawab Daniel datar. "Tapi aku masih berpikir kamu sudah sangat keterlaluan."Bella memutar bola matanya. "Oh, ayolah, Daniel. Ini baru permulaan. Tunggu saja sampai Lysandros Group benar-benar jatuh, dan Gavin akan merangkak memohon padaku." Ia tertawa kecil, suara tawanya terdengar dingin dan kejam.Daniel menatap Bella dengan tatapan yang sulit diartikan—campuran antara kasihan dan ngeri. Wanita cantik di hadapannya ini telah berubah menjadi sosok yang tidak ia kenal, dikuasai oleh dendam dan kes

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 94

    Ponsel Gavin di atas meja berdering nyaring, menampilkan nama Livia di layar. Dengan jari sedikit gemetar, ia menggeser layar untuk menjawab."Gavin?" suara Livia terdengar cemas di ujung telepon. "Apa kamu baik-baik saja?"Gavin tersenyum getir. Di tengah badai yang menghantam hidupnya, Livia masih sempat mengkhawatirkan keadaannya. "Tidak perlu mengkhawatirkanku," jawabnya, berusaha terdengar tegar meski suaranya sedikit parau. "Bagaimana keadaanmu dan bayi kita?""Kami baik," jawab Livia dengan nada lembut. "Tapi berita itu ... foto-foto itu ....""Aku akan menyelesaikan ini semua," potong Gavin dengan nada tegas, jarinya menggenggam ponsel dengan erat. "Aku bisa mengatasi semua ini. Yang penting kamu tetap di rumah, jangan pergi ke mana-mana dulu. Wartawan pasti sedang mencarimu.""Baiklah," sahut Livia, suaranya bergetar menahan tangis. "Aku hanya ingin memastikan kamu tidak apa-apa. Aku ... aku takut semua ini karena aku.""Ini bukan salahmu," tegas Gavin. "Ini strategi Bella. M

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 93

    Gavin menghela napas berat, rahangnya mengeras. Tangannya mengepal erat."Jangan menyangkal," perintah Gavin dengan suara tegas namun terdengar lelah. "Tapi juga jangan memberikan detail apapun. Katakan bahwa ini adalah masalah pribadi yang tidak akan mempengaruhi kinerja perusahaan.""Tapi, Tuan, mereka menuntut penjelasan lebih. Beberapa investor sudah mengisyaratkan akan menarik investasi mereka jika tidak ada klarifikasi resmi," jelas Kevin, suaranya terdengar frustrasi."Katakan pada mereka untuk tetap tenang," tegas Gavin. "Aku akan terbang ke Singapura besok pagi untuk berbicara langsung dengan mereka. Sekarang, pastikan semua staf kita menyiapkan strategi untuk menghadapi media."Gavin menutup telepon dan menatap langit-langit kantornya, pikirannya berkecamuk. Bagaimana mungkin rumor ini bisa menyebar begitu cepat dan luas? Ia yakin bahwa Bella adalah dalang di balik semua ini. Gavin menatap layar komputer dengan rahang mengeras. Grafik merah yang terus menukik tajam seakan m

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 92

    Jemari Livia gemetar saat ia menggeser layarnya, membaca artikel yang memuat namanya dengan jelas—Livia, seorang cleaning service yang bekerja di Lysandros Group, disebutkan sebagai penyebab perceraian Gavin Lysandros dengan Bella setelah mengandung anak sang CEO.Yang lebih mengejutkan lagi, beberapa foto dirinya tersebar—termasuk foto saat ia dan Gavin di rumah sakit dulu, ketika Gavin mengantarnya untuk check-up kehamilan. Foto yang sangat pribadi itu kini menjadi konsumsi publik.Air mata Livia mengalir tanpa bisa ditahan. Ia mematikan ponselnya, namun berita itu terus bermunculan di televisi yang kebetulan sedang dinyalakan di ruang tengah."Berita ini menjadi viral tidak hanya di Indonesia, tetapi juga mencapai negara-negara Asia lainnya," ucap presenter berita itu dengan nada sensasional. "Saham Lysandros Group dikabarkan langsung anjlok setelah berita ini tersebar."Livia terduduk lemas di sofa, tidak percaya dengan apa yang terjadi. Bagaimana mungkin berita pribadi mereka bi

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 91

    Gavin tidak langsung menjawab pertanyaan Livia. Matanya menatap lembut wanita yang tengah mengandung anaknya itu, sebelum akhirnya ia melepaskan pelukannya perlahan. Ketimbang melanjutkan pembicaraan serius itu, Gavin memilih mengalihkan topik."Aku ingin melihat kamar anak kita," ujarnya sambil beranjak dari sofa, mengulurkan tangannya pada Livia.Livia, masih dengan jantung berdebar, menerima uluran tangan Gavin dan bangkit dari sofa dengan sedikit susah payah. Saat Gavin dengan natural meletakkan tangannya di pinggang Livia untuk membantunya berdiri, wanita itu bisa merasakan kehangatan menjalar dari titik kontak mereka."Aku sudah memilih kamar yang paling dekat dengan kamarku."Mereka melangkah bersama, dengan langkah Gavin yang menyesuaikan kecepatan Livia. Setibanya di depan pintu kamar yang di tuju, Livia menghentikan langkahnya. "Ini kamarnya," ucapnya, lalu membuka pintu perlahan.Begitu pintu terbuka, Gavin disambut pemandangan yang membuat hatinya terenyuh. Kamar berukura

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status