All Chapters of Dibuang Suami, Dipinang CEO: Chapter 11 - Chapter 20

58 Chapters

Bab 11

Meski tim Reyhan kesulitan menyesuaikan konsep baru dari Naira, mereka tetap bekerja tanpa lelah. Lembur menjadi rutinitas, kopi sahabat setia, dan setiap perubahan diterapkan dengan teliti meski frustrasi terus menghantui.Raisa yang nyaris menyerah akhirnya menemukan cara menyesuaikan desain tanpa kehilangan identitas merek. Dengan dukungan Reyhan dan tim, mereka menciptakan koleksi elegan yang tetap terjangkau, meski dengan banyak pengorbanan.Hari kampanye fashion tiba. Gedung mewah dengan dekorasi modern dan catwalk memukau dipenuhi tamu dari berbagai kalangan investor, media, pelanggan setia, hingga masyarakat kelas menengah yang jarang hadir di acara eksklusif.Untuk pertama kalinya, audiens lebih luas. Raisa dan Reyhan canggung, terbiasa dengan eksklusivitas. Bagi mereka, ini bukan sekadar perubahan pasar, tetapi juga pukulan bagi kebanggaan mereka menjaga standar merek kalangan atas.Di sudut ruangan, mereka mengamati model-model di catwalk mengenakan koleksi terbaru. Desainn
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 12

Tiga hari kemudian, dalam acara makan malam karyawan kantor setelah kampanye fashion sukses besar, Naira sengaja menghampiri Raisa saat mereka sedang berdua di balkon, dengan segelas wine di tangannya.“Kau tahu, Raisa… Reyhan mungkin menceraikan aku demi dirimu, tapi kau yakin dia benar-benar melupakanku?” Naira menyesap anggurnya, tersenyum tipis. “Ironis, ya? Kita dipertemukan lagi seperti ini.”Raisa mendesis kesal, rahangnya mengencang. “Apa yang kau inginkan, Naira?” suaranya tajam, sarat dengan kekesalan.Naira tersenyum licik. "Dia tetap pria yang sama Raisa, pria yang penuh kebimbangan dan lari saat keadaan sulit. Jika dia benar-benar mencintaimu, dia akan menunggumu kembali dari luar negeri, bukan menikahiku. Tapi dia tidak menunggumu, kan? Dia memilih aku, berbagi hidup denganku. Kau hanya pelarian, seseorang yang kebetulan ada di saat yang tepat."Raisa menatap Naira tajam. Napasnya mulai tidak beraturan, tapi ia menolak menunjukkan kelemahannya."Aku tidak percaya, Naira,
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 13

Keesokan harinya, di kantor…Reyhan duduk di ruangannya, bolak-balik membuka agenda kerja di layar laptopnya. Ada yang terasa janggal sejak pagi. Biasanya, ia akan mendengar suara langkah tegas Naira di koridor atau sekadar melihat siluetnya melintas dengan percaya diri. Namun, hari ini, tidak ada tanda-tanda kehadiran wanita itu."Pak Reyhan," suara salah satu stafnya memecah lamunannya. "Mau saya antar dokumen ini ke Bu Naira?"Reyhan mengangkat alisnya. "Bu Naira?" ulangnya pelan, seolah memastikan apa yang baru saja ia dengar."Iya, Pak. Tapi katanya tadi beliau tidak masuk hari ini. Ada urusan keluarga," jawab staf tersebut sebelum akhirnya pamit keluar.Reyhan mengernyit. Ia tertawa kecil, menertawakan dirinya sendiri. Untuk apa memikirkan Naira? Dia hanyalah mantan istrinya yang selalu bergantung pada orang lain, bukan? Namun, semakin ia mencoba mengabaikannya, semakin pikirannya dipenuhi bayangan wanita itu.Namun, hal yang lebih mengusiknya saat Arga datang ke kantor pagi ini
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Bab 14

Saat mobil mereka melaju meninggalkan pusat perbelanjaan, Naira masih merasakan debaran halus di dadanya. Pertemuan dengan Bu Maya dan Lila menguras emosinya, tetapi sikap Bu Rina yang melindunginya membuatnya merasa lebih diterima."Jangan terlalu dipikirkan," kata Bu Rina. "Orang-orang seperti mereka selalu mencari celah untuk menjatuhkanmu. Yang penting adalah bagaimana kau menghadapinya."Naira mengangguk. "Terima kasih, Bu. Saya tidak menyangka Ibu akan membela saya."Bu Rina tersenyum. "Kau bagian dari keluarga Wijaya sekarang. Aku tidak membiarkan siapa pun meremehkan menantu pilihanku."Kata-kata itu menghangatkan hati Naira. Ia mulai menyadari keluarga Arga benar-benar baik dari awal sampai sekarang tidak berubah.Sesampainya di rumah, Naira ingin beristirahat sebelum Arga pulang. Namun, suara ketukan menginterupsi niatnya."Masuklah," ucap Naira.Pintu terbuka, menampilkan Bima, asisten Arga. "Bu Naira, Pak Arga meminta Anda menemuinya di ruang kerja nanti."Naira mengernyit
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Bab 15

Rumah minimalis dua lantai itu berdiri megah dengan desain modern, namun di dalamnya, hanya kesunyian yang tersisa. Dulu, setiap pagi Reyhan terbangun oleh langkah Naira di dapur, aroma kopi yang menguar, dan suara lembutnya membangunkannya.Kini, ia terbangun hanya oleh dering alarm. Tak ada suara, tak ada kehangatan hanya kamar yang dingin dan kosong. Meja makan pun sunyi, menyisakan kesendirian yang menyesakkan.Reyhan duduk di kursi Naira, mencoba membaca koran, tapi pikirannya melayang. Ia melirik ke dapur, berharap mendengar suara familiar, namun hanya kesunyian yang menyambutnya.Bu Maya dan Lila terlihat di dapur, sibuk menyiapkan sarapan. Namun, ketika Reyhan mencicipi makanan di piringnya, rasanya hambar jauh dari rasa yang dulu ia abaikan ketika masih ada Naira.Ia menghela napas panjang, baru menyadari betapa terbiasanya ia dengan kehadiran Naira. Kopi buatan Naira selalu pas tidak terlalu pahit, tidak terlalu manis. Sekarang, ia harus membuatnya sendiri atau meminta ibu a
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Bab 16

Setelah Raisa pergi, Reyhan masih terduduk di kursinya, menatap kosong pada layar laptop yang terbuka di depannya. Pekerjaan yang seharusnya ia kerjakan terbengkalai, pikirannya tak bisa lepas dari kata-kata Raisa."Jika kamu ingin bersamaku, aku ingin kamu hanya membelaku."Kalimat itu terus berulang di kepalanya, semakin membebani pikirannya. Dulu, ia yakin hanya Raisa yang ia inginkan, tetapi semakin ia mencoba meyakinkan dirinya, semakin kuat bayangan Naira menghantuinya.Bayangan Naira yang berdiri di dapur dengan apron, sibuk menyiapkan sarapan. Aroma kopi favoritnya yang selalu pas di lidahnya. Suara lembut yang membangunkannya setiap pagi dengan panggilan penuh kasih.Sekarang, semua itu hanya menjadi kenangan yang membebaninya.Ponselnya tiba-tiba bergetar di atas meja, menariknya kembali ke dunia nyata.Arga menelepon.Alis Reyhan berkerut. Bosnya jarang sekali menelepon langsung biasanya meminta orang lain mencarinya, kecuali ada hal penting. Ia ragu sejenak sebelum akhirny
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 17

Menjelang jam pulang kerja, Raisa duduk gelisah di kursinya, jemarinya mengetuk-ngetuk permukaan meja dengan ritme tak beraturan.Sejak pertemuannya dengan Naira tadi siang, pikirannya tak bisa tenang. Kata-kata wanita itu menusuk harga dirinya, membuatnya merasa harus bertindak cepat.Begitu jam menunjukkan waktu pulang, Raisa segera mengambil tasnya dan berjalan keluar dengan langkah penuh tekad. Di parkiran, ia berdiri di samping mobilnya, menunggu Reyhan. Kali ini, ia tidak akan menerima penolakan begitu saja.Malam ini, ia ingin memperkenalkan Reyhan pada keluarganya, sebuah langkah besar yang menurutnya sudah seharusnya dilakukan.Saat akhirnya Reyhan keluar dari gedung, Raisa langsung menghampirinya dengan senyum yang lebar. "Kamu lama sekali," keluhnya sambil menyentuh lengan Reyhan. "Ayo pulang bareng. Malam ini, aku ingin kamu bertemu keluargaku."Reyhan berhenti sejenak, mengernyitkan dahi. "Malam ini?""Iya," jawab Raisa mantap. "Aku sudah bilang ke Mama dan Papa. Mereka i
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 18

Naira melangkah anggun di samping Arga, meninggalkan parkiran dengan senyum puas yang masih menghiasi wajahnya.Ia bisa merasakan tatapan tajam Raisa yang penuh amarah menusuk punggungnya, tapi itu justru membuatnya semakin menikmati situasi.Malam itu, mereka tiba di rumah mereka. Interior hangat dan aroma teh melati yang diseduh Arga memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang jauh berbeda dari masa lalunya yang kelam.Arga menarik Naira ke dalam pelukannya saat mereka duduk di sofa, membiarkan wanita itu bersandar nyaman di dadanya. Jari-jarinya mengusap pelan rambut panjang Naira, seolah ingin memastikan bahwa ia benar-benar ada di sana, bersamanya."Sepertinya kamu benar-benar menikmati momen tadi," gumam Arga sambil mencium puncak kepala Naira.Naira tersenyum tipis, menatap cangkir teh di tangannya. "Aku hanya menikmati tontonan gratis. Siapa sangka Raisa yang selalu terlihat anggun dan sempurna itu bisa kehilangan kendali di depan umum?"Arga menggelengkan kepala, menatapnya den
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 19

Raisa masih terpaku di tempatnya. Ucapan Naira terus terngiang di kepalanya, seperti bisikan setan yang mencoba meruntuhkan kepercayaannya pada Reyhan.Apa benar Reyhan masih menyimpan sesuatu? Apa benar ada celah dalam hubungan mereka?Tidak. Raisa menepis pikiran itu. Ia tidak akan membiarkan Naira mengendalikan emosinya.Dengan cepat, ia meraih ponselnya dan menghubungi Reyhan. Berdering lama, hingga akhirnya panggilan itu diangkat."Halo?" Suara Reyhan terdengar sedikit berat, seolah ia baru saja bangun dari tidur yang tidak nyenyak."Reyhan, kita harus bicara." Nada suara Raisa terdengar tegas, hampir seperti perintah.Reyhan menghela napas. "Raisa, aku tidak masuk kerja hari ini. Bisa kita bicara nanti?""Justru karena kau tidak masuk kerja, aku ingin bertemu sekarang." Raisa tak memberi ruang untuk penolakan. "Kita butuh kepastian, Rey. Aku butuh kepastian."Ada keheningan di seberang, sebelum akhirnya Reyhan menjawab, "Baiklah. Kita bertemu di tempat biasa."Tak lama kemudian,
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 20

Saat memasuki kantornya pagi itu, Naira tanpa sengaja mendengar beberapa karyawan bergosip tentang pertunangan Reyhan dan Raisa yang akan segera diumumkan.Wajahnya tetap tenang, tetapi dalam hati ia merasa geli. Ia segera menelepon Arga dan memintanya mengatur pertemuan dengan ayah dan ibu Raisa.Beberapa hari kemudian, di ruang pertemuan eksklusif hotel berbintang, Naira duduk tenang dengan Arga di sisinya. Di depan mereka, Pak Alfian, ayah Raisa, menatap gugup dan Bu Ratna, ibu Raisa yang tidak tenang.Bagaimana pun mereka merasa sangat terhormat karena mendapat undangan langsung dari keluarga Wijaya.Naira dengan suara lembut namun penuh ketegasan, ia mulai membuka pembicaraan. "Saya ingin memberi tahu sesuatu yang sangat penting. Kalian harus tahu betapa kejamnya keluarga Reyhan, kekasih Putri kalian."Pak Alfian menatap Naira dengan ekspresi tenang namun penuh kehati-hatian. "Saya menghargai niat Anda untuk berbicara dengan kami, Bu Naira. Namun, apa yang membuat Anda berpikir b
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status