All Chapters of Dibuang Suami, Dipinang CEO: Chapter 41 - Chapter 50

58 Chapters

Bab 41

Keesokan harinya, Reyhan duduk di meja kantornya dengan wajah datar, menyembunyikan badai di pikirannya.Tak ada seorang pun yang berani mengganggunya, kecuali satu orang yaitu Raisa. Tanpa ragu, wanita itu melangkah masuk ke ruangannya.Pikiran Reyhan masih terikat pada kondisi Lila yang semakin memburuk. Semalam, adiknya harus dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan nyaris tak sadarkan diri.Sekarang, Lila terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan infus yang menancap di lengannya. Wajahnya pucat, napasnya terdengar berat, dan tubuhnya tampak kelelahan.Hujatan di media sosial begitu deras. Setiap kata-kata itu seperti duri yang menusuk, semakin memperparah kondisinya.Namun, hingga kini Arman belum juga memberikan kepastian tentang solusi yang harus Reyhan tempuh. Ketidaksabaran dan kecemasan bercampur menjadi satu dalam benaknya."Reyhan, kau mendengar apa yang aku katakan?" Suara Raisa memecah lamunannya.Reyhan mengembuskan napas kasar. Sejak pagi, Raisa terus membicarakan tend
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 42

Seharian penuh, Arga berada dalam suasana hati yang buruk. Ia duduk di ruang kantornya dengan wajah tegang, matanya memandangi layar komputer tanpa benar-benar membaca isi dokumen yang terpampang di sana.Setiap kali telepon berdering atau asistennya masuk membawa laporan, ia hanya menjawab dengan suara datar dan dingin.Kekesalannya bukan karena pekerjaan, melainkan karena kata-kata Reyhan yang seolah menegaskan bahwa Naira masih belum bisa melupakannya.Ekspresi marah istrinya, emosi yang membara di matanya, membuat Arga gelisah dan tak bisa tenang. Apakah benar ada sesuatu yang belum selesai antara Naira dan Reyhan?Sepanjang hari, Arga enggan berbicara dengan Naira, setiap kali berpapasan, ia hanya melirik sekilas tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Sikapnya dingin, membuat suasana di antara mereka semakin tegang. Naira jelas merasa terganggu, biasanya, Arga selalu perhatian dan hangat.Tapi sekarang, ia bersikap seolah dirinya tak ada. Itu mengusiknya, meskipun ia berusaha menepis
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 43

Naira menatap punggung Arga yang menghilang di balik pintu ruang rapat. Seisi ruangan masih sunyi, seakan semua orang menahan napas setelah ketegangan yang baru saja terjadi.Atmosfer ruangan masih terasa tegang, seperti sisa badai yang belum sepenuhnya reda."Baiklah, kalau begitu, kita lanjutkan diskusi di lain waktu," ujar salah satu petinggi perusahaan, berusaha mencairkan suasana.Namun, efeknya tak seberapa. Para eksekutif mulai berdiri dan mengemasi dokumen mereka dengan gerakan yang masih terasa canggung.Semenjak sudah menikah, Arga sudah lebih manusiawi disaat rapat, tapi hari ini dia kembali menjadi seorang bos yang dingin dimata para karyawannya.Reyhan menyandarkan tubuhnya ke kursi, menyembunyikan senyuman puas di balik ekspresi santainya.Ia melirik Naira sekilas, memperhatikan ekspresi wanita itu yang tampak gelisah. Dia tahu, kata-katanya tadi pagi sudah cukup untuk meretakkan kepercayaan Arga terhadap istrinya.Disisi lain ruangan Raisa yang khawatir segera menanyakan
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 44

Hari-hari berlalu, dan keadaan Lila mulai berangsur membaik. Beberapa akun media sosial yang sebelumnya menyebarkan fitnah tentang Lila telah berhasil ditakedown.Di sisi lain, Arman yang selama ini bekerja diam-diam, akhirnya mendapatkan petunjuk besar tentang keberadaan Diana.Arman sekarang tidak segan-segan menggunakan metode ilegal untuk mendapatkan informasi.Dengan bayaran besar dari Reyhan, ia menyuap beberapa informan jalanan, menyadap komunikasi, dan bahkan mengancam beberapa orang yang diduga terlibat dalam hilangnya Diana."Kita harus bergerak cepat. Aku tidak ingin ada yang lebih dulu menemukannya sebelum kita," ujar Arman dengan nada serius.Reyhan mengangguk, meskipun dalam hatinya, ada sedikit keraguan. Ia bukan orang yang terbiasa dengan cara seperti ini, tetapi Arman tampak begitu tenang, seakan-akan semua ini hanyalah rutinitas biasa baginya."Aku sudah mendapatkan informasi dari salah satu informan bahwa Diana terlihat di sebuah vila di pinggiran kota. Sepertinya di
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 45

Siang itu, Naira berjalan memasuki kantor dengan perasaan yang berkecamuk. Sejak pagi, pikirannya tidak bisa lepas dari kematian Diana.Ia masih tidak percaya bagaimana dengan begitu mudahnya kasus itu ditutup sebagai bunuh diri.Hal yang lebih membuatnya muak adalah melihat Reyhan yang tampak baik-baik saja, seolah tidak ada sesuatu yang terjadi.Di ruangannya, Naira melihat ke arah meja Reyhan dari celah pintu yang sedikit terbuka.Pria itu duduk dengan santai, wajahnya tampak segar dan penuh semangat, seakan sedang menikmati harinya.Bahkan, sesekali ia tertawa kecil saat berbicara dengan beberapa rekan kerja. Tidak ada tanda-tanda rasa bersalah atau penyesalan.Tangan Naira mengepal di sisi tubuhnya. Bagaimana bisa seseorang yang baru saja terlibat dalam kematian seseorang bisa bersikap setenang itu? Apa dia memang tidak punya hati? Dan Raisa…Pikiran Naira beralih pada Raisa. Apakah dia tahu sesuatu tentang kematian Diana? Apakah dia terlibat juga? Mengingat kedekatannya dengan Re
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 46

Setelah berminggu-minggu berada di rumah sakit, Lila akhirnya keluar dengan kondisi yang jauh lebih baik.Tubuhnya yang semula lemah kini kembali segar, dan senyumnya mulai muncul lagi.Selama masa pemulihannya, semua video hinaan terhadapnya telah diturunkan dari internet, dan mereka yang berani mencemarkan namanya telah dituntut secara hukum.Kini, nama baiknya kembali bersih, dan tidak ada lagi yang berani merendahkannya.Di sebuah ruangan luas dengan pencahayaan lembut, Bu Maya duduk dengan anggun di atas sofa mewah.Ia menyeruput teh hangatnya dengan penuh ketenangan, matanya memperhatikan Lila yang duduk di hadapannya.Wajah Lila kembali bersinar, penuh semangat seperti dulu, seolah tragedi yang baru terjadi hanyalah sebuah masa pendewasaan dalam kehidupannya."Akhirnya, gadis sialan itu mati juga," ujar Lila dengan nada puas, bibirnya melengkung membentuk senyum penuh kemenangan."Dia pantas mendapatkannya. Wanita busuk seperti itu memang tidak seharusnya ada di dunia ini."Bu M
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 47

Hari yang dinanti tiba. Tender proyek fashion bernilai triliunan rupiah memasuki tahap akhir, dihadiri perusahaan ternama lokal maupun asing di ruang konferensi utama.Naira datang bersama Arga, tampil memukau dengan gaun hitam elegan berpotongan klasik yang menonjolkan siluet anggunnya.Rambutnya ditata rapi dengan sentuhan gelombang lembut, dan riasannya menambah kesan berwibawa.Sementara itu, Arga berdampingan dengannya dalam setelan abu-abu gelap yang menegaskan kharismanya sebagai pria berpengaruh.Saat memasuki ruangan, Naira hampir tertawa melihat Raisa begitu antusias menyapa orang-orang penting, berusaha mencuri perhatian mereka dengan gaya anggunnya.Naira duduk dengan tenang di antara para eksekutif dan investor, sementara layar besar di depannya menampilkan desain gaun yang telah ia buat dengan penuh kerja keras.Saat tiba gilirannya untuk mempresentasikan desainnya, ia melangkah ke panggung dengan percaya diri, matanya memancarkan ketenangan meski seluruh ruangan menaruh
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 48

Suasana dalam ruangan masih tegang ketika pintu konferensi terbuka, dan seorang wanita muda dengan postur anggun melangkah masuk.Dia mengenakan gaun sederhana namun berkelas, menandakan bahwa dirinya bukan orang sembarangan. Seorang tamu yang mengenalinya langsung berbisik dengan nada terkejut."Itu... Alidya Harumi!" seru seseorang dengan penuh antusias.Namun, ketika wanita itu semakin mendekat, beberapa orang mulai menyadari sesuatu yang janggal. "Tunggu, bukan! Itu bukan Alidya, itu... adiknya, Danila Harumi!"Bisik-bisik di ruangan semakin ramai, dan semua mata kini tertuju pada Danila. Wajahnya tampak tenang, namun matanya tajam, seolah menilai situasi yang tengah terjadi.Dengan langkah percaya diri, ia melangkah ke tengah ruangan dan melihat ke arah wanita yang mengaku sebagai Maison Laverne.Wanita itu yang memperkenalkan dirinya Bernama asli Kiara sempat menunjukkan tanda-tanda gugup saat melihat Danila masuk.Namun, dengan cepat ia kembali ke ekspresi percaya dirinya, terut
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 49

Suasana mendadak hening. Semua kepala serentak menoleh ke arah pintu yang kini terbuka lebar, memperlihatkan seorang wanita dengan aura kuat dan berwibawa.Langkahnya mantap, sorot matanya tajam menusuk. Semua yang hadir langsung mengenalinya."Nona Alidya!" seru beberapa orang dengan nada kaget.Danila yang awalnya bersemangat melihat kedatangan kakaknya, langsung tersenyum dan mendekat. "Kakak! Syukurlah kakak datang! Sekarang kita bisa menyingkirkan penipu ini!"Dengan penuh semangat, Danila menunjuk ke arah Naira, seolah yakin bahwa kakaknya akan segera mendukungnya.Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi.PLAK!Tamparan keras mendarat di pipi Danila, membuat semua orang terpaku dalam keheningan. Danila sendiri terhuyung mundur, menatap kakaknya dengan mata terbelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi."K-Kakak...?" suaranya gemetar.Raisa yang melihat celah langsung melangkah maju, berusaha mengontrol situasi. "Nona Alidya, mungkin Anda keliru. Penipu yang sebenarn
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 50

Setelah suasana ruangan kembali tenang, Alidya menoleh ke arah Naira. Sorot matanya yang tajam kini melunak, menyiratkan perasaan bersalah yang mendalam.Dengan langkah mantap, ia mendekati wanita yang selama ini ia hormati, membawa serta rasa sesal yang begitu mendalam."Guru..." suara Alidya terdengar pelan, hampir seperti bisikan. Lalu, dengan penuh penyesalan, ia menundukkan kepalanya dalam-dalam."Saya meminta maaf atas semua masalah yang telah terjadi. Saya seharusnya lebih cepat datang dan tidak membiarkan nama Anda dihina seperti ini."Naira terdiam sejenak, menatap muridnya yang kini menunjukkan ketulusan. Ia bisa melihat bahwa Alidya benar-benar merasa bersalah atas kejadian ini. Dengan senyum tipis, Naira menghela napas pelan."Alidya," panggilnya lembut, "kesetiaanmu sudah cukup menunjukkan siapa dirimu. Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Yang penting, kau sudah bertindak dengan benar pada akhirnya."Mata Alidya berkaca-kaca, lalu mengangguk tegas. "Terima kasih, Gur
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status