Share

Bab 43

Penulis: Phoenixclaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-17 00:56:15
Naira menatap punggung Arga yang menghilang di balik pintu ruang rapat. Seisi ruangan masih sunyi, seakan semua orang menahan napas setelah ketegangan yang baru saja terjadi.

Atmosfer ruangan masih terasa tegang, seperti sisa badai yang belum sepenuhnya reda.

"Baiklah, kalau begitu, kita lanjutkan diskusi di lain waktu," ujar salah satu petinggi perusahaan, berusaha mencairkan suasana.

Namun, efeknya tak seberapa. Para eksekutif mulai berdiri dan mengemasi dokumen mereka dengan gerakan yang masih terasa canggung.

Semenjak sudah menikah, Arga sudah lebih manusiawi disaat rapat, tapi hari ini dia kembali menjadi seorang bos yang dingin dimata para karyawannya.

Reyhan menyandarkan tubuhnya ke kursi, menyembunyikan senyuman puas di balik ekspresi santainya.

Ia melirik Naira sekilas, memperhatikan ekspresi wanita itu yang tampak gelisah. Dia tahu, kata-katanya tadi pagi sudah cukup untuk meretakkan kepercayaan Arga terhadap istrinya.

Disisi lain ruangan Raisa yang khawatir segera menanyakan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 44

    Hari-hari berlalu, dan keadaan Lila mulai berangsur membaik. Beberapa akun media sosial yang sebelumnya menyebarkan fitnah tentang Lila telah berhasil ditakedown.Di sisi lain, Arman yang selama ini bekerja diam-diam, akhirnya mendapatkan petunjuk besar tentang keberadaan Diana.Arman sekarang tidak segan-segan menggunakan metode ilegal untuk mendapatkan informasi.Dengan bayaran besar dari Reyhan, ia menyuap beberapa informan jalanan, menyadap komunikasi, dan bahkan mengancam beberapa orang yang diduga terlibat dalam hilangnya Diana."Kita harus bergerak cepat. Aku tidak ingin ada yang lebih dulu menemukannya sebelum kita," ujar Arman dengan nada serius.Reyhan mengangguk, meskipun dalam hatinya, ada sedikit keraguan. Ia bukan orang yang terbiasa dengan cara seperti ini, tetapi Arman tampak begitu tenang, seakan-akan semua ini hanyalah rutinitas biasa baginya."Aku sudah mendapatkan informasi dari salah satu informan bahwa Diana terlihat di sebuah vila di pinggiran kota. Sepertinya di

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 45

    Siang itu, Naira berjalan memasuki kantor dengan perasaan yang berkecamuk. Sejak pagi, pikirannya tidak bisa lepas dari kematian Diana.Ia masih tidak percaya bagaimana dengan begitu mudahnya kasus itu ditutup sebagai bunuh diri.Hal yang lebih membuatnya muak adalah melihat Reyhan yang tampak baik-baik saja, seolah tidak ada sesuatu yang terjadi.Di ruangannya, Naira melihat ke arah meja Reyhan dari celah pintu yang sedikit terbuka.Pria itu duduk dengan santai, wajahnya tampak segar dan penuh semangat, seakan sedang menikmati harinya.Bahkan, sesekali ia tertawa kecil saat berbicara dengan beberapa rekan kerja. Tidak ada tanda-tanda rasa bersalah atau penyesalan.Tangan Naira mengepal di sisi tubuhnya. Bagaimana bisa seseorang yang baru saja terlibat dalam kematian seseorang bisa bersikap setenang itu? Apa dia memang tidak punya hati? Dan Raisa…Pikiran Naira beralih pada Raisa. Apakah dia tahu sesuatu tentang kematian Diana? Apakah dia terlibat juga? Mengingat kedekatannya dengan Re

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 46

    Setelah berminggu-minggu berada di rumah sakit, Lila akhirnya keluar dengan kondisi yang jauh lebih baik.Tubuhnya yang semula lemah kini kembali segar, dan senyumnya mulai muncul lagi.Selama masa pemulihannya, semua video hinaan terhadapnya telah diturunkan dari internet, dan mereka yang berani mencemarkan namanya telah dituntut secara hukum.Kini, nama baiknya kembali bersih, dan tidak ada lagi yang berani merendahkannya.Di sebuah ruangan luas dengan pencahayaan lembut, Bu Maya duduk dengan anggun di atas sofa mewah.Ia menyeruput teh hangatnya dengan penuh ketenangan, matanya memperhatikan Lila yang duduk di hadapannya.Wajah Lila kembali bersinar, penuh semangat seperti dulu, seolah tragedi yang baru terjadi hanyalah sebuah masa pendewasaan dalam kehidupannya."Akhirnya, gadis sialan itu mati juga," ujar Lila dengan nada puas, bibirnya melengkung membentuk senyum penuh kemenangan."Dia pantas mendapatkannya. Wanita busuk seperti itu memang tidak seharusnya ada di dunia ini."Bu M

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 47

    Hari yang dinanti tiba. Tender proyek fashion bernilai triliunan rupiah memasuki tahap akhir, dihadiri perusahaan ternama lokal maupun asing di ruang konferensi utama.Naira datang bersama Arga, tampil memukau dengan gaun hitam elegan berpotongan klasik yang menonjolkan siluet anggunnya.Rambutnya ditata rapi dengan sentuhan gelombang lembut, dan riasannya menambah kesan berwibawa.Sementara itu, Arga berdampingan dengannya dalam setelan abu-abu gelap yang menegaskan kharismanya sebagai pria berpengaruh.Saat memasuki ruangan, Naira hampir tertawa melihat Raisa begitu antusias menyapa orang-orang penting, berusaha mencuri perhatian mereka dengan gaya anggunnya.Naira duduk dengan tenang di antara para eksekutif dan investor, sementara layar besar di depannya menampilkan desain gaun yang telah ia buat dengan penuh kerja keras.Saat tiba gilirannya untuk mempresentasikan desainnya, ia melangkah ke panggung dengan percaya diri, matanya memancarkan ketenangan meski seluruh ruangan menaruh

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 48

    Suasana dalam ruangan masih tegang ketika pintu konferensi terbuka, dan seorang wanita muda dengan postur anggun melangkah masuk.Dia mengenakan gaun sederhana namun berkelas, menandakan bahwa dirinya bukan orang sembarangan. Seorang tamu yang mengenalinya langsung berbisik dengan nada terkejut."Itu... Alidya Harumi!" seru seseorang dengan penuh antusias.Namun, ketika wanita itu semakin mendekat, beberapa orang mulai menyadari sesuatu yang janggal. "Tunggu, bukan! Itu bukan Alidya, itu... adiknya, Danila Harumi!"Bisik-bisik di ruangan semakin ramai, dan semua mata kini tertuju pada Danila. Wajahnya tampak tenang, namun matanya tajam, seolah menilai situasi yang tengah terjadi.Dengan langkah percaya diri, ia melangkah ke tengah ruangan dan melihat ke arah wanita yang mengaku sebagai Maison Laverne.Wanita itu yang memperkenalkan dirinya Bernama asli Kiara sempat menunjukkan tanda-tanda gugup saat melihat Danila masuk.Namun, dengan cepat ia kembali ke ekspresi percaya dirinya, terut

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 49

    Suasana mendadak hening. Semua kepala serentak menoleh ke arah pintu yang kini terbuka lebar, memperlihatkan seorang wanita dengan aura kuat dan berwibawa.Langkahnya mantap, sorot matanya tajam menusuk. Semua yang hadir langsung mengenalinya."Nona Alidya!" seru beberapa orang dengan nada kaget.Danila yang awalnya bersemangat melihat kedatangan kakaknya, langsung tersenyum dan mendekat. "Kakak! Syukurlah kakak datang! Sekarang kita bisa menyingkirkan penipu ini!"Dengan penuh semangat, Danila menunjuk ke arah Naira, seolah yakin bahwa kakaknya akan segera mendukungnya.Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi.PLAK!Tamparan keras mendarat di pipi Danila, membuat semua orang terpaku dalam keheningan. Danila sendiri terhuyung mundur, menatap kakaknya dengan mata terbelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi."K-Kakak...?" suaranya gemetar.Raisa yang melihat celah langsung melangkah maju, berusaha mengontrol situasi. "Nona Alidya, mungkin Anda keliru. Penipu yang sebenarn

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 50

    Setelah suasana ruangan kembali tenang, Alidya menoleh ke arah Naira. Sorot matanya yang tajam kini melunak, menyiratkan perasaan bersalah yang mendalam.Dengan langkah mantap, ia mendekati wanita yang selama ini ia hormati, membawa serta rasa sesal yang begitu mendalam."Guru..." suara Alidya terdengar pelan, hampir seperti bisikan. Lalu, dengan penuh penyesalan, ia menundukkan kepalanya dalam-dalam."Saya meminta maaf atas semua masalah yang telah terjadi. Saya seharusnya lebih cepat datang dan tidak membiarkan nama Anda dihina seperti ini."Naira terdiam sejenak, menatap muridnya yang kini menunjukkan ketulusan. Ia bisa melihat bahwa Alidya benar-benar merasa bersalah atas kejadian ini. Dengan senyum tipis, Naira menghela napas pelan."Alidya," panggilnya lembut, "kesetiaanmu sudah cukup menunjukkan siapa dirimu. Jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Yang penting, kau sudah bertindak dengan benar pada akhirnya."Mata Alidya berkaca-kaca, lalu mengangguk tegas. "Terima kasih, Gur

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 51

    Naira masih berbaring di sofa, merasakan kehangatan genggaman tangan Arga. Meski tubuhnya lelah, hatinya terasa lebih ringan setelah semua yang terjadi.Arga duduk di sampingnya, jemarinya mengusap lembut punggung tangannya. "Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir.Naira mengangguk pelan. "Aku hanya butuh sedikit waktu untuk beristirahat. Terima kasih karena selalu ada untukku."Arga tersenyum, lalu menghela napas panjang. "Aku sudah memecat Raisa. Dia tidak akan mengganggumu lagi. Kau tidak perlu khawatir tentangnya."Naira terdiam sesaat, lalu mengangguk kecil. "Terima kasih, Arga. Aku tidak ingin hal ini berlarut-larut."Arga menatapnya dengan penuh kelembutan. "Kau sudah bekerja terlalu keras. Aku ingin kau pulang lebih awal hari ini dan beristirahat dengan baik. Aku akan mengurus semua urusan di kantor."Naira tersenyum kecil, merasa lega karena Arga begitu memperhatikannya. "Baiklah, aku akan pulang lebih awal."Arga mengusap pipinya perlahan. "Aku akan mengantarmu s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22

Bab terbaru

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 59

    Reyhan jatuh tersungkur di lantai dengan napas terengah-engah. Naira menatapnya dengan campuran keterkejutan dan kebingungan.Bagaimana bisa Reyhan ada di sini? Apa yang sebenarnya terjadi?Pria bertopeng yang tadi menampar Naira menggeram kesal. "Bodoh! Kenapa kau membawa orang lain ke sini? Ini hanya akan menyulitkan kita!""Dia mencoba mengikuti jejak wanita ini," jawab salah satu anak buahnya. "Kami menemukannya mengintai di sekitar lokasi."Naira menatap wajah Reyhan yang penuh luka, alisnya berdarah, dan sudut bibirnya pecah. Matanya perlahan terbuka, menatapnya dengan lemah. "Naira... kau tidak apa-apa?"Naira menelan ludah, berusaha meredam emosi yang berkecamuk di dadanya. "Kenapa kau ada di sini? Apa kau datang untuk menyelamatkanku?"Reyhan tersenyum miris. "Tentu saja. Aku tidak bisa diam saja melihatmu dalam bahaya."Namun, sebelum Naira sempat membalas, salah satu pria bertopeng mengangkat tangannya, hendak memberikan pukulan lagi.Namun, sebelum tangannya bisa mendarat,

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 58

    Suasana kantor masih terasa sibuk saat Naira melangkah keluar dari ruangannya. Sudah sore, tetapi karena kejar target, banyak karyawan masih lembur, termasuk Arga yang masih fokus di ruangannya.Sebelumnya, Arga sempat menawarkan diri untuk mengantarnya pulang."Aku bisa mengantarmu, sayang. Hari ini kau terlihat lebih lelah dari biasanya," katanya dengan nada penuh perhatian.Namun, Naira tersenyum kecil dan menggeleng. "Tidak perlu, aku bisa sendiri. Lagipula, aku sudah berjanji dengan ibu untuk pergi ke salon bersama."Arga menghela napas sebelum mengangguk. "Baiklah, kalau begitu hati-hati. Jangan lupa beri kabar kalau sudah sampai."Naira tersenyum, lalu melangkah mendekat dan memeluk suaminya erat. "Aku akan baik-baik saja, jangan khawatir."Arga mengecup puncak kepalanya dengan lembut. "Tetap hati-hati, sayang."Di rumah, Naira mengambil tasnya dan bersiap pergi. Sebelum keluar dari pintu, ia menoleh ke arah Arga yang masih berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan cemas.Ia k

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 57

    Pagi itu, suasana kantor dipenuhi kesibukan seperti biasa. Namun, bagi Reyhan, langkahnya terasa lebih berat dari biasanya.Kepalanya masih dipenuhi oleh masalah dengan Raisa dan tuntutan pernikahan yang terus menghantuinya.Saat ia melangkah masuk ke ruangannya, matanya langsung menangkap sosok Naira yang baru saja hendak keluar dari ruangan.Namun, begitu melihat Reyhan, Naira dengan cepat menghindar, berpura-pura sibuk dengan berkas di tangannya.Reyhan mengerutkan kening. "Naira."Naira berhenti sejenak, namun tidak menoleh. "Aku sedang sibuk, Reyhan. Kita tidak perlu bicara."Reyhan menghela napas panjang. Ia melangkah mendekat, namun Naira justru semakin menjauh, seolah enggan berada di dekatnya lebih lama."Kau menghindariku?" tanya Reyhan dengan nada datar, namun matanya menelisik tajam.Naira tertawa kecil, tetapi tanpa humor. "Aku hanya tidak punya waktu untuk membicarakan hal yang tidak penting.""Aku baru saja kemarin mendatangi rumahmu," kata Reyhan, suaranya lebih rendah

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 56

    Reyhan menatap Bu Ratna dan Pak Alfian dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ada amarah, frustasi, dan kepasrahan dalam satu waktu.Pernikahan? Dengan Raisa? Semua ini terasa seperti jebakan yang sudah dirancang matang, seolah mereka hanya menunggu waktu yang tepat untuk menjebaknya sepenuhnya.“Aku butuh waktu,” akhirnya Reyhan berkata, suaranya serak dan berat.“Tapi Reyhan—” Raisa mencoba berbicara, namun ia terdiam ketika melihat tatapan dingin yang diberikan Reyhan padanya.“Jangan paksa aku mengambil keputusan sekarang.” Ia mengalihkan pandangannya ke arah Bu Ratna dan Pak Alfian. “Aku akan bertanggung jawab atas anak ini, tapi pernikahan bukan sesuatu yang bisa diputuskan dalam satu malam.”Bu Ratna hendak membantah, tetapi Pak Alfian menepuk tangannya pelan, memberi isyarat agar diam. “Baiklah, Reyhan. Kami akan memberimu waktu. Tapi jangan terlalu lama. Anak ini membutuhkan kepastian.”Reyhan tidak menjawab. Ia hanya menatap Raisa sejenak sebelum berbalik dan melangkah keluar da

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 55

    Reyhan berdiri di depan pintu apartemen Naira yang kini tertutup rapat, seperti tembok yang tak mungkin ia tembus lagi.Jemarinya masih menggenggam erat gelang kecil itu, seakan bisa menghidupkan kembali waktu yang telah hilang. Tapi tidak. Waktu tak akan pernah bisa diputar kembali.Dadanya terasa sesak. Bukan hanya karena kata-kata tajam Naira, tetapi juga karena kenyataan yang harus ia hadapi.Wanita yang dulu begitu mencintainya, kini bahkan tak lagi ingin melihatnya. Wanita yang pernah ia abaikan, kini membalasnya dengan tatapan dingin yang menusuk.Dan ironisnya, di saat ia baru menyadari betapa berharganya Naira, semuanya telah terlambat.Dari balik jendela, Naira berdiri diam, menyaksikan sosok Reyhan yang mulai melangkah pergi.Ia seharusnya merasa puas, seharusnya merasa menang karena bisa melihat pria itu merasakan kepedihan yang dulu pernah ia rasakan.Tapi mengapa ada sesuatu di dalam dadanya yang terasa begitu sakit? Jemarinya menggenggam kerah gaunnya, berusaha menahan s

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 54

    Reyhan berdiri di depan pintu apartemen Naira, dadanya naik turun dengan napas yang tertahan.Tangannya terangkat, ragu-ragu sebelum akhirnya mengetuk. Tiga ketukan pelan namun penuh harap. Hening. Tidak ada jawaban.Ia menelan ludah, lalu mengetuk lagi. Kali ini lebih keras. Jantungnya berdetak lebih cepat saat langkah kaki terdengar dari dalam.Tak lama kemudian, pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok yang selama ini menghantuinya dalam setiap mimpi buruk dan penyesalan.Naira.Wanita itu berdiri di hadapannya dengan tatapan yang dingin dan datar, seolah kehadirannya bukanlah sesuatu yang berarti.Rambut panjangnya tergerai rapi, wajahnya cantik seperti yang selalu Reyhan ingat, tetapi ada sesuatu yang berbeda.Mata itu, mata yang dulu penuh cinta saat menatapnya, kini hanya dipenuhi dengan sesuatu yang jauh lebih tajam. Jauh lebih berbahaya.Reyhan merasa dadanya sesak."Ada apa?" suara Naira terdengar tenang, hampir terlalu tenang, seolah ia tidak terganggu sedikit pun denga

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 53

    Raisa duduk di depan layar laptopnya, matanya memandang kosong pada layar yang menampilkan satu lagi email penolakan.Tangannya mengepal erat, wajahnya memerah karena frustrasi. Sudah lebih dari dua puluh perusahaan yang ia lamar, namun semuanya menolak tanpa memberikan alasan yang jelas."Ini pasti ulah Arga!" desisnya marah, suaranya penuh kebencian.Ayahnya, Pak Alfian, berdiri di belakangnya dengan wajah keruh. Sebagai seorang pengusaha senior, ia masih memiliki pengaruh.Namun setiap kali ia mencoba menghubungi kenalan bisnisnya untuk membantu Raisa mendapatkan pekerjaan, mereka selalu menolak secara halus atau bahkan langsung memutuskan komunikasi, seolah takut hanya dengan menyebut nama keluarganya."Aku tidak mengerti, Raisa," kata Pak Alfian, suaranya berat dan penuh ketakutan. "Bahkan perusahaan-perusahaan yang berutang budi padaku pun menolak membantumu. Ini... ini bukan kebetulan." Raisa menggertakkan giginya, tangannya mencengkeram ujung meja hingga buku-buku jarinya memu

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 52

    Malam itu, di kamar mereka yang remang-remang dengan pencahayaan hangat, Arga menatap Naira yang tengah bersandar di dadanya.Jemarinya dengan lembut memainkan rambut istrinya, sementara pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian hari itu."Jadi, apa rencanamu selanjutnya setelah Raisa dipecat?" Arga bertanya dengan suara rendah, matanya penuh perhatian menatap wajah Naira.Naira tersenyum tipis, sorot matanya penuh tekad. "Aku ingin dia kehilangan segalanya, pekerjaan, reputasi, dan setiap peluang di dunia bisnis. Biarkan dia merasakan kehancuran yang sama seperti yang dia rencanakan untukku."Arga mengangguk, ekspresinya tetap tenang meski ada kilatan tajam di matanya. "Aku bisa mengurus itu. Aku akan menghubungi beberapa koneksi dan memastikan tidak ada satu pun perusahaan besar yang mau menerimanya."Naira mengangkat wajahnya, menatap Arga penuh cinta. "Terima kasih, sayang. Aku tahu aku bisa mengandalkanmu."Arga mengusap pipi istrinya dengan lembut, menatapnya dengan sorot mata t

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 51

    Naira masih berbaring di sofa, merasakan kehangatan genggaman tangan Arga. Meski tubuhnya lelah, hatinya terasa lebih ringan setelah semua yang terjadi.Arga duduk di sampingnya, jemarinya mengusap lembut punggung tangannya. "Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir.Naira mengangguk pelan. "Aku hanya butuh sedikit waktu untuk beristirahat. Terima kasih karena selalu ada untukku."Arga tersenyum, lalu menghela napas panjang. "Aku sudah memecat Raisa. Dia tidak akan mengganggumu lagi. Kau tidak perlu khawatir tentangnya."Naira terdiam sesaat, lalu mengangguk kecil. "Terima kasih, Arga. Aku tidak ingin hal ini berlarut-larut."Arga menatapnya dengan penuh kelembutan. "Kau sudah bekerja terlalu keras. Aku ingin kau pulang lebih awal hari ini dan beristirahat dengan baik. Aku akan mengurus semua urusan di kantor."Naira tersenyum kecil, merasa lega karena Arga begitu memperhatikannya. "Baiklah, aku akan pulang lebih awal."Arga mengusap pipinya perlahan. "Aku akan mengantarmu s

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status