All Chapters of Dibuang Suami, Dipinang CEO: Chapter 21 - Chapter 30

98 Chapters

Bab 21

Setelah menerima undangan pertunangan Raisa dan Reyhan malam harinya, Naira dan Arga bersiap dengan tenang namun penuh perhitungan.Naira mengenakan gaun hitam elegan dengan aksen emas, mencerminkan aura kekuatan dan keanggunan. Arga, di sisi lain, tampil gagah dalam setelan hitam yang rapi.Saat Naira bercermin, ia tersenyum samar. "Kau yakin ini akan berjalan sesuai rencana?"Arga merapikan dasinya dan menatap istrinya melalui pantulan cermin. "Aku tidak pernah lebih yakin dari ini."Mobil mereka melaju menuju venue acara, sebuah ballroom hotel ternama yang sudah dipenuhi tamu undangan dari kalangan elite bisnis dan sosial.Dari luar, suasana tampak begitu megah dan penuh kemewahan, seolah segalanya telah diatur dengan sempurna.Di balik keteguhannya, hati Naira terasa semakin berat. Melihat persiapan megah pertunangan ini, ia tak bisa menahan kesedihannya.Arga, yang menyadari perubahan raut wajah istrinya, menoleh dan menggenggam tangannya dengan lembut. "Kau baik-baik saja?" tanya
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 22

Malam ini seharusnya menjadi momen perayaan, namun yang terjadi justru sebaliknya suasana penuh ketegangan, seolah badai besar siap menghancurkan segalanya.Di tengah ballroom, Naira berdiri tegap. Sorot matanya tajam, tapi ekspresinya tetap tenang.Naira menghela napas, tak terkejut dengan tuduhan itu. "Bu Maya, yang menghancurkan pertunangan ini bukan aku. Semua bukti sudah jelas, dan itu adalah perbuatan Reyhan sendiri."Bu Maya membanting tasnya ke meja dengan wajah merah padam. "Omong kosong! Aku tahu betul anakku! Reyhan tidak mungkin melakukan hal sekeji itu!"Arga menatapnya tajam, suaranya dingin. "Ibu sebaiknya berhati-hati. Reyhan bukan korban, dia pelakunya. Dan aku tidak akan mempertahankan pegawai yang tak punya integritas."Mata Bu Maya membelalak. "Apa maksudmu?!"Arga menatap Reyhan dengan penuh kekecewaan. "Mulai besok, Reyhan tidak lagi bekerja di perusahaanku."Ruangan menjadi sunyi. Semua mata tertuju pada Reyhan, yang tampak pucat. Ia tertegun sebelum akhirnya mel
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 23

Reyhan melangkah gontai memasuki rumahnya yang gelap dan sunyi. Tidak ada suara, tidak ada sambutan.Dia menghela napas berat, melempar jasnya ke sofa, lalu duduk dengan wajah muram. Hari ini adalah salah satu hari terburuk dalam hidupnya.Dihina di depan seluruh kantor, dipermalukan oleh Naira, dan sekarang, pulang ke rumah yang terasa lebih dingin dari biasanya.Sementara itu, di sisi lain kota, Naira baru saja tiba di rumah setelah hari yang melelahkan di kantor.Namun, langkahnya terhenti saat mendapati dua tamu tak diundang berdiri di depan pintu rumahnya.Bu Maya dan Lila berdiri di depan pintu dengan ekspresi keras. Para pelayan sudah mencoba melarang mereka masuk, tetapi mereka bersikeras menunggu, bahkan mengancam akan membuat keributan jika tidak diizinkan bertemu dengan Naira.Naira mengerutkan kening. Dia tidak menyangka mereka akan muncul di sini dengan begitu nekat."Ada keperluan apa datang ke rumahku?" tanya Naira dengan nada dingin, enggan menunjukkan ketidaknyamananny
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 24

Malam itu, setelah kejadian penuh ketegangan dengan Bu Maya dan Lila, Naira duduk di sofa panjang dengan tatapan kosong.Tangannya memegang cangkir teh yang sudah mulai dingin, tapi pikirannya jauh melayang.Di luar, hujan mulai turun, rintik-rintiknya mengetuk jendela dengan irama menenangkan.Namun, ketenangan itu tidak mencerminkan apa yang dirasakan Naira saat ini. Ia memejamkan mata sejenak, mengatur napasnya yang terasa berat.Ponselnya bergetar di meja. Nama Reyhan muncul di layar. Ia mengangkatnya perlahan, membiarkan keheningan menyergap sebelum akhirnya berbicara."Akhirnya kau menelepon," ucapnya dengan nada yang sedingin es.Di seberang sana, suara Reyhan terdengar lelah, penuh frustrasi. "Naira, kita harus bicara.""Tidak ada yang perlu dibicarakan," potong Naira. "Aku sudah memberimu cukup waktu untuk menjelaskan dirimu sendiri. Sekarang, aku hanya menikmati melihat keluargamu mendapatkan balasan yang pantas."Reyhan menghela napas berat. "Aku tahu kau marah. Aku mengerti
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 25

Beberapa hari kemudian, rumah keluarga Reyhan dipenuhi ketegangan. Raisa, yang biasanya percaya diri, kini tampak gelisah, terus mengawasi Reyhan yang duduk di sofa dengan tatapan kosong.Sejak pertemuannya dengan Naira di restoran, ia semakin diam, seolah baru menyadari bahwa dunia yang ia kenal telah runtuh."Reyhan, kita harus bicara," suara Raisa terdengar tajam, namun bergetar. Ia mencoba meraih tangan Reyhan, tapi pria itu menarik diri, enggan disentuh."Bicarakan apa?" tanya Reyhan, suaranya datar, nyaris tanpa emosi.Raisa mengepalkan tangannya. "Kita harus menemui ayah dan ibuku. Jika mereka kembali merestui hubungan kita, semuanya bisa seperti dulu lagi."Reyhan menoleh dengan sinis."Kembali seperti semula? Maksudmu kembali saat aku membiarkan Naira menderita dan menutup mata atas kejahatan keluargaku? Saat aku terlalu bodoh mengikuti semua kemauan mereka?"Raisa terdiam, tapi ia tak mau menyerah. "Reyhan, kau tidak bisa terus seperti ini. Kau harus bangkit! Kita masih puny
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 26

Setelah seharian bekerja, Reyhan pulang ke rumah dengan langkah berat. Kepalanya dipenuhi berbagai pikiran yang membebaninya.Namun, saat ia baru saja melepas jasnya di ruang tamu, suara lantang ibunya, Bu Maya, langsung menyambutnya dengan keluhan."Reyhan! Kamu harus melakukan sesuatu! Ini sudah keterlaluan!" seru Bu Maya dengan wajah memerah, jelas dipenuhi amarah.Lila, yang duduk di samping ibunya, ikut mengangguk cepat. Wajahnya tampak frustrasi."Benar, Kak! Naira benar-benar melewati batas! Dia telah menghancurkan hidup kita dan sekarang bertingkah seolah tidak peduli!"Reyhan menghela napas panjang, menatap ibunya dan adiknya dengan lelah. "Apa lagi sekarang?"Bu Maya mengibaskan tangannya dengan emosi. "Aku dihina di arisan, Reyhan! Mereka mempermalukanku, menganggap kita penjahat! Dulu mereka menghormatiku, sekarang aku bahkan dikeluarkan dari grup sosialita!""Dan aku..." Lila menimpali dengan suara tinggi. "Di kampus, semua orang menjauhiku! Teman-temanku meninggalkanku,
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 27

Suasana ruang rapat di Grup Wijaya terasa tegang. Di ujung meja, Arga duduk dengan ekspresi serius, matanya menatap tajam layar proyektor yang menampilkan desain terbaru yang diajukan Raisa.Para eksekutif saling bertukar pandang dengan wajah tegang, sementara beberapa karyawan mulai mengangkat tangan, menyuarakan keberatan mereka dengan nada khawatir."Ini tidak bisa diterima," suara berat milik Pak Herman, kepala divisi hukum, memecah keheningan."Desain ini sangat mirip dengan salah satu koleksi dari Maison Laverne, desainer terkenal yang memakai nama samaran. Jika ini sampai dipublikasikan, kita bisa dituduh melakukan plagiarisme."Raisa yang duduk di sisi meja, menggigit bibirnya. Wajahnya memerah, baik karena gugup maupun marah. "Saya tidak menjiplak! Saya merancang ini sendiri berdasarkan riset tren pasar dan inspirasi dari berbagai referensi."Arga menggerakkan jarinya di atas meja dengan ritme pelan sebelum akhirnya menatap Raisa dengan tatapan tajam."Referensi atau menyalin
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 28

Keesokan paginya, Raisa berdiri di depan ruang rapat dengan napas tak beraturan. Berkas laporan dan hasil desainnya tergenggam erat, tapi rasa percaya dirinya telah lenyap.File aslinya hilang, dan kenyataan pahit menghantamnya. Desain itu bukan miliknya ia membelinya dari situs anonim tanpa tahu asal-usulnya. Kini, tanpa bukti, ia tak bisa membela diri.Begitu ia masuk, ruangan sudah dipenuhi oleh eksekutif Grup Wijaya. Arga duduk di ujung meja dengan ekspresi dingin, matanya langsung mengunci pada Raisa begitu ia masuk.Reyhan duduk bersandar dengan tangan terlipat di dadanya, sementara Naira terlihat tersenyum tipis di sudut ruangan."Baiklah, Raisa," suara Arga terdengar tegas. "Tunjukkan kepada kami bahwa desain ini memang milikmu. Kita tidak bisa menunda proyek lebih lama. Tender akan dibuka dalam waktu dekat, dan kita harus memastikan bahwa desain yang diajukan benar-benar orisinal dan kompetitif."Dengan tangan sedikit gemetar, Raisa mulai menjelaskan. Ia memaparkan referensi
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 29

Hari presentasi akhirnya tiba. Suasana ruang rapat Grup Wijaya terasa tegang. Para eksekutif telah berkumpul, menunggu dengan penuh antisipasi untuk melihat hasil desain dari Naira dan Raisa.Arga duduk di kursi utama dengan ekspresi tenang, sementara Reyhan bersandar dengan tatapan tajam dan sedikit senyum meremehkan.Raisa tampak percaya diri, tetapi di balik senyumnya, ada rencana licik yang telah ia jalankan.Naira melangkah ke depan dengan mantap, menyalakan laptopnya untuk memulai presentasi. Namun, begitu layar menyala, ia terkejut. Layarnya kosong. File desainnya hilang.Seisi ruangan mulai berbisik, beberapa di antaranya terdengar meremehkan. "Sepertinya Bu Naira tidak siap," bisik salah satu eksekutif.Reyhan melirik ke arah Arga sebelum berkata pelan, "Aku sudah menduganya." Beberapa eksekutif mengangguk setuju.Sementara yang lain mulai berbisik lebih tajam. "Bu Naira terlihat percaya diri, tapi sepertinya tidak punya desain sama sekali," komentar seseorang. "Mungkin Bu Na
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 30

Naira melangkah keluar dari ruang rapat dengan senyum puas. Ia berjalan menuju kantornya, merapikan beberapa dokumen sebelum pulang.Naira melangkah ringan ke arah lift, tetapi langkahnya terhenti saat melihat Arga berdiri di sana dengan tangan diselipkan ke dalam saku celana.Tatapan pria itu tajam, penuh kebanggaan yang tak berusaha ia sembunyikan.“Kau luar biasa sayang,” ucap Arga dengan nada mantap.Naira hanya tersenyum tipis. “Kau terlihat puas.”Arga mendekat, ekspresinya tidak berubah. “Tentu saja. Istriku baru saja membuktikan bahwa dia lebih dari sekadar pendampingku dia adalah ratu dalam permainan ini.”Naira menatapnya dengan penuh kelembutan. Ia tahu betapa ambisius dan kerasnya Arga dalam dunia bisnis, tetapi saat ini, lelaki itu hanya seorang suami yang bangga.Arga meraih tangannya, menggenggamnya erat. “Ayo pulang. Kita rayakan kemenangan ini.”Naira mengangkat alis. “Dengan apa?”Arga menatapnya dalam, lalu berbisik di telinganya. “Dengan caraku.”Sebuah debar aneh
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more
PREV
123456
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status