All Chapters of Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

Bab 81

“Maaf Syakia. Kakak benar-benar minta maaf. Kakak benar-benar pantas mati! Huhuhu ....”Kama tidak berhenti minta maaf. Pada akhirnya, dia tidak dapat mengendalikan emosinya dan langsung menangis tersedu-sedu.Para biksuni yang mengelilingi Kama pun saling memandang. Mereka tidak menyangka Kama akan tiba-tiba menangis seperti ini. Apa yang harus dilakukan mereka sekarang? Mereka pun menoleh ke arah Shanti yang berdiri di depan gerbang.Shanti memberi isyarat mata kepada para biksuni. Mereka pun menyimpan tongkat mereka, lalu berjalan kembali ke belakang Shanti.“Aku sudah dengar permintaan maafmu dan akan menyampaikannya pada Sahana.” Meskipun tampang Kama sekarang sangat menyedihkan dan dia juga menangis dengan sedih, hati Shanti sama sekali tidak tergerak. Seusai berbicara dengan dingin, dia pun memerintahkan orang untuk menutup gerbang kuil dan membiarkan Kama lanjut menangis di luar.Kahar merasa kakaknya itu sangat memalukan. Dia langsung melangkah maju dan menendang Kama. “Kak
Read more

Bab 82

“Ya sudah. Kalau kamu nggak suka, Guru nggak akan ungkit lagi soal mereka.” Shanti mengelus kepala Syakia, lalu memeriksa tugas Syakia sambil berkata, “Oh iya, nanti, kamu ikut Guru turun gunung ya.”“Hmm? Aku boleh ikut Guru turun gunung?” Syakia awalnya kurang bersemangat. Begitu mendengar ucapan Shanti, matanya langsung berbinar.“Tentu saja boleh.” Shanti tertawa, lalu melanjutkan, “Aku punya seorang pasien dan harus turun gunung untuk mengobatinya.”Setelah berhenti sejenak, Shanti berkata dengan agak ragu, “Tapi, kamu mungkin akan agak canggung kalau ketemu sama dia.”“Siapa dia?” tanya Syakia dengan penasaran.“Nyonya Juwita dari Kediaman Pangeran Darsuki.”Begitu mendengar jawaban Shanti, Syakia langsung mengerti apa yang dikhawatirkannya. Nyonya Juwita dari Kediaman Pangeran Darsuki merupakan nenek Panji, mantan tunangannya itu.Syakia tersenyum dan menjawab, “Ternyata Nyonya Juwita. Nggak apa-apa, Guru. Pertunanganku dengan keluarga mereka sudah dibatalkan. Berhubung kita buk
Read more

Bab 83

Syakia sama sekali tidak menanggapi Ike. Baginya, bibinya itu tidak pernah menyukainya.Awalnya, Syakia mengira itu memang sifat bibinya. Sampai Ayu tiba di Kediaman Keluarga Angkola dan Ike memperlakukan Ayu dengan penuh kasih sayang, dia baru tahu bahwa bibinya itu memang murni tidak menyukainya.Jadi, meskipun Ike memanggil Syakia, Syakia juga hanya duduk diam di tempat, seolah-olah tidak mendengar ucapannya. Melihat Syakia yang hanya duduk diam, Ike langsung berjalan masuk dengan tidak senang.“Ngapain kamu? Kamu nggak lihat bibimu ini, juga nggak tahu kamu harus menyapa seniormu? Dasar anak nggak tahu sopan santun!” Ike juga mengulurkan tangannya untuk menarik pakaian Syakia dan melanjutkan, “Cepat berdiri! Kamu nggak tahu kamu harus mengalah dan kasih tempat dudukmu pada seniormu!”“Nyonya.” Shanti menahan tangan Ike, lalu berkata dengan dingin, “Harap jangan sentuh muridku atau berbicara nggak sopan.”Ike melirik Shanti dan merasa dia hanyalah seorang biksuni tua.“Wah, Syakia,
Read more

Bab 84

Terakhir kali mereka bertemu adalah pada saat perayaan tahun baru. Kini, setelah beberapa bulan berlalu, Juwita tidak menyangka anak yang seharusnya menjadi cucu menantunya itu sudah mengalami perubahan sedrastis ini.Syakia yang ditatap begitu lama oleh Juwita merasa kurang nyaman. Dia akhirnya meminta izin pada Shanti untuk mencari udara segar di luar.Shanti tahu apa yang dihindari Syakia. Dia pun mengangguk dan berpesan, “Kalau ada apa-apa, segera cari aku.”Ucapan Shanti terdengar seolah-olah Syakia akan ditindas di Kediaman Pangeran Darsuki.Syakia melirik Juwita yang terlihat agak canggung, lalu mengangguk dan mengiakannya sebelum berjalan keluar. Dia tahu statusnya sekarang sudah berbeda. Jadi, dia juga tidak asal keluyuran.Syakia mengatakan dia ingin mencari udara segar di luar kamar. Dia pun benar-benar hanya berdiri di luar pintu kamar dan menatap pemandangan indah di halaman sambil termenung. Ketika dia merasa bosan, dia tidak tahu bahwa ada orang yang sedang mencarikan ma
Read more

Bab 85

Ekspresi Panji sontak menjadi muram. “Syakia, apa maksudmu?”“Kamu masih nggak mengerti apa maksudku?” Syakia menjawab dengan kesal, “Aku suruh kamu jauhi aku sejauh mungkin. Jangan menggangguku lagi. Ngerti?”Panji pun merasa marah dan menggertakkan gigi. “Kamu mau mengusirku? Syakia, kamu mau main tarik-ulur denganku?”Syakia benar-benar kebingungan dan tidak bisa berkata-kata. “Siapa yang main tarik-ulur denganmu?”Panji menjawab dengan yakin, “Memangnya bukan? Dulu, kamu nggak berhenti menggangguku dan begitu tergila-gila padaku. Sekarang, kamu malah mengusirku. Apa namanya ini kalau bukan tarik-ulur?”Panji tersenyum sinis dan menunjukkan ekspresi sok pintar. Dia lanjut berkata dengan sombong, “Syakia, cara ini mungkin berguna untuk menghadapi pria lain. Sayangnya, cara itu nggak mempan untukku. Hanya Ayu yang layak jadi istri sahku. Sebaiknya kamu jangan pakai trik menjijikkan lain untuk merebutnya. Kalau nggak, aku bahkan nggak akan membiarkanmu jadi selirku.”“Aku rasa yang pal
Read more

Bab 86

“Bruk!” Kali ini, Syakia tidak lagi menampar Panji, melainkan langsung meninjunya. Kemudian, dia mencengkeram kerah pakaian Panji dan mengancam, “Kalau kamu masih berani lontarkan kata ‘istri sah’ atau ‘selir’ lagi, aku akan suruh orang di belakangmu untuk kebiri kamu!”Panji langsung merasa bagian selangkangannya terasa dingin. Dia menatap Syakia dengan ekspresi tidak percaya.Setelah mengancam Panji, Syakia memberi perintah tanpa ragu, “Hala, hajar dia sampai otaknya kembali sadar!”Syakia ingin tahu seberapa banyak hantaman yang dapat diterima Panji sampai otaknya yang narsis kembali normal. Kenyataan membuktikan bahwa Panji benar-benar adalah orang yang keras kepala.Hala sudah menyumpal mulut Panji, lalu menyeretnya ke sudut yang tak berorang dan menghajarnya. Namun, Panji masih tidak berubah.“Syakia! Jangan keterlaluan kamu!” Hala yang sudah menghajar Panji beberapa kali pun melepas sumbatan dari mulut Panji. Namun, Panji malah langsung berseru marah, “Jangan mentang-mentang ak
Read more

Bab 87

Syakia segera menarik Shanti dan berbalik arah. Dia berencana untuk keluar dari pintu belakang. Alhasil, setelah melihat Syakia yang hendak pergi, Kama langsung melompat turun dari kereta kuda sebelum keretanya sempat berhenti.“Tuan Kama, hati-hati! Kamu masih terluka!”Namun, Kama tidak peduli. Dia buru-buru mengejar Syakia dan menariknya. “Syakia, jangan pergi!”“Lepaskan aku!” Syakia menoleh dan memelototi Kama.“Oke, oke! Aku akan lepaskan kamu. Selama kamu nggak pergi, aku nggak akan menyentuhmu.”Melihat tatapan marah Syakia, Kama pun merasa panik dan buru-buru menarik kembali tangannya.“Jangan panggil aku ... Syakia.” Syakia berkata dengan dingin, “Aku cuma seorang biksuni dari Kuil Bulani. Bukan Syakia seperti yang dipanggil Tuan Kama.”Ucapan Syakia membuat dada Kama terasa sesak. “Syakia, aku mohon jangan berkata seperti itu ....”“Kak Kama!” Sebelum Kama menyelesaikan ucapannya, terlihat 2 sosok yang muncul di belakangnya. Mereka tidak lain adalah Ayu dan Kahar.“Kak Kama
Read more

Bab 88

Ike langsung tersenyum sinis dan melirik Syakia. “Oh, kalian mau bicarakan masalah tentang gadis itu?”Kama dan Kahar masih bertengkar.“Kak Kama, cepat atau lambat, kita harus sampaikan kata-kata Ayah. Lagian, Bibi juga bukan orang luar. Bukannya lebih baik kita bicarakan hal itu di sini daripada di luar?” ujar Kahar dengan acuh tak acuh.“Kahar, coba saja kalau kamu berani!” Kama merasa sangat marah. Dia dapat mendengar ancaman yang tersirat dari ucapan Kahar. Jika mereka tidak langsung membicarakannya di sini, Kahar akan mengumumkannya supaya orang luar juga mengetahuinya.Syakia awalnya hendak bersuara, tetapi malah didahului oleh Shanti. “Kalau ada yang mau kalian katakan, sebaiknya kalian katakan sekarang juga. Kalau nggak, aku dan muridku pamit dulu,” ujar Shanti sambil menarik Syakia untuk pergi.Namun, ada beberapa orang yang tidak ingin mereka pergi secepat ini.“Eh, tunggu! Kenapa kalian begitu nggak sabar?” Ike langsung melangkah maju, lalu merentangkan tangannya untuk me
Read more

Bab 89

Semua orang di sekitar pun terlihat terkejut. Mereka melirik Syakia, lalu melirik Ike yang terlihat marah. Dalam sekejap, mereka sangat penasaran apakah ucapan itu benar atau palsu.Terutama Kama dan Kahar. Bagaimanapun juga, ibunya Syakia juga adalah ibu mereka. Kenapa mereka tidak pernah mendengar ibu mereka mengungkit tentang hal ini, tetapi Syakia malah tahu?Kama dan Kahar tentu saja tidak pernah mendengar tentang hal ini. Sebab, Anggreni juga tidak pernah memberi tahu Syakia mengenai hal ini. Jadi, kenapa Syakia bisa mengetahui hal ini?Di kehidupan sebelumnya, ketika Syakia lagi-lagi ditindas oleh Ayu di Kediaman Keluarga Angkola, Syakia diam-diam bersembunyi di kamar Anggreni. Dia tidak sengaja menemukan sebuah buku kecil yang ditinggalkan ibunya. Setelah membukanya, dia baru menyadari bahwa isi buku itu adalah suara hati Anggreni.Dari buku itu, Syakia baru tahu bahwa Anggreni dipaksa oleh Keluarga Angkola dan Keluarga Kuncoro untuk membantu Ike. Dari buku itu, dia juga menget
Read more

Bab 90

Ayu sudah tidak sabar untuk mengumumkan kemenangannya.Kama mengelus kepala Ayu. Dia merasa Ayu sangat baik hati. Namun, Syakia malah .... Kama melirik ke arah Syakia yang bertampang dingin dan menggigit bibirnya dengan sedih.Ayu langsung berkata, “Kak Syakia, Ayah memang sudah hapus namamu dari daftar silsilah keluarga. Tapi, karena kamu sudah melakukan banyak hal yang mengecewakan Ayah sebelumnya, dia mau mencegahmu melakukan hal yang mempermalukan Keluarga Angkola di masa depan. Kali ini, dia suruh kami untuk sampaikan pesannya.”“Katanya, mulai sekarang, kamu nggak boleh melakukan apa pun dengan pakai nama Keluarga Angkola. Kamu juga nggak boleh pakai marga ‘Angkola’ lagi. Terserah kamu mau pakai marga apa ke depannya. Intinya, kamu nggak punya hubungan apa pun lagi dengan Keluarga Angkola.”Hati Syakia tiba-tiba terasa dingin. Dia tahu ayahnya itu memang adalah orang yang tidak berperasaan. Namun, dia tidak menyangka ayahnya ternyata begitu tidak berperasaan.“Haha! Sekarang, ke
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status