Semua Bab Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan: Bab 231 - Bab 240

300 Bab

Bab 231

Dua pengawal Keluarga Halim bergegas maju dan dengan susah payah memapahnya."Master Emir, kamu ...."Edward tercengang. Dia sama sekali tidak menyangka akan berakhir seperti ini.Sebelum kehilangan kesadarannya, Emir masih sempat berpesan dengan pasrah, "Tuan Edward, cepat kabur."Seakan-akan kehilangan penyelamatnya, putra sulung Keluarga Halim langsung mengaum histeris.Wajah Nathan tampak dingin. Dia tidak mengejarnya.Serangan lutut yang barusan dia luncurkan itu telah menghancurkan meridian Emir.Sekalipun bisa bertahan hidup, Emir juga hanya bisa menjadi orang yang tidak berguna.Butuh waktu lama bagi Edward untuk tersadar kembali. "Apa yang kalian lakukan di sana? Huh? Semuanya pecundang. Cepat bawa aku pergi!"Memandang para pengawal yang tertegun, Tuan Edward langsung meraung frustrasi.Para pengawalnya baru terhenyak dan bersiap membawanya kabur dari tempat ini.Nathan berkata dengan nada datar, "Kalau kalian nggak ingin mati, tinggalkan pecundang itu di sini."Para pengawal
Baca selengkapnya

Bab 232

Salah satu pengawal bertanya dengan gemetar, "Tu ... Tuan Edward, apa yang harus kita lakukan?""Bocah itu menakutkan sekali. Dia bahkan menghancurkan dada Master Emir. Kalau dia mengejar kita, bukankah kita ... kita juga akan celaka?"Edward berteriak, "Sekelompok pengecut yang takut mati!""Lihat betapa pengecutnya kalian! Lebih baik Keluarga Halim memelihara anjing daripada kalian."Para pengawal itu marah, tetapi tidak berani mengatakan apa pun. Mereka hanya bisa diam-diam mencibir dalam hati.'Bukankah orang yang lebih takut mati itu Tuan Edward sendiri?'"Bawa aku untuk mengobati lukaku dulu. Setelah itu, baru pergi mencari ayahku."Tatapan mata Tuan Edward tampak begitu tajam. Dia mengatupkan giginya rapat-rapat. "Nathan, kamu tunggu saja. Pokoknya, salah satu dari kita pasti akan mati dan orang itu adalah kamu!"Di Rumah Sakit Perdana.Tamara menarik Emilia dan berbisik di telinganya, "Emilia, kesempatan Keluarga Sebastian kita sudah datang."Emilia bertanya dengan bingung, "Bu
Baca selengkapnya

Bab 233

Suara percakapan antara ibu dan anak itu jelas sangat kecil.Namun, Nathan punya pendengaran yang tajam. Jadi, dia bisa mendengar semuanya dengan jelas."Meski Keluarga Sebastian di Naroa termasuk keluarga bangsawan, fondasi mereka rata-rata. Dibandingkan dengan Keluarga Halim di Beluno, kekuatan mereka jauh lebih rendah," ucap Nathan sambil mengingatkan mereka.Emilia terkejut dan bertanya, "Nathan, kamu juga tahu Keluarga Sebastian di Naroa?"Nathan berkata dengan nada datar, "Mantan kepala Keluarga Sebastian pernah menawarkan banyak uang untuk memintaku mengobati penyakit. Tapi karena sikapnya kurang pantas, aku menolaknya. Aku tahu sedikit tentang mereka."Saat mendengar kata-kata itu, Emilia tampak skeptis.Tamara sama sekali tidak percaya dan langsung mendengus dingin. "Teruskan bualanmu. Kenapa kamu nggak bilang saja kepala Keluarga Sebastian kami berlutut di hadapanmu? Bukankah itu lebih luar biasa! Dasar pembual!"Kepala Keluarga Sebastian di Naroa adalah kepala keluarga bangs
Baca selengkapnya

Bab 234

Setelah menutup telepon, Thomas menggelengkan kepalanya beberapa kali.'Tenanglah. Di saat seperti ini, aku harus tenang.'"Eh, Thomas, apa yang telah terjadi? Wajahmu tampak pucat," tanya Bima sambil tersenyum.Saat ini, Thomas beserta anggota Keluarga Halim lainnya sedang mengunjungi wilayahnya.Thomas berusaha menahan emosi dan juga ketidakpercayaannya, lalu berkata sambil memaksakan sebuah senyuman, "Terjadi sedikit masalah, tapi nggak apa-apa. Hanya masalah kecil.""Tuan Bima, mari kita lanjut bahas pembicaraan kita barusan."Bima tersenyum dan berkata, "Baguslah kalau nggak apa-apa. Tapi Thomas, permintaanmu barusan agak sulit untuk aku terima."Thomas mengerutkan kening dan berkata, "Tuan Bima, kamu adalah orang paling kaya di Beluno. Apalagi Grup Nugroho yang kamu miliki itu mengendalikan banyak dana besar di Beluno.""Kamu juga tahu, yang paling dibutuhkan Keluarga Halim saat ini adalah uang. Kamu hanya perlu mengulurkan tangan untuk membantu kami. Saat Keluarga Halim bangkit
Baca selengkapnya

Bab 235

Aneh!Aneh sekali!"Huh! Aku kira siapa. Ternyata si bocah nggak tahu diri."Ketika musuh berhadapan, pasti akan timbul rasa benci.Thomas menatap Nathan. Ekspresi wajahnya penuh dengan niat membunuh. "Aku masih belum mencarimu, tapi kamu sudah mendatangiku.""Putraku, Edward, baru saja jatuh ke tanganmu. Master Emir dari Keluarga Halim bahkan nggak berhasil membunuhmu. Bocah, meski kamu punya sedikit kemampuan, bagiku kamu bukanlah apa-apa. Aku bisa membuatmu menjadi serpihan abu dengan mudah."Nathan berkata dengan tidak sabar, "Buah nggak jatuh jauh dari pohonnya. Pantas saja putramu yang bodoh itu selalu suka bertindak sok benar.""Ternyata dia mempelajari semua ini dari ayahnya yang sakit-sakitan."Lelaki tua berwajah merah yang berada di samping Thomas langsung menggebrak meja dan berdiri sambil memaki, "Lancang sekali. Beraninya kamu nggak sopan pada kepala Keluarga Halim. Aku pasti akan menghabisimu hari ini."Orang paling kaya di Beluno yang duduk di kursi utama tersenyum sini
Baca selengkapnya

Bab 236

"Tuan Nathan, apa benar nyawa Thomas hanya tersisa tiga hari saja?" tanya Bima. Dia sangat terkejut.Nathan berkata dengan nada datar, "Mungkin nggak akan bertahan sampai tiga hari. Kepala Keluarga Halim ini sudah sakit parah. Apalagi, racunnya sudah menembus ke dalam tulangnya.""Sayangnya, dia keras kepala dan nggak mau dengar nasihatku. Kalau bukan mengandalkan fisik kekuatan Guru Besar, dia pasti sudah ambruk."Bima berkata dengan penuh emosi, "Bisa dikatakan, Bima juga termasuk sosok yang cukup berkarakter sewaktu muda dulu. Di antara keluarga bangsawan Beluno, dia yang paling berkuasa dan berani.""Siapa sangka tubuhnya akan hancur karena sakit."Nathan mencibir dan berkata, "Dia memang punya penyakit tersembunyi dalam tubuhnya.""Tapi seperti yang aku bilang barusan, penyebab kondisinya memburuk itu karena mengonsumsi racun."Bima mengerutkan kening dan berkata, "Ada master bela diri yang mengikuti Thomas setiap saat. Jadi, siapa yang bisa meracuninya?"Nathan menggelengkan kepa
Baca selengkapnya

Bab 237

"Tuan Nathan, jangan panggil saya Kak Arjun lagi. Kalau Tuan Bima tahu hal ini, dia pasti akan menguliti saya hidup-hidup," ucap Arjun dengan panik.Nathan tersenyum dan berkata, "Nggak berlebihan seperti itu. Ayo kita bahas masalah penting.""Aku bisa membantu Gluton tanpa syarat. Tapi hanya satu kali, jadi kamu pilih saja."Arjun dan anak buahnya tampak kebingungan. Mereka saling berpandangan, seolah tidak tahu apa maksud kalimat terakhir Nathan?Nathan menyesap tehnya dan berkata dengan tenang, "Pilih orang yang kalian ingin aku bunuh."Kali ini, Arjun telah mengerti.Jantungku berdebar kencang. Tanpa sadar, dia juga menelan ludah.Begitu membuka mulut, Nathan begitu mendominasi."Tuan Nathan, Gluton kami nggak takut dengan Sirion.""Hanya saja, Simon menyatakan perang mendadak dan Gluton kami sama sekali nggak punya persiapan. Itu sebabnya, kami bisa berada dalam situasi seperti sekarang ini."Arjun menggertakkan giginya dan berkata dengan getir, "Saya juga nggak ingin Tuan Nathan
Baca selengkapnya

Bab 238

Pria itu masih berdiri. Tanpa menoleh sedikit pun, dia terus melanjutkan, "Namamu Buana. Kamu kaki tangannya Simon dari Sirion. Kamu kejam dan nggak berperasaan. Bahkan sudah membunuh banyak nyawa nggak berdosa. Benar, 'kan?"Buana mengakui semuanya dan berkata dengan nada meremehkan, "Sejak aku mulai belajar bela diri, sudah banyak korban yang jatuh di tanganku. Saking banyaknya, aku bahkan nggak ingat lagi. Yang penting, ada yang tua dan muda. Ada yang baik dan ada juga yang jahat."Dari nada bicaramu, sepertinya kamu ingin menegakkan keadilan bagi para korban yang nggak bersalah. Haha, idenya bagus, tapi itu tergantung apa kamu punya kemampuan seperti itu?"Orang yang berdiri di dekat jendela akhirnya berbalik. Dia adalah Nathan.Wajahnya masih setengah tersembunyi dalam cahaya redup kota. Dia mengangguk dan berkata, "Lantaran kamu sudah mengaku, bersiaplah untuk mati."Buana mengeluarkan pistol, lalu mengarahkannya pada Nathan sambil mencibir, "Nak, dari tadi kamu terus bicara panj
Baca selengkapnya

Bab 239

Anak buah yang tadinya meragukan kemampuan Nathan dan khawatir pria itu tidak bisa menghadapi Buana langsung berkata dengan kagum, "Tuan Nathan memang hebat!"Arjun tampak gembira dan segera berkata, "Saudara-saudara, kesempatan bagi Gluton kita sudah tiba.""Tuan Nathan sudah menyingkirkan Buana untuk kita.""Sampaikan perintahku. Lantaran Hessen sedang kacau, kita semua harus keluar dan merebut wilayah itu secepatnya. Jangan beri kesempatan pada Sirion.""Baik!"Para anak buah langsung menanggapi dengan tegas.Jadi di malam itu juga, pasukan bawah tanah Gluton dan juga Sirion terlibat dalam pertarungan sengit.Gluton meluncurkan serangan balik besar-besaran dan Sirion langsung dikalahkan.Banyak orang yang tidak bisa tidur malam itu.Selain itu, masih ada satu orang juga yang tidak bisa tidur nyenyak.Dia adalah Thomas, kepala Keluarga Halim di Beluno.Thomas yang berada di kediaman Halim bertanya dengan hati-hati, "Dokter, bagaimana kondisi tubuhku?"Dia mengundang Dokter Bayu datan
Baca selengkapnya

Bab 240

Tak lama kemudian, Edward dan juga nyonya cantik Keluarga Halim, memasuki ruangan yang sunyi itu.Keduanya menundukkan kepala. Mereka sama sekali tidak berani menatap Thomas karena sorot mata lelaki itu seolah-olah ingin membunuh seseorang.Minda, nyonya Keluarga Halim, yang tampak gemetar itu pun bertanya, "Tuan Besar, apa ... apa yang terjadi?"Tatapan dingin Thomas menyapu tubuh istrinya dari atas hingga ke bawah, kemudian pandangannya terhenti pada Edward."Berlututlah!" perintah Thomas dengan nada datar.Edward tertawa dan berkata, "Ayah, kamu kenapa?""Mengapa kamu seperti orang yang berbeda setelah Dokter Bayu datang ke sini? Apa kondisi tubuhmu makin memburuk?"Thomas berteriak, "Dasar anak durhaka! Aku menyuruhmu berlutut, apa kamu nggak dengar?"Senyuman di wajah Edward membeku. Dia pun berlutut dengan patuh.Thomas terbatuk-batuk selama beberapa saat. Tak lama kemudian, dia baru tenang kembali. Dia menunjuk dua orang yang berada di hadapannya dengan jari gemetar."Aku akan b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
30
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status