All Chapters of Tertawan Gairah Panas sang Penguasa: Chapter 11 - Chapter 20

44 Chapters

11. Sepupu Menyebalkan

**Beberapa hari berlalu setelah pertemuan dengan Andrew di hotel, dan Bella masih seringkali tenggelam dalam lamunan tentang itu, terutama saat-saat tidak ada Giovanni di sampingnya. Benar, perempuan itu tidak mau ambil resiko membuat masalah dengan suaminya yang menakutkan dengan melamun di hadapannya.Hari ini, sudah agak siang saat Bella bersiap-siap berangkat ke hotel. Ia sedang menyapukan perona pipi tipis ke wajahnya kala Giovanni membuka pintu kamar.“Untuk siapa kau berdandan seperti itu?” tegur pria rupawan itu. Kedengarannya ia tidak senang.“Berdandan apa?” Bella menoleh dengan heran. “Aku hanya sedang memakai bedak, Giovanni.”“Kau tidak boleh sengaja tampil menarik di depan orang banyak, Bella. Ataukah kau justru senang menjadi pusat perhatian?”“Astaga, aku hanya memakai bedak agar wajahku tidak terlihat seperti zombie, Gio!”“Aku tidak menerima alasan apapun. Asal kau tahu, meskipun hanya bedak murahan, itu sudah cukup membuatmu terlihat cantik.”Bella antara tersanjun
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

12. Kau Masih Mengganggu?

**Satu-satunya orang yang dikenal Bella di kediaman prestisius tempatnya tinggal sekarang selain Giovanni, adalah Felix. Orang kepercayaan yang ditunjuk Giovanni sendiri untuk mengantar sang nyonya pergi ke manapun.Seperti pagi ini, Bella pergi bekerja diantar oleh pria berusia 35 tahun itu. “Felix,” panggil Bella setelah sekian lama tenggelam dalam lamunannya sendiri. “Siapa itu Damian?”Felix melirik sejenak melalui kaca spion. “Tuan Damian, Nyonya?”“Aku sedang sarapan saat seseorang datang mengganggu. Dia mengaku bernama Damian dan menyebut dirinya sepupu Giovanni. He’s so damn annoying.”“Ah, ya.” Felix mengangguk kecil. “Memang demikian. Jadi anda sudah bertemu dengan Tuan Damian. Dia memang sepupu Tuan Giovanni dari pihak ayah.”“Benarkah? Aku tidak suka dia.”“Sebaiknya anda memang jangan menyukainya, Nyonya.” Felix mengulum senyum yang sarat makna, sementara melayangkan pandangan sekali lagi kepada istri bosnya itu melalui kaca spion.Bella ingin bertanya mengapa demikian,
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

13. Overprotektif

**“Aku harus mencari tahu informasi tentang Bella. Sepertinya aku salah sudah meremehkannya dan mengira dia tidak akan bisa hidup layak setelah Mama mengusirnya dari rumah. Justru dia terlihat lebih baik sekarang, setelah berpisah dengan Andrew.” Tracy bergumam sendirian sementara menyipitkan mata, memandang adik tirinya yang hampir menghilang di belokan koridor. Sempat Tracy melihat tas Gucci terbaru yang tersandang berayun-ayun di bahu Bella.“Dari mana jalang kecil itu mendapat uang untuk bertahan hidup dan membeli barang-barang mewah? Semua akses finansialnya masih terblokir sampai saat ini.”Tracy mengerutkan alis penuh prasangka. Akal liciknya mulai lagi berputar di kepala.Jika ada hal yang membuat Tracy kesal setengah mati, itu adalah kalah dari adik tirinya yang sangat ia benci.Sementara itu, Bella sendiri sudah hampir sampai di ruangannya.“Tuan Giovanni benar. Saya memang tidak boleh meninggalkan anda walau hanya sebentar. Ternyata ancaman memang datang dari mana saja.” F
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

14. Tidak Pernah Puas

**“Tidak bijaksana jika saya yang menceritakan, Nyonya. Anda bisa bertanya langsung kepada Tuan Giovanni nanti. Saya yakin dia tidak akan keberatan memberitahu anda.”Bella hanya mendengus kecewa mendengar pernyataan itu. Ia lupa bahwa para bawahan suaminya adalah orang-orang yang berdedikasi tinggi dan sangat setia. Tidak menunggu waktu lama, sebuah Audi hitam merapat ke tepi jalan dan mendekati mobil yang ditumpangi Bella dan Felix. Perempuan itu memandang dengan seksama pria yang baru saja turun dari sana. Giovanni terlihat begitu mempesona dalam balutan kemeja hitam casual dan kacamata hitam yang menutupi mata serigalanya.“Felix, kau bisa pergi sekarang,” titahnya, yang segera diangguki oleh sang supir. Felix kemudian berlalu, meninggalkan Bella yang kini berdiri canggung di hadapan Giovanni. Surai panjangnya berkibar-kibar ditiup angin laut. Rasanya semakin tidak nyaman sebab pria itu memandangi Bella hampir tanpa berkedip.“Pekerjaanmu sudah selesai?” tanyanya kepada sang s
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

15. Penyesalan Andrew

**“Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat! Bagaimana mungkin Bella bisa mendapatkan pria seperti itu dalam waktu yang sangat singkat? Andrew, aku berani bertaruh perempuan itu pasti sudah mengkhianatimu sebelum ini. Dia pasti sudah bermain belakang dengan pria itu lebih dulu!”Andrew hanya diam dengan wajah pucat mendengar rentetan pernyataan dari Tracy. Tidak ada yang bisa pria itu ucapkan sebagai tanggapan atas informasi yang baru saja didapatnya.“Andrew, kau bisa menuntut Bella! Dia sudah menipumu! Bella sudah mengkhianatimu!”“Lalu apa bedanya dengan kita?” potong Andrew kesal. “Kita juga sudah menipu dan mengkhianatinya, Tracy! Bahkan jika dipikir-pikir, kita yang lebih jahat.”Tracy menyipitkan mata tidak setuju, meski tak lagi mengatakan apapun.Perempuan itu baru saja pulang ke rumah setelah nekat menguntit mobil yang ditumpangi adik tiri dan suaminya tadi. Tracy hanya sampai di gerbang masuk mansion di tepi pantai, sementara mobil Bella memasuki daerah yang sepertinya b
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

16. Pengakuan Giovanni

**“Andrew!”Pria itu nyaris menjatuhkan ponselnya ke dalam kolam saat seruan nyaring suara Tracy membuat konsentrasinya buyar. Ia menoleh kepada sang istri dengan kesal.“Apa maksudmu berteriak-teriak seperti itu? Kau pikir aku tuli?” hardiknya.“Kau meninggalkanku begitu saja! Aku belum selesai bicara.”“Sudah kukatakan, aku tidak mau mengganggu Bella lagi, Tracy. Aku tidak mau berurusan dengannya lagi.”“Saat ini aku hanya ingin tahu siapa suaminya, itu saja. Siapa yang bilang aku menyuruhmu berurusan dengan Bella, ha?”Andrew memandang istrinya, antara percaya dan tidak. Sudah terlalu banyak tingkah perempuan ini yang membuat Andrew kehilangan kepercayaan dalam waktu singkat.“Kau tidak percaya kepadaku?” Tracy seakan tahu apa yang sedang Andrew pikirkan. Ia mengambil tempat duduk di samping prianya dan menggamit lengannya dengan manja. “Aku hanya ingin tahu adikku menikah dengan pria mana, itu saja kok.”“Kata-katamu tidak sama dengan yang tadi,” tukas Andrew kesal. “Tadi kau bil
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

17. Addicted To You

**“Bertemu orang tuamu?”Bella menahan dada Giovanni dengan kedua tangan. Mencegah pria itu untuk semakin menempel kepada dirinya.“Bertemu orang tuamu, Gio?”“Apakah aku kurang jelas mengatakannya?”“Tidak. Maksudku, kupikir pernikahan kita hanya sementara, jadi tidak perlu melibatkan orang tuamu. Apakah ide bagus jika kita menemui mereka?”“Karena itulah aku menikahimu, Bella. Orang tuaku terus mendesakku untuk menikah tanpa mereka tahu bahwa aku memiliki Jinx. Ibuku terkena kanker dan hidupnya tidak akan lama lagi. Permintaan terakhirnya adalah melihatku menikah.”“Astaga ….” Bella mendorong Giovanni pelan dan mengubah posisinya menjadi duduk. Ia tidak mengira bahwa pria dengan aura gelap ini memiliki cerita seperti itu. “Benarkah yang kau katakan itu?”“Apakah kau pikir pantas berbohong untuk hal seperti ini?”“Ja-jadi ini maksud perkataanmu, yang kau bilang pernikahan ini hanya sampai orang tuamu meninggal itu saja?”Giovanni memutar bola mata. “Kau cerewet sekali.”“Tap– mmh ….
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

18. Bertemu Ibumu

**“Kau benar-benar tidak butuh kursi roda?”Bella berdecak sebal menanggapi pertanyaan bernada canda itu. Ia hanya melirik dengan sinis kepada pria yang duduk di balik kemudi, di sampingnya.“Kenapa tidak diantarkan Felix saja, Gio? Kau membiarkan dirimu sendiri yang menyetir?”“Aku tidak suka ada orang ketiga di antara kita. Kecuali jika aku pergi sendirian.”Bella tidak lagi berkomentar. Ia membetulkan duduknya yang agak terasa tidak nyaman akibat peristiwa semalam, sebelum mobil Giovanni melaju, membelah jalanan utama San Diego yang ramai pagi ini.Matahari bersinar cerah, membuat kota pantai yang indah itu bergelimang cahaya. Meskipun biasanya hujan tetap akan turun pada siang menjelang sore nanti.“Di mana orang tuamu tinggal?” tanya Bella ketika ia menyadari mobil suaminya mengarah ke pusat kota.“Diamond Hill,” jawab Giovanni pendek. Ia menyebut nama salah satu apartemen mewah yang terletak di kawasan prestisius San Diego. “Ibuku tinggal di sana.”“Bersama ayahmu?”“Tidak. Dia
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

19. Perasaan Apa Ini?

**Wanita itu memandang Giovanni dan Bella bergantian dengan mulut terbuka. Ia menggulir roda kursinya sedikit lebih dekat kepada dua yang lebih muda di hadapannya.“Apa kau bercanda, Son?”“Apa menurutmu aku sedang bercanda?”“Tapi … that’s impossible!”Pria tampan itu menatap ibunya dengan pandangan tidak terima. Ia tidak mengatakan apapun, namun meraih rahang Bella kemudian mencium bibirnya dengan sengaja.“Hmp– Gio, apa yang kau lakukan?” Serta merta Bella mendorong menjauh pria itu. Kaget dan malu sekaligus. Sesudahnya, Giovanni kembali mengarahkan pandangan kepada sang ibu dengan wajah jumawa.“See?”“God! Oh, God! Finally!” Ibu Giovanni meraih kedua tangan Bella dan menggenggamnya dengan hangat. “Menantuku. Astaga, kau cantik sekali! Terima kasih sudah menerima putraku, Nak. Siapa namamu? Katakan siapa namamu?”“Emm ….” Bella berdehem dengan canggung. “Isabella Clark, Maam.”“Oh, Tuhan. Ini harus dirayakan! Aku sudah bisa mati dengan tenang setelah ini. Come in, Isabella. Ibu
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

20. Kau Sebut Dia Apa?

**Giovanni terus memandangi wanitanya sampai pelayan klab kembali bersama buku menu. Karena ruangan itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang tertentu, maka buku menu tidak tergeletak sembarangan di sana.Sayang rasanya saat Giovanni mengalihkan atensi dari perempuan itu.“Kemari, Bella. Apa yang ingin kau makan?” titahnya kemudian.Bella beranjak dari tepi balkon. Ia mendekat dan menengok daftar menu yang ditunjuk sang suami. Agak terkejut, sebab sekalipun ini klab, tapi menu-menu makanannya tidak kalah dengan hotel berbintang.“Aku mau Truffle Butter Aged Tenderloin saja. Oh, Apple Pie juga boleh. Sepertinya itu enak.”Giovanni lagi-lagi tidak bisa menahan senyum. Ia pikir perempuan di hadapannya ini cukup punya prinsip hidup. Contoh sederhana saja, tidak bingung saat memilih menu makanan.“Bawakan dua porsi yang disebutkan istriku tadi,” titah sang tuan lagi, kali ini kepada pelayan yang menunggu. “Ah, dan jangan lupa bawakan aku wine terbaik yang kalian miliki.”“Baik, Tuan. Mohon
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status