**Pemandangan apa itu?Bella ternganga di tempat. Sepasang bola matanya terbeliak lebar. Tidak ingin melihat apa yang terjadi, namun ia tidak bisa berkedip.Genangan berwarna merah pekat itu segera saja melebar di bawah kepala anak buah Luigi yang terkapar tanpa nyawa di atas lantai pualam.“Kau membunuhnya,” komentar sang tuan besar ringan. “Dia salah satu bawahan favoritku. Sayang sekali.”“Aku tidak segan melakukan hal yang sama kepadamu jika kau berani menyentuh milikku,” balas Giovanni tajam. Pria itu mengulurkan tangan kepada Bella, yang segera diterima dengan hati sangat lega.“Aku tahu kau akan datang,” desah Bella lirih. “Walau mustahil, aku percaya kau akan datang, Giovanni.”“Mengapa mustahil? Aku memang harus datang, kan?”Senyum gugup terbit pada bibir Bella. Perempuan itu menggamit lengan suaminya, bertumpu di sana sebab ia rasa lututnya lemas sekali.“Giovanni, ayo kita pulang. Aku rasanya mau pingsan.”Segera saja kerutan menghiasi kening halus sang tuan muda. Ia tam
Last Updated : 2025-03-11 Read more