All Chapters of Tertawan Gairah Panas sang Penguasa: Chapter 31 - Chapter 40

44 Chapters

31. What You Said?

**Bella terkesima. Ia tidak pernah berpikir Giovanni akan mengatainya seperti itu. Bella tahu, suaminya itu bukanlah pria lemah lembut. Namun ia juga tahu, Giovanni tidak pernah mengatakan sesuatu yang menyakiti hatinya seperti ini.“Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu?” tuntut Bella, “Kau mengataiku jalang?”“Lalu apa namanya perempuan yang bergaul dengan banyak laki-laki, sementara dia sudah memiliki ikatan?”“Gio, aku hanya berbincang dengan Damian! Semua yang memiliki mata bisa melihat itu! Dan Luigi? Aku bahkan baru melihat bagaimana rupanya sesaat sebelum kau datang. Sejak tiba di rumahnya, aku terkunci di dalam kamar!”“Tapi kau bersamanya. Kau berada sedekat itu dengannya. Apa namanya itu jika bukan jalang murahan?”“For a God shake, Giovanni!” Bella menghentakkan kaki dengan frustasi. Ia memandang pria di hadapannya itu dengan wajah yang sudah merah padam karena frustasi. Sementara satu yang lain masih tetap pada posisi semula, dengan batangan nikotin di sela-sela
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

32. Aku Mau Pulang!

**“Damian, demi Tuhan! Apa yang kau lakukan?”Bella menjerit shock. Ia berusaha menjauhkan tubuhnya dari adik sepupu suaminya itu, namun yang bersangkutan justru menahan dengan memeluk pinggangnya.“Lepaskan tanganmu! Apa kau mau Giovanni membunuhmu, ha?”“Kebetulan sekali aku tidak takut kepadanya.”“Tidak hanya kau yang akan mati, tapi aku juga!”Mendengar itu, sepertinya Damian berubah pikiran. Pria itu membiarkan tautan tangannya yang berada di balik pinggang Bella lepas, sehingga yang lebih muda bisa segera menjauhkan diri.“Sayang sekali,” desahnya penuh rasa kecewa. “Padahal tubuhmu begitu pas dalam pelukanku. Aku mau mendekapmu lebih lama.”“Kau gila! Bahkan dalam mimpimu pun aku tidak sudi!”Bella menghentak langkah untuk pergi dari balkon itu. Ia berlari melintasi tangga dengan tangis nyaris pecah. Menyesali betapa buruk harinya.Tidak peduli dan tidak ingin tahu bagaimana Damian yang masih berada di kursi balkon, Bella pergi tanpa menoleh sama sekali.“Para pria itu membua
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

33. I'm Sorry

**Untuk ke sekian kalinya pada hari ini, Bella dibuat tertegun oleh pria yang berstatus suaminya itu. Namun lebih daripada itu semua, Bella justru agak takut.Apakah Giovanni memiliki gangguan mental atau semacam itu? Mengapa ia cepat sekali berubah dari baik dan lemah lembut menjadi psikopat dingin, atau sebaliknya?“Kenapa, hm?” Ia berbisik lagi di telinga Bella. “Kenapa kau diam begitu? Apakah kata-kataku aneh kau dengar?”“Tentu saja aneh! Kau mengatakan ini setelah habis-habisan memarahiku dan mengataiku jalang! Asal kau tahu saja, sakit hatiku karena itu belum sembuh.”“Ah, ya. I’m sorry, Baby. Maaf karena tadi aku sedikit lepas kendali. Aku harap kau bisa memakluminya. Literally, itu memang salah satu sisi diriku yang agak menyebalkan.”Tetap saja Bella merasa aneh. Ia menggeleng, membuatnya menyadari betapa pening kepalanya saat itu. Benar, Bella tidak menganggap penting sakit kepalanya yang sebenarnya sudah terjadi sejak tadi. Ia baru saja menyadarinya sekarang.“Ayo kembali
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

34. Anything For You

**Pagi hari datang dengan damai saat Bella membuka mata dan ia menyadari Giovanni masih berada di sampingnya. Ini hampir tidak pernah terjadi, sebab biasanya Bella selalu terbangun sendirian. Ia bahkan tidak pernah tahu jam berapa Giovanni bangun.Perempuan itu mendongak, mengamati prianya yang masih memejamkan mata dengan napas berdesir teratur. Ia hampir-hampir tidak bisa berkedip saat menyadari betapa elok paras itu. Saat tidur pun ia terlihat seperti patung Dewa.“Apakah aku begitu tampan? Kau jelas sekali sedang terpesona.”Bella terkesiap. Ia mengalihkan pandang dengan wajah yang membara karena malu. Siapa mengira bahwa ternyata Giovanni sudah bangun? Pria itu tenang sekali, tidak ada bedanya dengan tidur.“Kau boleh memandangiku sebanyak yang kau mau, Bella. Aku kan suamimu.” Pria itu terkikik kecil di akhir kalimatnya. Ia menggusak lembut surai cokelat perempuannya dengan sayang.“Aku tidak memandangimu. Kebetulan saja mataku sedang mengarah ke sana. Jangan besar kepala dulu.
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

35. Jangan Khawatir

**“Jangan mengada-ada, Gio! Bagaimana mungkin– akhh ….”Bella reflek mendongak dengan mulut terbuka ketika ia merasa sesuatu yang keras menyentuh inti tubuhnya. Ia tersentak dan jemarinya tanpa sadar meremas bahu Giovanni.“Ak-aku belum siap, hentikan itu ….” katanya tercekat.“Apakah itu perlu? Aku perlu izinmu untuk melakukan ini atau tidak? Biar kuingat, sepertinya tidak.”Bella kembali tercekat dengan suara berhenti di tenggorokan. Giovanni terus mendesaknya tanpa ampun sementara ia masih berusaha mengumpulkan napas.“Se-sebentar, Gio–”“Sial! Bahkan di dalam air pun kau begitu sempit.”Pria rupawan itu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang istri kala kelelakiannya melesak dengan sempurna di dalam Bella. Geraman penuh gairah segera memenuhi kamar mandi. Sementara satu yang lain benar-benar kehilangan suara, bahkan hanya untuk sekedar mendesah.“Ja-jangan di sini ….” Akhirnya Bella berhasil memaksa dirinya untuk bicara. “Jangan di sini, Gio. Ke-keluar … please ….”Sepasang k
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

36. Di Sisi Lain

**“Kau sudah berjanji akan mengambil hotel itu untuk kami. Jadi lakukan, bagaimanapun caranya! Anakmu sudah menjadi istri dari seorang konglomerat sekarang, jadi aku pikir dia tidak butuh hotelnya lagi! Mengapa kau masih belum juga melakukan apapun?”Matthew Clark terhenyak di atas tempat duduknya setelah mendengar omelan panjang dari istrinya, Marita, hari ini. Pria itu menatap wanita di sampingnya dengan mata terbelalak.Pagi hari yang cerah ini, Matthew berencana istirahat di rumah saja. Namun alih-alih ketenangan, yang ia dapatkan justru suara-suara sumbang memekakkan telinga.“Tidak bisa semudah itu, Marita!”“Mengapa tidak bisa semudah itu? Kau tinggal mengubah nama kepemilikannya menjadi nama Tracy atau aku.”Matthew mendesah. Bagaimana ia menjelaskan kepada Marita bahwa saat ini kepemilikan hotel sudah sah dipegang oleh Bella? Putrinya itu memenuhi wasiat ibunya untuk menikah sebelum berusia dua puluh lima tahun sehingga tidak perlu mengalihkan kepemilikan hotel.“Kau tahu, k
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

37. Mencari Informasi

**Andrew menunggu hingga Tracy menyudahi bincang-bincang dengan ibunya dan masuk ke kamar sebelum ia bisa melayangkan pertanyaan yang mengusik benaknya itu.Pria itu mencoba bersikap sebiasa mungkin meski tahu istrinya pasti curiga.“Aku mendengarmu berbicara dengan ibumu tentang Luigi Estes,” katanya. “Apa yang kalian rencanakan?”Tracy berjengit. “Kau menguping pembicaraan kami? You haven’t attitude!”“Aku hanya kebetulan mendengarnya.”“Tetap saja kau menguping, Andrew! Asal kau tahu saja, bukan urusanmu aku mau lakukan apa!”“Urusanku jika kau masih bersikeras melakukan sesuatu yang akan menyakiti Bella!”“Ha! Kau pikir dirimu siapa?” Tracy melayangkan pandangan penuh ejekan. “Kau pikir dengan sikap seperti itu Bella akan terkesan padamu, eh? Berlagak seperti pahlawan kesiangan kau? Memangnya kau punya apa untuk melindunginya? Hidup saja kau masih menumpang kepadaku!”Itu menyakitkan, jujur saja. Namun Andrew harus menelannya mentah-mentah sebab itu adalah fakta. Kenyataannya saa
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

38. Rindu Yang Terselip

**“Kau tahu sesuatu tentang nama yang baru saja aku sebut ini?” Andrew masih mengejar. Sulit untuk tidak curiga jika melihat gerak-gerik Matthew saat ini. Pria itu beringsut salah tingkah.“Kau tahu tentang Luigi Estes, Dad? Dia ada hubungannya dengan pria yang Bella nikahi, kan? Kau mengenalnya, kan?”“Tidak. Dan berhentilah bertanya. Aku sudah mengatakan jangan lagi mencampuri segala urusan yang berkaitan dengan Bella jika kau masih ingin menjadi menantuku!”Matthew beranjak meninggalkan sang menantu yang masih bertanya-tanya sendirian. Wajahnya terlihat sangat tidak senang. “Semua orang di rumah ini sama saja,” gumam Andrew muram. ”Jika saja aku punya pilihan, aku pasti sudah meninggalkan rumah ini sejak lama.”Pria itu sekali lagi memandangi layar ponselnya yang padam. Kemudian entah mendapat ilham dari mana, ia membuka daftar kontak dan menggulir layarnya hingga berhenti pada nama Isabella.Andrew meneleponnya.….Bella baru saja meletakkan botol rangkaian night skincare-nya ke
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

39. Jangan Bermain Api

**Bella menelan saliva dengan berat. Sekalipun ia tahu bahwa Giovanni mencurigainya, tapi ia memutuskan untuk bersikap seolah tidak ada yang terjadi. “Apakah kau akan pergi lagi? Kau tidak menemaniku lagi malam ini?” Perempuan itu bertanya dengan sungguh-sungguh. Ia memandang sang suami penuh harap. “Gio, beberapa malam ini aku selalu tidur sendirian tanpamu.”“Kau selalu menemukan aku di sampingmu setiap pagi, Bella.”“Tapi aku tetap tertidur sendirian pada malam harinya.”“Aku harap kau tidak bersikap semanis ini untuk menutupi sesuatu yang baru saja kau lakukan.”Lagi, Bella menelan saliva. Ia konsisten dengan wajah polosnya saat ini.“Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Apakah aku salah jika meminta suamiku menemaniku tidur?”“Oh, sial!”Pria itu melemparkan jasnya dan beringsut naik ke atas ranjang, menyusul Bella. Membuat senyum lebar terbit pada bibir yang lebih muda.“Kau menang, Isabella. Aku tidak akan pergi malam ini.”Bella mengangguk dan membatin dengan separuh ras
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

40. Ayah Mertua Yang Menyebalkan

**“Apa yang dia akan lakukan kali ini? Haruskah aku memberitahu Giovanni?”Tapi Bella merasa itu bukan hal yang tepat. Entah bagaimana kali ini ia berpikir Luigi Estes tidak akan lagi melakukan hal konyol seperti menculiknya pada tempo lalu. Bella yakin pria itu hanya ingin bertemu.“Apakah ada masalah, Nyonya?” Pertanyaan Felix membuat Bella terperanjat. Dengan gugup perempuan itu mengulas senyum. Terlebih lagi, ia tahu Damian masih mematainya dari ujung meja makan. Maka Bella memutuskan berhati-hati dalam bicara.“Tidak ada, Felix. Aku hanya terkejut karena ternyata sudah cukup siang. Waktu berlalu cepat sekali, eh?”“Anda ingin berangkat sekarang?”Bella mengangguk. Ia segera melangkah menjauh dan tidak memberi kesempatan kepada sepupu suaminya untuk terus memandang penuh curiga.Ketika sudah berada di dalam mobil, barulah perempuan itu bisa berkata jujur kepada Felix tentang apa yang mengganggu benaknya.“Anda tidak harus menemuinya, Nyonya,” tutur Felix serius setelah mendengar
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more
PREV
12345
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status