Share

13. Overprotektif

last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-07 22:57:21

**

“Aku harus mencari tahu informasi tentang Bella. Sepertinya aku salah sudah meremehkannya dan mengira dia tidak akan bisa hidup layak setelah Mama mengusirnya dari rumah. Justru dia terlihat lebih baik sekarang, setelah berpisah dengan Andrew.” Tracy bergumam sendirian sementara menyipitkan mata, memandang adik tirinya yang hampir menghilang di belokan koridor. Sempat Tracy melihat tas Gucci terbaru yang tersandang berayun-ayun di bahu Bella.

“Dari mana jalang kecil itu mendapat uang untuk bertahan hidup dan membeli barang-barang mewah? Semua akses finansialnya masih terblokir sampai saat ini.”

Tracy mengerutkan alis penuh prasangka. Akal liciknya mulai lagi berputar di kepala.

Jika ada hal yang membuat Tracy kesal setengah mati, itu adalah kalah dari adik tirinya yang sangat ia benci.

Sementara itu, Bella sendiri sudah hampir sampai di ruangannya.

“Tuan Giovanni benar. Saya memang tidak boleh meninggalkan anda walau hanya sebentar. Ternyata ancaman memang datang dari mana saja.” F
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   14. Tidak Pernah Puas

    **“Tidak bijaksana jika saya yang menceritakan, Nyonya. Anda bisa bertanya langsung kepada Tuan Giovanni nanti. Saya yakin dia tidak akan keberatan memberitahu anda.”Bella hanya mendengus kecewa mendengar pernyataan itu. Ia lupa bahwa para bawahan suaminya adalah orang-orang yang berdedikasi tinggi dan sangat setia. Tidak menunggu waktu lama, sebuah Audi hitam merapat ke tepi jalan dan mendekati mobil yang ditumpangi Bella dan Felix. Perempuan itu memandang dengan seksama pria yang baru saja turun dari sana. Giovanni terlihat begitu mempesona dalam balutan kemeja hitam casual dan kacamata hitam yang menutupi mata serigalanya.“Felix, kau bisa pergi sekarang,” titahnya, yang segera diangguki oleh sang supir. Felix kemudian berlalu, meninggalkan Bella yang kini berdiri canggung di hadapan Giovanni. Surai panjangnya berkibar-kibar ditiup angin laut. Rasanya semakin tidak nyaman sebab pria itu memandangi Bella hampir tanpa berkedip.“Pekerjaanmu sudah selesai?” tanyanya kepada sang s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   15. Penyesalan Andrew

    **“Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat! Bagaimana mungkin Bella bisa mendapatkan pria seperti itu dalam waktu yang sangat singkat? Andrew, aku berani bertaruh perempuan itu pasti sudah mengkhianatimu sebelum ini. Dia pasti sudah bermain belakang dengan pria itu lebih dulu!”Andrew hanya diam dengan wajah pucat mendengar rentetan pernyataan dari Tracy. Tidak ada yang bisa pria itu ucapkan sebagai tanggapan atas informasi yang baru saja didapatnya.“Andrew, kau bisa menuntut Bella! Dia sudah menipumu! Bella sudah mengkhianatimu!”“Lalu apa bedanya dengan kita?” potong Andrew kesal. “Kita juga sudah menipu dan mengkhianatinya, Tracy! Bahkan jika dipikir-pikir, kita yang lebih jahat.”Tracy menyipitkan mata tidak setuju, meski tak lagi mengatakan apapun.Perempuan itu baru saja pulang ke rumah setelah nekat menguntit mobil yang ditumpangi adik tiri dan suaminya tadi. Tracy hanya sampai di gerbang masuk mansion di tepi pantai, sementara mobil Bella memasuki daerah yang sepertinya b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   16. Pengakuan Giovanni

    **“Andrew!”Pria itu nyaris menjatuhkan ponselnya ke dalam kolam saat seruan nyaring suara Tracy membuat konsentrasinya buyar. Ia menoleh kepada sang istri dengan kesal.“Apa maksudmu berteriak-teriak seperti itu? Kau pikir aku tuli?” hardiknya.“Kau meninggalkanku begitu saja! Aku belum selesai bicara.”“Sudah kukatakan, aku tidak mau mengganggu Bella lagi, Tracy. Aku tidak mau berurusan dengannya lagi.”“Saat ini aku hanya ingin tahu siapa suaminya, itu saja. Siapa yang bilang aku menyuruhmu berurusan dengan Bella, ha?”Andrew memandang istrinya, antara percaya dan tidak. Sudah terlalu banyak tingkah perempuan ini yang membuat Andrew kehilangan kepercayaan dalam waktu singkat.“Kau tidak percaya kepadaku?” Tracy seakan tahu apa yang sedang Andrew pikirkan. Ia mengambil tempat duduk di samping prianya dan menggamit lengannya dengan manja. “Aku hanya ingin tahu adikku menikah dengan pria mana, itu saja kok.”“Kata-katamu tidak sama dengan yang tadi,” tukas Andrew kesal. “Tadi kau bil

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   17. Addicted To You

    **“Bertemu orang tuamu?”Bella menahan dada Giovanni dengan kedua tangan. Mencegah pria itu untuk semakin menempel kepada dirinya.“Bertemu orang tuamu, Gio?”“Apakah aku kurang jelas mengatakannya?”“Tidak. Maksudku, kupikir pernikahan kita hanya sementara, jadi tidak perlu melibatkan orang tuamu. Apakah ide bagus jika kita menemui mereka?”“Karena itulah aku menikahimu, Bella. Orang tuaku terus mendesakku untuk menikah tanpa mereka tahu bahwa aku memiliki Jinx. Ibuku terkena kanker dan hidupnya tidak akan lama lagi. Permintaan terakhirnya adalah melihatku menikah.”“Astaga ….” Bella mendorong Giovanni pelan dan mengubah posisinya menjadi duduk. Ia tidak mengira bahwa pria dengan aura gelap ini memiliki cerita seperti itu. “Benarkah yang kau katakan itu?”“Apakah kau pikir pantas berbohong untuk hal seperti ini?”“Ja-jadi ini maksud perkataanmu, yang kau bilang pernikahan ini hanya sampai orang tuamu meninggal itu saja?”Giovanni memutar bola mata. “Kau cerewet sekali.”“Tap– mmh ….

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   18. Bertemu Ibumu

    **“Kau benar-benar tidak butuh kursi roda?”Bella berdecak sebal menanggapi pertanyaan bernada canda itu. Ia hanya melirik dengan sinis kepada pria yang duduk di balik kemudi, di sampingnya.“Kenapa tidak diantarkan Felix saja, Gio? Kau membiarkan dirimu sendiri yang menyetir?”“Aku tidak suka ada orang ketiga di antara kita. Kecuali jika aku pergi sendirian.”Bella tidak lagi berkomentar. Ia membetulkan duduknya yang agak terasa tidak nyaman akibat peristiwa semalam, sebelum mobil Giovanni melaju, membelah jalanan utama San Diego yang ramai pagi ini.Matahari bersinar cerah, membuat kota pantai yang indah itu bergelimang cahaya. Meskipun biasanya hujan tetap akan turun pada siang menjelang sore nanti.“Di mana orang tuamu tinggal?” tanya Bella ketika ia menyadari mobil suaminya mengarah ke pusat kota.“Diamond Hill,” jawab Giovanni pendek. Ia menyebut nama salah satu apartemen mewah yang terletak di kawasan prestisius San Diego. “Ibuku tinggal di sana.”“Bersama ayahmu?”“Tidak. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   19. Perasaan Apa Ini?

    **Wanita itu memandang Giovanni dan Bella bergantian dengan mulut terbuka. Ia menggulir roda kursinya sedikit lebih dekat kepada dua yang lebih muda di hadapannya.“Apa kau bercanda, Son?”“Apa menurutmu aku sedang bercanda?”“Tapi … that’s impossible!”Pria tampan itu menatap ibunya dengan pandangan tidak terima. Ia tidak mengatakan apapun, namun meraih rahang Bella kemudian mencium bibirnya dengan sengaja.“Hmp– Gio, apa yang kau lakukan?” Serta merta Bella mendorong menjauh pria itu. Kaget dan malu sekaligus. Sesudahnya, Giovanni kembali mengarahkan pandangan kepada sang ibu dengan wajah jumawa.“See?”“God! Oh, God! Finally!” Ibu Giovanni meraih kedua tangan Bella dan menggenggamnya dengan hangat. “Menantuku. Astaga, kau cantik sekali! Terima kasih sudah menerima putraku, Nak. Siapa namamu? Katakan siapa namamu?”“Emm ….” Bella berdehem dengan canggung. “Isabella Clark, Maam.”“Oh, Tuhan. Ini harus dirayakan! Aku sudah bisa mati dengan tenang setelah ini. Come in, Isabella. Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   20. Kau Sebut Dia Apa?

    **Giovanni terus memandangi wanitanya sampai pelayan klab kembali bersama buku menu. Karena ruangan itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang tertentu, maka buku menu tidak tergeletak sembarangan di sana.Sayang rasanya saat Giovanni mengalihkan atensi dari perempuan itu.“Kemari, Bella. Apa yang ingin kau makan?” titahnya kemudian.Bella beranjak dari tepi balkon. Ia mendekat dan menengok daftar menu yang ditunjuk sang suami. Agak terkejut, sebab sekalipun ini klab, tapi menu-menu makanannya tidak kalah dengan hotel berbintang.“Aku mau Truffle Butter Aged Tenderloin saja. Oh, Apple Pie juga boleh. Sepertinya itu enak.”Giovanni lagi-lagi tidak bisa menahan senyum. Ia pikir perempuan di hadapannya ini cukup punya prinsip hidup. Contoh sederhana saja, tidak bingung saat memilih menu makanan.“Bawakan dua porsi yang disebutkan istriku tadi,” titah sang tuan lagi, kali ini kepada pelayan yang menunggu. “Ah, dan jangan lupa bawakan aku wine terbaik yang kalian miliki.”“Baik, Tuan. Mohon

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   21. Perkara Sepupu

    **“Kau menyebut saudaramu bajingan brengsek? Astaga, Giovanni, kau tidak boleh seperti itu!”“Karena dia memang bajingan dan dia brengsek.”Bella tidak tahu perkara apa yang tengah terjadi di antara Giovanni dan Damian. Tapi sepertinya ini adalah hal yang cukup serius.“Kau bilang begitu, tapi Damian masih berkeliaran di rumahmu, Gio.”“Hanya karena dia seperti lintah yang menempel dan menghisap darah inangnya.”Bella mengerutkan alis mendengar ungkapan yang tidak menyenangkan itu. Kendati demikian, melihat sikap Damian tempo hari, sepertinya kata-kata Giovanni ada benarnya.Nah, ternyata pucuk dicinta ulam tiba.Ketika Audi milik Giovanni merapat ke basement kastilnya, Sebuah Porsche menjajari dan ikut berhenti. Penumpang mobilnya turun semenit kemudian.“Brother!” sapanya dengan senyum lebar yang memuakkan.Damian merentangkan kedua tangan, bersikap seolah gembira bertemu dengan kakak sepupunya.“Kau tidak memberitahuku bahwa kau berhasil menikahi seorang wanita. Aku pikir kau suda

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18

Bab terbaru

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   44. Rencana Baru?

    **“Kau tidak akan melakukannya kan, Dad?”Tracy bertanya dengan nada sengit ketika ia dan Matthew berada di dalam mobil untuk perjalanan pulang. Matthew menengok sekilas dengan pandangan gusar kepada putri tirinya, menanggapi pertanyaan tersebut.“Katakan padaku kau tidak akan melakukannya, Dad!”“Melakukan apa?”“Melepaskan Bella begitu saja! Kau tidak akan menyetujui omong kosongnya yang tadi, kan? Enak saja kalau dia bebas begitu saja berkeliaran ke sana kemari membawa wajah sombongnya itu sementara kita terdepak dari hotel!”“Tracy–”“Aku tidak sudi! Bagaimanapun kau harus tetap mendapatkan hakmu atas hotel itu, Dad! Aku yakin Mom pasti juga akan berpikir demikian!” Aku yakin–”“Enough!”Gadis bersurai blonde itu terdiam dengan mata terbelalak terkejut ketika sang ayah menyelanya dengan nada tinggi. Pasalnya, selama ini Matthew tak sedikitpun pernah berlaku kasar kepada gadis itu baik secara verbal maupun nonverbal. Bahkan daripada kepada putri kandungnya, Matthew jauh lebih mema

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   43. Tawaran Berdamai

    **Bella mengerutkan alis saat melihat bagaimana saudari tirinya bereaksi terhadap keberadaan suaminya di dalam ruangan itu. Masalahnya, Tracy sama sekali tidak pandai menyembunyikan emosi. Kentara sekali bahwa ia tertarik kepada Giovanni yang penampakannya memang sangat menarik.“Ada perlu apa kau ke sini? Sudah kukatakan, kau dan suamimu dipecat, jadi tidak ada gunanya kau masih datang ke sini. Kecuali kau mau menginap, resepsionis ada di depan sana,” kata Bella penuh penekanan.“Oh, sombong sekali. Kau baru memiliki satu hotel di kota ini, jangan berlagak seperti kau pemilik dunia seisinya!” balas Tracy.Bella menyeringai. Ia melihat Tracy menjawab kata-katanya, namun pandangan mata perempuan itu sepenuhnya terpancang kepada Giovanni yang duduk santai di atas sofa. Pesona Giovanni saat itu memang agak terlalu terekspos. Dua kancing teratas kemejanya lepas, menampakkan separuh dada bidang berotot yang tidak bisa ia sembunyikan.Bella berdiri dari kursinya dan melangkah pelan ke arah

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   42. Satu Masalah Selesai?

    **Bella tertegun. Ia tidak mengira pada siang hari bolong seperti ini, Giovanni akan mendatanginya dan tiba-tiba menagih ciuman.“Gio?”“Just kiss me, Isabella.”Oh, sejak kapan sih pria berdarah dingin ini meminta izin dulu untuk melakukan hal-hal semacam ini? Separuh geli dan setengahnya takjub, Bella lantas berjinjit untuk menempelkan bibirnya pada bibir yang lebih tua.“Sudah,” katanya setelah beberapa detik. “Aku sudah menciummu.”“What the heck!” Namun tanggapan Giovanni tidaklah sesuai ekspektasi. Pria itu mendesis dan menggeram.“Apa aku melakukan kesalahan?”“Absolutely!”“Apa?”“Itu hanya kecupan, bukan ciuman. Ciuman itu seperti ini ….”Giovanni meraih tengkuk Bella dan mendekap pinggangnya. Bibirnya memagut ranum sang istri dengan penuh gairah dan agak kasar. Bella terkejut serta agak kewalahan pada awalnya. Ia terdorong mundur hingga stuck menabrak meja.“Hmp … ti-tidak bisakah kau pelan ….” Bella terengah. Ia berusaha menjauhkan diri dari sang suami yang melepaskannya d

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   41. Menawarkan Solusi

    **Bella menelan saliva diam-diam. Sejujurnya ia panik, tapi ia cukup pandai menyembunyikan hal itu di depan Luigi. Tidak, ia tidak boleh tampak gentar. Ia harus terlihat kuat dan angkuh di hadapan lawan.Setidaknya, seperti itulah yang ia pelajari dari Giovanni sepanjang kebersamaan singkatnya ini. Itu membuat lawannya berpikir ia tidak mudah dikalahkan.“Tidak bisa, Tuan Estes,” tandasnya tegas. “Saya masih memegang lebih dari lima puluh persen saham Paradise. Anda tidak bisa mengambil alih hotel saya, sekalipun Matthew Clark menggadaikan semua saham yang dimilikinya di sini kepada anda untuk membayar hutang. Maafkan saya.”Sebelah alis Luigi Estes terangkat. Wajahnya tampak tertarik.“Lagi pula, selama saya masih hidup, saya tidak akan menyerahkan apa yang sudah ibu saya perjuangkan ini. Maaf-maaf saja, tapi anda salah jika berpikir saya akan gentar hanya dengan gertakan semacam ini saja. Jika anda memiliki urusan dengan Matthew, selesaikan sendiri tanpa melibatkan saya. Karena say

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   40. Ayah Mertua Yang Menyebalkan

    **“Apa yang dia akan lakukan kali ini? Haruskah aku memberitahu Giovanni?”Tapi Bella merasa itu bukan hal yang tepat. Entah bagaimana kali ini ia berpikir Luigi Estes tidak akan lagi melakukan hal konyol seperti menculiknya pada tempo lalu. Bella yakin pria itu hanya ingin bertemu.“Apakah ada masalah, Nyonya?” Pertanyaan Felix membuat Bella terperanjat. Dengan gugup perempuan itu mengulas senyum. Terlebih lagi, ia tahu Damian masih mematainya dari ujung meja makan. Maka Bella memutuskan berhati-hati dalam bicara.“Tidak ada, Felix. Aku hanya terkejut karena ternyata sudah cukup siang. Waktu berlalu cepat sekali, eh?”“Anda ingin berangkat sekarang?”Bella mengangguk. Ia segera melangkah menjauh dan tidak memberi kesempatan kepada sepupu suaminya untuk terus memandang penuh curiga.Ketika sudah berada di dalam mobil, barulah perempuan itu bisa berkata jujur kepada Felix tentang apa yang mengganggu benaknya.“Anda tidak harus menemuinya, Nyonya,” tutur Felix serius setelah mendengar

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   39. Jangan Bermain Api

    **Bella menelan saliva dengan berat. Sekalipun ia tahu bahwa Giovanni mencurigainya, tapi ia memutuskan untuk bersikap seolah tidak ada yang terjadi. “Apakah kau akan pergi lagi? Kau tidak menemaniku lagi malam ini?” Perempuan itu bertanya dengan sungguh-sungguh. Ia memandang sang suami penuh harap. “Gio, beberapa malam ini aku selalu tidur sendirian tanpamu.”“Kau selalu menemukan aku di sampingmu setiap pagi, Bella.”“Tapi aku tetap tertidur sendirian pada malam harinya.”“Aku harap kau tidak bersikap semanis ini untuk menutupi sesuatu yang baru saja kau lakukan.”Lagi, Bella menelan saliva. Ia konsisten dengan wajah polosnya saat ini.“Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Apakah aku salah jika meminta suamiku menemaniku tidur?”“Oh, sial!”Pria itu melemparkan jasnya dan beringsut naik ke atas ranjang, menyusul Bella. Membuat senyum lebar terbit pada bibir yang lebih muda.“Kau menang, Isabella. Aku tidak akan pergi malam ini.”Bella mengangguk dan membatin dengan separuh ras

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   38. Rindu Yang Terselip

    **“Kau tahu sesuatu tentang nama yang baru saja aku sebut ini?” Andrew masih mengejar. Sulit untuk tidak curiga jika melihat gerak-gerik Matthew saat ini. Pria itu beringsut salah tingkah.“Kau tahu tentang Luigi Estes, Dad? Dia ada hubungannya dengan pria yang Bella nikahi, kan? Kau mengenalnya, kan?”“Tidak. Dan berhentilah bertanya. Aku sudah mengatakan jangan lagi mencampuri segala urusan yang berkaitan dengan Bella jika kau masih ingin menjadi menantuku!”Matthew beranjak meninggalkan sang menantu yang masih bertanya-tanya sendirian. Wajahnya terlihat sangat tidak senang. “Semua orang di rumah ini sama saja,” gumam Andrew muram. ”Jika saja aku punya pilihan, aku pasti sudah meninggalkan rumah ini sejak lama.”Pria itu sekali lagi memandangi layar ponselnya yang padam. Kemudian entah mendapat ilham dari mana, ia membuka daftar kontak dan menggulir layarnya hingga berhenti pada nama Isabella.Andrew meneleponnya.….Bella baru saja meletakkan botol rangkaian night skincare-nya ke

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   37. Mencari Informasi

    **Andrew menunggu hingga Tracy menyudahi bincang-bincang dengan ibunya dan masuk ke kamar sebelum ia bisa melayangkan pertanyaan yang mengusik benaknya itu.Pria itu mencoba bersikap sebiasa mungkin meski tahu istrinya pasti curiga.“Aku mendengarmu berbicara dengan ibumu tentang Luigi Estes,” katanya. “Apa yang kalian rencanakan?”Tracy berjengit. “Kau menguping pembicaraan kami? You haven’t attitude!”“Aku hanya kebetulan mendengarnya.”“Tetap saja kau menguping, Andrew! Asal kau tahu saja, bukan urusanmu aku mau lakukan apa!”“Urusanku jika kau masih bersikeras melakukan sesuatu yang akan menyakiti Bella!”“Ha! Kau pikir dirimu siapa?” Tracy melayangkan pandangan penuh ejekan. “Kau pikir dengan sikap seperti itu Bella akan terkesan padamu, eh? Berlagak seperti pahlawan kesiangan kau? Memangnya kau punya apa untuk melindunginya? Hidup saja kau masih menumpang kepadaku!”Itu menyakitkan, jujur saja. Namun Andrew harus menelannya mentah-mentah sebab itu adalah fakta. Kenyataannya saa

  • Tertawan Gairah Panas sang Penguasa   36. Di Sisi Lain

    **“Kau sudah berjanji akan mengambil hotel itu untuk kami. Jadi lakukan, bagaimanapun caranya! Anakmu sudah menjadi istri dari seorang konglomerat sekarang, jadi aku pikir dia tidak butuh hotelnya lagi! Mengapa kau masih belum juga melakukan apapun?”Matthew Clark terhenyak di atas tempat duduknya setelah mendengar omelan panjang dari istrinya, Marita, hari ini. Pria itu menatap wanita di sampingnya dengan mata terbelalak.Pagi hari yang cerah ini, Matthew berencana istirahat di rumah saja. Namun alih-alih ketenangan, yang ia dapatkan justru suara-suara sumbang memekakkan telinga.“Tidak bisa semudah itu, Marita!”“Mengapa tidak bisa semudah itu? Kau tinggal mengubah nama kepemilikannya menjadi nama Tracy atau aku.”Matthew mendesah. Bagaimana ia menjelaskan kepada Marita bahwa saat ini kepemilikan hotel sudah sah dipegang oleh Bella? Putrinya itu memenuhi wasiat ibunya untuk menikah sebelum berusia dua puluh lima tahun sehingga tidak perlu mengalihkan kepemilikan hotel.“Kau tahu, k

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status