“Tunggu lima menit, baru Mas Djiwa masuk,” pinta Nila sembari membuka sabuk pengaman. “Jangan bareng, karena nanti ada yang curiga.”“Tapi kita sudah pernah masuk ke kantor bareng-bareng.” Bagi Djiwa, permintaan Nila barusan tidak masuk akal, karena mereka pernah melakukannya satu kali. “Waktu itu saya bawa motor, tapi sekarang, kan, enggak.” Nila meringis kecil. “Tiga menit, deh. Yang penting jangan sama-sama. Atau, tunggu saya ngelewatin pintu, baru Mas Djiwa masuk. Okeee?”“Oke,” ucap Djiwa tidak kuasa menolak, walaupun ia merasa permintaan Nila masih tidak masuk akal. “Dan bagaimana pulang nanti?”“Mas Djiwa ke mobil duluan,” ucap Nila sembari keluar dari mobil. “Setelah lima menit, baru saya nyusul ke basement.”“Hmm, pergilah,” ujar Djiwa sembari menggeleng.Sebenarnya, hubungan mereka tidak perlu lagi disembunyikan, karena kedua keluarga sudah memberi restu. Hanya tinggal mempertemukan kedua orang tua, lalu menentukan tanggal. Selesai sudah.Sementara itu, Nila bergegas menuj
Terakhir Diperbarui : 2025-02-21 Baca selengkapnya