Beranda / Romansa / Setitik Nila / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Setitik Nila: Bab 51 - Bab 60

75 Bab

SN ~ 51

Seperti biasa, Nila berbelok menuju meja resepsionis ketika Rachel melambai dengan beberapa amplop di tangan. Namun, saat ia sampai di sana, wanita itu tidak langsung menyerahkan surat-surat tersebut seperti biasa. Rachel justru mencondongkan tubuh dan memberi tatapan menyelidik.“Harusnya aku sudah tahu kalau kamu dekat sama pak Djiwa.” Rachel berdecak pelan, menegakkan tubuh dengan perlahan. Namun, tatapannya terus saja tertuju pada Nila. “Tapi ... pak Gavin? Sejak kapan ibumu nikah sama pak Gavin? Sejak kapan kamu jadi saudaraan sama Mila? Apa acaranya tertutup? Private things? Ck! Percuma kontrak lima tahun, karena sekrednya diembat sendiri sama pemrednya.”Nila tertawa melihat wajah Rachel yang tampak geregetan sendiri. Namun, jika wanita itu tidak bicara, maka Nila tidak akan pernah tahu apa tanggapan orang-orang mengenai pernikahannya. Terutama dengan masalah Gavin.Ternyata, di mata banyak orang, Gavin dianggap sudah menikah dengan ibu Nila dan pernikahan tersebut dilakukan se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

SN ~ 52

“Tante masih sakit hati sama papa?” tanya Mila ketika Kirana baru mendudukkan tubuh di tepi ranjang. Malam itu, Mila minta izin menginap di tempat Kirana dan ia memilih tidur bersama wanita itu daripada bersama Nila.“Tante nggak benci sama papamu.” Kirana membentangkan selimut, lalu membalut tubuh Mila lebih dulu. “Dulu mungkin iya. Tapi, makin ke sini rasanya makin capek, kalau Tante harus terus-terusan nyimpan rasa benci.”“Terus, gimana perasaan Tante sama papa?” tanya Mila kembali mengintrogasi. Hanya diselimuti saja, hati Mila sudah senang tidak terkira. Nila benar-benar beruntung karena memiliki seorang ibu yang perhatian seperti Kirana. Kirana tersenyum sembari membaringkan tubuh. “Ini sudah malam, ayo tidur.”“Tante pasti bisa ngerasa kalau papa itu sayang banget sama Tante,” ucap Mila belum menyerah dan tidak akan pernah mundur. “Nggak cuma sama Tante, tapi sama mbak Nila juga. Bohong kalau Tante nggak ngerasain itu.”“Mila ... semua itu nggak semudah yang dipikirkan.” Kir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

SN ~ 53

“A-aku ...” Tatapan Kirana menyapu seluruh pandangan yang kini tertuju padanya. “Ini ... apa maksudnya?” Kirana terkekeh hambar sambil mengusap tengkuknya.Bukannya tidak tahu dengan maksud Gavin, tetapi, Kirana benar-benar syok menghadapi sebuah lamaran yang tidak pernah terduga. Terlebih, Gavin melakukannya di saat mereka mengadakan makan malam dengan keluarga Djiwa.“Pak Gavin ngelamar, Mama,” ucap Nila memperjelas. Ia tahu Kirana mengerti dengan maksud Gavin, mamanya hanya butuh waktu untuk memproses semuanya.Kirana menatap Nila, lalu beralih kembali pada Gavin yang masih memegang kotak cincin yang terbuka, dengan ekspresi penuh harap. Tenggorokannya mendadak terasa kering. Tangannya mengepal di pangkuan, berusaha menstabilkan perasaannya yang mendadak kacau.Kirana, benar-benar tidak siap.“Se-sekarang?” Suara Kirana bergetar, tidak yakin dengan perasaannya. “Ma-maksudku ...”Gavin mengangguk mantap, meskipun Kirana tidak meneruskan ucapannya. Ia mengerti, Kirana masih terkejut
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

SN ~ 54

“Apa terlalu maksa kalau aku minta mama sama papa juga ijab kabul?” bisik Mila saat berjalan bersama Nila menuju ballroom.“Buat mamaku ... iya.”“Mamaku juga,” sahut Mila tidak terima dengan ucapan Nila. Ia melihat ke belakang sekilas, menatap Gavin dan Kirana yang berjalan bersisian dengan wajah yang tampak bahagia.“Dasar anak kecil.” Nila tidak mengerti, mengapa Mila seolah sangat haus kasih sayang dari seorang ibu. Apakah gadis itu tidak pernah mendapatkan perhatian ibunya dahulu kala?“Biarin.” Mila merespons dengan santai. “Tapi, Mbak, PR-nya sekarang itu bikin mereka nikah secepatnya.“Kenapa harus cepat-cepat?”“Biar mama bisa pindah ke rumahku,” jawab Nila dan mereka masih berbicara dengan berbisik. “Kasihan, kan, kalau mama tinggal sendirian di apart kalau kamu sudah dibawa pak Djiwa ke rumahnya?”Ucapan Mila memang benar. Hal itu jugalah yang masih mengganggu pikiran Nila. Setelah ia menikah dengan Djiwa, Kirana otomatis akan tinggal seorang diri di apartemen.“Kita bahas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

SN ~ 55

Setelah sesi foto keluarga selesai usai prosesi ijab, Mila dan yang lainnya menyingkir. Menyisakan Djiwa dan Nila yang sedang mengabadikan momen sakral setelah akad.“Tinggal resepsi,” ucap Atika ketika baru mendudukkan diri di kursi. “Di lihat dari tamunya, sepertinya besok saya langsung pijat.”Kirana tertawa kecil. “Sama seperti waktu Djiwa pertama kali nikah, ya, Bu.”“Hmm, beda.” Atika menggeleng. “Dulu, Djiwa belum jadi pemred, jadi undangannya nggak sebanyak ini. Belum lagi undangan Nila, yang pernah jadi reporter dan relasinya nggak dikit. Terus, pak Gavin.” Atika sontak menepuk dahi. “Saya lihat total undangannya kemarin, langsung nggak jadi pake high heels.”“Belum ditambah sama undangan kalian berdua,” ujar Gavin menunjuk besannya bergantian.Mila yang duduk di antara keempat orang itu, hanya memangku wajah dengan satu tangan. Tatapannya selalu tertuju pada orang yang sedang berbicara.Namun, ada satu hal yang sejak tadi selalu menggelitik pikirannya, sehingga mau tidak mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

SN ~ 56

“Tahu jalan ke kamar, kan?” goda Atika setelah resepsi dan sesi foto keluarga terakhir selesai.Nila yang sedang merapikan gaun setelah sesi foto, sontak menghentikan gerakannya. Wajahnya langsung memerah dan buru-buru menunduk untuk menyembunyikan rona di pipinya.“Oia, Mama juga sudah pesankan snack untuk di kamar,” sambung Atika. “Siapa tahu tengah malam laper, kan?”“Tik, sudah, Tik,” sahut Gavin dengan kekehannya. “Kasihan Djiwa. Nggak usah lagi ajak mereka ngobrol,” ucapnya sembari mengibas tangan pada sang menantu. “Pergilah sana, pergi.”“Buruan buatin keponakan,” celetuk Mila yang sejak tadi bergelendot manja di lengan Kirana. Ia benar-benar berniat “mengambil” Kirana hanya untuk dirinya seorang, setelah Djiwa membawa Nila.“Apa, sih!” Nila langsung melotot pada Mila. Gadis itu, ternyata memang suka mencari huru hara dengannya.“Besok kalau capek, nggak usah ikut sarapan di resto,” lanjut Mila masih ingin menggoda Nila, yang wajahnya sudah bersemu tidak karuan. “Room service a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

SN ~ 57

“Kenapa mereka duduk di tempat lain?” Kirana mengerut dahi ketika melihat Mila duduk di meja lain bersama Atika dan Irsyad. Padahal, Kirana dan Mila pergi ke restoran untuk sarapan bersama-sama, tetapi gadis itu justru tidak bergabung dengannya.“Karena kita perlu bicara,” ucap Gavin.“Ohh ...” Kirana tertawa kecil. Mendadak merasa kikuk, karena kembali duduk berdua dengan Gavin. “Apa yang mau kita bicarakan?”“Tentang kita.”“Pak Gavin—”“Mas,” sela Gavin ingin Kirana mengubah panggilannya. “Harusnya jangan panggil pak lagi, karena kalau ada yang dengar, mereka bisa mikir yang lain-lain.”“Yaaa, masih aku usahakan,” ucap Kirana kemudian meminum jus jeruknya sebentar. “Karena masih nggak biasa.”“Dibiasakan, oke?”“Iya.”Gavin yang duduk di samping Kirana tersenyum lembut. “Jadi, apa sudah kamu pikirkan tentang pernikahan kita?”“Ohh ...” Kirana menggeleng pelan. “Pak Ga—"“Mas.”“Iya, Mas,” ucap Kirana segera meralat daripada harus berdebat mengenai panggilan tersebut. “Begini ... se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

SN ~ 58

“Jalanmu, kok, beda, Mbak?” ledek Mila lalu tertawa lepas ketika Nila memberinya tatapan tajam. Bukannya berhenti, Mila justru kembali berceletuk. “Ih! Rambutnya juga belum kering bener itu. Hairdryer-nya rusak kali, ya, kebanyakan dipake.”“Awas kamu, ya!” ancam Nila kemudian duduk di sudut salah satu tempat tidur di kamar yang ditempati Kirana dan Mila. “Nanti, beneran aku bawain lakban buat ngelakban mulutmu itu.”“Sudah, sudah,” ujar Kirana yang hanya bisa tertawa melihat perdebatan tersebut. “Jangan godain mbakmu terus, La.”Nila lantas mendesis pada Mila, sebelum akhirnya beralih pada Kirana yang sedang memilah beberapa pakaian. Sementara Mila, hanya berbaring di tempat tidur sambil menontot televisi.“Jadi, nanti malam mama beneran nikah sama papa?” tanya Nila yang tidak puas mendengar pernyataan itu melalui telepon. Karena itulah, Nila datang ke kamar Kirana untuk memastikan semuanya.Nila bahkan harus menunggu selama tiga jam di kamarnya, karena Kirana dan Mila sedang pergi k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

SN ~ 59

“Jadi, aku berangkat ke kantor sama pak Tejo,” ujar Mila memastikan lagi. “Terus Papa mau ke apartemen Mama dulu, sebelum ngantor.”“Betul!” jawab Gavin dengan wajah berseri-seri. “Ada surat-surat yang harus diambil dan diurus, karena pernikahannya harus segera didaftarkan, kan?”“Tapi, Mama mulai hari ini tinggal di rumah bareng kita, kan?” tanya Mila yang bertelungkup di tempat tidur. Ia melihat Kirana yang sedang sibuk memasukkan barang Gavin ke koper. Sementara itu, papanya hanya duduk santai di sofa sambil sesekali menatap ponselnya.Papanya itu, memang tidak pernah berubah. Tidak bisa apa-apa, kecuali bekerja dan mencari uang.“Harusnya begitu!” sambar Gavin. “Iya, kan, Ma? Harusnya, Mama mulai hari ini sudah tinggal sama Papa.”Mila terkikik geli mendengar panggilan Gavin pada Kirana. Sebenarnya, bertahun-tahun yang lalu hal ini juga pernah terjadi di kehidupan Mila, ketika keluarga mereka masih lengkap. Namun, yang membuat semua berbeda adalah, suasana yang ada kali ini terasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

SN ~ 60

“Home sweet home,” ucap Gavin seraya membukakan pintu rumahnya untuk Kirana. “Mulai sekarang, kamu yang jadi ratu di rumah ini.”Kirana terkekeh geli mendengar ucapan Gavin. “Nggak usah lebay.”“Aku nggak lebay,” ujar Gavin segera menggenggam tangan Kirana lalu mengajak sang istri memasuki kediamannya. Gavin menunjukkan semua ruangan yang ada di rumahnya satu per satu dan memperkenalkan pada pekerja yang ada di sana.Hingga sampailah mereka pada kamar utama. Kamar yang akan ditempati oleh Kirana mulai malam ini. “Dan ini kamar kita,” ujar Gavin setelah membuka pintu, lalu membawa Kirana masuk ke dalamnya. “Di depan sana kamar Mila,” tunjuknya pada kamar yang berada tepat berseberangan. “Selalu dikunci kalau orangnya pergi.”“Apa kamar Mila juga seluas ini?” Kirana sempat tercengang ketika memasuki kamar yang akan ditempatinya. Membandingkan dengan kamarnya di apartemen, yang pernah ditempati oleh Mila.“Kamar Mila lebih luas lagi dari ini,” ucap Gavin menarik tangan Kirana menuju walk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status