Semua Bab Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya: Bab 61 - Bab 70

88 Bab

61. Pesta Monica

“Meskipun aku ingin, tapi aku tidak bisa terang-terangan bersamamu,” ucap Arsen, menatap Lily lekat. “Aku tidak mau papamu berpikir buruk tentangku jika mengingkari janji yang kusetujui dengannya.”“Wah, apa sebenarnya kamu tipe menantu yang takut pada mertua?” Goda Lily, padahal Arsen sudah berbicara dengan sangat serius.Arsen tidak menjawab. Dia hanya menatap Lily yang baru saja tersenyum.“Aku tidak akan mengulangi kebodohanku tadi,” ucap Lily pada akhirnya, “tapi aku tetap harus masuk untuk menemui Bibi Monica. Bagaimanapun aku harus tetap bersikap baik pada mantan calon mertuaku.”Setelah mengatakan itu Lily pergi meninggalkan Arsen yang tak mencegahnya pergi.**Lily masuk kembali ke dalam rumah, tepat di saat Monica dan Bryan keluar dari ruang kerja.“Bibi,” panggil Lily bersikap biasa seperti tak mendengar perdebatan antara Monica dan Bryan sebelumnya.“Kamu sudah datang,” ucap Monica langsung semringah saat melihat Lily menghampirinya.Lily melirik Bryan sekilas, lalu member
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

62. Dansa

Lily menoleh ke arah Sonia tadi berdiri, tetapi Sonia sudah tidak ada di sana. 'Mungkin Sonia sudah meninggalkan pesta karena tidak ada yang peduli,' pikir Lily Pandangannya kembali tertuju pada Arsen. Suaminya masih berbicara dengan wanita tadi. Perasaan kesal kembali menyelinap hatinya. “Semua pria sama saja,” gerutu Lily. Ia akhirnya memilih menikmati hidangan di meja sambil menyaksikan serangkaian acara yang sedang berlangsung. Acara ulang Monica terus berlanjut, dari mulai pembukaan, tiup lilin dan sampai akhirnya musik orkestra mulai mengalun dan Monica mengajak semua tamunya berdansa. Para tamu mulai turun ke lantai dansa dengan pasangan masing-masing. “Ayo berdansa,” ajak Adhitama seraya mengulurkan tangan pada Risha. Lily terkejut, lalu tersenyum ketika melihat kedua pipi bundanya merona. Lily mengamati kedua orang tuanya berdiri untuk turun ke lantai dansa. Lily membuang napas kasar, kini dia hanya duduk sendirian di meja seraya menikmati hidangan meski tak berselera.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

63. Waktumu Dua Menit

Lily kaget mendengar ucapan Arsen. Dia belum menjawab tapi Arsen sudah mematikan telepon lebih dulu."Kenapa?" tanya Risha melihat wajah Lily bingung."Arsen, dia mau ke rumah," balas Lily.Risha tampak senang, berbeda dengan Adhitama yang diam dan terlihat dingin.Beberapa saat kemudian Arsen sampai lebih dulu di rumah Adhitama.Arsen berdiri di dekat mobilnya menunggu Lily dan orangtuanya datang.Dia memerintahkan Thomas pulang naik taksi, dan tak lama setelah Thomas pergi Arsen melihat mobil Adhitama memasuki halaman rumah. Arsen berdiri tegap, menunggu sampai mobil itu berhenti sempurna di samping mobilnya.“Mau apa kamu di sini malam-malam?” tanya Adhitama saat baru saja turun dari mobil.“Aku mau menginap,” jawab Arsen lalu tatapan matanya beralih ke Lily yang baru turun dari mobil.Adhitama memasang wajah tak senang. Dia diam tak membalas, lalu meninggalkan Arsen.Arsen sudah biasa menghadapi dinginnya sikap Adhitama. Dia memandang pada Lily yang berjalan dengan Risha.“Ini bag
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

64. Tidak Akan Berguna

Arsen pamit setelah memberikan jawaban pada Adhitama. Dia puas membuat Adhitama tak bisa lagi berkata-kata dan hanya diam ketika melihatnya pergi.Arsen masuk ke kamar dan mendapati Lily duduk di tepi ranjang. Istri kecilnya itu menoleh padanya lalu berdiri."Aku pikir kamu sudah pulang," ucap Lily berpura-pura.Arsen mendekat, dia berdiri tepat di depan Lily kemudian merapikan helaian rambut Lily yang berantakan. "Dari sini kita langsung pergi kantor.” Kening Lily berkerut samar, matanya menuntut penjelasan lebih atas ucapan Arsen barusan.Apa Arsen ingin menunjukkan hubungan mereka ke semua orang? "Kamu membawa pakaian kerjamu?" tanya Lily. Pikiran dan ucapannya saling bertolak belakang. Arsen menggeleng sambil mengusap lembut lengan Lily. "Thomas akan membawa pakaianku ke kantor," jawabnya. Lily mengangguk paham kemudian bangkit dan berjalan masuk ke kamar mandi. Meskipun masih kesal karena kejadian semalam, tapi Lily tidak ingin merusak suasana pagi yang terlihat nyaman. Lim
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

65. Bantuan

Sherly menatap Sonia yang mengepalkan telapak tangan di atas meja.“Apa kalian tidak bisa diam? Berhenti berdebat!” bentak Sonia.Juna dan Sherly akhirnya diam dan kembali ke pekerjaan masing-masing.Ruangan itu seketika hening.Sonia menoleh pada Lily, tatapannya penuh kebencian tetuju lurus pada Lily.Lily menyadari tatapan Sonia tertuju padanya, tetapi dia tak terganggu dan bersikap biasa. Lily membalas tatapan Sonia sekilas lalu melanjutkan pekerjaannya. Dia harus menyelesaikan semuanya karena pemilihan direktur akan menyita banyak waktunya.***Saat jam makan siang, Lily mengajak Dini makan di luar perusahaan. “Aku yang traktir,” kata Lily.“Benaran kamu yang traktir?” tanya Dini tak percaya.“Tentu saja,” jawab Lily ikut tersenyum senang melihat Dini tersenyum bahagia.Lily mengajak Dini makan di warung sop yang tidak jauh dari perusahaan.“Kamu yakin mau makan di sini?” tanya Dini, menatap ragu pada Lily. “Kukira kamu tidak suka makan makanan pinggir jalan?”“Sop di sini katany
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

66. Tetap Ingin Masuk

Arsen lantas duduk di tepi ranjang tepat di samping Lily, meraih tangan Lily dan menggenggam erat."Ada aku, jangan takut."Lily mengangguk kecil kemudian menoleh pada dokter.Setelah rangkaian pemeriksaan Lily selesai, Bibi Jess meninggalkan kamar bersama dokter.Arsen membetulkan letak selimut Lily, dia mengusap kening Lily yang sudah tidur lalu mengerutkan alis.Badan Lily hangat.Arsen keluar memanggil pelayan untuk menyiapkan air dan washlap agar dia bisa mengompres Lily.Tak lama Bibi Jess datang membawa apa yang Arsen minta.Wanita paruh baya itu berdiri di ambang pintu."Apa Anda mau tidur di kamar lain, Tuan? Biar saya yang menjaga Nona Lily," ucap Bibi Jess."Bibi ingin aku meninggalkan istriku yang sedang sakit?" Arsen bertanya dengan tatapan dingin.Melihat rahang Arsen mengetat membuat Bibi Jess menunduk. "Bukan begitu Tuan, saya hanya takut Tuan kurang istirahat dan malah sakit," lirih Bibi Jess."Tidak perlu cemas."Arsen menutup pintu kemudian berjalan menuju ranjang. D
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

67. Menjawab Penuh Keberanian

Setelah mengatakan itu, Lily kembali memutar tubuhnya dan mengajak Dini pergi meninggalkan Sonia.Sonia hanya bisa menahan geram. Dia mengepalkan kedua telapak tangan di samping tubuh sambil terus menatap pada Lily yang sudah berjalan jauh darinya, sebelum akhirnya berbalik dan masuk ke ruang divisi dengan langkah marah.Saat hampir sampai ruangan divisi pemasaran, Lily melihat Thomas di ujung sisi ruangan menatap padanya. “Kamu duluan saja ke ruangan,” bisiknya pada Dini.Lily menghampiri Thomas. Sekretaris Arsen itu menyerahkan sebuah kantong kecil padanya."Ini Vitamin dari suami Anda," ucap Thomas.Mata Lily seketika melebar, dia refleks menoleh ke kiri dan kanan, memastikan tidak ada yang mendengar. "Tolong jangan bicara sembarangan di sini!" desis Lily. Lily cemberut karena Thomas malah tertawa."Sampaikan terima kasihku padanya," ucap Lily lalu membuat gerakan tangan mengusir Thomas.Lily kemudian buru-buru berjalan ke ruang divisi pemasaran.Sementara itu tak jauh dari sana,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

68. Pergi Kencan

Malam harinya, setelah jam kerja usai, Arsen mengajak Lily keluar. "Kita perlu mencari hadiah untuk kolega bisnisku," katanya. Mata Lily berbinar. "Oke!" sahutnya, senang. Namun, sedetik kemudian ia menatap Arsen dari atas ke bawah. "Tapi, kamu harus sedikit menyamar." Arsen menaikkan sebelah alisnya, tak percaya. "Menyamar?" Lily mengangguk serius, lalu mengambil jaket dan topi dari lemari. Ia berdiri di depan Arsen yang kini berdiri di depan cermin besar di ruang ganti. Dengan cekatan, Lily memasangkan jaket dan topi itu pada Arsen "Ini berlebihan," komentar Arsen datar, menatap pantulan dirinya yang kini tampak berbeda. "Ini lebih baik daripada kita bertemu orang yang mengenali kita, lalu jadi gosip," balas Lily, tersenyum manis. Namun, senyumnya memudar saat melihat tatapan datar Arsen di cermin. Ia menunduk, memainkan ujung jaket Arsen. "Aku ingin orang-orang tahu kita sudah menikah. Tapi, seperti yang kubilang biarkan aku mendapatkan posisi direktur itu dulu." Ia mendongak,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

69. Cara Orang Dewasa Berciuman

Lily tidak banyak bicara selama perjalanan pulang. Dia takut salah bicara dan malah membuat Arsen salah paham. Setibanya di rumah, Bibi Jess dan tiga pelayan menyambut Lily dan Arsen. Arsen memberikan belanjaan pada pelayan lalu masuk. Dia berjalan beberapa langkah kemudian berhenti dan menoleh pada Lily yang tertinggal di belakang. Arsen mengulurkan tangan, memandang Lily yang tampak canggung. "Ayo!" Lily berjalan cepat agar bisa segera meraih tangan Arsen. Dia tersenyum merasakan genggaman Arsen terasa semakin kuat. "Semuanya sudah siap?" tanya Arsen tanpa menoleh. "Sudah Tuan," balas Bibi Jess. Seorang pelayan mendahului langkah Arsen dan Lily menuju bioskop mini di mansion itu untuk membukakan pintu. "Silahkan Tuan, Nona. Jika ada yang dibutuhkan kami akan berjaga di luar." Bibi Jess bicara, dia dan pelayan lainnya membungkuk memberi hormat. Arsen menatap ke meja yang sudah penuh dengan berbagai macam minuman dan camilan kemudian berkata," Tidak perlu be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

70. Membuatmu Senang

Lily menahan napas saat Arsen mendaratkan ciuman di bibirnya. Dia bisa merasakan bagaimana pria itu menciumnya lembut dan lama kelamaan menuntut. Lily mengepalkan tangan di sisi badan, menutup matanya kemudian membukanya lagi saat Arsen meraih tangannya lalu membimbing tangan Lily untuk memeluk tubuh Arsen. Arsen menjauhkan wajah, dia tersenyum lalu menempelkan keningnya ke kening Lily. "Mau lebih?" tanya Arsen seraya mengusap bibir Lily menggunakan ibu jari. Lily menggeleng, wajahnya semerah kepiting rebus. Dia menunduk malu. "Aku mau ke kamar, aku mengantuk." Lily membuka pintu dan buru-buru keluar. Dia menggigit bibir bawahnya kemudian menyentuh bibirnya yang terasa kebas. "Aku memang sudah gila," gumam Lily. Sesampainya di kamar, Lily langsung mengambil baju ganti dan masuk ke kamar mandi. Saat keluar Lily mendapati Arsen sudah berada di kamar. Lily masih saja malu, dia tidak menyapa Arsen dan langsung naik ke tempat tidur. Lily memunggungi Arsen dan berpura-p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status