Semua Bab Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya: Bab 71 - Bab 80

88 Bab

71. Dengan Tanganku Sendiri

Arsen menatap keluar kaca jendela mobilnya yang dikendarai Thomas, dia tersenyum mengingat permintaan Lily padanya untuk menemui koleganya di restoran. Arsen masih diam, bahkan saat Thomas memberikan informasi padanya. "Pak Anthony sudah sampai, asistennya baru saja mengabari saya, Pak." Arsen menoleh pada Thomas yang berada di belakang kemudi, memberikan tatapan dingin pada sekretarisnya itu karena mengemudi sambil mengecek ponsel. Thomas yang sadar akan kesalahannya segera meletakkan ponsel kembali. Hening. Hingga Thomas memandang Arsen dari kaca spion tengah dan bertanya," Ngomong-ngomong hari ini Anda sepertinya bahagia sekali, Pak? Apa hal baik terjadi?" Arsen tak menjawab, dia memalingkan wajahnya keluar jendela lagi. "Kamu mau mobil baru?" Thomas melebarkan mata, dia sampai tak bisa berkata-kata mendengar tawaran Arsen. Thomas membuka jendela, mengeluarkan tangan kanannya sebelum menutup jendela lagi. "Tidak hujan Pak, saya yakin hari ini cerah. Kenapa tiba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

72. Bakat Lily

Arsen langsung pulang setelah bertemu dengan Anthony. Dia memberi perintah pada Thomas tepat setelah asistennya itu menghentikan mobil dengan mulus di halaman. "Hari ini jangan ganggu aku dengan pekerjaan!" Tegas Arsen. Dia menatap Thomas yang mengangguk patuh"Tapi bagaimana jika ada informasi penting? Apa saya masih boleh mengirimkan pesan?""Hm!" Arsen menutup pintu mobil lalu memasukkan tangan kirinya ke kantong celana. Saat Arsen hendak melangkah samar terdengar suara teriakan dari dalam. Arsen mengerutkan kening. Dia mulai curiga melihat asap mengepul dari arah samping mansionnya di mana dapur kotor berada. "Apa terjadi kebakaran?" tanya Thomas yang masih berdiri tak jauh dari Arsen. Arsen dan Thomas masih fokus melihat ke arah asap muncul ketika seorang pelayan berjalan tergopoh menyambut. "Tu .. Tuan, Anda sudah pulang." Arsen melihat kepanikan di wajah pelayan itu. "Apa yang terjadi?" Thomas bertanya ke pelayan sebelum Arsen. "I ... itu... itu Nona Lily
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

73. Butterfly Era

Lily kaget mendengar ucapan Arsen. Dia sudah sangat percaya diri, jadi mana mungkin tes tertulis saja tidak lulus. Mustahil! Lily berjalan cepat ke arah meja rias untuk mengambil ponsel. Dia harus mengecek email segera. Lily hampir saja sedih dan putus asa, tapi ternyata Arsen hanya menggoda. Lily menoleh Arsen yang masih duduk di sofa. Dia membaca pesan yang masuk di emailnya, setelah itu memberikan tatapan kesal ke Arsen. "Aku lolos tahu!" Lily menghentakkan kaki, mengusap sudut matanya yang hampir meneteskan buliran kristal bening. Lily cemberut menatap Arsen yang berjalan ke arahnya. Dia diam saja saat Arsen mengusap puncak kepalanya. "Kamu menyebalkan," protes Lily. Arsen memulas senyum tipis. "Setelah ini kamu akan benar-benar diuji, jadi bersiaplah!" Arsen serius memperingatkan Lily. Dia pergi meninggalkan Lily ke kamar ganti dan berkata," Ayo keluar beli cake!" "Apa? Beli cake?" Suara Lily terdengar ceria. Dia tak bisa menyembunyikan rasa gembira. Ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya

74. Aku 'Kan Istrimu

Pagi itu tanpa sarapan, Lily pamit berangkat lebih dulu ke kantor. Arsen yang melihat Lily terburu-buru hanya mengerutkan kening. Dia bahkan tidak membalas ucapan Lily karena istrinya itu sudah keluar kamar. Arsen masuk ke ruang ganti untuk berganti baju, dia masih berdiri di depan cermin ruang ganti dengan handuk yang melilit pinggang saat tiba-tiba saja melihat Lily masuk. "Astaga!" Lily kaget dan langsung membalikkan badannya memunggungi Arsen. "Untuk apa kembali?" tanya Arsen dingin. Dia mengambil baju ganti dari lemari kemudian mulai memakainya satu persatu. "Aku... aku...." Lily gugup. "Aku belum mendengar kamu membalas saat aku pamit tadi." "Itu penting?" Nada bicara Arsen masih tetap dingin. Lily menoleh sedikit memastikan Arsen sudah mengenakan celana dan kemeja. Lily merasa Arsen bersikap dingin lagi padanya sejak Dini menelepon kemarin lusa. "Iya, aku belajar dari Bunda kalau istri harus meminta izin suami saat keluar rumah," balas Lily. "Suami?" Arsen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

75. Misi Pertama

Lily melihat Sonia mengepalkan tangan di sisi badan dan penuh percaya diri berkata," Aku akan mendapatkan posisi direktur pemasaran dan akan aku pastikan kamu ditendang dari ARS." Lily tertawa menghina lalu pergi meninggalkan Sonia. Sonia yang kesal ingin berteriak memaki Lily, tapi sadar banyak karyawan ARS yang berlalu lalang di lobi. Lily berjalan menuju lift, dia menyapa ramah karyawan lain yang mengantri. Namun, keramahan Lily tidak disambut baik. Dengan ekor matanya Lily melihat beberapa di antara mereka saling berbisik, tapi dia memilih untuk mengabaikan. Lily masuk ke lift, menekan lantai di mana para karyawan yang lolos tes tertulis dan wawancara akan mendapat pembekalan selanjutnya di aula. Sesampainya di sana Lily langsung duduk di salah satu kursi. Suasana masih sepi hingga Lily memilih membuka ponsel untuk mengecek adakah pesan masuk untuknya. Lily berdecak kesal saat mendapati tidak ada pesan dari Arsen. "Dia itu memang pria dingin, sebenarnya dia men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

76. Selamatkan Aku!

Lily menunggu dengan penasaran lantas tertawa mendengar jawaban wanita itu. "Pemiliknya terkenal kejam." Lily menunduk menyembunyikan senyum, dia tak ingin wanita itu curiga padanya. "Kalau begitu aku tidak akan mengganggumu, lanjutkan pekerjaanmu, aku doakan semoga semuanya lancar." Lily berdiri saat wanita itu juga berdiri. Dia tersenyum dan membalas lambaian tangan wanita itu. "Dia memang kejam, bahkan denganku masih saja kejam," gumam Lily. Dia menggeleng pelan kemudian duduk lagi. Lily kembali menyusun materi untuk presentasinya. Dia bahkan mematikan ponselnya agar bisa lebih fokus. ** Di ruang kerja Arsen Arsen menatap ponselnya yang tergelatak di meja. Dia mendengar ketukan dan suara Thomas tapi memilih mengabaikan. Arsen meraih lalu membalik ponselnya agar tak melihat layar. Dia menyandarkan punggung sedikit kasar kemudian memutar kursinya menghadap jendela. Arsen menumpukan siku ke lengan kursi kerjanya lantas memijat kening. Benarkah dia kesal hanya karena Lily
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

77. Suami Killer Part 1

Lily bingung harus menjawab apa, sedangkan dia tidak tahu apa maksud Thomas. Lily masih mencoba mencerna apa yang terjadi saat Thomas semakin mendekat ke arahnya. Lily merasa terancam dan melangkah mundur untuk mengantisipasi. “Aku mohon selamatkan aku,” pinta Thomas memelas. Tiba-tiba Lily tersenyum penuh arti, dia menyadari jika Thomas pasti sedang terkena marah Arsen sampai bersikap begini. “Selamatkan dari apa?” tanya Lily pada akhirnya. Thomas mengembuskan napas pelan, lalu menceritakan tentang mobil yang sudah dia pesan dan seharusnya Arsen bayar. “Baiklah aku akan membantumu,” ucap Lily, “tapi jika berhasil, kamu berhutang satu permintaan dariku,” imbuh Lily seraya menaik-turunkan kedua alis. “Baik,” balas Thomas tanpa berpikir. “Oke, deal.” Lily dan Thomas sepakat. Thomas langsung meraih untuk menjabat tangan Lily, setelah sadar dia melepaskan tangan wanita itu dan minta maaf. ”Apa kamu sudah menyelesaikan tugasmu?” tanya Thomas kemudian. Kedua alis Lily b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

78. Suami Killer Part 2

Lily tertegun begitu juga semua orang. Ruangan itu seketika hening. Sonia yang memperhatikan Lily sejak tadi terlihat mengerutkan kening. 'Kenapa Pak Arsen menyudutkan Lily? Apa mereka sedang bersandiwara? Jelas Bryan bilang mereka mungkin punya hubungan spesial' Sonia menggeleng pelan setelah bergelut dengan pikirannya sendiri mendengar Lily bicara. "Menurut saya memanfaatkan bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan cara promosi ini, karena ini memang berdasarkan fakta yang sedang terjadi di tengah masyarakat kita. Mereka cenderung mengikuti apa yang selebgram populer yang mereka ikuti lakukan," jawab Lily. Semua orang terkejut karena Lily berani menjawab Arsen dengan sedikit menaikkan nada bicara. Sonia bahkan heran dari mana Lily memiliki keberanian seperti ini. Kecuali memang memiliki hubungan dengan Arsen. Sonia masih mengamati, ingin melihat sejauh mana dugaan Bryan benar. "Hampir semua perusahaan menggunakan selebriti media sosial sebagai BA dan laba peru
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

79. Lily Yang Polos Part 1

Lily Pergi ke rumah orang tuanya. Setibanya di kediaman Adhitama, Lily langsung masuk rumah mencari keberadaan Risha. Dia bahkan terburu-buru menghampiri saaat menemukan Risha duduk di ruang keluarga. “Bunda.” Lily memanggil manja. Risha langsung berdiri saat melihat Lily datang. Dia sangat senang Lily berkunjung ke rumah. Belum juga Risha menyapa, dia terkejut karena Lily tiba-tiba memeluk sambil menangis. “Sayang, ada apa?” tanya Risha terkejut sambil mengusap punggung Lily. “Kenapa datang-datang malah nangis begini?” Lily tak menjawab, dia masih menangis sambil mempererat pelukannya pada Risha. “Ada apa, hmmm? Coba cerita ke bunda,” kata Risha lagi. Belum juga Lily menjawab, Risha sudah lebih dulu mendengar suara perut Lily yang berbunyi dengan keras. “Apa kamu belum makan?” tanya Risha. Lily berhenti menangis lalu melepas pelukan. Dia menatap sang bunda sambil mengangguk, tetapi di detik berikutnya Lily kembali menangis. “Ayo, makan dulu. Nangisnya dilanjut lag
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

80. Lily Yang Polos Part 2

Lily penasaran. Benarkah apa yang dikatakan bundanya kalau pria akan luluh dengan mudah di atas ranjang? Lily membawa pulang ke mansion Arsen semua baju tidur dan lingerie yang tadi mereka beli. Lily menyimpannya rapi ke dalam lemari, lalu memakai satu baju tidur yang bundanya bilang sangat cocok untuknya tadi. Dia mematut diri di depan cermin menunggu Arsen pulang. "Aku tidak bisa membiarkan Sonia menang, apalagi karena masalah internal rumah tangga seperti ini," ucap Lily. "Kalau memang jalan lurus susah ditempuh, aku akan menggunakan jalan orang dalam." Lily mengerjap, kemudian menggeleng untuk menyadarkan diri. "Tidak! Intinya malam ini aku harus mendapatkan hatinya." Lily melihat kembali model baju tidur yang dia pakai dari pantulan cermin. Lily yang begitu polos, manis dan tidak tahu apa-apa tentang hal berbau dua puluh satu tiba-tiba harus merayu pria. "Tenang! Pokoknya aku harus membuat Arsen luluh," ucap Lily lagi. Dia lantas menyemprotkan parfum mahal ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status