Semua Bab Hasrat Liar Sang Kakak Ipar: Bab 31 - Bab 40

103 Bab

31. Di Ambang Kehilangan

Jonas berdiri di tepi jurang dengan napas memburu. Wajahnya tampak tegang, sementara kedua tangannya sibuk mengacak rambut seolah berharap hal itu bisa mengurangi rasa frustrasinya.“Demi Tuhan!” geramnya seraya menatap ke kedalaman jurang yang mencekam. “Jika sesuatu terjadi padanya, habislah aku.”Jonas tahu betul konsekuensi yang akan dihadapinya jika sesuatu yang buruk terjadi pada pewaris keluarga Easton tersebut. Sejak pertama kali bekerja untuk Kayden, tugasnya tak hanya sebagai asisten pribadi. Robert Easton memintanya untuk memastikan keselamatan Kayden di mana pun putranya itu berada.Dan kini, sang pewaris itu jatuh ke jurang. Konyol, mengingat Kayden bukan amatir dalam mendaki. Tapi musibah selalu datang tanpa aba-aba.'Apakah ini murni kecelakaan atau ada tangan lain yang berperan?' Pemikiran itu tiba-tiba terlintas di kepala Jonas.Jonas mengalihkan pandangannya ke Lea dan teman wanitanya, lalu mengambil keputusan cepat. “Kita turun dari gunung sekarang. Saya akan mencari
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

32. Evakuasi

Perjalanan menuju lokasi terasa sangat panjang meskipun tim penyelamat bergerak secepat mungkin. Hujan masih mengguyur deras, membuat pandangan terhalang dan jalan setapak yang licin menjadi tantangan besar. Jonas tetap berada di depan, membantu menunjuk arah kepada penjaga hutan dan tim penyelamat.“Jalur ini sangat curam. Berhati-hatilah saat mendekati area jurang,” katanya sambil berusaha keras mengatasi gemetar pada suaranya.Setelah mendaki beberapa waktu, mereka akhirnya tiba di lokasi Kayden jatuh. Jonas mendekati tepi jurang dengan hati-hati, lalu menyorotkan senter ke bawah. Hujan membuat penglihatannya terbatas, tetapi ia yakin Kayden masih di sana.“Terakhir kali, dia berada di sana,” kata Jonas sambil menunjuk ke sisi jurang yang penuh semak dan ranting yang patah. “Kita harus turun.”Salah satu anggota tim penyelamat dengan tali pengaman di bahunya, menepuk Jonas di punggung. “Kami yang akan menangani ini, Tuan. Tetaplah di sini dan biarkan kami bekerja,” katanya.Jonas me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

33. Merasa Bersalah

Sambil menunggu kabar, Lea dan Jonas duduk di ruang tunggu klinik yang dikelilingi oleh jendela besar. Dari sana, Lea bisa melihat laut biru dan bukit-bukit tropis Mahe. Suara burung tropis yang melintas sesekali terdengar, seolah mengingatkan bahwa hidup tetap berjalan meski hari yang berat baru saja mereka lalui.Lea tak henti-hentinya menggigiti kuku jarinya, kebiasaan yang selalu muncul ketika ia sedang cemas. “Tuan Beckett,” panggilnya pelan, “dia akan baik-baik saja, ‘kan?”Jonas menatap Lea sejenak sebelum menjawab. “Saya yakin, Nyonya Rose. Kayden Easton adalah pria tangguh. Bahkan jika dia terlihat seolah tidak peduli pada apa pun, dia tidak akan menyerah begitu saja.”Lea menghela napas panjang, mencoba meyakinkan dirinya dengan kata-kata Jonas. Namun rasa bersalah terus menghantuinya. Ia merasa seolah semua kejadian ini adalah salahnya.Beberapa waktu kemudian, seorang dokter dengan rambut keriting dan logat lokal khas Seychelles keluar dari ruang perawatan. “Tuan Kayden Eas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

34. Permintaan Sederhana?

Kedua mata Lea seketika melebar dan ia langsung menggigit bibir. Untuk sesaat, wanita bermata hazel itu hanya terpaku sambil menimbang permintaan sang kakak iparnya tersebut.Mengeramas rambut jelas bukan hal yang sulit, hanya saja … hal itu terlalu intim. Namun saat ia menatap Kayden yang bersandar santai dengan ekspresi menantang, Lea tahu tidak ada gunanya menolak.Lea menatap Kayden dengan ragu. Permintaannya begitu tiba-tiba dan aneh. Mengeramasi rambutnya? Itu bukan sesuatu yang pernah Lea bayangkan akan lakukan untuk pria seperti Kayden."Kenapa aku harus melakukannya?" tanya Lea dengan alis berkerut.Kayden tersenyum tipis, sementara pandangannya masih terkunci pada sosok Lea yang berdiri canggung. "Kamu yang bilang ingin merawatku. Ini permintaan sederhana, kan?"Lea kembali menggigit bibirnya. Ia memang merasa bersalah pada Kayden, tapi tetap saja ... situasi ini terlalu canggung. Namun menolak Kayden bukan perkara mudah, maka dari itu Lea akhirnya mengangguk."Baiklah," guma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

35. Canggung

Kayden mendorong pintu kamar mandi dan mendapati Jonas sudah berdiri di depannya. Dengan langkah hati-hati, Kayden melangkah keluar dan Jonas mengekor di belakang. Namun, ekspresi Jonas langsung berubah ketika melihat Lea keluar dari kamar mandi beberapa detik setelah Kayden.Jonas terdiam sejenak, menduga sesuatu yang tak berani ia ungkapkan. 'Apakah mereka ... mandi bersama?' gumamnya dalam hati sambil berusaha menahan ekspresi yang hampir muncul.Sementara itu, Kayden bersikap seperti biasa—tampak santai dan tak terpengaruh. Ia mengabaikan ekspresi terkejut Jonas dan berjalan menuju sofa dengan langkah tenang. "Ada apa, Jonas?" tanyanya.Jonas mengerjap sebentar, buru-buru mengalihkan perhatiannya. "Tidak, Sir. Saya hanya ingin memastikan Anda baik-baik saja."Di sisi lain, Lea tetap diam berdiri di depan kamar mandi. Wanita itu menunduk sambil berusaha mengatur napas. Pipinya terasa panas, tapi ia menahan diri untuk tidak menunjukkan kecanggungannya.Kayden menoleh sekilas ke arah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

36. Serangkaian Tragedi

Lea refleks menggenggam ujung pakaiannya mendengar pertanyaan Noah. “A-Aku di luar. Ada apa?” tanyanya gugup.Di ujung telepon, Noah yang baru saja kembali dari perjalanan duduk di sofa dengan kaki bersilang. “Kembali ke villa sekarang. Ada yang ingin kubicarakan,” balasnya dengan nada dingin.“Baik, aku akan segera pulang,” sahut Lea dan panggilan telepon langsung berakhir sebab Noah mematikannya.Lea segera menyimpan ponselnya dan terburu-buru menuruni tangga menuju lantai satu. Saat hampir sampai pintu utama, suara Jonas menghentikan langkahnya.“Mau ke mana, Nyonya Rose?” tanya Jonas.Lea sontak menoleh. “Aku ke villa Noah sebentar. Kalau kakak ipar mencariku, bilang aku akan kembali setelah semuanya beres,” jawabnya sambil melangkah cepat keluar.Lea mempercepat langkah sementara jantungnya berdegup tak karuan. Setiap langkahnya menuju villa Noah terasa semakin berat. Sesampainya di depan pintu villa, ia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya mendorong pintu.Lea melangkah mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

37. Jerat Tak Kasat Mata

Lea menoleh pelan sementara jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Sosok yang berdiri di belakangnya itu bukan Noah, bukan juga Sophia. Sosok itu lebih tinggi dengan tatapan yang tajam memandangi Lea, sosok itu tidak lain adalah Kayden.Lea mengembuskan napas pelan sambil mengusap dada. “Astaga, kamu benar-benar mengejutkanku,” gumamnya, lalu melangkah mendekat. “Kenapa kamu ada di sini, Kakak Ipar? Seharusnya kamu beristirahat, bukan malah berkeliaran.”Kayden tak langsung menjawab. Tatapannya begitu dalam mengunci pada Lea dan sulit ditebak. Keheningan di antara mereka semakin menebal sebelum akhirnya pria itu berbicara.“Kenapa pulang terburu-buru?” tanyanya dengan suara rendah dan serak.Lea mengerjap sebentar. Jujur saja ia tak menyangka pertanyaan itu yang keluar dari mulut Kayden. “Noah memintaku pulang karena ada yang ingin dia bicarakan,” jawabnya jujur. Namun sedetik kemudian, pikirannya beralih ke Kayden.“Tapi itu tidak penting,” lanjutnya dengan sorot mata mengeras. “Y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

38. Pria Tanpa Simpati

Lea menegang sementara napasnya tersendat. “Tidak, aku hanya bicara sendiri,” kilahnya cepat sambil berusaha menjaga nada suaranya agar tetap stabil.Noah mempersempit jarak di antara mereka dan matanya mengunci pada ekspresi Lea yang gelisah. “Bicara sendiri?” ulangnya pelan, pria itu tampak tidak percaya dengan pernyataan Lea barusan.Lea mengangguk cepat. “Aku terkejut saat mendengar langkahmu mendekat. Itu saja.”Noah diam sesaat, lalu pandangannya beralih ke sekitar ruangan seolah mencari sesuatu. Lea bisa merasakan keringat dingin mengalir di punggungnya. Ia sama sekali tak bisa melepaskan pandangannya dari sosok Noah yang berdiri tak jauh darinya.‘Jangan sampai dia menemukan Kayden.’ Lea berdoa dalam hati.Tubuh Lea semakin menegang saat Noah berjalan melewatinya menuju meja kecil di sudut ruangan. Rasa cemas dan takut kini telah menguasai Lea sepenuhnya. Meja kecil itu tepat berada di samping lemari di mana Kayden bersembunyi.Tanpa sadar, Lea menggigit kuku jarinya sementara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

39. Ancaman Nyata

Ciuman itu tidak sekadar menyentuh, tetapi panas dan juga dalam. Kayden seolah menegaskan kepemilikannya atas Lea. Satu tangannya melingkar di pinggang wanita itu, lalu menarik tubuhnya lebih dekat hingga tak ada ruang yang tersisa di antara mereka.Lea terkejut dengan ciuman tak terduga dari Kayden. Dan seharusnya ia mendorong tubuh pria itu dan menolak, tetapi tubuhnya justru membeku di tempat. Lea terperangkap dalam sensasi yang belum pernah ia alami sebelumnya.Kayden mendesaknya lebih jauh, bibirnya semakin dalam menjelajah hingga napas Lea tersengal. Saat Lea mulai merasa kehilangan kendali, tiba-tiba Kayden menarik diri.Lea terhuyung, nyaris kehilangan keseimbangan. Dadanya naik turun dengan cepat sementara kepalanya terasa kosong.Kayden menatapnya dengan ekspresi yang tetap tenang, seolah ciuman tadi bukan apa-apa. Namun, matanya berkilat penuh intensitas."Jangan takut,” gumam Kayden pelan. “Aku akan memastikan kamu tetap di sisiku, entah kamu mau atau tidak.”Lea hanya bis
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

40. Wanita Keras Kepala

Begitu mereka tiba di villa, Lea mendapati Kayden melangkah masuk dengan langkah sedikit terhuyung. Wajahnya tampak pucat. Meski ia berusaha untuk tidak menunjukkan kelemahan, Lea tahu pria itu berusaha menahan rasa sakit yang datang dari tangan kanannya yang patah.Lea mengikuti langkah Kayden dengan perasaan cemas yang semakin mendalam. Pria itu tampak lebih lelah dari sebelumnya dan sesekali meringis ketika tangannya bergerak sedikit lebih cepat dari yang seharusnya. Setiap ekspresi kesakitan itu semakin menggerogoti hati Lea, membuatnya merasa terhimpit dalam rasa bersalah yang terus menerus membanjiri pikirannya.Lea tahu Kayden terluka karena kejadian sebelumnya. Ia tak ingin bertanggung jawab, tapi perasaan itu terus mendorongnya untuk bertindak.“Kakak Ipar ….” Lea memanggil pria itu dengan suara pelan.Kayden melirik sekilas ke belakang. “Apa?” jawabnya dengan suara serak.Lea melangkah lebih dekat, matanya tertuju pada tangan Kayden yang terbungkus perban. “Apakah rasanya san
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status