Home / Romansa / Hasrat Liar Sang Kakak Ipar / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Hasrat Liar Sang Kakak Ipar: Chapter 21 - Chapter 30

171 Chapters

21. Labirin Tak Berujung

Lea memandangi Kayden dengan tatapan serius. “Kalau begitu, kenapa kamu ada di sini, Kakak Ipar?” tanyanya dengan nada suara yang terdengar seperti sebuah tantangan.Kayden menahan tawa kecil, hanya sudut bibirnya yang terangkat sedikit. Matanya menyipit tajam, memancarkan campuran kepercayaan diri dan sesuatu yang lebih sulit ditebak. Kayden perlahan mendekat hingga cukup untuk membuat Lea sadar bahwa ruang di antara mereka hampir hilang.“Aku ada di sini karena aku ingin di sini. Itu sudah lebih dari cukup untukmu, bukan?” jawabnya dengan suara rendah. “Jadi, nikmati saja waktumu sebelum semuanya berubah.”Kening Lea mengernyit bingung saat memandangi punggung Kayden yang menghilang di balik pintu. Berubah? Apa maksud pria itu? Kayden membiarkan kata-katanya menggantung di udara, seperti teka-teki yang tak memiliki jawaban pasti.Lea menghela napas panjang, berusaha mengenyahkan kebingungan yang mengganggunya. Namun alih-alih mereda, pikirannya semakin dipenuhi oleh ucapan Kayden ya
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

22. Kue, Kayden, dan Perasaan yang Tak Terucap

Lea menghampiri Kayden yang baru saja kembali dengan raut cemas yang masih menghiasi wajahnya. “Jadi, siapa yang datang?” tanyanya tak sabar untuk mendengar jawaban.Kayden hanya membungkam mulutnya, lalu berjalan melewati Lea dengan langkah tenang. Di belakangnya, seorang chef wanita yang mengenakan pakaian serba putih dengan rambut terikat rapi mengikuti dengan langkah cepat. Bersamaan dengan itu, Jonas menyusul dengan wajah cerah, pria itu menyapa Lea dengan senyuman hangat.Lea menatap mereka semua dengan bingung dan sedikit terkejut. “Apa yang baru saja terjadi?” gumamnya pelan.Chef wanita itu berhenti tak jauh dari Kayden, lalu menatap Lea sekilas dan tersenyum kecil. Suasana yang tiba-tiba terasa aneh ini sontak membuat Lea semakin curiga. Pandangannya beralih dari satu wajah ke wajah lainnya dan ia merasakan kebingungan yang semakin menebal di benaknya.Lea melangkah mendatangi Kayden. “Apa yang terjadi? Mengapa mereka berdua ada di sini, Kakak Ipar?” bisiknya begitu berdiri
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

23. Di Bawah Bayang-Bayang Pengkhianatan

Sore harinya, Lea memutuskan untuk kembali ke villa Noah karena ia berpikir mungkin situasi di sana sudah kondusif. Namun saat kedua kakinya menginjak teras villa, pintu utama tiba-tiba terbuka dan sosok Sophia yang begitu cantik berdiri di baliknya. Untuk sesaat, Lea terpaku memandangi wanita itu—ada getaran aneh seketika menjalar di sekujur tubuhnya saat mereka saling bertatapan satu sama lain.“Sayang, tinggallah sebentar lagi. Aku sangat merindukan kamu.” Suara Noah menggema dari dalam.Tepat di belakang Sophia, Noah tiba-tiba muncul. Pria itu berdiri dengan santai, bahkan tampak mesra bergelayut manja pada wanita bernama Sophia itu. Pemandangan tersebut hanya bisa membuat Lea mematung dengan tubuh yang menegang.Lea menggenggam tangannya sambil menatap kedua orang itu dengan mata yang mulai terasa panas. “Kenapa … Sophia ada di sini?” tanyanya berusaha untuk terdengar tenang.Sophia memandangnya dengan tatapan yang meremehkan, lalu berkata dengan nada sinis. “Kenapa memangnya?”Le
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

24. Salah Paham

Setelah menyerahkan pancake buatannya pada Sophia dan Noah kemarin, Lea tak lagi melihat batang hidung kedua orang itu hari ini. Noah tidak ada di setiap sudut ruangan, begitu pun dengan kekasih gelapnya. Villa yang besar itu terasa kosong, hanya menyisakan Lea dan kesunyian yang memeluknya erat.Lea akhirnya memutuskan untuk duduk di balkon kamar. Angin laut yang lembut menyapu wajahnya, tetapi tak mampu mengusir perasaan sesak di dadanya. “Ini bulan maduku dengan Noah. Tapi, sepertinya yang justru menikmati momen ini adalah Sophia,” gumamnya pelan.Entah mengapa, sebuah keyakinan bahwa saat ini suaminya tengah menghabiskan waktu bersama Sophia menyelinap begitu saja ke benak Lea. Dia merasakannya begitu saja, seperti perasaan tak enak yang mengusik hatinya."Sekarang aku mengerti maksud kata-kata Noah saat hari pertama tiba di sini. Jika begini, untuk apa dia mengajakku bulan madu?" gumam Lea dengan suara getir.Yang tidak Lea tahu, alasan Noah mengajaknya berbulan madu sebenarnya
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

25. Permainan Kata-kata

Lea mengerjap beberapa kali ketika Kayden tiba-tiba menariknya masuk ke villa. Pria itu tampak begitu tenang, seolah tak terganggu oleh pemikiran yang baru saja Lea utarakan.“Kenapa kamu malah membawaku masuk? Sudah kubilang aku tidak ingin—” Ucapan Lea terhenti ketika pandangannya kembali tertuju pada wanita yang sempat ia lihat sebelumnya. Suaranya mengecil, berubah menjadi sebuah bisikan. “...membuat teman wanitamu salah paham,” katanya melanjutkan.Kayden mengikuti arah tatapan Lea. Seulas senyum miring muncul di wajahnya sebelum ia kembali menatap wanita itu. “Maksudmu wanita yang berdiri di sana?” tanyanya santai.Lea mengangguk ragu sambil menatap Kayden dengan cemas. “Aku—”“Dia adalah tamu Jonas,” potong Kayden cepat.Kedua mata Lea sontak melebar. “Apa? Jadi ... wanita itu ....” Ucapannya terhenti dan ia segera menutup mata ketika menyadari kesalahpahamannya.Seluruh wajah Lea tampak memerah seketika. Demi Tuhan! Ia merasa malu luar biasa karena sudah salah paham dan memper
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

26. Mr. Perfect

Meski sebelumnya sempat membuat Lea merasa dipermainkan dengan perkataannya, Kayden tetap mengabulkan permintaan Lea dan mengajak wanita itu bersenang-senang. Seolah sudah direncanakan sebelumnya, semuanya dipersiapkan dengan matang. Hari ini mereka akan melakukan tur di salah satu hutan tropis di Mahe.Di depan mereka, Jonas berdiri dengan tegap sambil menjelaskan beberapa hal—termasuk rute yang akan mereka lalui. Pria itu tampak berpengalaman, seolah ia begitu mengenal seluk-beluk hutan tersebut.“Apa kita tidak memerlukan pemandu?” tanya Lea sedikit ragu. Meskipun Jonas tampak berpengalaman, entah mengapa ada sesuatu yang membuatnya merasa kurang yakin.Kayden hanya tersenyum miring, seolah pertanyaan itu tidak layak untuk dijawab. Tanpa berkata banyak, ia langsung memberi perintah kepada semua orang untuk masuk ke mobil.Lea menyemburkan napas pelan, matanya menatap punggung Kayden yang melangkah ke mobil. ‘Dasar pria menyebalkan!’ umpatnya dalam hati.Pada akhirnya, Lea ikut masu
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

27. Misteri di Ujung Jalur

“Setidaknya kamu bisa berjalan lagi. Ayo! Kita tidak punya waktu untuk berhenti lama,” ucap Kayden sambil menarik Lea berdiri. Suara tawanya terdengar ringan, tapi mengandung nada mengejek yang membuat darah Lea terasa mendidih.Lea mendengus keras sambil menahan rasa sakit di lututnya. Dengan sedikit pincang, ia mengikuti Kayden yang melangkah tanpa sedikit pun menoleh ke belakang.‘Pria ini benar-benar tidak punya empati!’ Lea mengumpat dalam hati.Langkah mereka diiringi suara burung tropis dan gemerisik dedaunan. Namun tak lama kemudian, Kayden tiba-tiba berhenti di depan, membuat Lea hampir menabrak punggungnya.“Berhenti,” ucapnya singkat.Lea memandang pria itu dengan bingung. “Ada apa sekarang?” tanyanya.Kayden tidak menjawab. Sebagai gantinya, ia meraih pergelangan tangan Lea dengan gerakan yang membuat wanita itu terkejut, lalu menariknya ke sisi jalur di mana pohon besar membentuk celah alami. Dari sana, pemandangan pantai berkilauan terlihat jelas.Mata Lea sontak melebar
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

28. Berhenti Menggodaku!

Semua orang mengikuti arah jari Lea. Di antara air yang mengalir deras dari tebing, terlihat sebuah benda gelap yang tersangkut di sela-sela bebatuan. Kayden segera bergerak maju tanpa merasa ragu, sementara yang lain tetap di tempat dengan perasaan cemas.Saat Kayden mencapai air terjun, ia memperhatikan benda itu lebih dekat. Perlahan, ia meraih batu besar untuk mendapatkan posisi yang lebih baik. Dengan satu gerakan cepat, ia menarik benda itu keluar dari aliran air.“Sebuah tas …?” gumamnya pelan.Kayden memeriksa tas itu dengan ekspresi datar. Namun saat ia membuka ritsletingnya, sesuatu di dalam tas itu membuat alisnya sedikit berkerut. Ia menoleh ke arah Lea dan Jonas yang masih berdiri dengan wajah penuh tanda tanya.“Apa itu, Sir?” tanya Jonas hati-hati.Kayden menarik keluar isi tas. Sebuah buku catatan yang sudah usang, beberapa foto yang warnanya memudar, dan sebuah pisau kecil yang terlihat tajam meski sudah berkarat. Kayden memegang buku catatan itu sejenak, lalu menatap
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

29. Pembuktian Diri

Kayden menyunggingkan senyum kecil, lalu mendorong tubuh Lea yang masih memeluknya dengan gerakan lembut. “Aku tidak menggodamu, Lea Rose,” ucapnya. “Tapi kalau aku benar-benar melakukannya, kamu pasti akan tahu bedanya.”Lea sontak mendongak, matanya membelalak dan wajahnya memerah seketika. Entah rasa marah, malu, atau gabungan keduanya, hal itu membanjiri pikirannya.“Kamu …,” gumamnya tertahan, kemudian memutuskan untuk menjauh sedikit.Kayden mengamati perubahan ekspresi Lea dengan intens. “Kamu terlalu mudah takut, Lea Rose. Kalau terus begini, bagaimana kamu akan bertahan di dunia yang jauh lebih keras daripada perjalanan kecil seperti ini?” katanya. Nada suaranya kini terdengar serius, hampir seperti teguran.Lea menggigit bibir bawahnya dengan ragu. “Aku bisa bertahan. Dan aku tidak butuh ceramah darimu tentang cara melakukannya,” balasnya berusaha terlihat tegas.“Benarkah?” Kayden memiringkan kepala, disusul dengan seulas senyum miring tersungging di bibirnya. “Karena sejau
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

30. Aku Mohon, Bertahanlah!

Lea menuruni gunung dengan langkah cepat dan tekad yang membara. Kata-kata Kayden berhasil menggoyahkan dirinya. Dan sekarang Lea bersumpah tidak akan membiarkan pria itu menang.Saat Lea melewati tenda Jonas dan teman wanitanya, Jonas terkejut dan langsung berlari keluar memanggilnya. “Nyonya Rose, Anda mau ke mana? Cuaca sekarang sangat buruk!” teriaknya, tapi Lea terus berjalan tanpa menoleh.Jonas berdecak frustasi, lalu segera berlari menuju tenda Kayden dengan langkah panik. “Sir, apa yang terjadi? Kenapa Nyonya Rose pergi di tengah cuaca seperti ini?” tanyanya tampak begitu khawatir.Kayden hanya menghembuskan napas berat. Ia menatap Jonas dengan sorot yang sulit diterjemahkan. Jonas menunggu jawaban dengan cemas, namun hanya disambut keheningan.“Sir, ini sangat berbahaya. Jalanan licin dan—” Ucapan Jonas terhenti saat Kayden tiba-tiba bangkit dan meraih jas hujan dengan gerakan tenang.“Diam, Jonas. Aku yang akan turun menyusulnya,” kata Kayden dengan suara tegas.Jonas hampi
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
PREV
123456
...
18
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status