Home / Romansa / Hasrat Liar Sang Kakak Ipar / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Hasrat Liar Sang Kakak Ipar: Chapter 41 - Chapter 50

103 Chapters

41. Insiden Kecil

Malam harinya, Lea memutuskan untuk tetap tinggal di villa Kayden. Selain ingin merawat pria itu, ada sesuatu yang membuatnya enggan kembali ke villa Noah dan menghabiskan malam sendirian di sana. Meski Kayden sempat menolak, tapi Lea bersikeras.Saat ini ia tengah duduk di sudut kamar, tenggelam dalam buku lawas bergenre romansa yang selalu ia baca di waktu senggang. Lembar demi lembar bergulir tanpa ia sadari, hingga suara di ranjang menarik perhatiannya.Di sana, Kayden tengah berusaha turun. Lea buru-buru menutup bukunya dan meletakkannya di meja, lalu bergegas menghampiri kakak iparnya itu.“Biar kubantu,” ujarnya, jemarinya sudah menopang lengan Kayden.Kayden mendengus, kemudian melirik Lea dengan tatapan sinis. “Aku bukan anak kecil, Lea Rose. Aku bisa berjalan sendiri.”Lea hanya tersenyum. “Aku tahu, tapi aku ingin membantu.”Kayden lantas berdecak. “Yang patah itu tangan kananku, bukan kakiku. Aku bisa berjalan,” tegasnya lagi.Lea tetap di tempatnya dan menatap Kayden deng
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

42. Berdansa Dalam Bayang-Bayang

Malam berikutnya, Kayden dan Lea duduk berdua di meja makan kecil di halaman belakang villa. Angin malam yang sejuk berembus lembut, membawa aroma bunga dari taman yang terletak tak jauh dari sana. Di atas meja, lilin-lilin kecil berkelap-kelip, memberikan cahaya lembut yang memantulkan bayang-bayang halus di wajah mereka.Di kejauhan, lampu-lampu villa bersinar redup. Namun di atas mereka, langit dipenuhi taburan bintang yang bersinar cerah. Bulan purnama menggantung rendah, memberikan sentuhan hangat pada suasana yang sudah begitu magis.Lea menyandarkan punggungnya di kursi, matanya melirik ke langit yang luas. “Uhm … ini terasa seperti kita sedang berbulan madu, ya?” ucapnya pelan, hampir tak percaya dengan suasana yang begitu sempurna.Kayden meliriknya sejenak, kemudian menyunggingkan senyum tipis. “Kamu terlalu banyak berpikir, Lea Rose. Ini hanya makan malam,” sahutnya, namun ada sedikit kelembutan dalam nada suaranya yang biasanya datar.Lea mengangkat gelasnya, kemudian memb
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

43. Isi Hati Lea

Kayden akhirnya membawa Lea ke kamar tamu yang terletak tepat di samping kamarnya. Dengan hati-hati, ia membaringkan wanita itu di atas ranjang, lalu menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Setelah memastikan Lea tertidur, Kayden melangkah keluar tanpa sepatah kata pun.Begitu memasuki kamarnya sendiri, ia memutuskan untuk duduk di tepi ranjang. Malam ini terasa lebih panjang dari biasanya. Pikirannya sedikit kacau, tapi ia memilih untuk tidak memikirkannya lebih jauh.Namun sebelum ia benar-benar bisa beristirahat, suara ketukan keras menggema di pintunya.Tok! Tok! Tok!“Kayden Easton!”Kayden membuka matanya, lalu menghela napas panjang sebelum akhirnya bangkit. Ketukan itu semakin keras, diiringi suara Lea yang memanggil namanya dengan nada tidak sabar. Dengan ekspresi datar, ia melangkah menuju pintu dan membukanya.Namun begitu pintu terbuka, Lea langsung masuk tanpa menunggu izin. Wanita itu berjalan dengan langkah sedikit sempoyongan sebelum akhirnya menjatuhkan dirinya di ku
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

44. Rasa Ingin Menghilang

Pagi itu, sinar matahari yang menembus tirai tipis membangunkan Lea. Kepalanya masih terasa berat akibat alkohol semalam. Namun sebelum kesadarannya sepenuhnya terkumpul, sesuatu yang asing membuatnya terjaga seketika.Ia bukan berada di kamar tamu. Dan matanya membelalak saat melihat siapa yang berbaring di sampingnya. Kayden.Jantung Lea berdetak cepat dan rasa panik langsung menyelimuti dirinya. Tanpa pikir panjang, Lea segera berguling ke sisi ranjang hingga jatuh ke lantai dengan suara gedebuk keras.“Ouch ….” Lea meringis pelan karena rasa sakit di bokongnya.Kayden yang terbangun karena suara itu langsung menoleh ke sisi ranjang. Dengan ekspresi malas, ia menatap Lea yang kini terduduk di lantai sambil meringis kesakitan. “Apa yang kamu lakukan?” tanyanya dengan nada datar.Lea buru-buru membetulkan posisi duduknya. Napasnya sedikit tersengal karena kaget. “Apa yang terjadi? Kenapa kita tidur bersama?” tanyanya panik.Kayden menghela napas, lalu mengusap rambutnya yang sedikit
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

45. Penonton Dalam Drama

Beberapa hari kemudian ….Seperti yang sudah disepakati, Lea tiba di Bandara New York setelah penerbangannya dari Seychelles. Matanya menyapu keramaian, hingga pandangannya tertuju pada sosok pria yang duduk di kursi tunggu bersama seorang wanita dan tampak terlihat mesra. Itu adalah Noah dan Sophia.Lea mematung sejenak, seolah dunia di sekelilingnya tiba-tiba melambat. Ia merasa seperti penonton dalam drama yang tidak ada kaitannya dengan dirinya. Semuanya begitu nyata dan ia seperti berada di luar cerita mereka.‘Kenapa aku harus ada di sini?’ pikirnya dalam hati.Lea menghela napas pelan, kemudian berjalan pelan menghampiri mereka berdua. Sophia tersenyum manis saat melihat Lea mendekat.‘Kenapa dia tersenyum?’ gumam Lea dalam hati saat mata mereka bertemu. Namun, ekspresi Sophia segera berubah menjadi dingin begitu mereka saling berhadapan.Sophia menatap Lea dengan penuh cemooh sebelum tanpa ragu berkata pada Noah. “Aku tidak ingin semobil dengan istrimu, Noah.” Suaranya sengaja
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

46. Pasrah

Lea terpaku mendengar kata-kata itu, lalu buru-buru membungkam mulutnya rapat-rapat.“Bagus, seperti inilah yang aku inginkan. Gadis pintar,” bisik Kayden puas saat Lea lebih terkendali.Lea mencoba menjaga ketenangannya. “Aku tidak tahu apa tujuanmu melakukan ini. Tapi, bisakah kamu melepaskanku sekarang?” Suaranya berubah lebih lembut. “Aku tidak ingin memberontak. Karena kalau aku melawan, tanganmu yang terluka bisa semakin parah.”Lea merasa sudah cukup menyebabkan kekacauan hingga melukai pria itu. Dan ia benar-benar tidak ingin ada kekacauan lain akibat ulahnya lagi.Mendengar itu, Kayden tersenyum tipis. Tubuhnya tetap menekan punggung Lea dan lengan kirinya mengunci pinggang wanita itu dengan kuat.“Begitu peduli, hm?” gumamnya di dekat telinga Lea. “Atau ini hanya cara lain untuk membuatku lengah?”Lea meneguk saliva dengan berat. Ia benar-benar tidak bermaksud seperti itu, tapi berada dalam dekapan Kayden seperti ini membuatnya sadar akan satu hal—apa pun yang ia katakan bisa
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

47. Seperti Tikus yang Terpojok

“Lea!”Wanita itu tersentak kecil di pelukan Kayden saat suara Noah yang memanggil namanya terdengar begitu jelas dari luar. Seketika tubuhnya menegang, seolah badai salju membekukan tulangnya. Jantungnya berdegup kencang, begitu kuat hingga terasa seperti hendak melompat keluar dari dadanya.“Di mana sih wanita sialan ini?” Suara Noah terdengar lebih keras, kali ini diiringi dengan langkah kaki yang bergegas di lorong.Lea berusaha menenangkan diri, tetapi tubuhnya terus bergetar. Suara Noah yang terus memanggilnya semakin membuatnya cemas. Lea tidak tahu kenapa Noah terdengar begitu marah saat mencarinya, padahal ia merasa tidak membuat kesalahan sama sekali.‘Apa yang aku lewatkan?’ Lea bertanya dalam hati.Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Noah menemukannya di sini. Pria itu pasti akan mengamuk. Tidak … Noah mungkin akan langsung membunuhnya.Tiba-tiba, suara Kayden yang berat kembali menyusup ke telinga Lea dan mengusik setiap pikiran yang coba ia susun. “Bukan
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

48. Kekuasaan dan Ego

Lea hampir terlonjak saat Noah menggebrak pintu kamar dengan kasar. Matanya bergetar penuh ketakutan sementara kakinya bergerak mundur perlahan. Noah mendatanginya dengan langkah berat, ekspresinya seperti pembunuh yang siap mengeksekusi korbannya.Lea merasa panik, namun pikirannya berputar cepat mencari cara untuk menghadapi situasi yang menegangkan itu. “Aku … aku …,” ucapnya tak jelas.Kakinya terus bergerak mundur hingga tak sengaja menabrak sofa dan membuatnya jatuh terduduk di sana. Saat hendak berdiri, Noah dengan cepat berlari ke arahnya dan membuat Lea tak bisa kabur.Dengan wajah yang tampak begitu marah, Noah berdiri tepat di hadapan Lea. Salah satu tangannya terulur kasar, meraih dagu wanita itu dan menariknya ke atas.“Ke mana saja kamu, hah?” Noah mengulangi pertanyaannya dengan nada berat.Lea meneguk saliva dengan berat sementara matanya bergetar ketakutan. “A-ku tadi di balkon,” sahutnya tergagap.Kening Noah mengernyit tajam. “Di balkon?” ulangnya dengan nada tak per
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

49. Sekutu dalam Dosa

Di luar, Noah melangkah cepat dengan rahang mengeras dan tatapan yang membara. Kata-kata Kayden yang menyebut dirinya sebagai pewaris sah terus terngiang di kepala pria itu. Menyulut api amarah yang sudah lama tertahan.“Cih, bajingan itu!” dengusnya tajam.Suara ibunya yang memanggilnya menggema dari belakang, namun Noah tak mengindahkan. Ia terus berjalan tanpa menoleh, kemudian masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya dengan kasar. Tanpa ragu, ia menginjak pedal gas dan membawa mobilnya melesat ke jalanan dengan kecepatan tinggi."Kayden ... dasar bajingan!" geramnya sambil menghantam kemudi. Sosok pria itu terus menghantui pikirannya, membuat amarahnya semakin membuncah.Setelah beberapa saat, mobilnya berhenti di sebuah gedung apartemen mewah. Noah keluar dengan langkah mantap, meski amarah masih membara di dadanya. Ia masuk ke lift, lalu menekan tombol lantai yang dituju sementara jemarinya mengepal di sisi tubuhnya.Begitu sampai, Noah segera memasukkan kode pada pintu aparteme
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

50. Senja yang Menyesakkan

Sementara itu di sisi lain kota, senja mulai merayap dengan perlahan. Lea duduk di dekat jendela sambil memandangi langit yang temaram. Pikirannya melayang, seakan dunia luar terasa begitu jauh dari hiruk-pikuk yang baru saja ia hadapi.Tiba-tiba, suara dering pada telepon menariknya kembali ke kenyataan. Lea segera meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Ia mengerjap sesaat mendapati nama ayahnya terpampang di layar.“Lea, Papa ingin kamu datang ke rumah sore ini.” Suara ayahnya yang tegas langsung menyapa telinga Lea saat panggilan baru saja tersambung.Lea hendak menjawab, namun tanpa memberi kesempatan untuk bertanya lebih lanjut, pria tua itu menutup telepon begitu saja. Lea menarik napas dalam-dalam, sebelum akhirnya bangkit dari tempat duduk. Lea berjalan menuju lemari pakaian dan memilih pakaian sederhana namun rapi. Begitu selesai, ia bergegas turun ke lantai bawah dengan pikiran yang penuh tanda tanya.Lea memasuki mobilnya dengan hati yang sedikit gelisah. Setelah m
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status