Beranda / Romansa / Hasrat Liar Sang Kakak Ipar / 42. Berdansa Dalam Bayang-Bayang

Share

42. Berdansa Dalam Bayang-Bayang

Penulis: Merspenstory
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-04 08:32:28

Malam berikutnya, Kayden dan Lea duduk berdua di meja makan kecil di halaman belakang villa. Angin malam yang sejuk berembus lembut, membawa aroma bunga dari taman yang terletak tak jauh dari sana. Di atas meja, lilin-lilin kecil berkelap-kelip, memberikan cahaya lembut yang memantulkan bayang-bayang halus di wajah mereka.

Di kejauhan, lampu-lampu villa bersinar redup. Namun di atas mereka, langit dipenuhi taburan bintang yang bersinar cerah. Bulan purnama menggantung rendah, memberikan sentuhan hangat pada suasana yang sudah begitu magis.

Lea menyandarkan punggungnya di kursi, matanya melirik ke langit yang luas. “Uhm … ini terasa seperti kita sedang berbulan madu, ya?” ucapnya pelan, hampir tak percaya dengan suasana yang begitu sempurna.

Kayden meliriknya sejenak, kemudian menyunggingkan senyum tipis. “Kamu terlalu banyak berpikir, Lea Rose. Ini hanya makan malam,” sahutnya, namun ada sedikit kelembutan dalam nada suaranya yang biasanya datar.

Lea mengangkat gelasnya, kemudian memb
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   43. Isi Hati Lea

    Kayden akhirnya membawa Lea ke kamar tamu yang terletak tepat di samping kamarnya. Dengan hati-hati, ia membaringkan wanita itu di atas ranjang, lalu menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Setelah memastikan Lea tertidur, Kayden melangkah keluar tanpa sepatah kata pun.Begitu memasuki kamarnya sendiri, ia memutuskan untuk duduk di tepi ranjang. Malam ini terasa lebih panjang dari biasanya. Pikirannya sedikit kacau, tapi ia memilih untuk tidak memikirkannya lebih jauh.Namun sebelum ia benar-benar bisa beristirahat, suara ketukan keras menggema di pintunya.Tok! Tok! Tok!“Kayden Easton!”Kayden membuka matanya, lalu menghela napas panjang sebelum akhirnya bangkit. Ketukan itu semakin keras, diiringi suara Lea yang memanggil namanya dengan nada tidak sabar. Dengan ekspresi datar, ia melangkah menuju pintu dan membukanya.Namun begitu pintu terbuka, Lea langsung masuk tanpa menunggu izin. Wanita itu berjalan dengan langkah sedikit sempoyongan sebelum akhirnya menjatuhkan dirinya di ku

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   44. Rasa Ingin Menghilang

    Pagi itu, sinar matahari yang menembus tirai tipis membangunkan Lea. Kepalanya masih terasa berat akibat alkohol semalam. Namun sebelum kesadarannya sepenuhnya terkumpul, sesuatu yang asing membuatnya terjaga seketika.Ia bukan berada di kamar tamu. Dan matanya membelalak saat melihat siapa yang berbaring di sampingnya. Kayden.Jantung Lea berdetak cepat dan rasa panik langsung menyelimuti dirinya. Tanpa pikir panjang, Lea segera berguling ke sisi ranjang hingga jatuh ke lantai dengan suara gedebuk keras.“Ouch ….” Lea meringis pelan karena rasa sakit di bokongnya.Kayden yang terbangun karena suara itu langsung menoleh ke sisi ranjang. Dengan ekspresi malas, ia menatap Lea yang kini terduduk di lantai sambil meringis kesakitan. “Apa yang kamu lakukan?” tanyanya dengan nada datar.Lea buru-buru membetulkan posisi duduknya. Napasnya sedikit tersengal karena kaget. “Apa yang terjadi? Kenapa kita tidur bersama?” tanyanya panik.Kayden menghela napas, lalu mengusap rambutnya yang sedikit

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   45. Penonton Dalam Drama

    Beberapa hari kemudian ….Seperti yang sudah disepakati, Lea tiba di Bandara New York setelah penerbangannya dari Seychelles. Matanya menyapu keramaian, hingga pandangannya tertuju pada sosok pria yang duduk di kursi tunggu bersama seorang wanita dan tampak terlihat mesra. Itu adalah Noah dan Sophia.Lea mematung sejenak, seolah dunia di sekelilingnya tiba-tiba melambat. Ia merasa seperti penonton dalam drama yang tidak ada kaitannya dengan dirinya. Semuanya begitu nyata dan ia seperti berada di luar cerita mereka.‘Kenapa aku harus ada di sini?’ pikirnya dalam hati.Lea menghela napas pelan, kemudian berjalan pelan menghampiri mereka berdua. Sophia tersenyum manis saat melihat Lea mendekat.‘Kenapa dia tersenyum?’ gumam Lea dalam hati saat mata mereka bertemu. Namun, ekspresi Sophia segera berubah menjadi dingin begitu mereka saling berhadapan.Sophia menatap Lea dengan penuh cemooh sebelum tanpa ragu berkata pada Noah. “Aku tidak ingin semobil dengan istrimu, Noah.” Suaranya sengaja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   46. Pasrah

    Lea terpaku mendengar kata-kata itu, lalu buru-buru membungkam mulutnya rapat-rapat.“Bagus, seperti inilah yang aku inginkan. Gadis pintar,” bisik Kayden puas saat Lea lebih terkendali.Lea mencoba menjaga ketenangannya. “Aku tidak tahu apa tujuanmu melakukan ini. Tapi, bisakah kamu melepaskanku sekarang?” Suaranya berubah lebih lembut. “Aku tidak ingin memberontak. Karena kalau aku melawan, tanganmu yang terluka bisa semakin parah.”Lea merasa sudah cukup menyebabkan kekacauan hingga melukai pria itu. Dan ia benar-benar tidak ingin ada kekacauan lain akibat ulahnya lagi.Mendengar itu, Kayden tersenyum tipis. Tubuhnya tetap menekan punggung Lea dan lengan kirinya mengunci pinggang wanita itu dengan kuat.“Begitu peduli, hm?” gumamnya di dekat telinga Lea. “Atau ini hanya cara lain untuk membuatku lengah?”Lea meneguk saliva dengan berat. Ia benar-benar tidak bermaksud seperti itu, tapi berada dalam dekapan Kayden seperti ini membuatnya sadar akan satu hal—apa pun yang ia katakan bisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   47. Seperti Tikus yang Terpojok

    “Lea!”Wanita itu tersentak kecil di pelukan Kayden saat suara Noah yang memanggil namanya terdengar begitu jelas dari luar. Seketika tubuhnya menegang, seolah badai salju membekukan tulangnya. Jantungnya berdegup kencang, begitu kuat hingga terasa seperti hendak melompat keluar dari dadanya.“Di mana sih wanita sialan ini?” Suara Noah terdengar lebih keras, kali ini diiringi dengan langkah kaki yang bergegas di lorong.Lea berusaha menenangkan diri, tetapi tubuhnya terus bergetar. Suara Noah yang terus memanggilnya semakin membuatnya cemas. Lea tidak tahu kenapa Noah terdengar begitu marah saat mencarinya, padahal ia merasa tidak membuat kesalahan sama sekali.‘Apa yang aku lewatkan?’ Lea bertanya dalam hati.Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Noah menemukannya di sini. Pria itu pasti akan mengamuk. Tidak … Noah mungkin akan langsung membunuhnya.Tiba-tiba, suara Kayden yang berat kembali menyusup ke telinga Lea dan mengusik setiap pikiran yang coba ia susun. “Bukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   48. Kekuasaan dan Ego

    Lea hampir terlonjak saat Noah menggebrak pintu kamar dengan kasar. Matanya bergetar penuh ketakutan sementara kakinya bergerak mundur perlahan. Noah mendatanginya dengan langkah berat, ekspresinya seperti pembunuh yang siap mengeksekusi korbannya.Lea merasa panik, namun pikirannya berputar cepat mencari cara untuk menghadapi situasi yang menegangkan itu. “Aku … aku …,” ucapnya tak jelas.Kakinya terus bergerak mundur hingga tak sengaja menabrak sofa dan membuatnya jatuh terduduk di sana. Saat hendak berdiri, Noah dengan cepat berlari ke arahnya dan membuat Lea tak bisa kabur.Dengan wajah yang tampak begitu marah, Noah berdiri tepat di hadapan Lea. Salah satu tangannya terulur kasar, meraih dagu wanita itu dan menariknya ke atas.“Ke mana saja kamu, hah?” Noah mengulangi pertanyaannya dengan nada berat.Lea meneguk saliva dengan berat sementara matanya bergetar ketakutan. “A-ku tadi di balkon,” sahutnya tergagap.Kening Noah mengernyit tajam. “Di balkon?” ulangnya dengan nada tak per

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   49. Sekutu dalam Dosa

    Di luar, Noah melangkah cepat dengan rahang mengeras dan tatapan yang membara. Kata-kata Kayden yang menyebut dirinya sebagai pewaris sah terus terngiang di kepala pria itu. Menyulut api amarah yang sudah lama tertahan.“Cih, bajingan itu!” dengusnya tajam.Suara ibunya yang memanggilnya menggema dari belakang, namun Noah tak mengindahkan. Ia terus berjalan tanpa menoleh, kemudian masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya dengan kasar. Tanpa ragu, ia menginjak pedal gas dan membawa mobilnya melesat ke jalanan dengan kecepatan tinggi."Kayden ... dasar bajingan!" geramnya sambil menghantam kemudi. Sosok pria itu terus menghantui pikirannya, membuat amarahnya semakin membuncah.Setelah beberapa saat, mobilnya berhenti di sebuah gedung apartemen mewah. Noah keluar dengan langkah mantap, meski amarah masih membara di dadanya. Ia masuk ke lift, lalu menekan tombol lantai yang dituju sementara jemarinya mengepal di sisi tubuhnya.Begitu sampai, Noah segera memasukkan kode pada pintu aparteme

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   50. Senja yang Menyesakkan

    Sementara itu di sisi lain kota, senja mulai merayap dengan perlahan. Lea duduk di dekat jendela sambil memandangi langit yang temaram. Pikirannya melayang, seakan dunia luar terasa begitu jauh dari hiruk-pikuk yang baru saja ia hadapi.Tiba-tiba, suara dering pada telepon menariknya kembali ke kenyataan. Lea segera meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Ia mengerjap sesaat mendapati nama ayahnya terpampang di layar.“Lea, Papa ingin kamu datang ke rumah sore ini.” Suara ayahnya yang tegas langsung menyapa telinga Lea saat panggilan baru saja tersambung.Lea hendak menjawab, namun tanpa memberi kesempatan untuk bertanya lebih lanjut, pria tua itu menutup telepon begitu saja. Lea menarik napas dalam-dalam, sebelum akhirnya bangkit dari tempat duduk. Lea berjalan menuju lemari pakaian dan memilih pakaian sederhana namun rapi. Begitu selesai, ia bergegas turun ke lantai bawah dengan pikiran yang penuh tanda tanya.Lea memasuki mobilnya dengan hati yang sedikit gelisah. Setelah m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07

Bab terbaru

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   103. Trauma Baru

    Seluruh wajah Lea basah akan keringat saat mobil berhenti di sebuah tempat sepi yang bahkan tidak dikenalnya. Gelap, sunyi, dan jauh dari keramaian. Ia bisa mendengar detak jantungnya yang berdegup kencang saat sopir itu menoleh ke arahnya dengan seringai licik.“Turun,” perintahnya dengan nada dingin sembari mengacungkan pisaunya di dekat leher Lea.Lea mengangguk pelan, berpura-pura menurut. Sementara di bawah sana, tangannya merogoh tas dengan gemetar dan berhasil menemukan botol parfum kaca yang tersembunyi di dalamnya. Saat pria itu bergerak lebih dekat, Lea segera mengayunkan botol itu sekuat tenaga hingga mengenai wajahnya dengan keras!“ARGH!” Sopir itu menjerit.Tanpa membuang waktu, Lea mendorong pintu mobil dengan keras dan langsung berlari keluar.Kakinya hampir terpeleset di atas salju, tapi ia tidak peduli. Ia hanya bisa fokus untuk berlari, menjauh sejauh mungkin dari pria itu.Dalam ketakutan dan kepanikan, Lea melihat sebuah mobil melaju ke arahnya. Tanpa berpikir pan

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   102. Dirampok

    Entah mengapa, Lea tiba-tiba panik, seperti ia baru saja tertangkap basah melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Niatnya untuk berbalik arah langsung buyar saat sebuah suara mengudara di belakangnya. Lea terdiam di tempat.“Nyonya Lea Rose.”Suara itu berasal dari sopir pribadi Kaelyn. Lea menelan ludah dengan susah payah sebelum akhirnya berbalik perlahan. Senyum masam terbit di bibir ranumnya saat ia berusaha menyembunyikan kegelisahan yang merayapi dadanya.“Uhm ... Halo, Tuan Simmons. Kebetulan sekali kita bertemu di sini,” ujarnya dengan suara getir.Tuan Simmons melangkah mendekat, dahinya sedikit berkerut saat memperhatikan Lea yang tampak gelisah. Namun sebelum sempat mengutarakan pikirannya, dering ponsel dari dalam sakunya mengalihkan perhatiannya. Dengan cepat, ia merogoh saku celananya dan melihat nama yang tertera di layar.Kaelyn.Ekspresi Tuan Simmons berubah serius saat ia mengangkat panggilan itu. “Ya, Nyonya,” jawabnya dengan nada hormat.Lea berdiri kaku di tempatn

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   101. Jalan Buntu

    “Katakan padanya, kita bisa bicara di rumah. Aku sedang makan malam, dan aku tidak ingin diganggu,” kata Kayden sebelum mengakhiri panggilan sepihak.Lea menghela napas panjang meski kegelisahan masih mengendap di dadanya. Ia menatap Kayden dengan cemas, tidak, sebenarnya wanita itu tampak ingin menangis saking cemasnya.“Dia tidak akan naik ke mari, kan?” tanyanya memastikan.Kayden menatapnya sekilas, lalu kembali menikmati makanannya dengan tenang. Tidak ada tanda-tanda ketegangan di wajahnya, seakan keberadaan Kaelyn di sini mencarinya sama sekali tidak berarti.“Ada apa? Kamu takut?” tanyanya santai, nada suaranya terdengar samar menggoda. Ia menyumpit sepotong sushi dan memasukkannya ke dalam mulut.Lea mengembuskan napas panjang, wajahnya berubah masam. “Menurutmu?” balasnya sedikit kesal. “Kenapa kamu selalu melontarkan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya?”Tentu saja Lea takut. Bahkan, ia sangat ketakutan sekarang.Kayden hanya menatapnya sekilas sebelum kembali menyuap ma

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   100. Gema Masalah

    Lea tidak tahu harus mengatakan apa setelah mendengar hal itu. Otaknya mendadak kosong, tak mampu memproses apa pun. Bahkan tubuhnya terasa tertanam di tempat, ia tidak bisa bergerak bahkan sedikit pun.Di depannya, Kayden masih memandanginya dengan tatapan intens dan wajah yang tetap tenang. “Terlalu terkejut untuk merespons?” ucap pria itu dengan suara datar, lalu melangkah lebih dekat hingga jarak di antara mereka terkikis. “Atau kamu mulai memahami sesuatu?”Lea berusaha mengatur napasnya. “Aku hanya tidak mengerti,” gumamnya pelan.Kayden menunduk sedikit. Salah satu tangannya bergerak menyentuh dagu Lea dengan lembut. “Kamu tidak perlu mengerti, Lea Rose. Kamu hanya perlu tahu satu hal,” bisiknya, kemudian merapatkan wajahnya hingga napasnya yang hangat menyapu telinga Lea. “Aku akan membalas siapa pun yang menyakitimu.”Lea menunduk menatap lantai. “Tapi—” Ucapannya terhenti saat Kayden menarik dagunya hingga membuatnya mendongak.“Jangan pernah meragukanku lagi,” kata pria itu.

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   99. Campur Tangan Kayden?

    Ruang konferensi utama, Kantor Pusat Easton Industries – Sore Hari.Lampu kamera berkilat tanpa henti, membanjiri ruangan dengan cahaya putih yang menyilaukan. Puluhan wartawan duduk di barisan kursi. Beberapa sibuk mencatat, sementara yang lain menggenggam ponsel atau kamera, bersiap menangkap setiap gerakan dan kata yang keluar dari mulut Noah Easton.Noah duduk di belakang meja panjang dengan logo Easton Industries terpampang di latar belakang. Di sebelahnya, seorang perwakilan hukum dan kepala humas perusahaan duduk diam menunggu. Namun, semua perhatian tertuju pada Noah yang kini tengah berjuang menekan amarahnya.Mikrofon di depannya menangkap setiap tarikan napasnya yang berat. Kamera yang terfokus padanya memperlihatkan garis tegang di wajahnya, menyorot emosi yang ia coba sembunyikan sejak tadi.Setelah beberapa detik yang terasa sangat lama, Noah akhirnya berbicara.“Saya ingin menyampaikan permintaan maaf saya,” suaranya rendah namun jelas. “Atas insiden yang terjadi dan dam

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   98. Citra yang Hancur

    Pagi itu, suasana di lobi terasa lebih ramai dari biasanya. Lea melangkah masuk dan sengaja memperlambat langkahnya saat mendengar bisikan-bisikan di antara para karyawan yang berkumpul di depan lift. Beberapa dari mereka sibuk menatap layar ponsel, sementara yang lain berbisik dengan ekspresi penuh antusiasme.Lea berhenti di belakang kerumunan. Namun saat pintu lift terbuka dan ia melangkah masuk, suara-suara itu terdengar semakin jelas.“Kamu sudah lihat berita tadi malam?” Suara seorang wanita terdengar di belakangnya.“Ya, aku tidak menyangka skandal sebesar itu akan muncul,” sahut yang lain.Lea berusaha mengabaikan percakapan itu, tetapi rasa tidak nyaman mulai merayap di dadanya. Ia tahu pasti apa yang sedang dibicarakan, tidak lain adalah skandal Noah. Beberapa karyawan memilih diam, tetapi yang lain tak segan mengecam dengan kata-kata tajam yang menusuk telinga.Meski tak satu pun dari mereka mengetahui kebenaran di balik status pernikahannya dengan pria itu, Lea tetap meras

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   97. Neraka Kehancuran

    Tiga hari setelah insiden di ruang ganti, nama Noah Easton menjadi trending di seluruh media sosial. Bukan karena kontrak barunya dengan brand paling berpengaruh atau prestasi yang ia raih, melainkan sebuah skandal yang menghancurkan citranya dalam semalam.Sebuah video bocor ke publik—rekaman yang menunjukkan Noah dengan jelas meninju asistennya hingga tersungkur. Ekspresi marah, sorot mata liar, dan dentuman keras benda yang dibanting memenuhi latar rekaman itu. Video tersebut diunggah oleh akun anonim, tetapi dengan cepat menyebar bak api yang membakar reputasinya dalam sekejap.#CancelNoahEaston dan #JusticeForAssistant menjadi topik utama di berbagai platform. Wajahnya yang selama ini terpampang di billboard mewah, kini bersanding dengan berita buruk yang menyudutkannya. Media mulai menggali lebih dalam, dan dalam hitungan jam, berbagai artikel bermunculan dengan judul-judul tajam.Sisi Gelap Noah Easton: Arogansi Seorang Model Ternama yang Terungkap.Noah Easton di Ambang Kehanc

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   96. Awal Dari Kejatuhan Noah?

    Noah duduk di ruang ganti dengan ekspresi gelisah. Ia baru saja menerima kabar yang sama sekali tidak ia duga—stylist pribadinya, Miranda Coen, tidak lagi bekerja untuknya sejak hari ini. Wanita itu adalah sosok yang memastikan setiap penampilannya selalu sempurna di depan kamera. Namun ketika Noah menghubunginya, ia hanya mendapat jawaban singkat bahwa kontraknya dengan Easton Media tidak lagi diperpanjang.“Apa maksudnya tidak diperpanjang?” geram Noah, jarinya yang kurus menggenggam ponselnya lebih erat.“Maaf, Noah. Aku tidak tahu detailnya. Ini kebijakan dari atas,” suara Miranda terdengar menyesal sebelum panggilan berakhir.Noah melemparkan ponselnya ke meja dengan kasar. Selama ini, hanya Miranda yang bisa memuaskannya dengan penampilannya. Ia mencoba menghubungi manajernya, tetapi sebelum sempat mendapat jawaban, seorang asisten masuk ke ruang ganti dengan raut wajah canggung.“Tuan Noah, ada sesuatu yang perlu Anda lihat.”Noah menatap asisten pribadinya itu dengan tajam seb

  • Hasrat Liar Sang Kakak Ipar   95. Neraka Paling Indah

    Kayden tidak menunggu jawaban. Dalam satu gerakan cepat, lengannya melingkari pinggang Lea dan mengangkat wanita itu dengan mudah ke dalam gendongannya.“Hei—” Lea tersentak kaget dan refleks meraih bahu Kayden. Ia menggigit bibir bawahnya sedikit kuat, menahan suara agar tidak membangunkan orang-orang di lantai bawah.“Tutup mulutmu dan diam,” potong Kayden tegas.Langkah Kayden mantap saat membawa Lea menuju kamarnya. Begitu tiba, ia langsung membaringkan wanita itu di atas ranjangnya dengan gerakan yang tak terduga—lembut dan hati-hati.Lea hendak bangun, tetapi Kayden menekan bahunya dengan pelan, membuatnya tetap terbaring di ranjang.“Malam ini, tidur di sini,” ucapnya singkat.Lea membuka mulut, ingin membantah, tetapi Kayden lebih dulu melanjutkan, “Lagi pula, Noah tidak pernah tidur bersamamu.”Lea mengepalkan selimut di sampingnya, tetapi tidak mengatakan apa pun. Kata-kata Kayden sebelumnya sudah cukup membungkamnya.Sejak awal pernikahan, kamar mereka hanya sekadar formali

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status