All Chapters of Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jenius: Chapter 41 - Chapter 50

115 Chapters

Bab 41

Malam itu, angin bertiup kencang, membawa kabut tipis yang menutupi jalan-jalan ibu kota. Kota yang dulu tenang kini dipenuhi hiruk-pikuk, sementara perubahan besar sedang terjadi di dalamnya. Setelah penampilan mengejutkan Rainer di ruang pertemuan para bangsawan, dunia yang dulu terbelah oleh kekuasaan dan ketidakadilan kini berada di ambang perubahan. Namun, setiap kemenangan kecil selalu diiringi oleh tantangan baru yang lebih besar.Rainer berdiri di atas balkon markas Tangan Bayangan yang tersembunyi, memandangi kota yang kini dipenuhi dengan suara langkah kaki yang gelisah. Pasukan kerajaan semakin terdesak, dan para bangsawan yang berkuasa mulai menyadari betapa rapuhnya mereka. Tapi Rainer tahu, ini bukanlah akhir. Ini baru permulaan dari perjalanan panjang yang penuh dengan ketidakpastian."Apakah kita siap?" tanya Elyse, yang kini berdiri di samping Rainer. Wajahnya memantulkan kecemasan yang tidak bisa disembunyikan meski ia berusaha keras tetap tenang.Rainer mengangguk.
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 42

Kemenangan atas pasukan kerajaan bukanlah akhir dari perjalanan Rainer. Sebaliknya, itu adalah awal dari tantangan yang lebih besar—memimpin dunia yang hancur dan membangun kembali fondasi dari masyarakat yang sudah terlalu lama terpecah. Setelah pertempuran itu, Rainer dan Elyse berdiri di ambang gerbang baru, dan mereka tahu bahwa tujuan mereka belum tercapai sepenuhnya. Mereka harus menghadapi kenyataan pahit bahwa meskipun mereka telah menggulingkan penguasa lama, dunia yang baru ini tetap harus diperbaiki dan dipimpin dengan bijaksana.Pagi setelah pertempuran terasa tenang namun tegang. Suasana di markas Tangan Bayangan yang kini telah dijadikan pusat pemerintahan sementara dipenuhi dengan kesibukan yang sangat kontras dengan kekacauan yang terjadi beberapa jam lalu. Di ruang utama yang luas, Rainer berdiri di depan peta dunia yang kini telah berubah drastis. Kota-kota yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan kerajaan besar kini telah jatuh ke tangan pasukannya. Namun, ada satu
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 43

Langit malam itu terasa lebih gelap dari biasanya, seolah mencerminkan beban besar yang masih harus dipikul oleh Rainer dan Elyse. Sementara dunia di luar sedang berusaha menemukan jalan baru, di dalam markas Tangan Bayangan, keduanya duduk bersama di ruang yang biasa mereka gunakan untuk merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Perubahan baru yang mereka usulkan untuk dunia ini tidak hanya membutuhkan kebijakan yang cermat, tetapi juga kekuatan yang mampu menjaga kestabilan. Dan itu berarti mereka harus mengendalikan lebih banyak hal daripada yang mereka bayangkan sebelumnya."Rainer, apakah kamu benar-benar yakin kita bisa menjaga keseimbangan di dunia yang sekarang kita bangun?" tanya Elyse, suaranya penuh keprihatinan. "Dewan yang akan kita bentuk, meskipun tampaknya adil, tidak bisa dipastikan akan berjalan dengan lancar. Terlalu banyak pihak yang punya kepentingan masing-masing."Rainer menghela napas panjang. Dia sudah tahu betul bahwa jalan yang mereka pilih penuh dengan resi
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 44

Dengan setiap keputusan yang diambil, Rainer merasakan tekanan yang semakin berat. Dunia yang baru dibangun kini berada di ujung tanduk. Setiap langkah yang ia ambil semakin mempengaruhi nasib dunia ini—baik itu dalam bidang politik, militer, atau bahkan kehidupan sosial sehari-hari. Begitu banyak yang bergantung pada apa yang ia lakukan selanjutnya, dan rasa tanggung jawab itu semakin menghantui setiap langkahnya.Pada malam yang gelap itu, Rainer duduk di ruang markas yang kini sudah banyak berubah. Ruangan yang dulu hanya dipenuhi dengan kekuatan militer dan pertempuran kini juga dipenuhi dengan peta-peta, dokumen, dan rencana jangka panjang yang berhubungan dengan pemerintahan baru mereka. Elyse berada di sisi Rainer, sama seperti dulu, memberikan dukungan yang tak ternilai."Rainer, aku tahu ini berat," kata Elyse pelan, mengamati ekspresi serius di wajah Rainer. "Tapi kita harus ingat, kita bukan hanya berjuang untuk diri kita sendiri. Kita berjuang untuk seluruh dunia ini. Jang
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 45

Dunia baru yang dibangun oleh Rainer, setelah perjuangan panjang dan melelahkan, mulai menunjukkan tanda-tanda stabilitas. Namun, meskipun sebagian besar kelompok bangsawan dan kekuatan lama sudah berhasil digulingkan, ada satu hal yang masih menghantui Rainer dan Elyse—ancaman dari kelompok-kelompok tersembunyi yang masih berusaha mempertahankan dominasi mereka.Rainer duduk di ruang pertemuan yang sekarang menjadi pusat pemerintahannya. Di sekelilingnya, para penasihat dan anggota Tangan Bayangan berdiskusi dengan serius mengenai langkah-langkah selanjutnya. Seiring berjalannya waktu, strategi yang telah dipersiapkan selama ini mulai terwujud, tetapi Rainer tahu bahwa mereka berada dalam masa transisi yang rapuh. Tidak ada jaminan bahwa semua ini akan berhasil. Ancaman yang lebih besar dari yang mereka hadapi sebelumnya masih menunggu di balik bayang-bayang.Elyse duduk di sisi meja, dengan tatapan yang tidak kalah serius. Wajahnya menunjukkan keletihan, tetapi ada kilauan tekad di
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 46

Perjalanan Rainer dan Elyse terus berlanjut, menjelajah ke wilayah yang semakin terpencil dan terabaikan. Meskipun banyak wilayah yang kini berada di bawah pemerintahan mereka, dunia yang mereka ciptakan masih jauh dari stabil sepenuhnya. Setiap langkah yang mereka ambil dipenuhi dengan ketegangan, ancaman, dan kebutuhan untuk memastikan bahwa kekuasaan mereka tidak hanya sekadar ilusi.Saat mereka tiba di sebuah desa di pinggiran kerajaan, mereka disambut dengan tatapan penuh keheningan. Desa ini, yang dulunya makmur karena hubungan eratnya dengan bangsawan, kini berada di ambang kehancuran setelah kekuasaan itu runtuh. Warga desa masih merasa cemas, tidak yakin akan masa depan mereka. Mereka sudah terlalu sering dikhianati oleh penguasa yang sebelumnya, dan sekarang mereka merasa tak berdaya dalam dunia yang baru.Rainer dan Elyse berjalan menuju pusat desa, di mana para tetua berkumpul. Mereka merasa ketegangan di udara, dan meskipun para tetua menundukkan kepala, ada rasa ragu yan
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 47

Rainer dan Elyse berada di puncak menara pengawas di pusat pemerintahan mereka. Dari sini, mereka bisa melihat dunia yang mereka bangun dengan darah, keringat, dan air mata. Dunia yang, meskipun masih jauh dari sempurna, kini lebih bebas dari penjajahan yang dulu menindas rakyatnya. Namun, meskipun kemenangan besar telah mereka raih, rasa ketidakpastian tetap menggelayuti Rainer. Seperti halnya kehidupan yang telah dialaminya, ia tahu bahwa tidak ada perubahan yang bisa bertahan lama tanpa adanya ancaman yang terus-menerus muncul."Sistem yang kita bangun ini harus lebih kuat," kata Rainer, memandang jauh ke luar menara, matanya menyusuri pemandangan kerajaan yang luas. "Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan politik dan militer. Ada sesuatu yang lebih besar yang harus kita cari."Elyse berdiri di sampingnya, memandang ke arah yang sama. "Kekuatan sihir," jawabnya dengan keyakinan. "Kita tahu bahwa sihir adalah kekuatan yang sangat besar di dunia ini. Jika kita ingin memastikan b
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 48

Keluar dari Kuil Penyihir Kuno bukanlah akhir dari perjalanan mereka. Rainer dan Elyse sekarang memegang kitab kuno yang penuh dengan pengetahuan sihir, tetapi beban tanggung jawabnya jauh lebih besar daripada yang pernah mereka bayangkan. Perasaan lega yang sempat melingkupi mereka saat meninggalkan kuil itu dengan cepat digantikan oleh kesadaran akan apa yang mereka miliki.Kitab itu bukan sekadar buku biasa. Setiap halamannya memancarkan aura magis yang kuat, dan setiap kata yang tertulis tampak hidup, bergerak perlahan seperti tinta cair yang belum mengering. Bagi Rainer, kitab itu adalah jawaban dari ambisinya. Namun, ia juga tahu bahwa kekuatan sebesar itu bisa menghancurkan dunia yang sedang ia bangun.“Elyse,” kata Rainer saat mereka berkemah di kaki gunung, “aku ingin kau tahu bahwa perjalanan ini akan menjadi jauh lebih berbahaya. Pengetahuan di dalam kitab ini... bukan hanya tentang sihir biasa. Ini tentang memahami dasar dari dunia ini, dan itu bisa membuat kita menjadi ta
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 49

Langkah kaki Rainer dan Elyse bergema di lantai berbatu koridor panjang markas mereka. Ruang pertemuan utama dipenuhi dengan sekutu, penasihat, dan perwakilan dari aliansi yang mereka bentuk. Ketegangan melingkupi ruangan, memantul seperti gelombang tak terlihat. Semua mata tertuju pada Rainer ketika ia naik ke podium kecil, kitab kuno itu tergenggam erat di tangannya.“Dunia ini sedang berubah,” katanya memulai, suaranya tegas namun penuh kehati-hatian. “Apa yang kita bawa dari Kuil Penyihir Kuno tidak hanya jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita, tetapi juga tantangan yang belum pernah kita hadapi sebelumnya.”Rainer melanjutkan penjelasannya tentang bagaimana kitab itu mengungkapkan Jalinan Dunia, jaringan energi sihir yang menghubungkan segala hal. Penjelasan ini menciptakan keheningan yang berat. Beberapa orang terlihat terpesona, sementara yang lain tampak khawatir.“Keseimbangan sihir mulai terganggu,” lanjut Rainer. “Kita tidak bisa lagi hanya duduk diam dan menunggu. Kitab i
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 50

Kemenangan kecil yang baru saja mereka raih tidak memberikan kelegaan bagi Rainer. Lingkaran sihir yang mereka hancurkan adalah bagian kecil dari teka-teki besar yang belum terpecahkan. Semakin dalam ia menyelami Jalinan Dunia melalui kitab, semakin jelas bahwa ancaman ini lebih besar dari sekadar gangguan sihir atau makhluk yang muncul.Ketika malam tiba, api unggun di perkemahan menyala redup. Rainer duduk terpisah dari kelompok, matanya terpaku pada kitab kuno yang berada di pangkuannya. Setiap simbol dan tulisan di halaman-halaman kitab itu tampak seperti bergerak, memanggilnya untuk membaca lebih dalam. Tetapi semakin ia mencoba memahami, semakin banyak bayangan yang menyelimuti pikirannya.“Rainer.” Suara Elyse memecah lamunannya.Rainer menoleh. Elyse berdiri di sana, wajahnya masih menunjukkan sisa kelelahan dari pertempuran sebelumnya. Namun, matanya tetap penuh perhatian.“Kau tidak istirahat,” katanya sambil duduk di sampingnya.“Aku tidak bisa,” jawab Rainer. “Semakin aku
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status