All Chapters of Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jenius: Chapter 21 - Chapter 30

37 Chapters

Bab 21

Malam semakin larut ketika Rainer dan Elyse menyusun strategi di kamar kecil tempat mereka menginap. Peta lusuh yang mereka dapatkan dari pemimpin Kelompok Bayangan terbentang di meja kayu sederhana. Garis-garis tinta memetakan wilayah kekuasaan para bangsawan, benteng-benteng utama mereka, dan jalur perdagangan yang menjadi nadi kekayaan kerajaan.Rainer menghela napas panjang. Ia menelusuri peta dengan jarinya, berhenti pada simbol kecil yang menandai salah satu pos perdagangan di perbatasan timur. "Ini titik awal kita," katanya pelan, namun dengan nada penuh keyakinan.Elyse mendekat, matanya mengamati peta dengan cermat. "Kenapa di sini? Bukankah wilayah ini jauh dari pusat kekuasaan?""Itulah intinya," jawab Rainer. "Mereka tidak akan mengira kita akan mulai dari tempat yang begitu terpencil. Pos perdagangan ini kecil, tetapi cukup penting untuk mendukung perekonomian bangsawan di wilayah timur. Jika kita berhasil mengganggu jalur ini, kita bisa menciptakan celah dalam sistem mer
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 22

Malam itu, Rainer berdiri di depan peta besar yang terpampang di dinding markas Kelompok Bayangan. Sorot mata pria muda itu penuh dengan tekad. Cahaya lilin yang redup memantulkan bayangannya di dinding, menciptakan aura kepemimpinan yang memukau. Elyse duduk di kursi kayu di belakangnya, mengamati dengan seksama setiap gerakan Rainer."Kita berhasil memutus salah satu simpul ekonomi mereka," Rainer memulai, suaranya rendah tetapi jelas. "Namun, ini hanya langkah pertama. Mereka akan segera membalas. Bangsawan tidak akan tinggal diam saat sistem mereka terganggu."Elyse mengangguk pelan, namun ada sedikit keraguan di wajahnya. "Rainer, aku setuju kita perlu bergerak cepat. Tapi bagaimana kita bisa menghadapi serangan balik mereka? Jumlah kita terlalu kecil."Rainer berbalik, menatap Elyse dengan mata tajam. "Itulah mengapa kita perlu memperluas jaringan kita. Perlawanan ini tidak bisa hanya bergantung pada satu kelompok. Kita harus menggerakkan rakyat—orang-orang yang selama ini terab
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 23

Rainer berdiri di aula utama markas Kelompok Bayangan, memandangi para pemimpin pemberontak yang telah bergabung dalam aliansi. Di depan mereka, peta besar dunia terbentang di atas meja kayu tua. Simbol-simbol yang mewakili kekuatan mereka tersebar, sebagian besar kecil dibandingkan simbol-simbol besar yang melambangkan kekuatan para bangsawan.“Kita memiliki sumber daya yang terbatas,” kata Rainer, menunjuk ke bagian peta yang menampilkan wilayah-wilayah aliansi mereka. “Tetapi, kita memiliki sesuatu yang mereka tidak miliki: solidaritas dan semangat untuk perubahan.”Elyse, yang berdiri di sisi Rainer, memandang para pemimpin dengan sorot mata penuh keyakinan. Ia tahu bahwa momen ini adalah titik balik dalam perjuangan mereka. “Ini bukan hanya tentang kekuatan militer,” tambahnya. “Ini tentang memenangkan hati dan pikiran rakyat. Jika kita bisa menggerakkan mereka, maka kita akan menjadi kekuatan yang tak terhentikan.”Garret, pemimpin kelompok utara yang sebelumnya skeptis terhadap
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 24

Tiga hari telah berlalu sejak serangan ke desa kecil itu. Kabar kehancurannya membawa gelombang kemarahan di antara anggota aliansi. Desa itu, meskipun kecil, telah menjadi simbol harapan bagi rakyat yang mulai bergabung dalam perjuangan. Kehancurannya bukan hanya pukulan fisik, tetapi juga ancaman terhadap moral mereka.Di aula markas utama, suasana terasa tegang. Para pemimpin aliansi duduk mengelilingi meja besar dengan ekspresi serius. Rainer berdiri di tengah, memandang wajah-wajah mereka satu per satu.“Kita tidak bisa membiarkan tindakan ini tidak terbalas,” kata Garret, suaranya penuh emosi. “Jika kita tidak merespons, mereka akan terus menyerang desa-desa lain. Rakyat akan kehilangan kepercayaan pada kita.”“Tapi jika kita melawan sekarang, tanpa perencanaan matang, kita akan kehilangan lebih banyak,” bantah Eldrin. “Pasukan mereka lebih besar dan lebih terorganisir.”Rainer mengangkat tangannya, meminta semua orang untuk tenang. “Kalian berdua benar. Kita harus merespons, te
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 25

Setelah keberhasilan menyelamatkan para tahanan, aliansi Rainer menjadi pusat perhatian. Bukan hanya bagi rakyat yang tertindas, tetapi juga para bangsawan yang mulai menyadari ancaman nyata dari kelompok pemberontak yang semakin terorganisasi. Namun, di tengah sorakan kemenangan, Rainer memahami bahwa keberhasilan kecil ini hanyalah awal dari badai yang lebih besar.Di ruang rapat markas, Elyse memandang peta besar yang tergantung di dinding, menunjuk wilayah yang dikuasai oleh Duke Valen. “Serangan kita telah membuat mereka marah. Mereka tidak akan tinggal diam.”Rainer berdiri di sampingnya, tangan terlipat di dada. “Tentu saja. Tapi itulah yang kita butuhkan.”Elyse mengangkat alis. “Kita butuh mereka marah?”“Benar,” jawab Rainer, matanya tajam. “Kemarahannya membuat mereka ceroboh. Kita bisa memanfaatkan itu.”Garret, yang baru saja memasuki ruangan, menyela. “Rainer, kau berbicara seolah-olah kita memiliki sumber daya tak terbatas. Pasukan kita masih kecil, dan banyak dari mere
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 26

Keberhasilan mereka menyergap konvoi upeti Duke Valen membawa semangat baru ke markas aliansi. Namun, kemenangan itu juga menjadi peringatan akan tantangan yang lebih besar. Ketika kabar tentang serangan mereka menyebar, aliansi harus bersiap menghadapi pembalasan dari pihak bangsawan yang tidak akan tinggal diam.Di ruang rapat yang kecil dan sederhana, Rainer memanggil para pemimpin aliansi untuk mendiskusikan langkah selanjutnya. Meja kayu dipenuhi dengan peta, catatan, dan rencana. Wajah-wajah serius mengelilinginya, masing-masing menyadari pentingnya keputusan yang akan diambil.“Duke Valen tidak akan membiarkan ini berlalu begitu saja,” kata Garret, memecah keheningan. “Kita telah menghina mereka di depan seluruh kerajaan. Mereka akan mengirim pasukan besar untuk menghancurkan kita.”Elyse, yang duduk di sisi Rainer, mengangguk setuju. “Dia benar. Kita harus bersiap. Markas kita tidak cukup kuat untuk bertahan dari serangan langsung.”Rainer memandang semua orang dengan tatapan
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 27

Berita tentang keberhasilan aliansi memukul mundur pasukan bangsawan menyebar ke seluruh wilayah. Desa-desa yang sebelumnya ketakutan mulai melihat secercah harapan. Namun, kemenangan itu juga membawa tanggung jawab baru. Rainer menyadari bahwa pertempuran berikutnya tidak hanya akan melibatkan kekuatan fisik, tetapi juga perjuangan untuk merebut hati dan pikiran rakyat.Malam itu, di ruang pertemuan sederhana, Rainer duduk di hadapan Elyse, Garret, dan Eldrin. Meja kayu di depan mereka dipenuhi dengan peta, laporan, dan catatan yang mencerminkan kesibukan mereka dalam beberapa hari terakhir.“Kemenangan kita melawan pasukan pertama Duke Valen adalah langkah besar,” Rainer memulai, suaranya tenang namun tegas. “Namun, itu hanya awal. Mereka akan datang lagi, dengan pasukan yang lebih besar dan strategi yang lebih matang. Kita tidak bisa terus mengandalkan perang gerilya untuk bertahan.”Eldrin mengangguk, meski wajahnya tetap serius. “Apa yang kau rencanakan? Kita tidak punya cukup su
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 28

Rainer berdiri di depan jendela kamarnya, menatap ke luar. Malam itu, langit terasa lebih gelap dari biasanya, seakan alam turut merasakan ketegangan yang melingkupi dunia mereka. Suara angin berhembus pelan, namun hatinya terasa berat, penuh dengan pikiran dan kecemasan yang tak kunjung mereda.Keberhasilan mereka membangun aliansi dengan Penyihir Bayangan adalah langkah besar, namun Rainer tahu bahwa ini hanyalah sebagian kecil dari perang yang lebih besar. Mereka telah mendapatkan kekuatan, tetapi masih banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi serangan selanjutnya dari Duke Valen dan pasukannya. Sementara itu, suara langkah kaki di luar kamar mengalihkan perhatiannya. Pintu terbuka perlahan, dan Elyse masuk dengan ekspresi serius.“Ada kabar buruk, Rainer,” kata Elyse, suaranya sedikit terburu-buru. “Duke Valen memanggil seluruh pasukannya. Mereka sedang bergerak ke arah kita.”Rainer menoleh, matanya yang tajam menyapu wajah Elyse. "Secepat ini?" tanya Rainer, suaranya
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 29

Pasca kemenangan pertama mereka, dunia yang terperangkap dalam bayang-bayang sistem kasta mulai merasakan guncangannya. Aliansi yang dibentuk Rainer, dengan bantuan Elyse, Garret, dan Penyihir Bayangan, kini menjadi kekuatan yang tak bisa dianggap remeh. Namun, meskipun mereka telah berhasil mengalahkan pasukan Duke Valen dalam pertempuran pertama, Rainer tahu bahwa perjuangan mereka baru saja dimulai. Jalan menuju perubahan dunia yang lebih adil masih terjalani penuh dengan rintangan.Pada suatu pagi yang cerah, di ruang pertemuan markas aliansi, Rainer duduk dengan Elyse, Garret, dan Eldrin, menganalisis situasi terkini. Pasukan Duke Valen mungkin terpecah, namun Rainer sadar bahwa musuh mereka tidak akan menyerah begitu saja. Kekalahan besar mereka akan membuat mereka semakin bertekad, lebih berhati-hati, dan lebih brutal dalam menghadapi ancaman yang ada."Ini baru permulaan," kata Rainer dengan tegas. “Duke Valen pasti akan mengumpulkan kekuatan mereka lagi. Mereka akan memobilis
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 30

Kehancuran yang dihadapi Duke Valen belum berakhir. Setelah serangkaian serangan yang menghancurkan kekuatan klan penyihir dan merusak ekonomi mereka, Rainer dan aliansi kini harus menghadapi tantangan terbesar dalam hidup mereka—perang skala besar dengan seluruh kekuatan militer dan politik Duke Valen. Kekuatan mereka semakin terkonsolidasi, dan sementara itu, Rainer tahu bahwa masa depan dunia ini terletak di ujung pedang.Seiring dengan berlalunya waktu, informasi yang datang dari jaringan mata-mata mereka semakin banyak. Di balik layar, para penasihat Duke Valen merencanakan serangan balasan dengan segala sumber daya yang mereka miliki. Pasukan yang terpecah kini bersatu kembali, dan mereka membawa serta senjata-senjata rahasia yang lebih mematikan. Rainer sadar bahwa perang ini tidak bisa dimenangkan hanya dengan kecerdikan dan strategi saja. Mereka membutuhkan lebih banyak sekutu dan kekuatan yang lebih besar untuk menghadapinya.Berkumpul kembali di markas aliansi, Rainer, Elys
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status