All Chapters of Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jenius: Chapter 11 - Chapter 20

37 Chapters

Bab 11

Rainer berdiri di atas perahu yang mengapung perlahan di atas air, angin malam menyapu wajahnya. Di kejauhan, kabut masih meliputi pulau yang hendak mereka tuju. Langit gelap dengan hanya beberapa bintang yang tampak di langit malam. Mereka sudah menempuh perjalanan jauh, meninggalkan jejak mereka di tempat yang hampir tak diketahui siapa pun. Hanya kedalaman laut yang mampu menjamin kesunyian ini.Elyse berdiri di sisi Rainer, matanya tak lepas dari pulau itu. “Kita sudah hampir sampai. Tapi aku merasa... ada sesuatu yang ganjil dengan tempat ini. Sepertinya, pulau ini tidak hanya tersembunyi oleh kabut,” kata Elyse, suaranya pelan, hampir seperti bisikan angin yang bersahutan dengan riak ombak.Rainer menatapnya dengan ekspresi serius. “Kamu benar. Sesuatu tentang pulau ini berbeda. Tidak ada yang menganggapnya penting, tapi kita tahu ini lebih dari sekadar tempat yang terabaikan. Ada yang sangat besar di sini, Elyse, dan kita harus menemukannya.”“Dan jika kita tidak bisa? Jika kit
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 12

Setelah tembok batu itu mulai membuka dengan perlahan, udara sekitar mereka terasa semakin berat. Seperti ada sesuatu yang mengintai, sesuatu yang tak tampak namun bisa dirasakan dengan jelas. Rainer berdiri di depan celah yang terbuka, matanya menyipit menilai apa yang ada di balik tembok tersebut. Kabut yang lebih tipis menyelimuti bagian dalam, membuat semuanya tampak lebih suram dan penuh rahasia.Elyse berdiri di sampingnya, merasakan ketegangan yang sama. "Apa yang ada di dalam sana?" tanyanya, suaranya bergetar sedikit meskipun ia berusaha keras untuk menyembunyikan kekhawatirannya.“Tidak tahu,” jawab Rainer, dengan suara yang datar. “Tapi kita tidak punya pilihan lain selain melangkah maju. Kita sudah sejauh ini. Menyerah bukanlah opsi.”Dengan langkah hati-hati, mereka memasuki celah yang semakin terbuka. Begitu mereka melangkah masuk, rasa berat itu semakin menyelimuti mereka. Udara di dalam terowongan ini terasa lebih dingin dan lebih pekat. Rainer merasakan sesuatu yang b
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 13

Dengan langkah yang semakin cepat, Rainer dan Elyse melangkah mundur dari tempat yang baru saja mereka hancurkan. Batu yang ada di tangan Elyse, yang semula memancarkan cahaya biru suram, kini mulai berkilau dengan intensitas yang lebih terang. Itu adalah tanda bahwa energi dari tempat yang mereka temukan mulai beresonansi dengan dunia luar, dan kekuatan yang mereka aktifkan tak bisa diabaikan begitu saja."Rainer, apa yang akan terjadi dengan kekuatan ini?" tanya Elyse dengan napas terengah. Matanya berkilat, namun masih penuh ketidakpastian. Batu di tangannya terasa semakin berat, seperti memanggil sesuatu dari dalam tanah.Rainer menatap batu itu dengan tajam. “Kekuatan ini... bukan hanya milik kita. Ini adalah kekuatan yang telah terkubur terlalu lama di bawah permukaan dunia ini. Dulu, banyak yang mencobanya, tetapi mereka gagal. Kami harus hati-hati, Elyse. Dunia ini bisa terbalik jika kita tidak mengendalikannya dengan benar.”Mereka terus berlari di lorong terowongan yang sema
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 14

Rainer dan Elyse berlari tanpa henti, kaki mereka beradu dengan lantai batu yang dingin di lorong sempit itu. Setiap langkah terasa semakin berat, seolah-olah ruang yang semula tampak kosong kini memeluk mereka, menekan mereka lebih dekat ke dinding. Batu yang ada di tangan Elyse berkilauan lebih terang dengan setiap detakan jantung mereka, dan Rainer bisa merasakan tekanan yang semakin kuat di sekeliling mereka, seakan dunia ini sendiri berusaha menghentikan mereka."Apa yang akan terjadi jika kita tidak bisa keluar dari sini?" tanya Elyse, matanya masih penuh rasa takut meskipun tekadnya tak pernah goyah."Jika kita tidak keluar, kekuatan itu akan terkunci lebih dalam. Tapi... kita tidak bisa mundur," jawab Rainer, suaranya lebih tegas dari yang ia rasakan. Ia sendiri tidak tahu pasti apa yang akan terjadi jika mereka gagal. Namun, satu hal yang jelas—mereka tidak punya pilihan selain maju.Di depan mereka, lorong berbelok tajam, menyembunyikan misteri yang lebih dalam. Saat mereka
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 15

Rainer duduk di atas batu besar yang terletak di bagian belakang gua, mencoba mencerna semua yang baru saja terjadi. Seluruh tubuhnya terasa kaku setelah pertempuran yang intens melawan penjaga bertopeng. Debu dan puing-puing masih mengambang di udara, dan sesekali angin dingin meniupkan suara yang menakutkan dari dalam gua yang gelap ini. Di depannya, Elyse tengah duduk, wajahnya penuh kecemasan, namun ada keberanian yang menyala di matanya.“Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Elyse dengan lembut, suaranya sedikit bergetar, meskipun dia berusaha keras untuk tetap terlihat tenang.Rainer menghela napas panjang, matanya terfokus pada batu di bawahnya. “Aku baik-baik saja,” jawabnya, meski suaranya terdengar lelah. “Tapi... kita tidak bisa terus seperti ini. Kita terlalu terpojok. Kita harus berpikir lebih cerdas.”Elyse mengangguk, menyadari betul bahwa meskipun mereka telah berhasil melawan penjaga itu, ancaman yang lebih besar masih menunggu. Mereka tidak bisa berlari selamanya, dan
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 16

Langit di atas kota tampak suram, dipenuhi awan gelap yang tampaknya menandakan sesuatu yang besar akan terjadi. Rainer berjalan dengan langkah hati-hati, matanya menyapu sekeliling untuk memastikan mereka tidak berada dalam pengawasan orang-orang yang tidak diinginkan. Elyse berjalan di sampingnya, wajahnya tegang namun penuh tekad. Setelah pertemuan dengan wanita yang mereka temui di pasar, mereka tahu bahwa langkah berikutnya akan jauh lebih berbahaya dari sebelumnya."Jadi, kita akan bertemu dengan pemimpin mereka?" Elyse bertanya, suaranya rendah namun penuh rasa ingin tahu. Dia menatap Rainer, yang tampaknya lebih tenang daripada biasanya.Rainer mengangguk pelan. "Ya. Mereka adalah kelompok pemberontak yang telah beroperasi di bawah tanah selama bertahun-tahun. Pemimpin mereka, Valen, dikenal sebagai orang yang cerdas dan berani. Tapi dia juga sangat berhati-hati, jadi kita harus siap menghadapi banyak ujian."Mereka berhenti di depan sebuah bangunan besar yang terletak di bagi
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 17

Malam itu terasa lebih dingin daripada biasanya. Rainer memandang langit, yang seolah ikut berduka dengan apa yang akan mereka hadapi. Udara di sekitar kota terasa berat, seperti menahan napas, menunggu sesuatu yang besar akan terjadi. Tidak hanya para penjaga yang mengawasi gerak-gerik mereka, tetapi Rainer merasa, dunia itu sendiri memandangi mereka dengan cara yang berbeda. Mereka—ia dan Elyse—tengah berada di jalur yang sempit, di mana setiap langkah bisa menjadi langkah terakhir.Rainer berdiri di luar gerbang benteng penjaga, mata tajamnya menelusuri benteng yang kokoh dan tidak mudah ditembus. Saat ia berbalik, ia melihat Elyse berdiri di sampingnya, menggenggam pedang kecilnya dengan tangan yang terlihat tegang, meski ada tekad di balik matanya.“Rainer…” Elyse memulai, suaranya rendah, namun jelas, “Kita tahu risiko ini. Tetapi kita harus yakin dengan langkah kita. Kita telah datang sejauh ini.”Rainer menatapnya. Di wajah Elyse, ada keyakinan yang hampir bisa menyamai milikn
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 18

Rainer dan Elyse berdiri dalam keheningan yang menekan, memandang Valen yang kini tampak lebih seperti musuh daripada sekutu. Setiap kata yang terucap dari mulutnya seperti batu tajam yang menggores dalam hati mereka, mengingatkan betapa dalamnya pengkhianatan ini. Rainer merasakan darahnya berdesir, ada perasaan hampa yang mengalir ke dalam tubuhnya. Ini bukanlah hanya soal kalah dalam perang atau konflik fisik, ini tentang kehilangan segala yang pernah ia percayai.Elyse, yang selalu berdiri di sisinya, kini memandang Valen dengan tatapan tajam. Mata gadis itu menyala dengan api kemarahan yang tak terbendung. “Jadi, kita hanya permainanmu, Valen?” suara Elyse penuh rasa tidak percaya. “Semua yang kita lakukan, semua pengorbanan ini... untuk siapa?”Valen tetap tersenyum dingin, seolah ia menikmati setiap momen kegelisahan yang tercipta. “Tidak ada yang salah dengan menjadi alat, Elyse. Semua orang di dunia ini pada akhirnya hanya alat. Kami hanya lebih bijak dalam menggunakan posisi
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 19

Rainer berdiri di depan jendela ruang tamu yang sederhana, matanya menyapu pemandangan kerajaan yang tampak megah, meski di baliknya tersembunyi tumpukan masalah. Meskipun dunia ini penuh dengan sihir dan keajaiban, kenyataan yang dihadapi olehnya terasa jauh lebih gelap. Sihir mungkin bisa mengubah bentuk realitas, tetapi tidak bisa menghapuskan ketidakadilan yang mengakar. Di dunia ini, kecerdasan dan strategi adalah senjata yang paling berharga, tetapi juga yang paling berbahaya. Bahkan seorang jenius sepertinya harus memikirkan seribu langkah ke depan hanya untuk bertahan hidup.Elyse, yang berdiri di dekat pintu, menatap Rainer dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia merasa khawatir tentang perjalanan mereka yang semakin berat. Namun, di sisi lain, ia juga merasa semangat yang tumbuh seiring dengan semakin jelasnya tujuan mereka. Dunia ini mungkin terbagi dalam kasta dan kekuasaan yang menindas, tetapi tidak ada yang bisa menghentikan dua orang yang bertekad untuk membuat p
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 20

Rainer dan Elyse tiba di kota yang tersembunyi di balik tembok-tembok tinggi yang menghalangi pandangan dari luar. Kota ini tidak terlihat seperti pusat kekuasaan kerajaan, tetapi justru berada di luar radar para bangsawan. Di sinilah kelompok pembangkang yang disebut “Kelompok Bayangan” beroperasi. Mereka bukan hanya seorang pemberontak biasa. Mereka adalah orang-orang yang terdesak, yang telah lama berjuang di bawah bayang-bayang sistem kasta yang menindas, berjuang untuk bertahan hidup di tengah kemiskinan dan ketidakadilan.Namun, meski mereka memiliki tujuan yang sama dengan Rainer—mengubah sistem yang ada—Rainer tahu bahwa meyakinkan mereka untuk bergabung dalam perjuangan mereka akan lebih sulit dari yang dia bayangkan. Ini bukan hanya soal kesamaan tujuan, tapi juga tentang membangun kepercayaan di antara mereka, sebuah hal yang sangat langka di dunia ini.“Mereka tidak akan mudah percaya padaku,” Rainer bergumam saat mereka melangkah masuk ke jalan sempit yang dihiasi dengan
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status