บททั้งหมดของ Istri Yang Menanti Sentuhanmu : บทที่ 81 - บทที่ 90

149

Dia Sangat Mencintaimu

Sungguh aku sangat takut, apalagi tatapan mama begitu tajam padaku. Di bawah rasa takut aku mengangguk kecil, dan menatap Mama. Hatiku berdebar tak karuan, rasa takut kini semakin menguasai tubuhku, bahkan nyaliku juga turut menciut. "Kenapa kamu baru bilang sekarang Amel!" Mama menangis. "Maaf Ma, Amel takut." Cicit ku pelan dengan menunduk ketakutan. "Mas Raka mendonorkan ginjal itu diam-diam bahkan Dokter juga dilarang memberitahu Amel." Aku mencoba membela diri, karena memang sejatinya semua ini bukan salahku. Air mata mama semakin tumpah, aku tahu mama sangat terpukul mendengar hal ini. Anak semata wayangnya yang digadang-gadang menjadi penerus merelakan organnya untuk sang mertua. "Lihatlah! cinta Raka padamu begitu besar Mel, Jika kamu masih ingin berpisah darinya Mama bersumpah tidak akan pernah memaafkan kamu dan keluargamu!!!" Mataku membola menatap Mama, inilah kali pertama Mama berbicara keras bahkan mengancamku. Tapi sikap Mama memang sangat wajah bahk
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม

Bukan Maksudku Mas!

"Mas apa kamu akan terima jika tau aku selalu berbohong?" Aku bergumam sendiri. Mas Daffa begitu mengharapkanku sedangkan aku di sini terperangkap cinta mas Raka, keinginan orang tau serta harapan mertua. Apa yang harus aku katakan kepada Mas Daffa? Aku beranjak dari tempat tidurku menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Tak ingin pusing dengan aneka panggilan telepon aku memutuskan untuk mematikan ponselku, aku ingin tenang hari ini saja. Tepat pukul 06.00 pagi aku keluar kamar berjalan menyusuri koridor menuju kantin. Perutku yang semalam tidak terisi pagi ini terasa sangat perih. "Maafkan Mama Nak, telah buat kamu lapar." Sambil ku elus perut buncit ku ini. Ada rasa sesal karena tak memikirkan anak yang kukandung sama sekali sementara dia butuh asupan nutrisi untuk tumbuh. Karena masih sepi aku tak perlu antri untuk mendapatkan makanan, usai makan aku bergegas kembali ke kamar. Kulihat sejenak keadaan Mas Raka, aku berharap ada kabar lebih baik lagi. Sudah dua j
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-23
อ่านเพิ่มเติม

Tidur Saja Sana!

Aku yang tak kau tahu harus menjawab apa hanya bisa diam, tuntutan orang tua maupun mertua hingga balas budi yang harus aku lakukan menuntut aku untuk kembali ke mas Raka tapi aku tak memiliki keberanian mengungkapkan semua itu kepada Mas Daffa. "Mel, Kenapa diam saja?" Mas Daffa bertanya kembali. Aku tersenyum menatapnya tapi aku masih setia dengan diamku. Lalu kulihat Mas Daffa juga tersenyum, senyumnya kali ini mengundang rasa ibaku, aku dapat merasakan betapa kecewanya dia. "Diammu sudah menjawab semua, kamu tidak mungkin memilihku kan? Kamu akan kembali lagi ke suami kamu kan?" Mendengar penuturannya hatiku rasanya tercabik, Maafkan aku, sungguh aku tak bermaksud mengecewakan Mas Daffa hanya saja keadaan yang menuntut aku untuk kembali ke mas Raka. "Maafkan aku Mas, aku tak bisa menolak tuntutan mereka." Ucapku dengan menangis. Mas Daffa mengangguk paham, "Maafkan aku Mel yang tidak bisa berbuat apa-apa ketika ayah kamu perlu pertolongan." Sahutnya dengan mata berkaca. Se
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-24
อ่านเพิ่มเติม

Sadar

Mas Daffa terus saja mengucapkan kata-kata yang mengundang emosi, detak jantung Mas Raka terus meningkat. "Mas aku takut terjadi apa-apa dengannya." Aku sungguh was-was. Hingga hal mengejutkan terjadi, Mas Raka membuka matanya."Mas! Mas Raka membuka matanya!" Aku berteriak lalu memencet tombol. Mas. Daffa tersenyum sementara aku menatap Mas Raka yang masih lemah. "Mas." "Raka Raka, diancam dulu baru bangun kamu!" Ujar Mas Daffa. Beberapa saat kemudian rombongan dokter datang. Belum sampai dokter berada di bangsal mas Raka aku segera berteriak mengatakan jika mas Raka sudah bangun. "Dok mas Raka bangun!" Dokter segera memeriksa keadaan mas Raka, lalu beliau tersenyum. "Sungguh keajaiban, pasien telah melewati masa komanya dengan cepat." Kata dokter. Suster diperintahkan untuk menyuntik obat di infus mas Raka. "Keadaan pasien masih sangat lemah, jangan terlalu diajak bicata yang berat dulu." Selepas itu dokter keluar, sedangkan aku dan Mas Raka sama-sama menatap Mas Raka.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-24
อ่านเพิ่มเติม

Aku Rindu Kamu

Tangan telunjukku menunjuk ke wajahnya dengan cemberut lalu segera tangan Mas Raka memegang telunjukku. "Baik, jika aku ingkar janji kamu bisa pergi dengan membawa anak kita," sahutnya dengan tersenyum. Air mataku keluar, akupun kembali jatuh dalam dekapannya."Aku sangat rindu." Bisik Mas Raka. Beginikah rasanya berada dalam dekapan seorang suami? nyaman sekali. Dua tahun berumah tangga dengannya inilah kali pertama aku merasakan kebahagiaan memiliki seorang suami."Kenapa baru sekarang kamu seperti ini Mas? kenapa nggak dari dulu kamu memperlakukan aku layaknya seorang istri?" Cicitku pelan. Air mataku semakin deras, ingatan-ingatan masa lalu menyeruak masuk, sakit hati serta rasa benci yang beberapa hari ini entah ke mana kini kembali hadir. Trauma diperlakukan dengan buruk, disakiti dengan poligami bahkan disandingkan dengan seorang madu terus bergejolak di dadaku. "Maafkan aku Sayang," ujarnya. Aku menarik tubuhku dari tubuhnya kemudian menatapnya nanar, "Gampang sekali k
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-25
อ่านเพิ่มเติม

Pulih Cepat

"Biar saja lagipula Mama pasti paham kalau anaknya lagi kasmaran." Mas Raka pun tertawa.Lambat laun kulihat Mas Raka sudah mulai mengantuk mungkin pengaruh obat sudah bereaksi"Mas Kamu mengantuk ya?" Tanyaku sambil menatapnya lekat. Mas Raka menggeleng dia terus bersikeras mengatakan bahwa dirinya tidak mengantuk."Aku tidak mengantuk aku ingin bersamamu katanya." Katanya sambil menguap. Tak ingin mendebatnya, aku pun terus mengobrol hingga kulihat suamiku itu sudah tertidur."Tidur yang nyenyak ya, aku temenin Mama dulu." Ku elus pipinya lalu pergi. Ku langkahkan kaki ke sofa menemani Mama yang saat yang saat ini tengah menonton TV. "Raka sudah tidur?" Mata Mama mengarah ke bangsal Mas Raka. "Iya Ma mas Raka tidur." Segera aku bergabung bersama Mama lalu menonton siaran TV ya mama lihat.Seru-serunya menonton iklan muncul, Mama Mas Raka yang kesal ngedumel sendiri. "Gak enaknya nonton acara begini pasti banyak iklan." Gerutunya. Sungguh geli melihat tingkah mertuaku, jangank
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
อ่านเพิ่มเติม

Ciuman Kedua

"Lihat lah menantu kamu jeng sekarang sudah mulai kurang ajar!" kata Mama dengan tertawa."Nggak apa-apa Jeng, lagipula memang kita yang mengganggu kesenangan mereka," sahut ibu.Kami semua tertawa. Ucapan kedua wanita paruh baya ini benar-benar menggelikan. Melihat pemandangan seperti ini aku sungguh bahagia, anak saling mencintai, antar besan sangat akur sungguh indah sekali.Kebahagiaanku kini lengkap sudah rasanya Tuhan sudah kasihan padaku sehingga kali ini aku mendapatkan kebahagiaan yang begitu berlimpah.Suami mencintaiku, mertua mencintaiku, orang tua mencintaiku, semua mencintaiku. Terima kasih Tuhan atas anugerahnya.#####Pagi itu sebelum mas Raka pulang, dokter datang ke ruang inap kami. Dokter memberikan resep obat khusus untuk Mas Raka, selain itu beliau juga berpesan kepada kami."Satu ginjal sudah cukup menyaring darah tapi masih ada resiko jika tidak memperhatikan kesehatan ginjalnya. Batasi garam dan protein, olahraga teratur, jangan melakukan aktivitas berat ya P
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
อ่านเพิ่มเติม

Malu

Aku mengangguk, ribuan masalah yang kuhadapi membuat aku tidak pernah belajar seputar kehamilan hingga hal seperti ini saja aku tidak tahu. Sungguh aku merasa bersalah pada calon bayiku ini. “Jadi gimana sayang? Lanjut atau enggak?” Mas Raka melirikku. Anggukan kecil aku tunjukkan, jika untuk memperlancar jalan bayi apa salahnya aku bercinta? Lalu kulihat suamiku membalikkan badannya. “Yes.” Ucapnya. Senyumanku merekah, begitu bahagianya dia hingga membalikkan badan dan hore-hore dalam hati. Sesaat kemudian dia membalikkan badannya lagi, perlahan dia menidurkanku. Inilah malam pertama yang aku inginkan Mas bukan seperti saat kamu memaksaku. “Mas aku malu.” Kututup sebagian tubuhku dengan tangan ketika Mas Raka berhasil membuka resleting bajuku. “Ngapain malu sayang.” Kata Mas Raka. Mas Raka kini melepas satu-satu bajunya, melihatnya telanjang begini membuat salivaku tertelan kasar. Harus aku akui, dia memiliki tubuh yang indah dan kulit putih hanya saja
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-26
อ่านเพิ่มเติม

Mas Raka kembali Bekerja

Hari berlalu dengan cepat, keadaan mas Raka sudah semakin membaik, tubuhnya yang kurus perlahan mulai terisi. Malam itu kami berada di balkon, Mas Raka terus menatapku membuat aku malu dibuatnya. "Mas kenapa sih, aku kan malu jika kamu terus menatapku." Protesku sambil mendorong wajahnya. "Begini ya rasanya jatuh cinta sama istri." Ujarnya lalu kembali menatapku. Mendengar gombalannya aku pun tertawa, "Alah gombal."Mas Raka justru mendekap tubuhku, "Aku tidak bergombal sayang tapi memang aku jatuh cinta padamu, bersamamu membuat aku bahagia." bisiknya. Tak hanya dia aku sebenarnya sama, setiap hari aku bahagia, dia sangat-sangat memperlakukan aku dengan baik. Oh inikah rasanya jatuh cinta??? "Aku juga Mas, tak kusangka cinta yang kamu bunuh perlahan kini bersemi dan tumbuh subur di hatiku." Aku melepas pelukannya. "Teruslah mencintaiku Sayang dan jangan berhenti sampai maut memisahkan kita." katanya. "Iya Mas." Karena udara malam semakin dingin kami memutuskan untuk masuk k
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-27
อ่านเพิ่มเติม

Tidak Bergerak

Aku sungguh panik takut terjadi apa-apa dengan anakku."Sayang, jangan buat mama takut." Aku terus mengelus perutku berharap pergerakan calon bayiku dapat kurasakan tapi sama sekali tak ada pergerakan.Saat bersamaan pintu kamarku terbuka, terlihat Mama berjalan mendekat ke arahku."Mel ayo kita lihat baju-baju bayi kamu." Mama mengajak aku melihat baju-baju bayi yang mama beli kamarin.Aku mengangguk lalu berjalan di belakang Mama, masuk ke dalam kamar anakku ketakutan semakin menguasaiku. Hatiku langsung mencelos. "Ma." Kupanggil Mama mertuaku itu."Iya." Mama menyahut sambil membuka bungkusan belanjaannya. "Ma perut Amel dari tadi tidak ada pergerakan, apa bayi Amel di dalam baik-baik saja?" cicitku takut-takut. Mama segera meletakkan kantong belanjaannya lalu menatapku dengan ekspresi terkejut. "Apa! Tidak ada pergerakan?" tanya Mama. "Iya Ma, Amel takut kalau terjadi apa-apa dengan anak Amel." Jawabku dengan sedih.Mama segera bangkit lalu menarik tanganku keluar dari kamar,
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-27
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
7891011
...
15
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status