All Chapters of Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali : Chapter 31 - Chapter 40

91 Chapters

Bab 31 - Tak Bisa Mengabaikan

Setelah kasus perceraiannya dengan Damian Selesai, Inara akhirnya mulai bekerja pada perusahaan fashion yang baru diakuisisi oleh perusahaan keluarganya. Meskipun begitu, sebenarnya Inara juga masih sangat terpukul atas perceraiannya dengan Damian. Dia tak pernah menyangka waktu berjodohnya dengan Damian hanya sampai 6 tahun saja. Namun, ia tak bisa tinggal meratapi karena hidup terus berlanjut. Memikirkan Alma yang harus selalu sehat dan bahagia membuat Inara berusaha fokus menatap hidupnya yang baru, walaupun harus susah payah memendam luka hatinya. Mobil yang membawanya kini tiba di depan gedung kantornya. Sopir segera keluar dan membukakan pintu mobil untuknya.Begitu mobil kembali berlalu, Inara langsung dikejutkan oleh kedatangan seorang pria yang membawa buket bunga berisi mawar putih dan lily yang segar.“Kak Daffa?” Inara menyapa. Raut wajahnya sedikit bingung melihat Daffa sepagi ini sudah di sini.“Aku ke sini khusu
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 32 - Sudah Berakhir?

Damian baru bisa menghela napas lega ketika akhirnya berhasil menenangkan Vano dengan berjanji akan membelikan mainan baru. Dia tidak bisa berbohong, kalau menurutnya Vano terlalu rewel. Berbeda dengan Alma, yang selalu pasrah ketika ia berasalan sibuk dan tidak bisa ditemani bermain. Damian menggeleng karena lagi-lagi pikirannya harus mengantarnya pada Alma dan juga rasa bersalahnya yang semakin dalam. “Kalau begitu, Om harus pergi karena mau bekerja,” ucap Damian, bangkit dari duduknya. Vano hanya mengangguk pasrah, sementara Selena berdiri di dekat pintu, memperhatikan dengan tatapan sulit ditebak. Lebih pada tidak terima karena Damian terlalu sebentar di rumahnya, padahal ia sengaja cuti agar bisa bersama Damian lebih lama. Dia sengaja memanfaatkan kesempatan itu karena setahunya, Damian mungkin tidak bekerja setelah sidang cerai dengan Inara. Dia pasti butuh waktu memperbaiki suasana hatinya, tetapi kenyataannya di luar dugaan. Pria itu melangkah keluar tanpa menoleh
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 33 - Secepat Itu?

Mobil mewah itu melaju tenang membelah jalanan ibu kota menuju Kantor Pusat Genus Group. Di kursi penumpang, Rafiq dan Inara tampak sibuk dengan urusannya masing-masing. Rafiq—yang di antara saudara-saudaranya, memang paling dikenal gila bekerja. Saat ini, bahkan sedang sibuk berkerja melalui Ipad-nya. Berbeda dengan Inara yang hanya memainkan ponsel, membalas beberapa pesan masuk di sana. Tak berselang lama, Rafiq yang semula fokus bekerja tak sengaja melihat sang adik bertukar pesan dengan Daffa. Dia tahu, karena sedikit mengintip. “Tadi Daffa ke kantor, ya?” tanya Rafiq akhirnya. Inara mengangguk, menutup ponsel, lalu menyimpannya dalam tas. “Iya, dia datang cuma sebentar buat kasih ucapan selamat. Bawa bunga juga.” Sudut bibir Rafiq tertarik membentuk senyuman yang penuh arti. “Dipikir-pikir, dia itu juga sangat peduli sama kamu. Saat di rumah sakit kemarin, dia juga selalu datang menemanimu.” “Soalnya kami udah kenal dari lama, Kak.” Inara tak mau ambil pusing.
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 34 - Cemburu

Damian kini duduk di sudut kafe, bersembunyi di balik buku yang dia bentangkan di depan wajahnya sejak tadi. Entah apa yang dia pikirkan sampai memutuskan mengikuti Inara hingga masuk ke kafe ini. Dia sesekali mengintip, mengamati Inara duduk di meja dekat jendela bersama pria itu, sesekali mereka saling tertawa bersama membuat Damian jealous. “Sok kegantengan banget jadi orang!” Dia menggerutu. Bola matanya berputar, menunjukkan kalau ia sedang kesal. “Ganteng juga tidak! Lebih ganteng aku ke mana-mana.” Mantan suami Inara itu memasang telinga baik-baik mendengarkan pembicaraan mereka. Ia mengangguk-angguk saat tahu mereka hanya membicarakan seputar perusahaan, desain, dan proyek terbaru. Sepertinya dia tahu banyak soal desain. Begitu yang Damian pikirkan. Paling tidak, ia merasa lega karena Inara dan teman pria itu hanya membicarakan pekerjaan, tidak ada hal lain. Soal perasaan, mungkin. Hanya saja, seiring berjalannya waktu, ekspresi mereka terlihat lebih santai dari se
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 35 - Meminta Maaf

Inara tersenyum bengis mendengar perkataan Damian yang menurutnya sangat tidak tahu diri itu. Luka yang pria itu torehkan masih menganga dan kini Damian tiba-tiba datang seolah-olah masih punya hak untuk Inara? Wanita itu menggeleng tak percaya, amarahnya sudah akan meledak, tetapi ia menahan diri. “Harus bisa” Suara Inara penuh penekanan. “Kamu harus ingat kalau kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, Mas. Tidak seharusnya kamu ada di sini dan mengomentari hal yang bukan urusanmu.” Deg! Damian tersentak, kata-kata Inara bagaikan palu godam yang menghantam ulu hatinya. Tidak ada hubungan apa-apa lagi. Kalimat itu sangat menyakitkan bagi Damian. Damian menelan ludah, merasakan tenggorokannya mengering. Matanya mulai memanas, begitu dadanya yang terasa sangat sesak. Ia masih tak bisa menerima kenyataan itu. Tiba-tiba, tangannya terulur menggenggam tangan Inara. Perlahan berlutut, memasang wajah penuh rasa bersalah. “Ra … Aku sungguh-sungguh minta maaf atas semua ya
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 36 - Provokasi Selena

Damian berusaha fokus bekerja, meski saat ini pikirannya sedikit kacau setelah pertemuannya dengan Inara kemarin. Kata-kata mantan istrinya itu cukup membekas di kepala dan menusuk hingga ke dasar hatinya.Dia bolak-balik membaca laporan saat terdengar pintu ruangannya diketuk sebelum akhirnya terbuka. Sekretarisnya masuk dengan ekspresi serius. Namun, Damian tak begitu peduli. Hanya menatap Andrew sekilas, lantas kembali fokus bekerja. “Pak, kita ada masalah.” Andrew berkata tanpa basa-basi.Damian mengerutkan kening, tetap fokus pada lembaran kertas di hadapannya seakan-akan menganggap perkataan Andrew hanya perkata biasa saja. “Masalah apa?”“Mahacitra mengganti pemasok tekstil untuk proyek terbaru mereka. Artinya, mereka tidak lagi memakai bahan dari perusahaan kita.”Damian sontak mengangkat wajah. “Apa?!” pekiknya nyaris tak percaya dengan apa yang didengar. “Iya, Pak. Mereka beralih ke Gemilang Textile sebagai pemasok ut
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 37 - Jangan Ganggu

Damian tertawa miris mendengar respons mantan istrinya yang seolah tidak terjadi apa-apa. Dia melangkah mendekat, tatapannya tajam ke arah Inara yang duduk santai di kursinya, tampak tak peduli dengan kedatangannya. “Jangan pura-pura tidak tau, Ra!” Suara Damian meninggi. “Kamu sengaja, kan, mau menyingkirkan perusahaanku dengan memilih pemasok lain untuk proyek terbaru Mahacitra? Apa kamu tidak sadar kalau tindakanmu itu sangat tidak profesional?” Inara tetap tenang. Tak langsung menjawab, melainkan bangkit dari kursinya, menatap Damian tanpa gentar. “Atas dasar apa kamu mengatakan aku tidak profesional?” tanyanya dengan nada datar, tetapi tegas. Sebelum Damian sempat menjawab, Selena tiba-tiba langsung menyela, “Tidak usah pura-pura bodoh, Inara! Kamu sengaja melakukan ini, kan? Kamu ingin menyingkirkan PrimaTex karena tidak terima diceraikan Damian!” Inara menoleh, menatap Selena dengan ekspresi datar. Miris sekali sebenarnya mendengar tuduhan tak berdasar tentang dirinya itu.
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 38 - Dalang Kebakaran

Inara memijat kepala begitu tamu tak diundangnya itu sudah pulang. Sudah datang tak diundang, marah-marah lagi, menambah beban pikiran Inara saja. Namun, tak lama, pintu ruangannya kembali terbuka, membuatnya sedikit tersentak karena decitan pintu yang agak tiba-tiba. Dia mengangkat wajah, melihat kakaknya masuk dengan ekspresi serius, terlihat seperti sedang memikirkan masalah besar. “Apa maksud kedatangan mereka?” tanya Rafiq tanpa basa-basi. “Mereka siapa, Kak?” “Mantan suamimu dan selingkuhnya,” ketus Rafiq, “aku bertemu dengannya di depan lift tadi.” Inara mendesah pelan. “Mereka datang untuk protes karena aku tidak menggunakan bahan dari mereka buat proyek terbaru kita. Aku dianggap tak profesional karena mengganti pemasok, padahal sebelumnya mereka adalah pemasok utama di Mahacitra. Nyatanya, aku juga mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan.” Rafiq mengangguk, mengerti akar masalahnya sekarang. Dia menarik kursi di depan meja adiknya, lalu duduk. “Gara-ga
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bab 39 - Anniversary Titan Corp

Perayaan anniversary Titan Corp, salah satu mitra bisnis Genus Group berlangsung meriah karena tamu-tamu penting dari berbagai kalangan bisnis pada berdatangan, memenuhi undangan. Inara melangkah masuk ke dalam venue dengan anggun, menggandeng tangan Alma yang terlihat menggemaskan mengenakan gaun berwarna biru muda yang pas untuk tubuhnya. Di sisi kiri dan kanannya, Rafiq dan Rafa berjalan mendampingi. Seperti biasa, Rafa dengan senyum tebar pesonanya yang sudah pasti ditujukan untuk memikat para gadis jomblo. Soal menaklukkan hati para gadis, Rafa memang ahlinya. Sementara itu, Rafiq tetap dengan ekspresi datarnya yang tegas. Dia ini kalau masalah bisnis, sangat diandalkan, makanya orang tuanya menjadikannya sebagai calon CEO Genus Group yang kelak akan menggantikan posisinya saat pensiun. Meskipun begitu, bagi keluarga, mereka tahu betul bahwa Rafiq bukanlah sosok yang dingin seperti yang ditampilkan di hadapan publik. Begitu mereka memasuki area akan berlangsungnya aca
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bab 40 - Kegaduhan

Sambil menggenggam gelas jusnya dengan hati-hati, tatapan Alma yang duduk sebelah Damian langsung berbinar kala melihat Vano menghampirinya dengan senyum lebar. “Hai! Nama kamu Alma, kan?” Vano bertanya ceria.Merasa ragu, Alma tak langsung menjawab, tetapi pada akhirnya ia mengangguk pelan. “Iya, nama kamu siapa?”“Aku Vano. Kamu mau main sama aku, tidak? Acara orang dewasa membosankan.” Vano mengerucutkan bibirnya seolah-olah tak suka berada di tempat ini.Senang sekali Alma ada yang mengajaknya bermain, tetapi ia tak langsung mengiyakan ajakan Vano. Justru, menoleh ke arah Damian dengan tatapan meminta izin. Anak itu, memang selalu diajarkan minta izin pada orang tua jika akan ke mana-mana, agar tak panik dicari.Damian tersenyum dan mengangguk. “Sana main kalau mau, tapi hati-hati, ya, Sayang.”“Baik, Papa!” Dia berseru senang sebelum akhirnya melompat turun dari kursi.Vano menggenggam tangan Alma dan menggandengny
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more
PREV
123456
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status