Home / Rumah Tangga / Menyusui Bayi Dokter Tampan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Menyusui Bayi Dokter Tampan : Chapter 61 - Chapter 70

97 Chapters

Bab 61 ( Menunggumu tanpa batas waktu)

Bab 61 (Menunggumu tanpa batas waktu)Kami bersandar di body mobil. Pandangan lurus ke depan menatap gulungan ombak yang terus saja menderu. Menyelami keindahan alam membuatku memejamkan mata sejenak. Sejak tadi dokter Aariz tidak melepaskan genggaman tanganku. Aku memilih membiarkan saja, memberi waktu kepada pria itu untuk menenangkan diri tanpa menjawab pertanyaannya.Ini permintaan atau lamaran sih? Aku berani menebak, jika dokter Aariz hanya ingin meredakan sakitnya sendiri. Setelah ia merasa tak ada harapan lagi untuk kembali dengan Winda, barulah ia memikirkan soal perjodohan ini."Apa jawabanmu, Alifa?" Akhirnya ia bertanya lagi setelah kami terdiam cukup lama dan merasakan udara dingin yang terus menyergap."Aku tidak akan menjawab ya atau tidak, karena aku pikir ini bukan saatnya.....""Inilah saatnya, Alifa. Ini saat yang tepat itu. Aku sudah menyadari dan memikirkan hal ini selama berminggu-minggu. Jadi jangan kamu pikir aku menghindar dari masalah. Sekali-sekali tidak..
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 62

Bab 62"Apa Mas pikir hanya aku yang perlu berdamai dengan masa lalu? Apa barusan kamu lupa jika kamu pun tak tahu apa yang harus kamu lakukan, bahkan kamu sampai berpikir untuk membuang Gibran?! Kamu itu kekanak-kanakan, tahu!" Diam-diam aku mengepalkan tangan. Risih juga, karena seolah-olah hanya aku yang terluka dengan pasangan terdahulu.Seolah dia menggampangkan perasaanku.Obat luka hati akibat dikhianati itu bukan dengan jalan membuka lembaran baru dengan pasangan yang baru.Ini salah besar."Iya, aku tahu. Dan kita akan belajar bersama. Aku harap kamu juga bisa menungguku. Kita tidak perlu terburu-buru, oke?!" Pria itu mengusap kepalaku, kemudian memasangkan sabuk pengaman.Mobil perlahan meninggalkan lokasi pantai dan kembali melaju membelah kegelapan malam."Mau ke mana lagi setelah ini? Aku sudah berjanji untuk membawamu jalan-jalan semalaman untuk menghapus jejak Atta yang sudah beberapa kali membawamu jalan-jalan. Apa kamu mau dinner?" tawarnya.Namun tawaku justru meleda
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 63

Bab 63Rasanya letupan kerinduan ini sudah tak terbendung. Meski Alifa selalu bersikap ketus dan seolah tak peduli, tapi bagi Keenan, melihat wajah Alifa saja sudah membuat dia senang sekali. Apalagi jika sampai bisa membuat Alifa kembali ke dalam pelukannya."Apakah masih ada sisa cinta untukku, Alifa?" desah Keenan. Pikirannya seketika melayang pada sosok dokter pemilik RSIA Hermina yang tentu lebih segalanya daripadanya."Apa kamu lebih memilih dokter itu, dibandingkan aku? Apalagi sejak nggak ada kamu, perusahaan oleng dan nyaris tidak bisa diselamatkan, andai aku tidak memiliki orang-orang yang loyal pada perusahaan."Pria itu berjalan menuju kamar utama rumah ini. Kamar yang selama ini ditempati oleh Eliana. Sudah dua hari Eliana tidak pulang, dan kabar terakhir yang didapatnya jika Eliana tengah berada di rumah orang tuanya.Ada atau tidaknya Eliana sama sekali tidak berpengaruh. Tetap saja dia tidak menjalankan peran yang semestinya. Bahkan rumah ini malah semakin tenang jika
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 64

Bab 64Dia sudah tak sabar menunggu momen itu. Meski Keenan yakin, jalannya akan sulit karena sudah pasti dokter Aariz tidak akan tinggal diam, tapi ia berharap akan ada sebuah keajaiban. Bukankah Alifa pernah hidup bersamanya dengan segala kenyamanan yang ia miliki?Bukankah dia pernah memanjakan Alifa sedemikian rupa, meratukannya tanpa peduli jika apa yang ia lakukan membuat iri ibu dan kedua kakak perempuannya?Koleksi tas dan perhiasan itu menjadi bukti jika dia pernah memperlakukan Alifa laksana seorang ratu. Alifa pula yang mengelola keuangannya, mengendalikan setiap keputusan di perusahaan. Dia sangat mempercayai Alifa, karena perempuan itu punya track record sebagai seorang akuntan.Seharusnya ia tak mempercayai ibu, Eliana, dan kakak perempuannya begitu saja. Namun mereka benar-benar menekan, bahkan ibunya mengancam akan bunuh diri jika ia tak mau menceraikan Alifa.Posisinya terjepit. Dia kalah, dan Alifa menjadi korban keegoisannya. Seharusnya sebelum ia menjatuhkan talak
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 65

Bab 65"Memang udah jalannya, Mak. Tapi saya bersyukur, kehidupan saya sekarang sudah jauh lebih baik. Emak bisa lihat keadaan saya, kan?" "Iya, Emak juga bersyukur, Bu Alifa terlihat baik-baik saja. Padahal kemarin Emak sempat khawatir, karena Ibu pergi hanya dengan mengenakan pakaian di badan, nggak bawa apa-apa. Padahal semua orang tahu jika Ibu sangat berjasa bagi perusahaan Bapak. Seharusnya Ibu dapat harta gono gini....""Saya udah nggak peduli soal itu. Udah lama berlalu, Mak. Sekarang saya udah menemukan keluarga yang baru....""Bu Alifa sudah menikah lagi?" Perempuan tua itu membulatkan matanya, tampak terkejut."Enggak, Mak." Spontan menggigit bibirku sendiri lantaran menyadari jika Mak Darmi pasti sudah salah paham. "Enggak semudah itu bagi saya untuk memutuskan membuka lembaran baru, tapi sekarang saya tinggal bersama keluarga angkat saya. Ceritanya panjang, Mak.""Bu Alifa orang baik dan pasti akan selalu mendapatkan kebaikan," tukas perempuan tua itu. Dia memberi isyara
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 66 (Tak ada jalan untuk kembali)

Bab 66"Kamu mengurus perceraian kita tanpa sepengetahuanku?!" Rahang pria itu seketika mengeras. Dengan cepat dia membuka amplop itu, lalu membentangkan isinya. "Aku tidak akan tanda tangan!""Mau tanda tangan atau enggak, yang jelas putusan hakim telah jatuh. Kita sudah bercerai secara resmi," ujarku."Sebegitunya kamu ingin menikah dengan dokter Aariz?!" Bibirnya bergetar. Aku tahu ia marah besar. Namun hanya tangan yang terkepal. Dia tidak mengangkatnya ke atas dan mendaratkan di bagian tubuhku."Jangan bawa-bawa orang lain, Mas!""Kenyataannya kamu memilih pria yang lebih kaya dariku!"Tuduhan ini sangat menyakitkan dan membuatku harus meraup udara sebanyak-banyaknya, menghempaskannya dalam-dalam untuk meredakan sesak di dadaku. "Kamu selalu berpikir bahwa semua hal bisa diselesaikan dengan materi. Kenyataannya kamu tidak bisa membeli cintaku, Mas. Begitu juga dengan orang lain.""Nggak usah berbelit-belit, Alifa!" Pria itu melemparkan amplop itu ke sembarang arah, lalu berdiri
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 67 ( Mengapa tak ada jalan untuk kembali, Nak?)

Bab 67 ( Mengapa tak ada jalan untuk kembali, Nak?)Pria itu menangis seperti anak kecil. Meratapi waktu yang baginya tak adil. Andai waktu bisa kembali, maka ia pasti akan menjadi pria yang paling bahagia karena mendapatkan seorang anak laki-laki. Tanpa harus tes DNA pun ia percaya jika bayi yang dilahirkan oleh Alifa memang darah dagingnya, mengingat bagaimana baiknya keluarga El Fata memperlakukan Alifa. Tidak mungkin keluarga terhormat itu tidak menyelidiki latar belakang Alifa, kan? Kalau memang Alifa terbukti menjadi seorang pelacur, apa mungkin keluarga El Fata masih mau menampungnya?Kecuali ya, jika dokter Aariz begitu tergila-gila dengan Alifa dan tak peduli dengan apapun.Akhirnya ia menyadari jika semua yang dituduhkan oleh ibu dan kakak perempuannya, termasuk Eliana hanyalah sekedar fitnah. Mereka memang sengaja menjebak Alifa dan ibunya berpura-pura akan bunuh diri jika ia tidak menceraikan perempuan itu.Kenapa keluarganya begitu kejam? Dan kenapa ia harus dilahirkan
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 68

Bab 68Tawaran yang menggiurkan, dan sepertinya Donita bersungguh-sungguh. Pria itu memegang tangan Donita yang dibalas oleh perempuan muda itu. Mereka saling menggenggam untuk beberapa lama dengan beradu tatap penuh arti seolah menyelami isi pikiran masing-masing. Keenan menghela nafas. Dia sudah terlanjur mengarungi pusaran ini. Mereka sudah seringkali tidur bersama, meski hanya dengan tangan saling menggenggam. Sebuah guling menjadi pembatas area tidur masing-masing.Dia pria normal. Namun Donita adalah sekretarisnya. Cukuplah ia menjadikan Donita sebagai sekretaris dan tempat curhat. Akan beda cerita kalau ia tidur dengan seorang wanita bayaran.Dia memang menginginkan, tapi tak tega menjadikan Donita sebagai pemuas nafsu syahwatnya."Kamu serius?" uji Keenan."Memangnya Bapak juga serius?" kerling mata perempuan muda ini. Tubuh Donita seketika merapat saat tanpa sadar tangan Keenan tertarik ke samping."Jangan mencoba menggoda saya, Donita. Saya ini laki-laki normal." Nafasnya s
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 69

Bab 69"Stop! Mas nggak menerima alasan apapun. Pokoknya sebutin nomor rekening kamu. Mas mau transfer sekarang!""Nggak usah, Mas. Masa iddahku sudah lewat. Ini kan cuma legalitas doang, jadi nggak ada tuh urusannya sama masa iddah," ujarku kesal. Kenapa sih mas Keenan jadi memaksa?Kemarin kemana saja? Boro-boro uang iddah, yang ada dia membiarkanku keluar dari rumah hanya dengan pakaian yang melekat di badan."Kalau kamu nggak mau menerima uang iddah, gimana kalau kamu menerima bagi hasil dari perusahaan saja? Sebelum nikah sama kamu, perusahaan Mas masih kecil, nggak berkembang seperti sekarang. Semua itu terjadi berkat kerja keras kamu yang pintar mengelola keuangan. Jadi please, mau ya.""Enggak, Mas. Enggak usah. Aku takut Mama, Mbak Rosa atau Mbak Yuna yang protes. Nanti ribet lagi. Aku nggak mau berurusan sama mereka," ujarku."Tapi ini hak kamu. Kamu jangan bikin Mas menjadi seseorang yang serakah. Mas hanya ingin memperbaiki keadaan, meskipun tidak bisa kembali seperti dulu
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 70

Bab 70Kakinya terus melangkah mengikuti Donita. Ah, di mana-mana perempuan sama saja. Keenan tersenyum kecil saat Donita menunjuk sebuah tas yang dengan segera diambilkan oleh seorang pramuniaga. Tas selempang berukuran kecil, baling-baling hanya muat ponsel dan dompet. Namun dari tag price tertera 4 juta lebih.Keenan sama sekali tidak terkejut. Dia hanya kagum. Ternyata selera belanja perempuan itu bagus juga. Dia pun mengambil kartu saktinya dari dalam dompet dan segera melakukan transaksi."Mau makan dulu atau mau lanjut belanja?" tawar Keenan. Dia menjejeri langkah perempuan itu sembari membawa paper bag. Keenan menolak Donita yang ingin membawa sendiri barang belanjaannya, karena dia merasa laki-laki lah yang seharusnya membawa barang belanjaan, bukan perempuan.Dia terbiasa memperlakukan Alifa seperti itu. Dulu, saat mereka masih bersama."Makan dulu, Pak. Nanti lanjut belanja. Tapi budget makannya di luar yang voucher 10 juta ya." Bibir perempuan itu full senyum tak lepas mem
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status