Share

Bab 69

Author: Jannah Zein
last update Last Updated: 2025-02-10 12:57:26

Bab 69

"Stop! Mas nggak menerima alasan apapun. Pokoknya sebutin nomor rekening kamu. Mas mau transfer sekarang!"

"Nggak usah, Mas. Masa iddahku sudah lewat. Ini kan cuma legalitas doang, jadi nggak ada tuh urusannya sama masa iddah," ujarku kesal. Kenapa sih mas Keenan jadi memaksa?

Kemarin kemana saja? Boro-boro uang iddah, yang ada dia membiarkanku keluar dari rumah hanya dengan pakaian yang melekat di badan.

"Kalau kamu nggak mau menerima uang iddah, gimana kalau kamu menerima bagi hasil dari perusahaan saja? Sebelum nikah sama kamu, perusahaan Mas masih kecil, nggak berkembang seperti sekarang. Semua itu terjadi berkat kerja keras kamu yang pintar mengelola keuangan. Jadi please, mau ya."

"Enggak, Mas. Enggak usah. Aku takut Mama, Mbak Rosa atau Mbak Yuna yang protes. Nanti ribet lagi. Aku nggak mau berurusan sama mereka," ujarku.

"Tapi ini hak kamu. Kamu jangan bikin Mas menjadi seseorang yang serakah. Mas hanya ingin memperbaiki keadaan, meskipun tidak bisa kembali seperti dulu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 70

    Bab 70Kakinya terus melangkah mengikuti Donita. Ah, di mana-mana perempuan sama saja. Keenan tersenyum kecil saat Donita menunjuk sebuah tas yang dengan segera diambilkan oleh seorang pramuniaga. Tas selempang berukuran kecil, baling-baling hanya muat ponsel dan dompet. Namun dari tag price tertera 4 juta lebih.Keenan sama sekali tidak terkejut. Dia hanya kagum. Ternyata selera belanja perempuan itu bagus juga. Dia pun mengambil kartu saktinya dari dalam dompet dan segera melakukan transaksi."Mau makan dulu atau mau lanjut belanja?" tawar Keenan. Dia menjejeri langkah perempuan itu sembari membawa paper bag. Keenan menolak Donita yang ingin membawa sendiri barang belanjaannya, karena dia merasa laki-laki lah yang seharusnya membawa barang belanjaan, bukan perempuan.Dia terbiasa memperlakukan Alifa seperti itu. Dulu, saat mereka masih bersama."Makan dulu, Pak. Nanti lanjut belanja. Tapi budget makannya di luar yang voucher 10 juta ya." Bibir perempuan itu full senyum tak lepas mem

    Last Updated : 2025-02-10
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 71

    Bab 71"Jelaskan, El. Siapa pria ini? Apa dia selingkuhanmu?!" bentak Keenan sembari melemparkan foto-foto itu ke ranjang tempat tidur perempuan itu. Sementara untuk video, dia sudah mentransfer filenya lebih dulu ke ponsel perempuan itu.Tidak mungkin kan, dia membiarkan ponsel mahalnya diberikan kepada Eliana hanya untuk menyuruhnya melihat video?Bisa-bisa ponsel mahal dengan gunungan data penting perusahaan itu remuk tak berbentuk lantaran di amuk oleh perempuan itu."Apa maksudmu, Mas? Ini foto apa?!" Perempuan yang baru saja memejamkan matanya itu tergagap. Kaget dengan sesuatu yang tiba-tiba saja mengenai tubuhnya.Dia bangkit dan mengucek matanya. Eliana sangat mengantuk, karena ia baru pulang menjelang subuh. Dia dan Roger bercinta sampai beronde-ronde. Dia mengantuk dan juga lelah.Mengantuk dan lelah yang terbayar lunas dengan kenikmatan terlarang dan uang yang dia dapatkan. Tak perlu lagi mengemis uang bulanan dari Keenan. Sekali mengangkang saja ia sudah mendapatkan lebih

    Last Updated : 2025-02-10
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 72

    Bab 72Eliana menatap pria itu dengan tubuh gemetar. Hilang sudah semua rasa percaya diri dan kesombongannya. Sorot mata Keenan yang berkilat-kilat memancarkan amarah dan dendam. Dia tidak pernah menemui keadaan Keenan seperti ini sebelumnya. Semarah-marahnya suaminya, paling-paling hanya melontarkan kalimat yang sedikit kasar, lalu setelah itu pergi menjauh.Eliana begitu takut. Apalagi di kamar ini mereka hanya berdua. Bagaimana kalau Keenan hilang kendali?"Kamu tidak bisa seperti ini, Mas. Kenapa kamu begitu kejam padaku?""Kamu yang membuatku seperti ini. Kamu yang sudah membuatku kehilangan Alifa," ucap pria itu berapi-api. Tadi malam adalah malam yang menegangkan untuknya. Keenan bukan cuma mendapatkan bukti-bukti perselingkuhan Eliana, tetapi juga bukti bahwa Eliana, Rosa, dan Yuna terlibat di dalam makar yang dibuat untuk menyingkirkan Alifa. Dan makar itu direstui oleh ibunya.Jika dulu semua itu hanya sekedar dugaan, asumsi, dan prasangkanya saja, tetapi sekarang dia sudah

    Last Updated : 2025-02-11
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 73

    Bab 73 Beberapa hari kemudian, akhirnya hasil pun ia dapatkan. Ternyata benar prediksi Aryan, jika Sherina bukanlah anak kandungnya. Keenan memerintahkan Aryan untuk menemui Roger dan mengambil sampel dari pria itu untuk kemudian ia kirim bersama dengan sampel Sherina ke laboratorium. "Serius, Bos?" Pria itu memberikan satu pouch berukuran kecil yang berisi dengan rambut dan kuku Roger kepada Keenan. "Ya, Aryan. Aku hanya ingin tahu apakah dia anak Roger atau bukan. Tapi meskipun dia anak Roger, saya akan tetap merawatnya dengan alasan kemanusiaan. Kasihan juga kalau dia sampai terlantar. Memangnya Eliana bisa merawat anaknya sendiri?" Tawa hambar Keenan berderai, memecah suasana pagi ini. Dia menerima pemberian Aryan dan menyimpan di dalam tas kerjanya. Sejak Eliana pergi dari rumahnya, akhirnya Keenan pun kembali menginap di rumahnya. "Saya salut dengan Bapak yang mau berbesar hati merawat seorang anak yang bukan anak kandung Bapak, bahkan ia adalah buah dari selingkuhan m

    Last Updated : 2025-02-11
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 74

    Bab 74"Itu privasi saya, Bu. Mohon maaf, saya tidak bisa menceritakan apapun. Maksud kedatangan saya kemari, hanya ingin memberitahu jika Bu Eliana dan Pak Keenan itu sudah bercerai, dan Sherina bukan anak kandung Pak Keenan. Hanya itu yang ingin saya sampaikan. Sebenarnya saya bisa saja menyampaikan ini lewat telepon, tapi rasanya kurang sopan." Perempuan itu mengambil tas kerjanya, kemudian bangkit. "Saya mohon pamit ya, Bu. Ini sudah sangat sore."Aku hanya bisa mengangguk dan membiarkan wanita itu berjalan menuju mobilnya. Mobil Donita terparkir tidak jauh dari teras ini. Aku dan bu Wardah melambaikan tangan saat mobil wanita itu bergerak akan melewati pintu gerbang pagar rumah ini.Bugh!Sebuah benda keras tiba-tiba saja mendarat di body bagian depan mobil Donita.Terdengar suara decit rem yang diinjak dengan keras diiringi dengan teriakan perempuan itu."Nita, kamu nggak apa-apa?!" Nafasku ngos-ngosan. Aku memang berlari kencang menghampiri mobil, lalu menarik tubuh perempuan

    Last Updated : 2025-02-11
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 75

    Bab 75"Biar aku saja yang menemuinya. Kalian lanjut saja sarapan." Pria itu langsung berdiri, padahal dia baru makan beberapa suap. Setelah meneguk minumannya, dia langsung bergegas melangkah menuju ruang depan."Kamu ngapain kemari? Dari mana kamu tahu rumah ini?" Pria itu sangat terkejut. Seketika rentetan pertanyaan masuk di otaknya. Apakah Alifa yang memberitahu Keenan alamat rumah ini? Atau jangan-jangan pria itu mendapat informasi dari ibu Yunita?Ibu Yunita memang berteman dengan ibunya, lebih tepatnya teman arisan. Agak mustahil bukan, jika Ibu Yunita tidak tahu di mana rumah keluarga El Fata? Keenan yang tengah duduk di sofa yang berada di teras ini pun akhirnya berdiri dan berjalan mendekati pria itu."Maaf Dok, saya datang kemari untuk menjemput Donita, karena tadi malam dia bilang jika mobilnya masuk bengkel lantaran ada sesuatu dan lain hal, dan posisinya dia menginap di rumah ini," ujar Keenan."Kamu punya hubungan apa dengan Donita?" Aariz memang tidak tahu apa-apa s

    Last Updated : 2025-02-12
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 76

    Bab 76"Pak...." Tubuh wanita itu kembali gemetar, bahkan kertas berisi tulisan tersebut sampai terlepas dari tangannya.Keenan memungut kertas itu, membacanya, lalu meremasnya. Dia tidak berkata sepatah kata pun, kecuali hanya menghidupkan mesin mobil, kemudian tancap gas meninggalkan tempat itu.Keenan sengaja tak merespon. Dia ingin memberi Donita waktu sebentar untuk menenangkan diri. Donita pasti shock berat karena sudah mengalami dua kali kejadian yang membuatnya terguncang. Padahal sebenarnya ini hanya permulaan, dan ke depannya mungkin akan lebih parah dari itu.Hanya ada satu orang yang paling ia curigai.Dia, Eliana. Apakah Eliana benar-benar serius untuk membalaskan sakit hatinya? Tapi biar bagaimanapun, dia sudah bertekad untuk tidak akan pernah mau kembali kepada perempuan itu. Lebih baik dia menduda seumur hidupnya ketimbang harus kembali dengan perempuan kurang waras itu. Tak ada alasan yang membuatnya bisa kembali. Eliana sudah terbukti berselingkuh. Perceraian mere

    Last Updated : 2025-02-12
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 77 (Biarkan kami pergi)

    Bab 77"Kami menunggu kamu, Mas. Adek Gibran ingin sekali bermain sama papanya. Dia kangen bermain mobil-mobilan." Aku menunjuk mobil-mobilan yang teronggok di sudut ranjang."Aku udah bilang kalau aku nggak bisa, Alifa. Aku belum bisa menerima Gibran. Masa iya kamu nggak ngerti?!" "Tapi mau sampai kapan, Mas? Dia itu anak kamu, terlepas dari benih siapapun dia hadir di rahim mantan istrimu!" sentakku. Aku turun dari pembaringan sembari menggendong Gibran dan mendekati mas Aariz. Aku bermaksud menyerahkan Gibran kepadanya. Namun tangan kekar dan kokoh itu menepis dengan keras."Jangan paksa aku, Alifa!""Tapi Adek yang memaksaku untuk melakukan ini, Mas!" Aku balas menangkap tangannya, memaksa tangan besar mas Aariz untuk menempel di dahi Gibran. Meski di awal ia memberontak, tapi akhirnya tak ada lagi pergerakan setelah telapak tangan itu menempel sempurna di dahi Gibran. Akhirnya dia tahu bagaimana kondisi Gibran saat ini.Gibran rewel sejak semalam. Suhu tubuhnya meningkat. Mesk

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 171 ( Diculik)

    Bab 171Langkahnya tersaruk-saruk dengan tangan gemetar menenteng tas besar. Lisa akhirnya memasuki lift yang akan membawanya ke lantai dasar bangunan pencakar langit ini. Tas besar itu berisi seluruh pakaiannya dan terasa cukup berat baginya. Perempuan itu baru merasakan punggungnya yang sakit akibat didorong oleh Winda saat menyandarkan dirinya di dinding lift. Kebetulan hanya ada dia seorang di sana.Mungkin ini hampir tengah malam, jadi lift sepi."Wanita sinting! Kapok aku kerja sama dengan dia. Padahal seharusnya dia tanggung jawab, karena gara-gara ini aku harus kehilangan pekerjaan. Masih untung Mas Atta masih mau mengampuniku dan tidak membawa kasus ini ke jalur hukum," gumam Lisa. Dia memejamkan matanya sejenak."Sudah nggak dapat bayaran, kehilangan pekerjaan pula! Sial benar aku. Tapi ya, sudahlah. Sudah terlanjur pula, nggak bisa balik lagi. Aku juga nggak mungkin kerja di kota ini. Lebih baik pulang kampung saja."Terbayang di kampungnya, ibunya yang tengah sakit dan but

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 170

    Bab 170"Jadi kamu gagal? Keterlaluan! Lalu apa gunanya kamu kemari?" bentak Winda."Saya ingin menagih bayaran yang sudah Nyonya janjikan, karena saya sudah melaksanakan tugas dengan baik. Soal berhasil atau gagal, itu bukan urusan saya, Nyonya, karena itu tergantung kepada keberuntungan atau tidaknya. Dan Mbak Alifa rupanya masih beruntung, dia hanya memakan sedikit dari bubur itu, lalu merasa lemas dan Dokter Aariz dengan cepat memberinya tindakan. Apa Nyonya lupa, jika mantan suami Nyonya itu adalah seorang dokter?!"Tentu saja Lisa tidak mau disalahkan. Dia tidak ingin usahanya gagal begitu saja. Sudah diusir dari rumah keluarga El Fata, tidak mendapat bayaran pula. Padahal dia sudah berusaha semaksimal mungkin. Hanya saja Alifa memang beruntung. Ulahnya kepergok oleh bi Narti. Meskipun perempuan itu hanyalah perempuan kampung, tetapi rupanya bi Narti cukup cerdik. Merasa ada yang mencurigakan, bi Narti malah menyimpan bubur itu ke tempat rahasia, lalu setelah dirasa situasi cuk

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 169

    Bab 169Atta memang sungguh tidak terduga. Dia cerdik melebihi ekspektasi, walaupun terkadang sikapnya rada menyebalkan. Tapi Aariz tidak menampik, Atta memang memiliki kepekaan tinggi jika ada bahaya disekitar mereka.Dia dan Atta memang jarang akur, jarang satu pemikiran dan pendapat, tapi mereka tetaplah saudara. Di dalam diri mereka mengalir darah yang sama, darah El Fata.Di sela-sela kesibukannya yang berkali-kali lipat meningkat sejak Hotel Permata bekerjasama dengan perusahaan milik Keenan, Atta tetap meluangkan waktunya untuk mengamati perkembangan yang terjadi di rumah utama, terutama Alifa dan orang-orang yang berada di sekitar perempuan itu. Bahkan Naira dan Maya pun tidak luput dari perhatian Atta, walaupun sebenarnya kedua gadis itu bisa dipercaya.Aariz dan Alifa bahkan tidak pernah berpikir sampai sejauh itu. Meski Alifa selalu berusaha menutupi kehamilan dengan pakaian longgar, tetapi memakai pakaian yang sangat longgar bukan merupakan style Alifa. Alifa memang menyuk

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 168

    Bab 168"Sudah berapa bulan, Mbak?" tunjuk Atta pada perut Alifa."Berapa bulan?!" Perempuan itu sangat terkejut. Selama ini tidak ada yang tahu tentang kehamilannya selain mereka berdua."Mbak bisa menyembunyikan kehamilan pada semua orang, tetapi tidak padaku." Pria itu tersenyum, tapi senyumnya terasa amat misterius."Berapa bulan apanya? Kamu jangan macam-macam deh!" sergah Aariz. Tentu saja ia panik. Dia tidak menyangka ternyata ada orang yang mengetahui kehamilan Alifa, padahal mereka sudah berusaha maksimal untuk menutupi fakta itu."Aku hanya menginginkan kejujuran kalian. Mbak Alifa sudah hamil berapa bulan?" tegas pria itu. "Jangan coba-coba mengelak. Aku sudah tahu semuanya. Aku hanya ingin menguji kejujuran kalian."Alifa terlihat menghela nafas, sebelum akhirnya mendesah. "Sudah hampir 5 bulan, Ta. Dari mana kamu tahu jika aku hamil?""Akhir-akhir ini Mbak Alifa terlalu tertutup sama aku. Di awal aku malah berpikir jika Mbak ingin menghindariku setelah menikah dengan Mas

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 167

    Bab 167"Masa Mas bohong sih?"Setelah memberikan penjelasan panjang lebar kepada keluarga pasien, termasuk menahan kekesalannya terhadap keluarga pasien yang terlihat sama sekali tidak khawatir dengan keadaan anggota keluarganya, bahkan malah lebih khawatir kehilangan sawah ketimbang nyawa istri sendiri, Aariz langsung kembali ke ruangan pribadinya di rumah sakit umum ini. Tentu dia mencemaskan Alifa yang harus ia tinggalkan sendirian di ruangan ini, apalagi proses operasi pengangkatan rahim itu memakan waktu berjam-jam karena penuh dengan pendarahan dan prosedurnya jauh dari kata mudah.Sebagai seorang dokter kandungan, satu hal yang paling ia hindari adalah operasi pengangkatan rahim, karena ini yang paling krusial. Bukan cuma tingkat kesulitannya yang tinggi, tapi juga tingkat emosional, karena diangkatnya rahim dari tubuh seorang perempuan, berarti mematikan harapan perempuan itu beserta keluarganya untuk mendapatkan keturunan.Terbukti, dia harus berjuang mati-matian untuk meya

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 166

    Bab 166 "Mana suaminya? Panggil kemari ya." perintah Aariz kepada Nia, yang dengan segera dituruti gadis itu. Dia beranjak meninggalkan ruangan. Hanya berselang 5 menit, Nia sudah datang diiringi dengan dua orang laki-laki. Seorang laki-laki separuh baya, dan satu lagi merupakan laki-laki yang sudah tua renta. "Silahkan duduk." Pria itu mendengus kasar sebelum akhirnya ia berhasil menguasai dirinya. Sebenarnya dia ingin sekali marah, tapi dia tetap harus menjaga sikap. Ini adalah kedua kalinya dia bertemu dengan suami dari pasien yang mengalami pendarahan pasca operasi caesar ini. Dua tahun yang lalu dia juga menangani kasus yang sama. Jejak rekam medik pasien bernama Rusmina ini membuat Aariz rasanya ingin angkat tangan saja. "Mohon maaf, dua tahun yang lalu saya lah yang menangani persalinan ibu Rusmina, persalinan anak ketiga yang waktu itu pun juga mengalami kasus yang sama. Persalinan lewat operasi caesar dengan kasus plasenta akreta dan obesitas. Saat itu saya sudah m

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 165

    Bab 165"Aku ikut, Mas!" Perempuan itu mengambil tasnya, lalu memegang tangan sang suami, membuat Aariz menghela nafas berat. Dia tentu paham maksud sang istri."Kamu yakin? Mas tidak tahu kapan kita bisa pulang. Mungkin malam....""Tidak apa-apa. Aku bisa menunggu di ruang pribadi Mas seperti biasa.""Baiklah." Pria itu berjongkok, lalu mencium pipi anak sambungnya sekilas. "Papa dan Mama berangkat dulu ya. Gibran baik-baik sama tante Naira."Beruntungnya tidak ada drama yang menghambat kepergian mereka. Gibran anak yang anteng dan jarang rewel. Dia sudah biasa hanya bersama pengasuhnya. Aariz mengendarai mobilnya dengan terburu-buru, meski tidak ugal-ugalan. Dia tetap memperhatikan keselamatan berlalu lintas, apalagi ada istri di sampingnya.Alifa hanya terdiam. Dia tidak berminat untuk berbicara dengan sang suami, dan justru tenggelam dalam pikirannya sendiri. Frasatnya sudah tidak enak saat dokter Halimah menelpon. Alifa tahu dokter Halimah adalah orang yang loyal kepada suaminy

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 164

    Bab 164 "Program masih berjalan, walaupun tidak terlalu efektif. Ada orang yang dikhususkan untuk mengurusi itu," jelas Aariz. "Kok bisa? Bukannya kemarin banyak yang menyambut antusias program itu? Terutama para ibu hamil atau pasangan suami istri yang merencanakan kehamilan dan punya anak." Alifa menyerngitkan kening. Dia baru ingat, karena terlibat secara langsung saat launching program itu. Dan dia melihat sendiri bagaimana antusiasme para undangan yang memenuhi tempat acara itu, terutama ibu-ibu hamil yang memang pernah memeriksakan kandungan ke RSIA Hermina, atau yang sedang menjalani promil. "Mas juga kurang tahu apa sebabnya, tetapi Mas bersyukur masih banyak juga orang yang percaya dengan RSIA Hermina, dan masih banyak orang yang mau menitipkan uangnya agar nantinya mereka bisa merencanakan persalinan yang aman dan selamat." "Itu tujuan kita, bukan?" tukas Alifa. "Itu tujuan utama, di samping pihak rumah sakit pastinya akan mendapatkan dana segar yang bisa digunakan

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 163

    Bab 163Membayangkannya saja sudah membuat Alifa merasa ngilu, apalagi jika ia sendiri yang mengalaminya. Jangankan riwayat SC 3 kali, riwayat SC 1 kali pun pasien tidak boleh melahirkan di rumah, apalagi tanpa ada bantuan dari tenaga medis. Seharusnya ketika pasien akan melahirkan, harus dirujuk ke rumah sakit yang lengkap peralatan dan tenaga medisnya, karena melahirkan normal dengan riwayat SC sebelumnya rentan terjadi robekan rahim yang bisa mengancam jiwa, baik ibu maupun bayi.VBAC ( Vaginal Birth After Cesarean) atau persalinan normal setelah operasi caesar tidak bisa dilakukan sembarangan, harus di awasi ketat oleh dokter kandungan. Bukan cuma itu. Fasilitas operasi harus disiapkan untuk berjaga-jaga bila terjadi komplikasi di dalam persalinan, semisal robekan di rahim.Aariz benar-benar mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan sangat tinggi. Dia bahkan memijat pelipisnya berkali-kali dengan keringat dingin yang membasahi dahi. Bukan sekedar nyawa pasien yang menjadi taruhan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status