“Mau saya antar pulang?” Tawar Marven dengan lembut. Saat ini mereka sudah tiba di bandara dan akan kembali, namun melihat jam yang sudah hampir malam membuat Naina menolak.“Jake pasti sudah pulang, saya tidak ingin anda berdebat dengan pria sepertinya.” Kata Naina sopan.Marven terkekeh, “Jika itu demi kamu sepertinya saya tidak masalah.”Naina menghela napas, berusaha menenangkan dirinya. "Terima kasih, tapi saya bisa sendiri, Tuan," ujarnya dengan suara lembut. Marven menatapnya dalam, seolah menimbang sesuatu. "Baiklah," katanya akhirnya. "Tapi jika sesuatu terjadi, hubungi saya." Naina mengangguk pelan. "Saya mengerti." Namun, ketika Marven mengulurkan tangan untuk menepuk lembut kepalanya, Naina sedikit terkejut. Sentuhan itu hangat dan terasa begitu menenangkan, membuatnya hampir lupa bahwa begitu sampai di rumah, dia akan kembali menghadapi neraka yang menunggunya. "Saya serius, Naina," suara Marven terdengar lebih dalam. "Jangan ragu untuk meminta bantuan." Naina t
Last Updated : 2025-02-09 Read more