Tiap lorong rumah sakit yang dilewati, jantung Naina berdetak kuat, seperti memberi isyarat akan sesuatu yang tak terduga. Perasaan was-was menyelimuti, semakin terasa saat mereka tiba di taman rumah sakit.“Wajahmu terlihat tegang. Apa kamu tidak nyaman?” tanya Marven, suaranya rendah namun penuh perhatian.Naina terkejut, buru-buru menggeleng. “Eh—tidak, Tuan. Saya cukup nyaman. Taman di rumah sakit ini dirawat dengan sangat baik,” jawabnya gugup, berusaha menutupi kegelisahannya.Marven mengangguk pelan. “Benar. Matahari pagi ini cukup hangat, bagus untuk pemulihanmu,” katanya sambil mendorong kursi roda Naina menuju kursi di tengah taman.Setelah memastikan Naina duduk nyaman, Marven juga mengambil tempat di kursi di dekatnya. Mereka menikmati pemandangan taman yang dihiasi hamparan bunga berwarna-warni.Tiba-tiba, Marven berkata, “Sebenarnya, saya tidak terlalu menyukai bunga.”Naina terdiam sejenak, sedikit kaku mendengar pernyataan itu. Dia melirik ke belakang, mencoba membaca
Last Updated : 2025-01-12 Read more