Semua Bab PELUKAN PANAS SANG PRESDIR: Bab 171 - Bab 176

176 Bab

BAB 171

“Marven sakit?” tuan Antony bertanya pada Naina yang menemaninya sarapan bersama hari ini.Naina yang tadi akan menyendokkan sup ayam ke dalam mulutnya berhenti dan meletakkannya dengan pelan. “Iya kek, tadi setelah bangun dia mual dan sekarang merasa pusing. Setelah sarapan aku akan menyuapi bubur agar dia mau sarapan.”Tuan Antony mengangguk, “anak itu memang terlalu banyak bekerja.” Gumamnya, “biar aku yang menyuapinya, kau sedang hamil jangan terlalu lelah.”Naina langsung terbatuk-batuk kala mendengar ucapan tuan Antony, “A-apa?”Tuan Antony menatap Naina sambil tersenyum tipis, “Kenapa? Apa ada masalah?”Naina buru-buru menegakkan punggungnya, masih berdehem pelan, lalu menatap kakek dengan wajah bingung sekaligus canggung. “B-bukan begitu, Kek… Tapi… Kakek mau nyuapin Marven? M-maksudku, aku bisa menyuapinya tanpa perlu kakek yang turun tangan.”Tuan Antony terkekeh, melihat wajah canggung sekaligus panik dari cucu menantunya itu. “Tak masalah, kakek juga ingin memanjakan cucu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

BAB 172

“Sudah habis kek?” tanya Naina saat melihat tuan ANtony turun dari lantai dua.Pria tua itu terkekeh, “apa suamimu memang manja seperti itu?”Naina tersenyum malu, sudah dia duga pasti Marven akan membuat dirinya malu sendiri. “Tidak, hanya kadang-kadang saja. Apa dia menyusahkan kakek?” tanyanya dengan khawatir.Tuan Antony menggeleng pelan, senyum hangat masih tergantung di wajahnya. “Tidak, tidak. Dia hanya… sulit menerima kalau dirinya juga butuh dimanja sesekali. Tapi ekspresinya saat tahu aku yang menyuapi, speechless,” katanya sambil tertawa pelan.Naina ikut tertawa, membayangkan wajah kaget suaminya. “Pasti dia langsung sok cool setelahnya, ya kek?”“Awalnya iya,” jawab tuan Antony sambil menuruni anak tangga perlahan, “tapi akhirnya dia pasrah juga. Kupikir, dia hanya butuh alasan untuk bersikap lembut tanpa merasa malu.”Naina tersenyum, matanya hangat. “Dia memang begitu. Di balik keras kepalanya, dia lembut… tapi tidak semua orang bisa lihat sisi itu.”Tuan Antony menepuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

BAB 173

“Nyonya, ada kiriman paket untuk anda.” Suara pelayan yang sedang memberitahu Naina saat wanita itu sedang menyirami bunga membuatnya langsung menoleh.“Paket? sepertinya aku tak memesan apapun.” Ucapnya namun segera melepaskan sarung tangannya dan berjalan pelan ke arah ruang tamu.Beberapa orang sedang mengeluarkan paket besar dari dalam mobil box disana.Dan salah satu kurir memberinya surat tanda terima, “mohon tanda tangan, nyonya.”Naina melihat lagi ke belakang, “Siapa yang mengirim paket? dan apa isinya?”Kurir itu tersenyum, “kursi pijat dan dikirim oleh nyonya Sisca Tuner.”Naina sempat terpaku, menatap paket besar berbentuk kotak panjang yang dibungkus rapi dengan pita emas. Wajahnya menunjukkan campuran bingung dan haru, lalu ia buru-buru menandatangani tanda terima dan mengangguk sopan kepada kurir.Setelah para kurir meninggalkan ruang tamu, Naina berjalan mendekat, menyentuh permukaan kardus itu seolah memastikannya nyata. “Bibi Sisca...”Tak lama kemudian, Marven muncu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

BAB 174

“Nyonya, ada paket dari nyonya Naina. Sepertinya beliau sangat menyukai hadiah anda sehingga memberikan hadiah balasan, “ ucap asisten nyonya Sisca dengan semangat.Nyonya Sisca yang tengah berkutat di depan laptopnya langsung menoleh, lalu berdiri dan berjalan ke arah meja tempat paket itu diletakkan. “Hadiah balasan? Apa isinya?”Asistennya tersenyum sambil membuka bungkus rapi dengan pita hijau pastel. Di dalamnya terdapat kotak kayu mungil yang elegan. Ketika dibuka, tercium langsung aroma menenangkan yang menguar dari dalamnya.Terdapat satu set aromaterapi dalam botol kaca mungil—dengan campuran lavender, peppermint, dan citrus—lengkap dengan difuser kecil bergaya minimalis, serta lilin aromaterapi berlabel “For the calm moments you deserve.”Nyonya Sisca mengangkat sebuah kartu kecil yang terselip di dalamnya dan mulai membaca:"Untuk Oma Sisca yang terhormat, Terima kasih atas hadiah kursi pijat yang sangat membantu. Semoga aromaterapi ini bisa menjadi teman relaksasi di ten
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya

BAB 175

“Serius kita akan ke mansion tuan? untuk apa? Ada rapat disana kah?” salah satu karyawan divisi operasional tampak bingung karena satu divisi harus datang ke mansion tuan mereka.“Tak tahu, katanya nyonya besar membutuhkan kita.” bisik yang lainnya.“Jangan-jangan kita akan dikasih kerjaan tambahan,” gumam yang lain dengan nada setengah cemas, setengah penasaran.Bus mini yang mengangkut mereka mulai melewati gerbang utama mansion Tuner yang megah. Beberapa orang tampak menempelkan wajah ke kaca, terkagum-kagum melihat taman dan bangunan luas yang biasanya hanya bisa mereka lihat lewat majalah internal perusahaan.Sesampainya di sana, mereka langsung disambut oleh pelayan pribadi keluarga dan diarahkan ke aula kecil di samping mansion. Begitu masuk, mata mereka langsung membelalak—ruangan itu penuh sesak dengan tumpukan kotak hadiah mewah dari berbagai ukuran dan bentuk. Ada yang dibungkus pita emas, ada yang berlabelkan nama-nama penting dari industri, bahkan ada yang langsung ditand
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

BAB 176

“Bis perusahaan masih disini, jadi mereka belum pulang?” Marven yang baru tiba di mansion terkejut, dia tak menyangka sebanyak itu hadiah yang harus mereka urus.Ben terkekeh, “memang banyak tuan, anda kan banyak relasi. Sudah pasti mereka semua mengirimi anda dan nyonya hadiah.”Marven menghela nafas pelan lalu keluar dengan bungkusan cemilan favorit istrinya.Begitu turun dari mobil, Marven langsung melangkah masuk ke dalam mansion dengan ekspresi datarnya, namun langkahnya sedikit lebih cepat dari biasanya. Begitu masuk, ia langsung disambut aroma harum makanan dari arah taman belakang—tempat makan malam yang disiapkan Naina untuk para staf yang bekerja membantunya.“Selamat malam, tuan!” sapa beberapa staf yang melihatnya, sambil sedikit membungkuk.Marven hanya mengangguk singkat, lalu berbelok ke arah ruang lain yang kini penuh dengan tumpukan kotak hadiah, pita, kartu ucapan, dan kertas kado berwarna pastel. Di tengah ruangan, Naina tampak duduk bersila di lantai, sibuk menuli
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status