Home / Rumah Tangga / PELUKAN PANAS SANG PRESDIR / Kabanata 141 - Kabanata 150

Lahat ng Kabanata ng PELUKAN PANAS SANG PRESDIR: Kabanata 141 - Kabanata 150

181 Kabanata

BAB 141

“Tampaknya anda diet ya, nyonya? Gaun yang di fitting minggu lalu masih kebesaran.” Kata desainer pada Naina saat Naina mencoba gaun pernikahannya dan juga resepsi pernikahannya.Naina tersenyum malu, “Saya rasa lengan saya kemarin terlalu besar jadi takut membuat desain nyonya Laurent tak tampil maksimal karena kekurangan saya.”Nyonya Laurent, sang desainer, menggeleng sambil tersenyum. “Kekurangan? Oh sayang, kau justru terlihat semakin anggun dengan tubuh yang sedikit berisi. Tapi kalau kau merasa lebih nyaman seperti ini, kita bisa menyesuaikannya.”Marven yang sejak tadi duduk di sofa ikut berkomentar, “Aku bahkan tidak sadar kamu diet. Kenapa tidak bilang padaku?”Naina tertawa kecil sambil menatapnya melalui cermin. “Bukan diet ketat, hanya mengurangi makanan manis saja.”Marven mendengus pelan, “Kalau begitu, malam ini aku akan memastikan kamu makan lebih banyak.”Nyonya Laurent tertawa melihat interaksi mereka. “Kalian pasangan yang manis. Baiklah, aku akan menyesuaikan gaun
last updateHuling Na-update : 2025-03-27
Magbasa pa

BAB 142

“Undangan sudah dikirim, souvenir untuk tamu yang datang sudah dipesan. Apa ya yang kurang?” Naina masih serius menatap latopnya dan melihat list yang kurang dari acara pernikahannya. Marven yang duduk di sebelahnya melirik sekilas ke layar laptop, lalu tersenyum santai. “Kurang satu hal.” Naina mengangkat alis, “Apa?” Pria itu mendekat, berbisik di telinganya, “Waktu berduaan dengan calon suamimu.” Naina terkekeh, lalu mendorong wajah Marven pelan. “Marven, aku serius. Aku tidak mau ada yang terlewat.” Marven tertawa kecil, lalu meraih tangan Naina dan menggenggamnya erat. “Sayang, semuanya sudah hampir sempurna. Yang paling penting adalah kita menikah dan bahagia. Jadi, jangan terlalu stres, ya?” Naina menghela napas, lalu tersenyum lembut. “Baiklah. Tapi kalau ada yang kurang nanti, kamu ikut bertanggung jawab.” Marven mengangkat tangannya, pura-pura menyerah. “Siap, nyonya masa depanku.” Naina tersenyum, lalu menutup laptopnya. “Setelah menikah kita akan bulan madu dimana
last updateHuling Na-update : 2025-03-28
Magbasa pa

BAB 143

Saat hari pernikahan tiba, semua orang tengah disibukkan dengan berbagai persiapan. Para penata rias Naina juga berlalu lalang seolah sangat sibuk untuk membuat ratu sehari mereka tampak sempurna di hari sakralnya. “Gaunnya sudah rapi, pastikan kerudungnya tidak kusut,” ujar seorang penata rias sambil dengan hati-hati merapikan kain panjang yang menjuntai di belakang Naina. “Lipstiknya sedikit lagi, jangan terlalu merah, cukup natural tapi tetap segar,” sahut yang lain sambil mengambil kuas kecil untuk sentuhan akhir. Naina hanya bisa duduk diam, memperhatikan bayangannya di cermin besar. Tangannya saling menggenggam di pangkuan, mencoba menenangkan diri dari rasa gugup yang mulai menyelusup. Tiba-tiba, suara langkah cepat terdengar, disusul suara ceria Rosana yang masuk dengan penuh semangat. “Ya ampun, kak! Aku hampir tidak mengenalimu!” Naina tertawa kecil. “Apa aku berubah drastis?” Rosana mengangguk dramatis. “Kau terlihat luar biasa. Kak Marven pasti bakal melongo melihat
last updateHuling Na-update : 2025-03-29
Magbasa pa

BAB 144

Pendeta tersenyum lembut, menatap pasangan yang berdiri di hadapannya dengan penuh makna. “Saudara-saudara sekalian, kita berkumpul di sini hari ini untuk menyaksikan dan merayakan pernikahan Marven dan Naina. Pernikahan adalah ikatan suci, sebuah janji yang dibuat dengan cinta, kepercayaan, dan kesetiaan.” Suasana menjadi hening, hanya terdengar suara lembut pendeta yang melanjutkan, “Marven, apakah kau bersedia menerima Naina sebagai istrimu, untuk mencintai dan menghormatinya, dalam suka maupun duka, dalam kekayaan maupun kesederhanaan, dalam kesehatan maupun sakit, hingga maut memisahkan kalian?” Marven menatap Naina dalam-dalam, matanya penuh keyakinan. Tanpa ragu, dia menjawab dengan suara yang kuat dan mantap, “Aku bersedia.” Pendeta tersenyum, lalu menoleh ke arah Naina. “Naina, apakah kau bersedia menerima Marven sebagai suamimu, untuk mencintai dan menghormatinya, dalam suka maupun duka, dalam kekayaan maupun kesederhanaan, dalam kesehatan maupun sakit, hingga maut memisa
last updateHuling Na-update : 2025-03-30
Magbasa pa

BAB 145

“Sepertinya resepsi untuk nanti malam akan meriah karena ada pasangan baru yang juga ikut berdansa,” kata Naina menggoda Rosana."Kakak jangan menggodaku! Ini ulah MC itu yang punya ide gila. Padahal jelas aku yang menangkap bunganya, bukan berdua!" Rosana bersungut-sungut, tangannya sibuk merapikan gaunnya yang sedikit kusut karena insiden tadi.Naina terkikik pelan, menikmati ekspresi kesal adiknya. "Tapi tetap saja, kau bersinggungan dengan pria yang sesuai dengan tipemu. Itu semacam tanda dari semesta, tahu?" godanya.Rosana mendengus, "Tanda apanya? Itu cuma kecelakaan! Lagipula, dia bahkan tidak menolongku dengan benar, malah hampir menjatuhkan diri sendiri!"Naina menatapnya melalui pantulan cermin, senyum penuh arti terukir di wajahnya. "Tapi kau tidak bisa membohongi diri sendiri. Saat tadi melihatnya, pipimu merah, Ros."Rosana membelalakkan mata sebelum buru-buru menutupi pipinya dengan kedua tangan. "Hah?! Itu pasti karena udara di dalam gereja terlalu panas! Bukan karena
last updateHuling Na-update : 2025-04-01
Magbasa pa

BAB 146

“Pasangan pengantin memasuki ruang resepsi! Selamat untuk tuan dan nyonya Tuner!” Saat MC mulai berseru pintu besar aula terbuka lebar.Para tamu bertepuk tangan meriah saat Marven dan Naina melangkah masuk, tangan mereka bertaut erat. Cahaya kristal chandelier di langit-langit aula memantulkan kilau indah di gaun Naina, sementara Marven dengan setelan hitam elegannya tampak begitu gagah.Naina bisa merasakan detak jantungnya lebih cepat dari biasanya, bukan karena gugup, tapi karena kebahagiaan yang membuncah dalam dirinya. Malam ini, dia benar-benar menjadi nyonya Tuner.Marven tetap menjaga ekspresinya yang tegas dan dingin seperti biasa, tapi genggaman tangannya pada Naina erat, seolah ingin menunjukkan bahwa dia tidak akan pernah melepaskannya.Mereka berjalan melewati barisan tamu yang tersenyum dan memberi selamat, sebelum akhirnya tiba di tengah aula. MC kembali berseru, "Sekarang, mari kita mulai malam ini dengan tarian pertama pasangan pengantin!"Alunan musik lembut mulai
last updateHuling Na-update : 2025-04-02
Magbasa pa

BAB 147

“Setelah resepsi selesai, temui kakek.” Suara dingin dan tegas itu membuat Marven terdiam.“Kek, setelah resepsi aku akan p–”Namun tuan Antony hanya menatap tajam, “Besok kamu baru boleh pergi.”Marven menghela napas dalam, jelas tidak menyukai keputusan itu. “Kakek…”Tuan Antony tetap dengan ekspresi tegasnya. “Ada hal yang perlu dibicarakan sebelum kamu pergi. kamu boleh bersabar satu malam lagi, bukan?”Naina melirik Marven dengan khawatir. Dia tahu betapa suaminya ingin segera pergi berdua dengannya, tapi jika Tuan Antony sudah berbicara seperti itu, menolak hanya akan sia-sia.Marven mengepalkan rahangnya, lalu mengangguk pelan. “Baik. Setelah resepsi, aku akan menemui kakek.”Tuan Antony tersenyum tipis, puas dengan jawaban itu, lalu beranjak pergi tanpa berkata apa-apa lagi.Naina menoleh ke Marven dan berbisik, “Apa kira-kira yang ingin kakek bicarakan?”Marven menggeleng, matanya masih menatap punggung kakeknya yang semakin menjauh. “Entahlah. Tapi sepertinya sesuatu yang pe
last updateHuling Na-update : 2025-04-03
Magbasa pa

BAB 148

“Kak Marven kemana?” tanya Rosana saat dia membantu Naina melepaskan aksesoris di kepalanya.“Tadi kakek memanggilnya, mungkin ada urusan.”“Oh–”Naina tersenyum lalu menatap Rosana dari cermin, “menurutmu bagaimana Andrian? Apa kau sedikit menyukainya?”Rosana yang sedang sibuk melepas jepit rambut Naina tiba-tiba terhenti. Dia melirik kakaknya dari cermin dan mendengus pelan. “Kenapa kakak tiba-tiba menanyakannya?”Naina terkikik kecil. “Aku hanya penasaran. Dia tampak tertarik padamu.”Rosana mendengus lagi, kali ini lebih keras. “Tertarik? Hah, dia hanya pria menyebalkan yang suka menggoda. Lagipula, aku tidak mudah tertarik pada seseorang.”Naina menatapnya dengan tatapan penuh arti. “Tapi kamu tidak menolak saat berdansa dengannya.”Rosana terdiam sesaat sebelum kembali sibuk dengan rambut kakaknya. “Hanya karena aku tidak ingin membuat keributan di acara kakak. Jangan salah paham, ya.”Naina hanya tersenyum tipis, membiarkan adiknya menyangkal sesukanya. Tapi dia bisa melihat s
last updateHuling Na-update : 2025-04-03
Magbasa pa

BAB 149

Aroma maskulin disertai campuran wangi sabun menguar di kamar.Naina yang sejak tadi duduk dengan gugup semakin salah tingkah saat melihat suaminya telah selesai mandi.Marven berjalan mendekat, handuk masih melingkar di lehernya sementara rambutnya yang sedikit basah membuatnya terlihat semakin menawan. Naina menelan ludah, berusaha mengalihkan pandangannya, tapi tatapan tajam suaminya membuatnya sulit berpaling.“Kau masih terjaga,” gumam Marven, suara beratnya terdengar lebih dalam di keheningan kamar.Naina mengangguk cepat, tangannya mencengkeram ujung selimut. “Tentu saja… aku menunggumu.”Marven tersenyum kecil, lalu duduk di tepi ranjang, menatapnya lekat. Jari-jarinya yang hangat menyentuh dagu Naina, mengangkat wajahnya agar mereka bisa saling menatap. “Bagus,” bisiknya pelan. “Karena aku tidak berniat membiarkan istriku tidur malam ini.”Naina menelan ludahnya dengan kasar, terlebih saat tubuh Marven mulai menghimpitnya dan menekannya untuk berbaring di ranjang.Nafas Marve
last updateHuling Na-update : 2025-04-04
Magbasa pa

BAB 150

“Mereka sejak semalam belum keluar kamar?” Nyonya Sisca yang sedang meminum teh di pagi hari bertanya pada pelan.Pelayan menunduk namun sambil tersenyum, “Tuan bilang, beliau tidak ingin diganggu sampai siang hari. Karena sore harinya beliau akan terbang ke Jepang.”Nyonya Sisca terkekeh lalu meletakkan cangkir tehnya, “pengantin baru memang penuh gairah. Jika begitu, siapkan sup untuk mereka. Jika mereka sampai jam sepuluh belum keluar ketuk pintunya. Aku tak ingin mendengar pengantin baru pingsan karena kelelahan.”Pelayan itu mengangguk dengan wajah sedikit merah, lalu bergegas menyiapkan sup hangat seperti yang diperintahkan.Sementara itu, di dalam kamar pengantin, cahaya matahari yang masuk dari sela-sela tirai menyinari wajah Naina yang masih terlelap di pelukan Marven. Wajahnya tampak lelah, namun ada senyum kecil yang menghiasi bibirnya.Marven yang sudah lebih dulu terbangun menatap istrinya dengan tatapan penuh kepuasan. Jari-jarinya yang panjang dengan lembut menyusuri ra
last updateHuling Na-update : 2025-04-04
Magbasa pa
PREV
1
...
1314151617
...
19
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status