Marven menarikkan kursi untuk Naina dengan anggun, lalu duduk di seberangnya sambil menatap wajah wanita itu yang tampak bahagia sekaligus bingung.“Kamu memesan semua ini?” tanya Naina lagi, matanya masih menyapu setiap hidangan yang tertata cantik—semuanya adalah makanan favoritnya, dari sup labu yang lembut, pasta krim dengan jamur, sampai minuman favoritnya yang jarang ada di menu restoran biasa.Marven tersenyum hangat. “Tentu saja. Makan malam khusus untukmu harus ada semua makanan yang kamu sukai.”Naina tersenyum lembut, “Kamu benar-benar memperhatikanku, ya?”“Setiap detik,” jawab Marven tenang. “Aku tahu kamu suka makan dengan suasana yang tenang, cahaya lembut, dan makanan yang bukan hanya enak… tapi juga membawa kenangan.”Naina menatapnya, matanya sedikit berkilat. “Kamu tahu, ini seperti mimpi.”Marven membalas tatapannya dengan lembut, “Kalau begitu… aku harap malam ini jadi mimpimu yang paling indah.”Dan perlahan, suasana di antara mereka berubah—lebih hangat, lebih d
Last Updated : 2025-03-24 Read more