All Chapters of Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku: Chapter 31 - Chapter 40

217 Chapters

Bab 31. Terciduk 21+ di Kantor

Lagi dan lagi, ini kedua kalinya Bryan merasa dikecewakan.“Eh, Melissa. Kirain tadi siapa.”Bryan melihat Melissa masuk ke ruangannya tanpa membawa berkas apa-apa.“Ada keperluan apa kemari, Mel?”Bukannya menjawab, Melissa justru balik bertanya.“Loh, Pak Bryan belum makan siang?” tanya Melissa setelah melihat sepiring makanan di atas meja yang belum tersentuh sama sekali.“Aku lagi gak nafsu makan, Mel,” jawab Bryan sendu.Melissa berjalan mendekati Bryan dengan lenggak-lenggoknya. Ia berdiri di samping Bryan yang sedang duduk. Gadis itu kemudian dengan sikap genitnya meraba-raba lengan Bryan.“Bapak Bryan yang ganteng… ada apa denganmu, Bapak sayang? Saya perhatikan dari kemarin Pak Bryan wajahnya kayak galau gitu, Pak. Kalau Bapak ada masalah, bisa ceritakan ke saya kok,” ucap Melissa manja sembari memijat-mijat tengkuk bos mudanya itu.“Aku ga
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bab 32. Tidak Setara

“Nina?” gumam Bryan terkejut.Nina mematung sesaat, kemudian berlari pergi.“Udah, Mel. Pergi kamu!” perintah Bryan panik. Pria itu menyudahi kegiatan panasnya. Melissa yang sedang asik mengulum benda kokoh milik Bryan itu pun berdecak sebal.“Tapi, Pak? Kita bahkan belum sampai ke inti permainan!”Bryan sudah selesai membenarkan celananya yang tadi terbuka, pria itu langsung keluar dari ruangan dan menyusul langkah Nina tanpa menghiraukan Melissa yang sedang berbicara.“Pak Bryan? Pak?!! Bapak!!!” teriak Melissa. Namun bosnya itu sudah lenyap di balik pintu.“Ah, sialan!!!! Siapa sih perempuan itu? Lagi-lagi rencanaku untuk bermain dengan Bryan gagal! Selalu seperti ini! Shit!!” dengkus Melissa, memaki-maki situasi yang menimpa dirinya sekarang.Di sisi lain, Nina langsung menjauh dari ruangan itu, meninggalkan Bryan dan Melissa tanpa berbicara sepatah kata pun. Nina berjala
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 33. Hubungan Kita Ini Sebatas...

“Tuan Bryan?”Bryan menoleh. “Nina… soal tadi… itu… aku benar-benar gak ada hubung—”“Gak apa-apa, Tuan. Tuan Bryan gak perlu menjelaskannya lagi. Saya tidak berhak mendapatkan penjelasan dari Tuan. Lagi pula, saya hanya seorang pembantu. Dan Tuan adalah majikan saya. Kita gak ada hubungan apa-apa selain antara seorang majikan dan pesuruhnya. Jadi saya tidak punya hak melarang Tuan untuk berhubungan dengan siapa pun,” tegas Nina dengan sebuah senyum palsu di bibirnya.“Kok kamu ngomongnya gitu sih, Nina?”“Saya hanya menyampaikan fakta saja, Tuan.”“Aku gak suka kalau kamu ngomong kayak gitu, Nina. Di mataku kamu bukan hanya sebatas pesuruh. Tapi lebih. Aku sudah menganggapmu sebagai—”“Sebagai apa Tuan? Sebagai pemuas nafsu? Saya sudah bilang sebelumnya, saya tidak sudi lagi, Tuan. Tuan Bryan hanya saya anggap sebagai seorang majik
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Bab 34. Berseteru

Satu kalimat dari Nina sukses membuat Bryan membulatkan mata.“Apa? Kau bilang apa?!” tanya Bryan tak percaya.“Saya ingin berhenti! Saya tidak mau lagi melihat wajah Tuan Bryan!” tegas Nina. Ia memberanikan diri untuk menatap wajah Bryan yang sudah semakin sangar.“Apa?! Berhenti?”“I-iya.”“Kau tidak boleh berhenti!!” Bryan menarik kuat lengan Nina dan membawanya hingga mentok ke dinding. Bryan mengunci tubuh Nina agar gadis itu tidak bisa kabur. Bryan mengangkat jari telunjuknya dan menempelkannya pada hidung Nina. “Ingat, ya! Aku sudah membayarmu mahal! Kau tidak boleh berhenti seenak jidat! Kalau kau tidak bisa melayani hasratku, setidaknya kau harus melayani keperluanku yang lain!”Wajah mereka begitu dekat dengan tatapan yang saling bertemu. Tatapan penuh arti dari Bryan seolah-olah takut kehilangan sosok Nina. Sedangkan Nina dengan jantungnya yang berdetak kencan
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 35. Nina, Kamu Kenapa?

Natalia menghampiri Melissa yang sangat sibuk di meja kerjanya sedang menyusun proposal. Natalia menyenggol pelan siku sahabatnya itu.“Eh, Mel. Gue mau nanya sesuatu sama lo!”“Apaaann??” sahut Melissa dengan nada yang kurang menyenangkan. Melissa masih kesal dengan kejadian yang tadi.“Gue mau nanya serius. Gue dari kemarin penasaran asli dah. Soal hubungan lo ama Pak Bryan. Kalian berdua udah jadian gak sih?”“Jangan kepo deh!”“Kok lo jadi marah-marah gini sih, Mel? Apa jangan-jangan Pak Bryan nolak lo, ya? Makanya lo ngambek. Iya, kan?” tebak Natalia.Melissa berhenti menatap layar komputernya dan beralih melihat sahabatnya itu dengan dongkolnya. “Udah deh, Nat. Jangan kepoin urusan orang! Udah sana kamu, balik kerja!” Melissa kemudian mendorong pelan kursi yang diduduki Natalia agar menjauh dari meja kerjanya.Belum selesai dengan Natalia, kedua staf yang tadi melihat Nina dan Bryan di toilet wanita itu pun menghampiri Melissa d
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 36. Sekretaris adalah Maut

Bryan masih menggedor-gedor pintu kamar mandi itu dengan kuatnya, tetapi masih belum mendapatkan sahutan dari dalam.“Apa aku dobrak aja, ya?” gumamnya.Saat hendak bersiap mendobrak pintu, tiba-tiba pintu wc itu pun terbuka membuat Bryan terkejut.“Lah? Laras???” ucap Bryan tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.“Tuan Muda kenapa sih heboh banget gedor-gedor pintu toilet? Saya kan jadi takut keluar. Tak kirain tadinya maling. Eh rupanya Tuan Muda toh,” ucap Laras yang menatap aneh kepada Bryan.“Emang Tuan Muda ngapain sih malem-malem ke sini? Di kamar Tuan Muda juga kan ada toilet. Ngapain Tuan Muda ke toilet lantai bawah? Dan kenapa Tuan Muda dari tadi nyebut-nyebut nama Nina segala??” tanyanya lagi.Bryan tidak menjawab pertanyaan dari Laras. Dirinya langsung beranjak pergi dari sana tanpa meninggalkan sepatah kata.Laras yang melihat Bryan semakin menaruh rasa curiga terhada
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 37. Nina Hamil?

Bryan membuang napas kasar. Bryan langsung menghubungi satpam keamanan yang bertugas di lantai itu, menggunakan telepon kantornya.“Halo, Pak Bryan. Ada yang bisa saya bantu?”“Pak Arif, tolong ke sini. Ada orang gila yang gangguin saya di ruangan!”“Baik, Pak. Saya segera ke sana.”Melissa tak percaya melihat Bryan yang serius dengan ancamannya. Seketika Melissa merasa kesal dan marah terhadap bosnya itu.“Pak Bryan beneran manggil satpam buat ngusir saya, Pak?!!” tanyanya tak percaya.“Aku kan udah bilang tadi, Mel! Aku serius dengan omonganku! Kamu jangan anggap aku bercanda, ya!!”Melissa berdecak sebal kemudian turun dari meja bosnya. Ia segera merapikan bajunya dan berkata, “Huh! Pak Bryan jangan repot-repot nyuruh satpam buat ngusir saya, saya bisa keluar sendiri kok!”“Bagus kalau kamu sadar. Keluar sana! Cepat!” ketus Bryan yang juga tak kalah kesalnya.Saat keluar dari ruangan Bryan, Melissa dibuat terkaget karena melihat sosok Natalia sedang menempelkan telinganya di daun p
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 38. Nina Hamil? (2)

Setelah tidak merasakan mual lagi, Nina akhirnya kembali ke kamar tanpa menyadari adanya Bryan yang sedang berdiri memantaunya dari kejauhan.Di dalam kamar, Nina melihat tiga kantong belanjaan pemberian Bryan yang belum ia buka dari tadi. Karena penasaran dengan isinya, Nina pun memutuskan untuk membukanya.Terdapat sepasang sepatu, tas branded, jam tangan bermerek, bahkan kalung berlian. Nina juga menemukan sekotak coklat, setangkai bunga mawar merah, dan sepucuk surat.“Sok romantis!” celetuk Nina.Tanpa membaca isi surat tersebut, Nina langsung meremas-remasnya dan memasukkannya kembali ke dalam kantong belanjaan itu. Nina membawa semua barang-barang pemberian Bryan dan membuangnya ke dalam tempat sampah besar yang ada di belakang rumah.Tanpa Nina sadari lagi, Bryan masih memantaunya dari jauh. Saat Nina sudah kembali masuk ke dalam kamar. Bryan pun ke belakang rumah, ia penasaran dengan apa yang Nina lakukan di sana barusan.
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 39. Meluluhkan Kamu

Setelah Nina tidak merasa mual lagi, gadis itu menarik napas panjang, menghirup oksigen agar dirinya merasa lega.“Gimana, Nina?” tanya Bryan polos.Nina melihat Bryan dengan tatapan herannya. “Gimana apanya, Tuan?”“Dedek bayinya udah balik ke perut kamu, kan? Apa nyangkut di tenggorokan?”Pertanyaan polos dari Bryan membuat Nina memijat keningnya sendiri. “Tuan Bryan ini ada-ada aja deh! Lulusan sarjana masa gak tau apa-apa sih?! Mana ada bayi keluar lewat mulut!”“Terus keluarnya lewat mana dong??” tanya Bryan antusias.Nina kembali melihat wajah Bryan. “Tuan Bryan mau ngejebak saya, ya? Pagi-pagi gini pikirannya udah mesum aja!”Bryan masih memasang muka polosnya. “Aku serius bertanya, emang bayinya keluar dari mana?”“Pikirin aja sendiri!” balas Nina ketus.“Aku gak bisa mikirin hal yang lain. Karena dipikiranku han
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 40. Kekepoan Laras

Sesaat kemudian, Bi Lastri pun menggeleng pelan. ‘Ah tidak. Ingat umur, Lastri! Kau ini sudah tua! Tidak boleh berprasangka buruk! Nina itu anak yang baik, tidak mungkin mau menjalin hubungan gelap dengan Tuan Muda.’Bi Lastri akhirnya kembali bekerja dan menyimpan dalam-dalam rasa curiganya tersebut. Wanita tua itu melangkah ke ruang makan dan hendak membersihkan meja makan.Tidak berselang lama, Bryan datang kembali menemui Bi Lastri dengan membawa sebuah kantong plastik hitam entah berisikan apa di dalam.“Bi Lastri, tolong berikan ini ke Nina ya, Bi,” ucap Bryan.Bi Lastri sudah bekerja selama 15 tahun di sana, menjadikan Bryan sangat mempercayai segala sesuatunya kepada wanita tua tersebut.Wanita tua itu pun mengangguk pelan dan mengambil kantong plastik itu dari tangan Bryan. “Baik, Tuan Muda. Nanti Bibi berikan ke Nina.”“Makasih ya, Bi.”*Setelah mencuci piring dan menye
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more
PREV
123456
...
22
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status