Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku: Chapter 51 - Chapter 60

138 Chapters

Bab 51. Bryan Pingsan

“Iya, Pa. Maaf,” sahut lirih Bryan dengan lemas.“Buat apa kamu lemesin suara, hah? Sengaja? Mau berpura-pura sakit di depan Papa?” Tuduhan yang dilontarkan oleh Fredrinn berhasil menorehkan rasa perih di hati Bryan.“Aku beneran lagi gak enak badan, Pa,” jawabnya memelas.“Jadi anak laki-laki itu jangan lemah, Bryan! Kamu cuman sakit sedikit saja sikapnya sudah kayak sakaratul maut saja! Cepat ke kantor! Jangan sampai investor kita tidak sudi menjalin kerja sama lagi dengan perusahaan. Kamu mau lihat perusahaan Papa bangkrut? Kalau nanti Papa bangkrut, dari mana uang buat membayar pengobatan Mama?!”Bryan menarik napas panjang kemudian berkata pasrah. “Baiklah, Pa. Aku akan ke kantor sekarang juga.”Sebenarnya Bryan merasa tidak sanggup, bahkan untuk bergerak sedikit saja kepalanya sudah terasa pusing. Tetapi jika semua ini berkaitan dengan sang ibunda, Bryan pun memilih untuk menuruti ke
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 52. Aku Khawatir!

“A-apa? Serius kamu, Sarah? Kamu gak lagi ngeprank Bibi, kan?”“Ya serius dong, Bi!”Bi Lastri kalang kabut, membereskan semuanya lalu mencuci tangan. Begitu pun dengan Nina.“Ayo kita ke rumah sakit sekarang!” kata Bi Lastri.“Terus siapa yang jaga rumah, Bi?” tanya Sarah. Ia lalu melirik ke Nina. “Kamu aja ya, yang jaga rumah.”Nina menggeleng dengan cepat. “Saya juga mau ikut ke rumah sakit, Mbak. Saya gak mau jaga rumah.”“Kamu saja yang jaga rumah, Sarah!” suruh Bi Lastri. Tidak memberi celah kepada Sarah untuk menolak.Sarah pun mengangguk pelan. Kemudian Bi Lastri dan Nina bergegas bersiap-siap, berganti pakaian lalu berangkat ke rumah sakit tujuan menggunakan taksi.Sepanjang perjalanan, tubuh Nina terasa lemas tak bertenaga ketika mendengar kabar bahwa Bryan jatuh pingsan dan kini dilarikan ke rumah sakit. Perasaan bersalah menyelimuti
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 53. Cepatlah Sadar, Tuan!

“Hush. Jangan berpikiran yang aneh-aneh, Nduk! Lagian suster tadi kan sudah mengatakan kondisi Tuan Muda sudah stabil. Mungkin sepuluh menit lagi sudah sadar. Kita berpikir positif saja ya, Nduk.”Nina mengangguk kecil.Tiba-tiba saja terdengar suara gemuruh dari perut Bi Lastri. Wanita tua itu pun bangkit dari sofanya. “Nina, Bibi keluar dulu ya.”“Bibi mau ke mana?”“Bibi mau cari makan dulu buat kita, Nduk. Kita belum makan siang loh dari tadi. Bibi sudah lapar banget. Kamu mau dibelikan makanan apa, Nduk?”“Terserah saja, Bi.”“Ya sudah kalau gitu. Bibi tinggal sebentar ya. Kamu jangan ke mana-mana. Tunggu Bibi sampai kembali. Ok?”“Oke, Bi,” jawab Nina disertai sebuah anggukan kecil.Sekarang tinggal Nina dan Bryan berdua di dalam ruang rawat VVIP yang lumayan besar itu. Fasilitas di ruangan itu pun terbilang lengkap. Desain dan tata ruangn
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 54. Ciumanmu Menggoda!

Bryan segera memejamkan matanya kembali saat Nina sudah semakin dekat dengannya. Bryan berpura-pura, seolah dirinya masih belum sadar. Ia ingin mendengar kalimat-kalimat yang akan Nina katakan selanjutnya.Nina pun kembali duduk di samping ranjang Bryan. Kini Nina sudah tidak menangis lagi. Dirinya telah pasrah dengan keadaan. Ia hanya berharap agar Bryan segera sadarkan diri.‘Ayo dong, Nina. Bicara lagi. Aku mau mendengar suaramu,’ batin Bryan.‘Aku harus ngapain ya, biar Tuan Bryan cepat sadar. Apa aku nyanyi saja? Siapa tau dengan begitu dia segera terbangun,’ pikir Nina dalam hati.Sejenak Nina mengambil napas. Dan ia pun kembali berbicara.Tiba-tiba saja, Bryan mendengar Nina sedang menyanyikan lagu untuknya.Ada berondong muda~Tebar-tebar pesona~Sukanya daun muda~Dia lupa dosanya~Berondong-berondong muda~Jelalatan cari mang
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 55. Bryan Modus

Bryan memicingkan mata. Seolah tak percaya dengan omongan Nina. “Masa sih? Kok bisa bibirku berdarah? Kok kayak gak ada apa-apa,” ucapnya sambil mengusap-usap bibirnya sendiri.Melihat wajah Nina yang sudah memerah karena malu, membuat Bryan tertawa kecil.Nina lalu mengangkat wajahnya, menatap Bryan yang kini sudah bisa bersuara bahkan tertawa bahagia. “Ih, kok Tuan Bryan malah ketawa sih?”“Soalnya kamu lucu.”“Lucu? Tapi saya gak lagi ngelawak, Tuan.”Tiba-tiba Bryan hendak bangkit dari posisi tidurnya. Ia berusaha untuk duduk, meskipun kepalanya masih terasa berat.“Tuan Bryan jangan banyak gerak dulu,” tegur Nina panik.Nina pun berinisiatif membantu Bryan dengan memegangi kedua lengannya. “Hati-hati, Tuan.”Bryan menghela napas panjang kemudian menyandarkan punggungnya pada dinding di belakangnya. Ia lalu memijat keningnya yang terasa pusing, seakan a
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 56. Lolipop Mayones

"Sengaja. Biar pijatanmu langsung terasa di badanku. Kalau pake baju kurang terasa, soalnya kehalang sama kain,” jawab Bryan dengan wajah datarnya.Nina mengangguk paham. Rasa waspadanya pun hilang saat mendengar jawaban itu. Terlebih lagi, ekspresi wajah Bryan tampak datar, tidak mencurigakan.“Oh iya, Tuan. Benar juga.”Nina pun mulai mengerjakan tugasnya. Gadis itu duduk di tepi ranjang sambil memijati Bryan yang sedang berbaring santai di sana. Nina dengan telatennya memijat lengan kiri Bryan lalu berpindah ke lengan kanan.“Coba pijat di bagian dadaku, Nin. Soalnya yang pegal di bagian itu,” imbuh Bryan modus.“Di sini ya, Tuan?” tanya Nina sembari meletakkan kedua tangannya pada dada atletis majikannya.“Iya, di situ. Pijat yang lembut ya. Jangan kuat-kuat, ntar malah tambah nyeri.”Nina hanya mengangguk kecil dan mulai memijat pada area dada Bryan. Diurutnya area itu, diteka
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 57. Menjadi Sarapan Pagimu

Bryan terkekeh mendengarnya. “Bahaya kamu, Nin. Sudah mulai nakal ya.”Bryan pun mengarahkan tongkat pusakanya ke mulut Nina. Sementara Nina mendadak panik saat Bryan bersungguh-sungguh melakukan itu. “S-saya tadi cuman bercanda, Tuan,” katanya. Tetapi Bryan tidak berhenti. Sontak Nina langsung menutup mulutnya dengan cepat.“Ayo dong, sayang. Buka mulutnya. Katanya tadi kepengen ngemut permen lolipop.”Nina menggeleng-geleng. Ia masih menutup mulutnya dengan rapat.Bryan tidak tinggal diam. Lelaki itu menggesek-gesek bibir Nina dengan alat tempurnya. “Come on, Baby. Buka pintunya. Adik aku mau masuk nih. Apa kamu gak kasihan lihat dia kedinginan di luar, hm?”Nina terus menggeleng. Gadis itu lalu memalingkan wajahnya, menjauhi adik kecil Bryan.Bryan akhirnya pasrah. Ia kini memakai kembali boxernya itu, menutupi sang junior yang sudah sangat kedinginan terkena hawa dari AC di kamarny
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Bab 58. Ketahuan?

‘Ah, sialan. Ganggu orang aja!’ umpat Bryan dalam hati. Bryan benar-benar bernafsu untuk melakukan 'itu' dengan Nina pada saat ini juga kalau saja tidak ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.“Pake bajumu cepat, Nina!” Bryan segera membantu Nina untuk duduk dan mengambilkan pakaiannya yang tercecer di lantai. “Ini bajumu, ayo buruan pake!”“Sabar, Tuan! Sabar!” Nina dengan gerakan kalang kabutnya pun mulai mengenakan pakaiannya. Ia kesusahan mengait kancing branya membuat Bryan geram sendiri.“Nina, kamu lama banget!” kesal Bryan. Padahal pria itu pun belum selesai berpakaian lengkap, ia hanya baru mengenakan boxernya.“Sabar dong, Tuan! Jangan buat saya panik!” balas Nina yang juga kesal. “Ah, akhirnya.” Nina bernapas lega saat bra-nya sudah terkait dengan benar. Ia kemudian langsung memakai bajunya dan ketika ingin mengenakan celana, Nina merasa kehilangan sesuatu.
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 59. Kecurigaan Bi Lastri

“I-itu… anu.. kepalaku terbentur, Bi. Di bawah selimut kayaknya ada laptop, aku lupa naro di meja. Udahlah, Bi. Jangan banyak tanya lagi! Bibi Sarah pergi aja. Aku mau tidur!” pungkas Bryan yang tidak ingin diganggu lagi.Sarah akhirnya pergi setelah Bryan mengusirnya dengan paksaan.Setelah pintu kamar kembali ditutup, Bryan segera pindah posisi dan membuka selimut itu. Ia melihat Nina yang saat ini sibuk mengatur napas. Seluruh tubuhnya telah dibasahi oleh keringat.“Kamu gak apa-apa kan, Nina?” tanya Bryan khawatir.Nina sontak mencubit lengan Bryan dengan kuat.“Aw, sakit sayang! Jangan kasar-kasar dong sama jodoh sendiri!” rintih Bryan kesakitan.“Ihh, Tuan Bryan kenapa sih pake nindih badan saya segala? Tuan Bryan itu berat tau! Saya hampir aja jadi ayam geprek karena ulah Tuan!” protes Nina.Berbeda dengan Nina yang memasang wajah sebalnya, Bryan justru tersenyum bahagia da
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 60. Tidak Tergoda Lagi

Tok Tok Tok“Permisi, Pak Bryan.” Melissa masuk ke ruang kerja Bryan setelah mengetuk pintu. Gadis itu berjalan dengan sebuah senyum manis di wajah. “Pak Bryan sudah sembuh, ya?” tanyanya berbasa-basi.Bryan menatap sekilas ke arah Melissa lalu kembali fokus pada layar laptopnya. “Ada keperluan apa, Mel?” Suara Bryan terdengar begitu dingin. Seperti tidak senang dengan kehadiran Melissa.Meskipun demikian, sikap dingin Bryan tidak menyurutkan senyum di wajah Melissa. Gadis itu justru semakin bertingkah. “Ah, Pak Bryan makin cool deh kalau kayak gini,” ujarnya sembari berlenggak-lenggok menghampiri Bryan.“Kamu ini apa-apaan sih, Mel?!” Bryan semakin risih dan terkejut ketika Melissa tiba-tiba duduk di atas pahanya.Melissa tertawa kecil. “Bapak ini galak banget sih, Pak. Jangan gitu dong. Ntar gantengnya hilang,” godanya dengan suara yang manja jelita.
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status