Semua Bab Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku: Bab 41 - Bab 50

138 Bab

Bab 41. Membuktikan Kehamilan Nina

“Duh… ini ada apa sih ribut-ribut?” tanya Sarah yang juga baru muncul.Laras menceritakan semua kejadian yang telah ia perhatikan sejak tadi sore yang menurutnya janggal.“Mbak Sarah emang gak curiga dengan semua ini, Mbak??” tanya Laras dengan kobaran semangatnya.“Terus mau kamu bagaimana, Laras? Sekarang kita harus ngapain?” tanya Sarah.“Kita harus bawa Nina ke dokter kandungan malam ini juga, Mbak! Kita harus periksain dan memastikan apa bocah itu beneran hamil apa tidak. Dan kalau sampai dia beneran hamil, maka semuanya telah terjawab dengan jelas. Bahwa Tuan Muda udah nidurin Nina sampe hamil!”Bi Lastri kembali mengambil kantong plastik itu dari tangan Laras dan berucap sebal, “Kalian berdua ini apa gak ada kerjaan yang lain, selain ikut campur urusannya Tuan Muda?”“Loh, kok malah Bi Lastri yang emosi sih, Bi?” balas Laras tidak mau kalah.“S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Bab 42. Kawin Lari

“Jangan sekarang, Laras! Bahaya! Masih ada Tuan Muda, ntar kita ketahuan gimana? Bisa-bisa dipecat kita dua!”“Tapi kan Tuan Muda udah masuk di dalam kamarnya. Toh kamarnya juga di lantai atas. Gak mungkin Tuan Muda tau kalau kita diam-diam bawa si bocah itu ke rumah sakit malam ini. Ayolah kita bawa dia sekarang juga!” bujuk Laras yang terkesan memaksa.“Kalau seandainya Tuan Muda ternyata mantau kita diam-diam gimana? Bisa ribet urusannya! Udahlah, Laras. Besok pagi aja! Tunggu Tuan Muda ke kantor, baru deh kita beraksi!”Laras akhirnya menyerah. Ia pun mengangguk pelan menyetujui usulan dari rekan kerjanya itu.*Seperti biasa, Nina yang kini berada di dalam kamarnya, langsung mengecek isi dari plastik hitam yang Bi Lastri berikan barusan. Nina membaca isi surat itu.‘Oh, ternyata dari dia lagi,’ gumam Nina.Tanpa membaca keseluruhan isi surat tersebut. Nina langsung membuang barang i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Bab 43. Positif Hamil?

Laras melihat mobil milik Bryan sudah melaju pergi dari rumah. Dengan langkah tergesa-gesa, Laras langsung mencari Sarah.“Mbak Sarah! Mbak!” panggil Laras yang masih jauh. Ia pun makin mempercepat langkahnya itu.“Kenapa, Laras? Kok heboh banget!” tanya Sarah yang seolah-olah sudah lupa dengan rencana mereka kemarin.“Itu loh! Tuan Muda sudah pergi ke kantor! Ayo buruan kita bawa Nina ke rumah sakit!” ajak Laras sangat antusias.Sarah menyimpan kembali alat pelnya itu. “Oh iya. Ayo, Laras!”Laras dan Sarah pun mencari Nina di segala penjuru. Bi Lastri yang melihat mereka berdua pun seketika menjadi panik.Karena khawatir dengan Nina, Bi Lastri akhirnya memutuskan untuk mengikuti langkah Laras dan Sarah dari belakang.“Eh, Nina! Kemari kamu! Mbak mau ngomong,” titah Sarah setelah mendapati Nina yang sedang menjemur baju di halaman belakang.Nina dengan polosnya pun men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Bab 44. Ah, Sakit!

“Dari hasil pemeriksaan tes darah dan USG dinyatakan bahwa pasien tidak sedang hamil, Bu,” papar dokter kepada keduanya.“A-APA?!!”“Serius, Dok? Dokter gak ngeprank, kan?” tanya Laras kurang percaya dengan omongan dokter itu.“Tidak. Memang benar pasien tidak hamil. Kadar hormon hcg dari sampel darah pasien sangat rendah itu artinya negatif. Dari hasil pemeriksaan USG pun saya tidak menemukan tanda-tanda adanya janin dalam rahim pasien.”“Terus kenapa pasien sering mual-mual bahkan muntah, Dok?” tanya Sarah.“Berdasarkan konsultasi yang dilakukan tadi, pasien memiliki riwayat penyakit maag. Gejala berupa mual dan muntah tersebut disebabkan oleh produksi asam lambung yang berlebihan. Saya menyarankan agar pasien tetap menjaga pola makan yang teratur dan hindari pemicu lainnya, seperti stress, mengonsumsi alkohol dan rokok.”Penjelasan dari dokter membuat Sarah mengangguk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 45. Kena Karma

“Apa yang sudah kamu lakukan, Laras??” tanya Bryan. Pria itu seketika panik melihat Nina berderai air mata. Bryan langsung menghampiri Nina kemudian menangkup pipinya dan menyeka air mata gadis itu.“Kamu baik-baik saja, kan, Sayang?” tanya Bryan lembut. Ia sudah tidak peduli lagi tentang pandangan Laras terhadap mereka.Nina langsung melepaskan tangan Bryan dari wajahnya dan berdiri agak menjauh dari tuan mudanya itu. Nina tidak mau jika Laras akan menuduhnya yang aneh-aneh lagi.Sementara Laras, wanita itu saat ini tercengang melihat apa yang terjadi di depan matanya. ‘Sudah aku duga, mereka ada sesuatu!’‘Sepertinya aku harus menguaknya sendiri! Aku harus mendapatkan bukti-bukti kalau mereka sudah pernah tidur bareng!’ batin Laras lagi.Bryan memperhatikan ekspresi Nina yang tampak ketakutan saat melihat Laras. Dari tadi Nina hanya menundukkan kepalanya sambil menghapus buliran hangat yang berjatuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 46. Aku Tidak Akan Terlena!

Setelah kepergian Laras, menjadikan Bryan semakin berani untuk bertemu Nina terang-terangan. Malam ini, Bryan membelikan Nina separcel buah-buahan lengkap, cemilan sehat dan bahkan sekaleng susu bubuk untuk ibu hamil. Bryan melakukan ini karena dirinya masih mengira bahwa Nina benar-benar hamil.‘Apa lebih baik aku menyeduhnya dulu, ya? Biar Nina tinggal minum saja?’ ucap Bryan kala melihat kaleng susu yang baru ia beli. Ia pun bergegas menuju dapur.“Tuan Muda sedang apa?” tanya Sarah yang kebetulan lewat di dapur. Ia melihat Bryan sedang memasak air.“Mau buat susu,” jawab Bryan santai.“Biar saya saja yang buat, Tuan,” tawar Sarah.“Baiklah. Aku tunggu di sini ya.”Bryan pun menyerahkan pekerjaan itu pada Sarah dan memilih duduk sambil menghisap rokok elektriknya.Sarah menjadi salah fokus saat akan membuka kaleng susu tersebut. Ia membaca tulisan pada kaleng tersebut dengan seksama. ‘Lah, ini kan susu buat ibu hamil? Apa ini buat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Bab 47. Masih Penasaran

Di pagi hari, seperti hari-hari biasa, Bi Lastri selalu membuatkan sarapan untuk Bryan.“Silakan dinikmati, Tuan.”“Makasih ya, Bi.”“Sama-sama, Tuan. Bibi ke dapur dulu, ya.”Saat hendak pergi, Bryan kembali memanggil Bi Lastri dan menanyakan keberadaan Nina.“Nina ada di samping, Tuan. Lagi nyiram tanaman,” jawab Bi Lastri.“Dia sudah sarapan belum ya, Bi?” tanya Bryan lagi.“Belum, Tuan. Katanya tadi, tunggu kerjaan pada beres dulu baru dia mau sarapan.”Bryan pun mengangguk pelan dan mempersilakan Bi Lastri untuk melanjutkan pekerjaannya di dapur.Mendengar bahwa Nina belum sarapan membuat Bryan berinisiatif memberikan sepiring nasi goreng spesial miliknya itu kepada Nina. Biarlah dirinya tidak sarapan pagi ini, yang penting sang pujaan hatinya itu kenyang.Bryan kemudian membawa sarapannya itu dan mencari Nina yang berada di samping rumah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Bab 48. Mati Rasa

Bi Lastri mengedikkan bahu.Sarah pun melirik ke ruangan di luar dapur dan mendapati Bryan yang sedang duduk bersandar di sofa. Sarah memandang aneh melihat Bryan yang dulunya banyak tingkah kini lebih sering berdiam diri. Yang anehnya lagi, Bryan selalu memakai topeng saat berada di rumah.“Saya perhatikan Tuan Muda makin hari makin aneh, seperti ODGJ. Kayaknya kita harus ngelaporin ini ke Tuan Besar bahwa anaknya sekarang menjadi gila!”“Hush! Kamu itu kalau ngomong suka ngelantur! Apa pun yang Tuan Muda lakukan, kita tidak ada hak untuk mengomentari. Lagian ini kan rumahnya. Kita di sini hanya sebagai ART, Sarah! Apa kamu mau bernasib yang sama kayak Laras?”Ucapan Bi Lastri membuat Sarah langsung menggeleng. “Gak, Bi. Amit-amit! Saya gak mau dipecat! Kerja di sini udah enak. Gak terlalu berat, udah gitu gajinya lumayan.”“Makanya dari pada ngurusin yang gak penting, mendingan kamu lanjutin itu kerjaanmu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Bab 49. Gundah

Bryan mencari Bi Lastri dengan membawa boneka jumbo itu dalam dekapannya.“Bi Lastri, seperti biasa ya,” ucapnya kala bertemu dengan wanita tua itu.Bi Lastri yang sudah paham pun langsung menganggukkan kepalanya pelan dan mengambil boneka itu dari Bryan.Setelahnya, Bryan memutuskan untuk beristirahat lebih awal di kamarnya.*Di sisi lain, Nina saat ini sedang asik membaca buku di dalam kamarnya. Sejenak ia lirikkan matanya ke arah kalender yang tertempel di dinding kamarnya itu. Empat hari lagi genap sebulan dirinya bekerja di rumah mewah ini.‘Tidak terasa, empat lagi aku akan resign dari kerjaan ini,’ batin Nina.Dari awal, setelah mendapati Bryan bermain dengan seorang gadis di kantor waktu itu, membuat Nina berpikir untuk berhenti bekerja. Apalagi setelah kejadian dirinya yang ditampar oleh Bryan, membuat Nina semakin yakin dengan keputusannya untuk resign.Nina tidak bisa berlam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Bab 50. Aku Bukan Robotmu, Pa!

Keesokan harinya…Jam dinding telah menunjukkan pukul sepuluh pagi, namun belum ada tanda-tanda Bryan sudah terbangun atau belum. Sedari pulang kantor kemarin, Bryan langsung masuk ke dalam kamarnya dan melewatkan makan malamnya.Bi Lastri yang biasanya selalu memberikan sarapan kepada majikannya itu seketika cemas, karena sudah pukul segini Bryan belum juga turun ke bawah untuk sarapan.Tringg…. Tring… Tringg…Telepon rumah berbunyi. Bi Lastri sigap menjawab panggilan suara tersebut.“Halo. Dengan kediaman keluarga Lawrence. Ada yang bisa saya bantu?” sapa Bi Lastri ramah.“Ini saya, Bi,” sahut si penelpon. Suaranya terdengar familiar.“Oh, Tuan Besar. Ada apa, Tuan?” tanya Bi Lastri.“Apa Bryan ada di rumah, Bi? Kenapa jam segini dia belum berangkat ke kantor? Saya sudah telepon nomernya berkali-kali, tapi gak diangkat. Apa dia masih tidur, Bi?”“I-iya, Tuan Besar. Sepertinya Tuan Muda masih tidur. Soalnya pintu kamarn
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status