Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku: Chapter 21 - Chapter 30

138 Chapters

Bab 21. Adegan Panas di Hotel

“Aduuhh. Maaf aku gak sengaja nyenggol punya kamu. Sakit banget ya, Mel?” Setelah meminta maaf, Bryan justru semakin nakal. Lelaki itu meletakkan tangannya pada payudara Melissa. “Sini aku usap-usap biar gak sakit lagi ya, Mel.”“Hngghh… aahh.. makasih Pak Bryan. Tapi masih sakit, Pak,” ujar Melissa sembari mendesah agar libido Bryan semakin naik.Melissa memegang tangan Bryan dan menuntunnya untuk meremas lebih kuat gunung kembarnya itu. Bryan hanya menurut karena jelas itu adalah hobinya.Melissa bisa mendengar napas bos mudanya itu yang semakin berat. Dia pun mengerahkan satu tangannya mengelus-elus barang pusaka di balik celana kain Bryan.“Punya Bapak sepertinya besar,” ucap Melissa yang kini menggigit bibir bawahnya, membangkitkan gairah sensual Bryan.“Apa kamu mau melihatnya lebih jelas?” tanya Bryan yang kini bersuara serak.Melissa menganggukkan kepalanya pelan. &ld
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 22. Ancaman Fredrinn

“T-tidak kok, Pa. Semuanya baik-baik saja.”“Bryan. Ingat pesan Papa! Kamu jangan buat ulah di kantor! Kalau sampai Papa dengar berita buruk soal kamu, Papa tidak segan-segan menghapus nama kamu dari calon pewaris perusahaan. Dan juga Papa akan mengusir kamu dari rumah kalau kesalahan yang kamu perbuat itu fatal. Paham kamu, Bryan?!”Bryan meneguk ludah susah payah. Paniknya semakin bertambah. Kondisi ruangan yang tadinya dingin tetiba menjadi panas saat Papanya melontarkan kalimat yang terdengar mengancam.Tidak mendapat sahutan dari Bryan, Fredrinn pun semakin meninggikan suaranya. “Bryan, kamu dengar Papa, kan?!! Awas kamu, ya!”“I-iya, Pa. A-aku gak macem-macem kok. Papa bisa pegang janjiku.”“Oke. Bagus! Kalau begitu, Papa tutup telponnya.”Bryan menghela napas berat setelah panggilan itu berakhir. Bryan menolehkan kepalanya dan memandangi Melissa yang sudah siap untuk diterkam
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 23. Aku Ingin Berhenti, Tuan!

Sontak kalimat Laras sukses membuat Bryan murka. “Lancang ya kamu menanyakan hal itu ke majikan sendiri!! Kamu mau aku pecat, huh?”“T-tidak, Tuan Muda. M-maaf. S-Saya pergi dulu ya, Tuan. Permisi,” ucap Laras tergagap kemudian beranjak pergi setelah mengambil uang di tangan Bryan itu.Bryan pun melanjutkan makan malamnya hingga selesai.*Pukul 01.00, tengah malam…Seperti malam-malam sebelumnya, Bryan selalu pulang dalam keadaan mabuk. Pria bajingan itu berjalan sempoyongan menuju kamar Nina.Klek!Pintu kamar dibuka oleh Bryan. Dengan mata sayunya, Bryan masih bisa menangkap sosok Nina yang sudah tertidur lelap di kasurnya. Samar-samar aroma alkohol tercium menguar di ruangan kecil itu. Bryan mendekati Nina dan meraba-raba tubuh gadis itu.Bryan mengecup bibir Nina berkali-kali untuk membangunkannya. “Nina sayang, ayo bangun. Aku kepengen.”“Nina cantik, ayo ba
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 24. Buka Bajumu!

“Apa kau lupa tentang kesepakatan kita di awal?! Ingat Nina, aku sudah membayarmu! Kau tidak boleh berhenti begitu saja!” Bryan menekankan kalimatnya dan bicara dengan nada tinggi karena Nina terus saja memberontak.“Apa Tuan juga sudah lupa, bahwa Tuan-lah yang memulai!! Tuan yang memperkosaku waktu itu. Aku rasa uang yang Tuan berikan bahkan masih kurang untuk membayar kesucianku yang telah Tuan Bryan rampas!!” Nina tidak mau kalah. Nina juga membalas Bryan dengan berbicara menggunakan nada tinggi dan mendorong tubuh majikannya agar menjauh darinya.“Sudah sana! Tuan Muda pergi saja! Saya mau tidur, Tuan!” usir gadis itu, berlagak berani.“NINA!! KAU—”Bryan mengangkat tangannya seolah-olah akan menampar Nina.“Kenapa, Tuan? Tuan Bryan mau menampar saya? Tampar saja, Tuan! Tampar!” tantang Nina tak kenal takut.Bryan kembali menurunkan tangannya seraya menghela napas berat.
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 25. Mangsa Baru

“Bantuin ngelap keringatku, Sherla. Rasanya gerah banget di sini,” ujar Bryan yang berjalan mengunci pintu ruangannya.Gadis itu berpikir keras. Ia melihat pendingin ruangan yang menyala dengan suhu rendah, membuat ruangan ini sangat dingin. Tetapi kenapa bosnya itu justru merasa gerah?Bryan berjalan perlahan mendekati gadis itu seraya melepas jaz hitamnya dan membuka satu per satu kancing kemejanya, memperlihatkan tubuh atletisnya secara jelas kepada Sherla.“Kemari, Sherla. Mendekatlah padaku.” Bryan memegang tangan gadis itu dan membawanya ke sofa empuk nan luas di depan meja kerjanya.Setelah keduanya duduk, Bryan langsung menempelkan bibirnya pada bibir Sherla dan melumatnya dengan ganas.“Aahh… Pak Bryan… jangan lakukan di sini, Pak. Nanti ketahuan pegawai yang lain,” ujar Sherla cemas sambil mendesah kecil.“Tenang saja, Sherla. Gak bakal ada yang tau kok. Pintunya kan sudah aku
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 26. Godaanmu itu Tidak Mempan!

“Ehhem…” Melissa sengaja berdeham untuk menyadarkan Bryan bahwa dirinya masih menunggunya di sana. “Pak Bryan? Silakan ditandatangani berkas-berkasnya, Pak!”Bryan menoleh sejenak ke Melissa dan kembali fokus melihat layar hp nya. Pria itu terlihat tidak mood menanggapi siapa pun, meskipun orang itu adalah Melissa.“Bapak? Pak Bryan?” panggil Melissa lagi. Lama-lama kesal juga dia karena dicuekin Bryan.“Nanti aku panggil lagi kalau sudah selesai ya, Mel. Silakan keluar," sahut Bryan malas.Bibir Melissa mengerucut mendapati perlakuan dingin dari bosnya. ‘Enak saja kamu menyuruhku keluar. Setelah kamu melihat tubuh polosku kemarin dan membatalkan permainan kita. Kamu kira aku akan menyerah begitu saja, huh? Tidak akan, Bryan! Tidak akan! Kamu tidak boleh cuek kepadaku. Lihat saja aku akan membuatmu tergila-gila dan mengemis cinta padaku!’ serunya dalam batin.Bryan kembali menata
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 27. Aroma Tubuhmu Bikin Candu!

“Nina?”“Iya, Mbak Sarah?”“Karena pagi tadi kamu gak ngerjain apa-apa, sekarang giliran kamu yang ngangkat jemuran sama ngelipat ya! Gak banyak kok, cuman pakaian Tuan Muda aja.”Nina mengangguk dengan senang hati. “Oh, baik, Mbak Sarah.”“Eh, jangan lupa juga. Kalau baju kerjanya Tuan kamu setrika aja terus digantung dalam lemari. Jangan dilipat. Ok?” kata Sarah lagi.“Siap, Mbak Sarah.”Tetiba Laras muncul entah dari mana dan mengompori Sarah.“Kok tugasnya dikit banget sih, Mbak? Enak banget dong dia! Udah bangunnya telat, gak ngerjain apa-apa seharian, ehhh malah dikasih tugas yang gampang doang. Kalau cuman ngelipat baju doang mah, saya juga mau, Mbak Sarah!” ucap Laras sambil menatap sinis ke arah Nina.“Semua pekerjaan rumah kan sudah pada beres, Laras. Jadi saya harus kasih kerjaan apa lagi ke Nina? Sisa itu doang yang ada.”
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 28. Perasaan Apa Ini?

Nina menghela napas pasrah. Ia kembali menyetrika dengan tangan sang majikan yang masih melingkar di perutnya.Bryan menggerakkan tangannya secara bebas, meraba-raba tiap inci tubuh indah sang gadis. Bryan menenggelamkan wajahnya di leher Nina dan menikmatinya dengan mata yang terpejam saking bergeloranya.Nina semakin tak bisa bebas mengerjakan tugasnya. Geraknya semakin terbatas karena ulah Bryan. Nina yang risih itu pun melakukan pekerjaannya dengan terburu-buru agar semuanya cepat berakhir. Dan tanpa sengaja, setrikaan yang sangat panas itu menyentuh kulit Nina.“Aww!” ringis Nina yang langsung menarik tangannya menjauh dari sana. Setrika panas yang ia pegang itu pun diletakkan tidak pada tempatnya.Sontak pekikan Nina membuat Bryan kembali membuka mata dan melihat apa yang terjadi.“Nina, kamu kenapa?” tanya Bryan khawatir. Pria itu segera melepaskan pelukannya dan mendapati tangan Nina yang sudah terkena luka bakar. Ti
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Bab 29. Bryan, Tumben Waras!

Bryan mengelus lembut tangan Nina kemudian mengecupnya. Mata pria itu masih terus menatap bola mata Nina yang indah.“Aku mencintaimu, Nina,” gumam Bryan.Mata Nina semakin membulat dan bersinar mendengar kata-kata dari Bryan yang entah benar atau tidak.“Jadi kamu juga harus cinta dengan dirimu sendiri. Beristirahatlah, ya? Jangan paksakan untuk bekerja. Nanti tanganmu makin sakit,” sambung Bryan lagi seraya mengusap pipi Nina yang sudah merah padam.Setelah berkata, Bryan membereskan dan menyimpan kembali bahan dan alat masak pada tempatnya.“T-Tuan, sa-saya bisa kok lanjutin pekerjaan ini,” ujar Nina tergagap karena salah tingkah.“Ah, jangan dilanjutin. Gapapa kok. Aku makan di luar aja. Kamu ke kamar aja sana. Istirahat!”Bryan fokus memperhatikan Nina dengan tangan yang melipat di dada. Nina merasa kikuk karena terus-terusan ditatap oleh tuan mudanya itu. Nina pun menyerah dan memutuskan untuk pergi dari tempat itu.Setel
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Bab 30. Kapan Kamu Datang, Sayang?

“Kamu masak buat siapa itu, Nduk?” tanya Bi Lastri yang melihat Nina sangat sibuk di dapur.“Oh, ini, Bi. Tuan Bryan minta dibawain nasi goreng ke kantor.”“Biar Bibi bantuin, ya? Tidak lama lagi jam makan siang loh,” ucap Bi Lastri seraya membantu meringankan pekerjaan Nina.Akhirnya masakan Nina sudah selesai. Nina lantas memasukkan masakannya itu ke dalam kotak bekal yang telah Bi Lastri siapkan. Tidak lupa juga sebotol air perasan lemon dan sekotak salad sebagai pelengkap.Nina pun melaju ke kantor Bryan diantarkan oleh sopir pribadi majikannya itu. Di perjalanan, Nina terjebak macet di tengah kota. Nina merasa was-was karena jam telah menunjukkan hampir waktunya makan siang.“Aduh, kira-kira ini kita nyampenya masih lama gak ya, Pak?” tanya Nina kepada sang sopir.“Kayaknya sih iya, Neng. Soalnya macet banget ini. Kira-kira 30 menitan lagi lah, Neng.”Nina kembali melirik layar ponselnya. ‘Aduhh… 10 menit lagi udah masuk jam maka
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more
PREV
123456
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status